Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Anggea selvitra

NIM : 2005126600
MATA KULIAH : KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA
Ikatan Kimia adalah gaya tarik-menarik kuat antar atom atau antar molekul yang bertanggung
jawab terhadap kestabilan atom dan molekul serta berbagai sifat fisiknya.
1. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk antara atom yang melepaskan elektron
dan atom yang menerima elektron.
Ciri-ciri :
 Terbentuk antara ion positif dan ion negatif ( umumnya unsur logam dan non
logam )
 Terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat
 Keras, tapi rapuh dan berupa padatan
 Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik
 Tidak menghasilkan listrik dalam rasa padat, tetapi menghasilkan listrik pada
rasa cair dan larutan
Pembentukan ikatan Ion
Ion positif akan tarik-menarik dengan ion negatif karena adanya gaya
elektrostatik. Akibatnya, terjadi pembentukan ikatan.
1. Na  Na+ + e
Cl + e  Cl- Na+ + Cl-  NaCl

Untuk atom yang melepaskan 2 elektron ( Gol II A ) dengan atom yang menerima
1 elektron ( Gol VII A ) maka harus terdapat 2 atom Gol VII A untuk menerima 2
elektron.
1) Ca  Ca2+ + 2e
2Cl + 2e  2Cl- Ca2+ + 2Cl-  CaCl2
Umumnya, ikatan ion terbentuk antara unsur logam dan non logam karena adanya
perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom yang dibentuk dengan penggunaan
bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi
karena memiliki keelektronegatifan sama atau hampir sama. Jadi, atom tidak
melepaskan elektron atau menerima, tetapi, menggunakan pasangan elektron suara
bersama-sama. Ikatan kovalen terbentuk antarunsur nonlogam dan memiliki titik didih
dan leleh yang rendah. Contoh atom yang cenderung berikatan kovalen adalah C dan
H yang memiliki keelektronegatifan 0,35 (skala pauling). Pembentukan ikatan
kovalen harus sesuai teori oktet, yaitu memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Contoh
Ikatan kovalen dibagi menjadi 3, yaitu
a. Ikatan kovalen tunggal
Merupakan ikatan yang dibentuk dari pemakaian bersama 2 elektron ( 1 pasang PEI )
oleh 2 atom. Ikatan ini disebut juga ikatan jenuh. Contoh H2O.

b. Ikatan kovalen rangkap


Merupakan ikatan kovalen yang dibentuk dari pemakaian bersama 4 atau 6 elektron
oleh 2 atom. Ikatan kovalen rangkap disebut ikatan tak jenuh.
 Ikatan kovalen rangkap 2
Terjadi jika 4 elektron digunakan secara bersama-sama oleh dua atom.
Contoh CO2
 Ikatan kovalen rangkap 3
Terbentuk jika 6 elektron digunakan secara bersama oleh dua atom. Contoh N2

c. Ikatan kovalen koordinasi


Ikatan yang dibentuk dari pemakaian bersama pasangan elektron secara bersama yang
berasal dari salah satu atom atau gugus yang berikatan. Contoh SO3

 Pengecualian Teori Oktet


Tidak mengikuti teori oktet karena jumlah elektron terluar bukan 8 atau 2 elektron.
Contoh BH3
Ikatan kovalen Polar dan Nonpolar
1. Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang pasangan elektron ikatannya (
PEI ) cenderung tertarik kesalah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen
polar terjadi apabila :
 Mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang besar antara atom-
atom unsurnya.
 Bentuk molekul asimetris
 Mempunyai pasangan elektron bebas ( PEB )
 Terjadi polarisasi
 Dibengkokkan oleh medan listrik
2. Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang pasangan elektron
ikatannya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Ikatan
kovalen nonpolar terjadi apabila :
 Tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan atau momen dipol = 0
 Bentuk molekul simetris
 Tidak mempunyai pasangan elektron bebas
 Tidak terjadi polarisasi
 Tidak dapat dibengkokkan oleh medan listrik

3. Gaya Antar Molekul


Gaya antar molekul adalah gaya Tarik – menarik antar molekul yang berdekatan.
Secara umum, gaya antar molekul lebih lemah dibandingkan gaya intramolekul. Gaya antar
molekul ini menentukan sifat – sifat fisik dari zat, seperti titik didih dan titik leleh. Gaya ini
berbeda dengan ikatan kimia, karena ikatan tersebut merupakan ikatan antar atom sedangkan
ikatan ini gaya Tarik antar molekul.
Jenis – jenis Gaya antar molekul
1. Gaya Van der Waals (gaya tarik antara dipol-dipol)
Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar (molekul
yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang sangat kecil). Gaya ini sangat lemah,
maka zat yang mempunyai ikatan Van der Waals akan mempunyai titik didih yang sangat
rendah dan bersifat permanen sehingga lebih kuat dari gaya London. Molekul polar memiliki
ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika dikumpulkan, maka molekul polar akan
mengatur dirinya (membentuk formasi) sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif
akan berdekatan dengan ujung yang bermuatan negatif dari molekul lain.
a. Gaya Dipol – dipol
gaya dipol – dipol merupakan gaya Tarik menarik antara molekul polar
dengan molekul polar lainnya, dimana molekul – molekul polar memiliki dua kutub yang
berlawanan yaitu kutub parsial negative dan kutub parsial positif, dengan adanya 2 kutub
parsial ini akan menyebabkan ujung – ujung parsial positif suatu molekul mengalami gaya
Tarik – menarik dengan ujung – ujung parsial negative dari molekul lainnya
contoh :

Molekul HCl merupakan molekul polar dimana atom Cl merupakan kutub parsial negative
dan atom Hidrogen merupakan kutub parsial positif, dimana Hidrogen dalam molekul HCl
akan Tarik menarik atau mengalami gaya dipol – dipol dengan Cl dari molekul HCL yang
lainnya.
Gaya dipol- dipol akan mempengaruhi sifat – sifat fisis suatu senyawa seperti titik
leleh dan titik didih dengan semakin polar suatu molekul, maka gaya dipol-dipol semakin
kuat, sehingga sifat – sifat fisisnya relatif lebih tinggi.
Perbandingan sifat fisis
sifat Fisis SiH4 PH3 H2S
Wujud Gas Gas Gas
Kepolaran Non Polar Polar Polar
Momen Dipol 0 0,55 1,10
Massa Molekul 32,09 34,0 34,08
Titik didih (˚C) -111 -87,8 -60,8
Titik leleh (˚C ) -185 -134 -85,6

Keterangan :
 H2S memiliki momen dipol yang tinggi sehingga H2S lebih bersifat polar dan SiH4
bersifat non polar, maka tidak terjadi gaya dipol – dipol sehingga menyebabkan titik
didih dan titik didih paling rendah.
 Molekul H2S lebih polar dibandingkan PH3, maka gaya dipol – dipol yang terjadi
antara H2S lebih kuat sehingga untuk mendidih atau meleleh H2S membutuhkan
energy yang lebih besar untuk memutuskan molekulnya menyebabkan titik didih dan
titik leleh H2S lebih tinggi.

b. Gaya Ion Dipol


Gaya ion dipol merupakan gaya yang disebabkan karena adanya Tarik – menarik
antar ion baik kation maupun anion dengan molekul polar, dalam hal ini kation yang
merupakan ion positif akan mengalami gaya Tarik menarik dengan ujung parsial negative
dari suatu molekul polar sedangkan anion yang merupakan ion negative akan mengalami
gaya Tarik menarik dengan ujung parsial positif dari molekul polar.
Contoh :

Ion Na+ akan mengalami gaya Tarik menarik dengan oksigen yang terdapat pada
molekul H2O, dimana dalam molekul H2O oksigen merupakan ujung parsial negative.
2. Gaya London (Dispersi ).
Gaya London adalah gaya Tarik menarik lemah yang disebabkan adanya dipol
imbasan sesaat, dipol imbasan sesaat yaitu berhubungan dengan pergerakan atau perpindahan
elektron dalam orbital, berdasarkan teori atom bergerak mengelilingi intinya, pergerakan atau
perpindahan elektron pada suatu atom ini dapat mengakibatkan tidak meratanya kepadatan
elektron pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu sisi dipol yang lebih negative
dibandingkan sisi yang lain kondisi inilah yang disebut dipol sesaat.
Gambar dipol sesaat

Adanya dipol sesaat ini menyebabkan molekul yang bersifat non – polar menjadi bersifat
agak polar dan dapat mengimbas atom yang berada disehingga terjadilah dipol terimbas.
Gambar Gaya dipol Terimbas :

Gaya dipol terimbas inilah yang menyebabkan gaya Tarik menarik antar dipol sesaat dengan
dipol terimbas.
gaya ini terjadi antar :
 Terjadi antar molekul non polar dan non polar
 Terjadi antar molekul non polar dan polar
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain :
 a. Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul sederhana,
sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.Makin besar Mr
makin kuat Gaya London.
 b. Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran
kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London
besar.Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga
gaya londonnya juga semakin besar.

Kuat lemahnya gaya London dipengaruhi oleh massa dan bentuk molekul yang
kemudian akan mempengaruhi sifat fisis suatu zat. Dalam hal ini semakain besar
massa suatu molekul maka semakin besar pula gaya londonnya sehingga sifat fisisnya
semakin tinggi.
Perbandingan beberapa titik didih senyawa polar
Nama Senyawa Rumus Struktur Mr Titik didih
Metana CH3 16 -161 ˚ c
Etana CH3- CH3 30 -88,6 ˚ c
Propana CH2 - CH2 - CH3 44 -44,5˚ c
n - Butana CH3 – CH2 – CH2 - CH3 58 -0,5˚ c

Sedangkan untuk molekul masa yang sama, molekul yang lebih sperik
memiliki bidang sentuh paling kecil sehingga peluang terciptnya gaya london relatif
keciil dan mengakibatkan titik didih relatif lebih rendah.

Nama Senyawa Rumus Struktur Titik Didih


N - Pentana CH3 – CH2 – CH2 – CH2 - CH3 36˚ c
isopentana CH3 – CH2 - CH - CH3 28˚ c
I
CH3
neopentana CH3 9,5˚ c
I
CH3 – C - CH3
I
CH3
3. Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen merupakan Gaya antar molekul yang terjadi antara atom
Hidrogen dari suatu molekul dengan atom yang elektronegatif (N,O,F) pada molekul
yang lainnya
Contoh :

Ikatan hydrogen terbentuk antara atom hydrogen dari suatu molekul H2O dengan molekul
H2O lainny, ikatan hydrogen ini lebih kuat dibandingkan gaya dipol – dipol dan gaya
London, sehingga sifat fisisnya juga lebih tinggi. Dimana senyawa yang terdapat ikatan
hydrogen umumnya memiliki titik didih yang relatif tinggi
Contoh Soal
1. Tentukan Gaya antar molekul yang terjadi antara pasangan molekul berikut ini :
a. HBr dan H2S
b. Cl2 dan CBr4
c. NH3 dan CO2
pembahasan :
langkah 1 : menentukan sifat kepolaran masing molekul
 HBr dan H2S
HBr rumus struktur
dapat dilihat bahwa persebaran elektron tidak merata, sehingga HBr
merupakan molekul yang sifatnyapolar.
H2S Rumus Struktur :
dapat dilihat bahawa atom pusatnya yaitu S memiliki dua pasang
elektron bebas , sehingga H2S merupakan molekul Polar

Karena yang terjadi antar molekul polar dan molekul polar maka gaya yang terjadi adalah
gaya dipol – dipol
 Cl2 dan CBr4
Rumus Struktur Cl2
Karena atom yang berikatan sama maka keelektronegatifan unsur –
unsur yang berikatan pasti sama sehingga solusi
keelektronegatifannya 0 dan Cl2 termasuk kedalam molekul non polar

 Rumus molekul CBr4

 Br dari rumus struktrur CBr4 dapat dilihat bahwa bentuk molekul


Nya simetris dan atom pusatnya tidak memiliki pasangan
Br C Br Elektron bebas sehingga molekul ini termasuk non polar

Br
Maka gaya yang terjadi adalah gaya London (disperse )
 NH3 dan CO2
Rumus Struktur NH3
Dapat dilihat bahwasanya atom pusat (N)
memiliki pasangan elektron bebas maka NH3 pasti
merupakan molekul polar.

Rumus Struktur CO2


Dari struktur tersebut dapat dilihat bahwa atom pusatnya
yaitu
C tidak memiliki elektron bebas maka molekul CO2
Merupakan molekul non polar.

Maka gaya antar molekul yang terjadi adalah gaya London dan juga terdaat ikatan
hydrogen dimana hydrogen dari NH3 dapat mengalami gaya Tarik menaruk dari
oksigen CO2

Anda mungkin juga menyukai