Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada Molekul-molekul diatomik, misalnya H2, Cl2, O2, dan N2, pasangan elektrok
yang digunakan bersama berada diantara dua atom dalam jarak yang sama. Sebab, kedua
atom yang berikatan mempunyai kekuatan gayatarik elektron yang sama. Ikatan yang
terbentuk pada molekul-molekul tersebut dinamakan Ikatan Kovalen non-polar. Bagaimana
bila ikatan kovalen terjadi diantara dua atom yang mempunyai kekuatan gaya tarik elektron
yang berbeda, misalnya antara atom hidrogen dan klorin pada molekul HCl. Atom klorin
mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang jauh lebih kuat daripada hidrogen. Hal ini
dapat dilihat dari harga keelektronegatifannya. Oleh karena pasangan elektron lebih tertarik
ke atom klorin, maka klorin menjadi kutub negatif dan hidrogen menjadi kutub positif.
Peristiwa terjadinya kutub akibat adanya pasangan elektron yang lebih tertarik ke salah satu
atom disebut dengan polarisasi, dan ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen polar.

Apabila dalam suatu molekul terdapat beda keelektronegatifan antar atom-atom


penyusunnya, maka akan terjadi kepolaran. Semakin besar perbedaan harga
keelektronegatifan antara kedua atom, semakin polar ikatannya. Kepolaran ikatan tidak serta
merta menjadikan molekulnya menjadi polar.Untuk mengetahui suatu molekul merupakan
molekul polar atau tidak dapat dilakukan dengan dilakukan dengan mengalirkan molekul
tersebut dalam suatu medan magnet atau listrik. Apabila alirannya dibelokkan karena medan
magnet/medan listrik, berarti molekul tersebut polar. Tetapi bila alirannya tidak dapat
dibelokkan oleh medan magnet atau listrik, berarti molekulnya merupakan molekul non-
polar. suatu senyawa juga dapat diuji kepolarannya dengan cara melarutkannya dalam
air.Bila suatu senyawa berbaur dengan air, meka senyawa tersebut polar, namun jika air dan
senyawa tersebut bertolak belakang, maka senyawa tersebut bersifat non polar.

2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana pengertian dari kepolaran?
2.2 Bagaimana polaritas suatu ikatan?
2.3 Bagaimana tingkat kepolaran suatu molekul?

3. Tujuan
3.1 Mendeskripsikan maksud dan pengertiann dari kepolaran
3.2 Mendeskripsikan polaritas suatu ikatan
3.3 Mendeskripsikan tingkat kepolaran suatu molekul

4. Manfaat
Memberikan pengetahuan dan sebagai tambahan wawasan kepada pembaca
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian polaritas

Polaritas atau kepolaran adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah ke molekul
atau gugus yang memiliki momen dipol. Polaritas molekul tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam suatu senyawa dan struktur senyawa yang tidak
simetris. Polaritas berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik suatu bahan kimia
yaitu tegangan permukaan, kelarutan, titik leleh dan titik didih. Molekul polar berinteraksi
melalui gaya antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen.

2. Polaritas Ikatan

Elektron tidak selalu dibagi rata antara dua atom yang berikatan. Satu atom mungkin
lebih kuat untuk menarik elektron ke dirinya sendiri dibanding dengan atom lain. Hal tersebut
dapat mengakibatkan adanya dipol-dipol antarmolekul. Tarikan ini disebut
sebagai elektronegativitas. Pembagian elektron yang tidak merata dalam ikatan
mengakibatkan pembentukan dipol listrik, yaitu pemisahan muatan listrik positif dan negatif.
Muatan parsial dilambangkan sebagai δ+ (delta plus) dan δ- (delta minus). Simbol tersebut
diperkenalkan oleh Christopher Ingold dan istrinya Hilda Usherwood pada tahun 1926.

Atom dengan elektronegativitas tinggi seperti fluor, oksigen, dan nitrogen


mempunyai kemampuan menarik elektron lebih besar dari atom dengan elektronegativitas
yang lebih rendah. Dalam suatu ikatan, hal ini dapat mengakibatkan pembagian elektron
antar atom yang tidak merata. Elektron akan ditarik lebih dekat ke atom dengan
elektronegativitas yang lebih tinggi.

Ikatan dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu nonpolar dan polar. Sebuah ikatan
nonpolar terjadi ketika elektronegativitas atom yang berikatan adalah sama sehingga
perbedaan muatannya adalah nol. Ikatan polar lebih tepat disebut ikatan ion dan terjadi ketika
terdapat perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom yang berikatan.
Polar dan nonpolar lebih merujuk pada ikatan kovalen. Penentuan polaritas ikatan kovalen
dapat menggunakan cara numerik, yaitu menghitung perbedaan elektronegativitas atom yang
saling berikatan. Pada skala Pauling, jika hasilnya adalah antara 0,4 dan 1,7 secara umum
akan disebut sebagai ikatan kovalen polar.

Dalam kimia, polaritas (atau kepolaran) adalah pemisahan muatan listrik yang
mengarah pada molekul atau gugus kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol.

Molekul polar harus mengandung ikatan kimia polar karena perbedaan


elektronegativitas antara atom yang berikatan. Molekul polar dengan dua atau lebih ikatan
kutub harus memiliki geometri asimetris sehingga momen ikatan tidak saling meniadakan.

Molekul polar berinteraksi melalui gaya antarmolekul dipol-dipol dan ikatan


hidrogen. Polaritas mendasari sejumlah sifat fisik termasuk tegangan permukaan, kelarutan,
serta titik leleh dan titik didih.

3. Polaritas Molekul

Molekul dapat digambarkan sebagai "kovalen polar", "kovalen nonpolar", atau


"ionik", hal ini sering merupakan istilah relatif, dengan satu molekul hanya menjadi lebih
polar atau lebih nonpolar daripada yang lain. Namun, sifat berikut adalah ciri molekul
tersebut.

Sebuah molekul terdiri dari satu atau lebih ikatan kimia antara orbital molekul dari
berbagai atom. Molekul dapat berupa kutub baik sebagai hasil ikatan polar karena perbedaan
elektronegativitas seperti yang dijelaskan diatas, atau sebagai akibat dari pengaturan
asimetris ikatan kovalen nonpolar dan pasangan elektron yang tidak terikat yang dikenal
sebagai orbital molekul.

3.1 Molekul Polar


Molekul polar memiliki dipol bersih sebagai akibat dari muatan yang
berlawanan (yaitu memiliki muatan positif parsial dan parsial negatif) dari ikatan polar
yang disusun secara asimetris. Air (H2O) adalah contoh molekul polar karena memiliki
muatan positif sedikit di satu sisi dan sedikit muatan negatif di sisi lain. Dipol tersebut
tidak saling meniadakan sehingga menghasilkan dipol bersih. Karena sifat kutub
molekul air itu sendiri, molekul polar pada umumnya dapat larut dalam air. Contoh
lainnya termasuk gula (seperti sukrosa), yang memiliki banyak gugus oksigen-
hidrogen (−OH) polar dan secara keseluruhan sangat polar.

Jika momen dipol ikatan molekul tidak saling meniadakan, molekulnya bersifat
polar. Misalnya, molekul air (H2O) mengandung dua ikatan O−H polar dalam suatu
geometri tekuk (nonlinear). Momen dipol ikatan tidak meniadakan, sehingga molekul
tersebut membentuk dipol dengan kutub negatif pada oksigen dan kutub positif di
antara dua atom hidrogen. Pada gambar setiap ikatan bergabung dengan atom O pusat
dengan muatan negatif (merah) ke atom H dengan muatan positif (biru).

Ketika membandingkan molekul kutub dan nonpolar dengan massa molar


serupa, molekul polar pada umumnya memiliki titik didih lebih tinggi, karena interaksi
dipol-dipol antara molekul polar menghasilkan daya tarik antarmolekul yang lebih
kuat. Salah satu bentuk interaksi polar yang umum adalah ikatan hidrogen, yang juga
dikenal sebagai ikatan-H. Misalnya, air membentuk ikatan H dan memiliki massa
molar M = 18 dan titik didih +100 °C, dibandingkan dengan nonpolar metana dengan
M = 16 dan titik didih –161 °C.

3.2 Molekul Nonpolar

Suatu molekul mungkin nonpolar baik bila terdapat pembagian elektron yang
sama antara dua atom dari molekul diatomik atau akibat susunan ikatan kutub simetris
dalam molekul yang lebih kompleks. Sebagai contoh, boron trifluorida (BF3) memiliki
susunan trigonal planar dari tiga ikatan polar pada 120°. Hal ini menghasilkan
keseluruhan dipol dalam molekul.

Contoh senyawa nonpolar rumah tangga meliputi lemak, minyak, dan bensin.
Oleh karena itu, kebanyakan molekul nonpolar tidak larut dalam air (hidrofobik) pada
suhu kamar. Banyak pelarut organik nonpolar, seperti terpentin, yang mampu
melarutkan zat polar.

Dalam molekul metana (CH4) empat ikatan C−H disusun secara tetrahedral di
sekitar atom karbon. Setiap ikatan memiliki polaritas (meski tidak terlalu kuat).
Namun, ikatannya disusun secara simetris sehingga tidak ada keseluruhan dipol dalam
molekul. Molekul diatomik oksigen (O2) tidak memiliki polaritas dalam ikatan kovalen
karena elektronegativitas yang sama, maka tidak ada polaritas dalam molekul.

Anda mungkin juga menyukai