PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada Molekul-molekul diatomik, misalnya H2, Cl2, O2, dan N2, pasangan elektrok
yang digunakan bersama berada diantara dua atom dalam jarak yang sama. Sebab, kedua
atom yang berikatan mempunyai kekuatan gayatarik elektron yang sama. Ikatan yang
terbentuk pada molekul-molekul tersebut dinamakan Ikatan Kovalen non-polar. Bagaimana
bila ikatan kovalen terjadi diantara dua atom yang mempunyai kekuatan gaya tarik elektron
yang berbeda, misalnya antara atom hidrogen dan klorin pada molekul HCl. Atom klorin
mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang jauh lebih kuat daripada hidrogen. Hal ini
dapat dilihat dari harga keelektronegatifannya. Oleh karena pasangan elektron lebih tertarik
ke atom klorin, maka klorin menjadi kutub negatif dan hidrogen menjadi kutub positif.
Peristiwa terjadinya kutub akibat adanya pasangan elektron yang lebih tertarik ke salah satu
atom disebut dengan polarisasi, dan ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen polar.
2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana pengertian dari kepolaran?
2.2 Bagaimana polaritas suatu ikatan?
2.3 Bagaimana tingkat kepolaran suatu molekul?
3. Tujuan
3.1 Mendeskripsikan maksud dan pengertiann dari kepolaran
3.2 Mendeskripsikan polaritas suatu ikatan
3.3 Mendeskripsikan tingkat kepolaran suatu molekul
4. Manfaat
Memberikan pengetahuan dan sebagai tambahan wawasan kepada pembaca
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian polaritas
Polaritas atau kepolaran adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah ke molekul
atau gugus yang memiliki momen dipol. Polaritas molekul tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam suatu senyawa dan struktur senyawa yang tidak
simetris. Polaritas berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik suatu bahan kimia
yaitu tegangan permukaan, kelarutan, titik leleh dan titik didih. Molekul polar berinteraksi
melalui gaya antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen.
2. Polaritas Ikatan
Elektron tidak selalu dibagi rata antara dua atom yang berikatan. Satu atom mungkin
lebih kuat untuk menarik elektron ke dirinya sendiri dibanding dengan atom lain. Hal tersebut
dapat mengakibatkan adanya dipol-dipol antarmolekul. Tarikan ini disebut
sebagai elektronegativitas. Pembagian elektron yang tidak merata dalam ikatan
mengakibatkan pembentukan dipol listrik, yaitu pemisahan muatan listrik positif dan negatif.
Muatan parsial dilambangkan sebagai δ+ (delta plus) dan δ- (delta minus). Simbol tersebut
diperkenalkan oleh Christopher Ingold dan istrinya Hilda Usherwood pada tahun 1926.
Ikatan dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu nonpolar dan polar. Sebuah ikatan
nonpolar terjadi ketika elektronegativitas atom yang berikatan adalah sama sehingga
perbedaan muatannya adalah nol. Ikatan polar lebih tepat disebut ikatan ion dan terjadi ketika
terdapat perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom yang berikatan.
Polar dan nonpolar lebih merujuk pada ikatan kovalen. Penentuan polaritas ikatan kovalen
dapat menggunakan cara numerik, yaitu menghitung perbedaan elektronegativitas atom yang
saling berikatan. Pada skala Pauling, jika hasilnya adalah antara 0,4 dan 1,7 secara umum
akan disebut sebagai ikatan kovalen polar.
Dalam kimia, polaritas (atau kepolaran) adalah pemisahan muatan listrik yang
mengarah pada molekul atau gugus kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol.
3. Polaritas Molekul
Sebuah molekul terdiri dari satu atau lebih ikatan kimia antara orbital molekul dari
berbagai atom. Molekul dapat berupa kutub baik sebagai hasil ikatan polar karena perbedaan
elektronegativitas seperti yang dijelaskan diatas, atau sebagai akibat dari pengaturan
asimetris ikatan kovalen nonpolar dan pasangan elektron yang tidak terikat yang dikenal
sebagai orbital molekul.
Jika momen dipol ikatan molekul tidak saling meniadakan, molekulnya bersifat
polar. Misalnya, molekul air (H2O) mengandung dua ikatan O−H polar dalam suatu
geometri tekuk (nonlinear). Momen dipol ikatan tidak meniadakan, sehingga molekul
tersebut membentuk dipol dengan kutub negatif pada oksigen dan kutub positif di
antara dua atom hidrogen. Pada gambar setiap ikatan bergabung dengan atom O pusat
dengan muatan negatif (merah) ke atom H dengan muatan positif (biru).
Suatu molekul mungkin nonpolar baik bila terdapat pembagian elektron yang
sama antara dua atom dari molekul diatomik atau akibat susunan ikatan kutub simetris
dalam molekul yang lebih kompleks. Sebagai contoh, boron trifluorida (BF3) memiliki
susunan trigonal planar dari tiga ikatan polar pada 120°. Hal ini menghasilkan
keseluruhan dipol dalam molekul.
Contoh senyawa nonpolar rumah tangga meliputi lemak, minyak, dan bensin.
Oleh karena itu, kebanyakan molekul nonpolar tidak larut dalam air (hidrofobik) pada
suhu kamar. Banyak pelarut organik nonpolar, seperti terpentin, yang mampu
melarutkan zat polar.
Dalam molekul metana (CH4) empat ikatan C−H disusun secara tetrahedral di
sekitar atom karbon. Setiap ikatan memiliki polaritas (meski tidak terlalu kuat).
Namun, ikatannya disusun secara simetris sehingga tidak ada keseluruhan dipol dalam
molekul. Molekul diatomik oksigen (O2) tidak memiliki polaritas dalam ikatan kovalen
karena elektronegativitas yang sama, maka tidak ada polaritas dalam molekul.