Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang telah memberikan kita banyak nikmat,
salah satunya ialah nikmat islam dan juga nikmat iman serta waktu luang , yang apabila tanpa
nikmat tesebut mungkin kita tidak dapat merasakan manisnya iman sebagai seorang muslim. Dan
tak luput Sholawat beserta salam kita junjungkan kepada baginda kita Nabi besar kita Nabi
Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wasallam dan juga kepada keluarganya dan para sahabat serta
pengikutnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnah beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang kepolaran dalam suatu senyawa. Makalah ini dibuat
bertujuan untuk memenuhi tugas serta memberikan kemudahan pembaca untuk memahami
materi tentang kepolaran dalam suatu senyawa. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena sesungguhnya kesempurnaan adalah milik tuhan semesta

Indralaya, 16 Oktober 2019

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Polaritas atau kepolaran adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah ke molekul atau
gugus yang memiliki momen dipol.Polaritas molekul tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam suatu senyawa dan struktur senyawa yang tidak
simetris. Polaritas berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik suatu bahan kimia
yaitu tegangan permukaan, kelarutan, titik leleh dan titik didih. Molekul polar
berinteraksi melalui gaya antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen. Atom dengan
elektronegativitas tinggi seperti fluor, oksigen, dan nitrogen mempunyai kemampuan menarik
elektron lebih besar dari atom dengan elektronegativitas yang lebih rendah.
Dalam suatu ikatan, hal ini dapat mengakibatkan pembagian elektron antar atom yang
tidak merata. Elektron akan ditarik lebih dekat ke atom dengan elektronegativitas yang lebih
tinggi. Ikatan dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu nonpolar dan polar. Sebuah ikatan
nonpolar terjadi ketika elektronegativitas atom yang berikatan adalah sama sehingga perbedaan
muatannya adalah nol. Ikatan polar lebih tepat disebut ikatan ion dan terjadi ketika terdapat
perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom yang berikatan. Polar dan
nonpolar lebih merujuk pada ikatan kovalen. Penentuan polaritas ikatan kovalen dapat
menggunakan cara numerik, yaitu menghitung perbedaan elektronegativitas atom yang saling
berikatan. Pada skala Pauling, jika hasilnya adalah antara 0,4 dan 1,7 secara umum akan disebut
sebagai ikatan kovalen polar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kepolaran senyawa dalam ikatan kimia?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai alat untuk mempermudah proses
pembelajaran tentang materi kepolaran, keelektronegatifan, dan juga momen dipole yang
memengaruhi suatu sifat dalam senyawa kimia.

2
BAB II
ISI
A. KEPOLARAN SENYAWA

Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat yang menyerupai medan magnet, yaitu
terdapat kutub sementara yang disebut dipol. Tingkat kepolaran senyawa dinyatakan
dalam momen dipol dalam satuan Coulumb meter. Senyawa non-polar memiliki momen dipol
nol. Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini
mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen ( dipol permanent). Jadi antar molekul
polar terjadi gaya tarik dipol permanent. Senyawa non polar memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan
keelektronegatifannya = 0. Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat (
gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu atom
menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.

Kepolaran senyawa terdapat pada senyawa kovalen, dan dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Ikatan Kovalen Polar
terjadi jika dua atom non logam berbeda kelektronegatifannya berikatan, maka pasangan
elektron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Atau jika Pasangan
Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Ciri-ciri ikatan kovalen polar :


· Senyawa nya terbentuk dari unsur yang berbeda.
· Tidak simetris.
· Adanya pasangan elektron bebas pada atom pusar.

Ciri-ciri senyawa polar :


· Dapat larut dalam air dan senyawa polar lain.
· Memiliki kutub (+) dan (-) akibat tidak meratanya distribusi elektron.
· Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan.

3
b) Ikatan Kovalen Non-Polar
merupakan suatu ikatan kovalen dimana elektron-elektron yang membentuk ikatan lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk berputar dan berkeliling di sekitar salah satu
atom. Jika PEI (pasangan elektron ikatan) tertarik sama kuat ke semua atom.

Ciri-ciri ikatan kovalen non-polar :


· Senyawa tersebut terbentuk dari unsur sejenis.
· Jika dari unsur tidak sama tetapi simetris maka non polar.
· Tidak ada pasangan elektron bebas pada atom pusat.

Ciri-ciri senyawa non-polar:


· Tidak larut dalam air dan senyawa polar lain.
· Tidak memiliki kutub (+) dan (-) akibat meratanya distribusi elektron.
· Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki
keelektronegatifan sama.

Molekul polar tertarik pada suatu benda yang bermuatan elektron / listrik / medan
magnet. Jika cairan dibelokkan oleh benda bermuatan elektron / listrik / medan magnet maka
cairan tersebut berisi senyawa polar, sedangkan jika cairan yang tidak dibelokkan oleh benda
bermuatan electron / listrik / medan magnet maka cairan tersebut berisi senyawa non-polar.

Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran
elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom.
Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Dalam hal
kepolaran suatu senyawa tergantung dari harga momen dipolnya. Momendipol sendiri adalah
selisih harga kelektronegatifan antara atom yang berikatan

Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran molekul. Adanya


perbedaan keelektroegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke
salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah menyebabkan molekul polar.

4
Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena
daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya
polarisasi / pengkutuban muatan / dipol pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif dari pada atom
H ( keelektronegatifan Cl = 3,0 dan H = 2,1 ). Jika dalam suatu ikatan kovalen terjadi
pengkutuban muatan maka ikatan tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. Molekul yang
dibentuknya dinamakan molekul p

B. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPOLARAN


Perbedaan keelektronegatifan Senyawa yang ion-ionnya membentuk 2 kutub dengan
muatan yang berlawanan (δ+ danδ-) menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar
perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul tersebut
bersifat semakin polar. Contoh : HCl keelektronegatifan H=2,1 dan Cl=2,8 maka H cenderung
bermuatan positif (H+) dan Cl cenderung bermuatan negatif (Cl-), sehingga terjadi 2 kutub
(dipol). Catatan : Jika dicampurkan dengan pelarut akan larut. Jika senyawa yang ion-ionnya
bermuatan sama (δ+ danδ+) atau (δ- danδ-) tidak ada perbedaan keelektronegatifan (perbedaan
keelektronegatian = 0), sehingga tidak terbentuk muatan / dipol. Jika dilarutkan terjadi
pengendapan.
Pengaruh bentuk molekul Senyawa yang memiliki bentuk molekul simetris bersifat non-
polar. Contoh : CH4 , CCl4, dsb. Senyawa yang memiliki bentuk molekul tidak simetris karena
ada pasangan electron bebas (PEB) bersifat polar. Contoh : NH3, H2O, PCl3, dsb.

C. POLARISASI IKATAN KOVALEN


Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih
kuat ke salah 1 atom.

· Contoh 1 : Molekul HCl


Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl
lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih
kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam
kutub dalam molekul HCl).

5
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan
antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Contoh 2 :
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-
atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama. Akibatnya muatan dari
elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Contoh 3 :
Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron
tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat
ke semua atom (tidak terbentuk kutub).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan
antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

D. SIFAT SIFAT SENYAWA KOVALEN


Kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas,
larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah
terbakar dan banyak yang berbau.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, senyawa polar larut dalam pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang
bersifat polar. Oleh karena itu, air akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar, dan
sebaliknya, tidak melarutkan senyawa nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air tersebut, maka kita
dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa dengan menguji kelarutannya dalam air.

E. KEELEKTRONEGATIFAN

Keelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk menarik elektron dalam


suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom berarti dalam ikatan kimia
atom tersebut cenderung menarik elektron dari atom yang lain.

6
Dalam satu golongan yang sama, keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah semakin
berkurang. Jumlah muatan inti bertambah positif jumlah kulit bertambah maka kemampuan inti
untuk menarik electron menjadi lemah. Akibatnya keelektronegatifan unsur semakin lemah.

Dalam satu periode yang sama, keelektronegatifan unsur dari kiri ke kanan cenderung naik.
Muatan inti bertambah positif jumlah kulit tetap, menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron
makin kuat. Akibatnya kemampuan atom untuk menarik electron makin besar.

Hubungan suatu keelektronegatifan dengan kepolaran senyawa adalah kepolaran senyawa


dapat ditentukan dari elekronegatifitasnya. Senyawa polar memiliki perbedaan elektronegatifitas
yang besar, sedangakan senyawa nonpolar memiliki perbedaan elektronegatifitas kecil atau nol.

F. MOMEN DIPOL
Momen Dipol adalah ketika suatu molekul membentuk pusat muatan negatif dan pusat
muatan positif. Molekul yang membentuk pusat negative dan pusat muatan positif disebut
dengan molekul dipolar atau molekul yang memiliki momen dipole. Sifat dipolar dari sebuah
molekul ini biasanya digambarkan dengan adanya panah yang menunjukkan ujung negatifnya,
kemudian bagian ekor (belakang) pabas menggambarkan tanda positif (+).

a) Pengaruh momen dipol dalam kepolaran

Momen dipol (µ) merupakan jumlah vektor dari momen ikatan dan
momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul.[2] Molekul dikatakan bersifat
polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dikatakan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .

7
Molekul yang memiliki atom yang sama seperti Cl2, Br2, I2, dan H2 bersifat nonpolar
karena molekul tersebut tidak memiliki momen ikatan maupun maupun momen pasangan
elektron bebas (PEB) sehingga momen dipolnya bernilai 0. Tidak hanya molekul dengan
atom-atom yang sama, pada molekul yang memiliki atom-atom yang berbeda pun dapat
bersifat nonpolar. Misalnya pada molekul PCl5,CO2,SF6, dan COCl2. Pada molekul CO2,
muatan parsial positif terdapat pada atom karbon sedangkan muatan parsial negatif
terdapat pada atom oksigen, sehingga momen ikatan pada CO2 memiliki arah dari atom C
yang bermuatan parsial positif ke atom O yang bermuatan parsial negatif. Momen ikatan
pada molekul ini akan saling meniadakan, akibatnya momen dipolnya bernilai nol.
Sehingga molekul ini dapat dikatakan sebagai molekul nonpolar.

Molekul H2O bersifat polar karena memiliki momen dipol yang bernilai 1,84 D.
Nilai momen dipol ini didapatkan berdasarkan jumlah vektor dari momen ikatan H-O dan
momen PEB. Atom O lebih elektronegatif daripada atom H sehingga arah momen ikatan
O-H akan mengarah ke atom O. Sedangkan untuk arah momen pasangan elektron bebas
mengarah dari atom O menuju ke pasangan elektron bebas. Momen ikatan dan momen
H20 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

b) Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekul
Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekul dapat
ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol dari NH3 dan NF3. Kedua molekul

8
tersebut merupakan molekul polar dengan arah momen ikatan dan momen PEB
tinjukkan pada gambar dibawah ini :

Pada NH3 momen tiga ikatan N-H dan momen PEB searah, sedangkan pada NF3
momen tiga ikatan N-F dan momen ikatan PEB arahnya berlawanan sehingga momen
dipole NH3 lebih besar dari pada momen dipole NF3, akibatnya kepolaran NH3 lebih
tinggi daripada kepolaran NF3.

c) Penentuan kepolaran molekul berdasarkan momen-momen ikatan (momen dipol)


Kepolaran suatu molekul ditentukan oleh harga momen dipolnya. Perbedaan
keelektronegatifan 2 atom yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan atom yang
lebih elektro positive kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang lebih
elektronegatif akan kelebihan rapatan elektron. Akibatnya pada atom yang elektropositif
terjadi muatan parsial positif (δ+) sedangkan pada atom yang elektronegatif terjadi
muatan parsial negative (δ¯).
Meskipun memiliki ikatan kovalen polar, tetapi molekul CCl4, CO2 dan BeCl2
merupakan molekul-molekul nonpolar karena bentuk molekulnya menyebabkan jumlah
vector dari momen ikatan dan momen pasangan electron bebasnya sama dengan nol.
Secara sederhana dalam menentukan polar tidaknya suatu molekul cukup dengan
menjumlahkan secara vector momen-momen ikatan yang ada tanpa memperhatikan
momen pasangan electron bebas.
Pada molekul CCl4, yang mempunyai bentuk molekul tetrahedaral dengan C sebagai
atom pusat dan dikelilingi oleh 4 atom Cl seperti pada Gambar.

9
Perbedaan keelektronegatifan C dan Cl adalah sebesar 3-2,5 = 0,5. Jadi ikatan C–Cl
termasuk ikatan kovalen (tepatnya ikatan kovalen polar) karena perbedaan
keeltronegatifan lebih kecil 1,7. Walaupun ikatan C–Cl berupa ikatan kovalen polar tetapi
molekulnya bersifat nonpolar. Hal ini disebabkan, bentuk tetrahedral dari molekul CCl4
dapat dikatakan simetrism karena memiliki pusat simetri pada atom C ditengah, sehingga
jumlah momen ikatan yang sama dengan nol. Atau dapat dikatan tarikan elektron akibat
adanya perbedaan keelektronegatifan saling meniadakan atau saling menguatkan
(perhatikan tanda panah pada strutur). Hal ini dapat diandaikan, suatu benda yang berada
di tengah-tengah ditarik dari empat sudut dengan kekuatan sama, maka benda tersebut
tidak akan bergerak. Karena hal inilah molekul CCl4 bersifat nonpolar.
Jika CCl4 salah satu atom Cl diganti oleh atom lain misalnya H, maka sifat molekul
yang awalnya nonpolar berubah menjadi polar. Hal ini disebabkan kepolaran ikatan C-H
berbeda dengan kepolaran ikatan C-Cl, sehingga momen dipol yang terbentuk tidak
saling meniadakan. Tetapi apabila semua atom C diganti oleh atom H maka molekulnya
bersifat nonpolar karena kepolaran semua ikatan C–H sama besar sehingga momen ikatan
yang terbentuk saling meniadakan.
Molekul H2O walaupun rumus molekulnya mirip dengan CO2 dan BCl2 tetapi bersifat
polar.

10
Hal ini disebabkan, pada molekul H2O, atom O sebagai atom pusat masih memiliki
pasangan elektron bebas. Hal ini menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk linear
seperti molekul CO2 dan BCl2, sehingga momen ikatan yang terbentuk tidak saling
menguatkan atau tidak saling meniadakan.

11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran electron
tidak merata atau electron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Dalam kepolaran
senyawa perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul sangat berkaitan erat. Ikatan kimia
sangat berhubungan dengan kepolaran senyawa. Dimana kepolaran senyawa adalah bagian dari
ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non polar serta logam maupun non logam yang memiliki
selisih kelektronegatifan dan bentuk molekulnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Petrucci, Ralph H. 2008. Kimia Dasar (Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern). Jakarta:
Erlangga.
Zidny, R. 2017. Uji Kelayakan KIT Praktikum Pengujian Kepolaran Senyawa Dari
Material Sederhana. Riset Pendidikan Kimia. Vol: 7, hal 52.

13

Anda mungkin juga menyukai