Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang telah memberikan kita banyak nikmat,
salah satunya ialah nikmat islam dan juga nikmat iman serta waktu luang , yang apabila tanpa
nikmat tesebut mungkin kita tidak dapat merasakan manisnya iman sebagai seorang muslim. Dan
tak luput Sholawat beserta salam kita junjungkan kepada baginda kita Nabi besar kita Nabi
Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wasallam dan juga kepada keluarganya dan para sahabat serta
pengikutnya yang senantiasa mengikuti sunnah-sunnah beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang kepolaran dalam suatu senyawa. Makalah ini dibuat
bertujuan untuk memenuhi tugas serta memberikan kemudahan pembaca untuk memahami
materi tentang kepolaran dalam suatu senyawa. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena sesungguhnya kesempurnaan adalah milik tuhan semesta
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Polaritas atau kepolaran adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah ke molekul atau
gugus yang memiliki momen dipol.Polaritas molekul tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam suatu senyawa dan struktur senyawa yang tidak
simetris. Polaritas berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik suatu bahan kimia
yaitu tegangan permukaan, kelarutan, titik leleh dan titik didih. Molekul polar
berinteraksi melalui gaya antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen. Atom dengan
elektronegativitas tinggi seperti fluor, oksigen, dan nitrogen mempunyai kemampuan menarik
elektron lebih besar dari atom dengan elektronegativitas yang lebih rendah.
Dalam suatu ikatan, hal ini dapat mengakibatkan pembagian elektron antar atom yang
tidak merata. Elektron akan ditarik lebih dekat ke atom dengan elektronegativitas yang lebih
tinggi. Ikatan dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu nonpolar dan polar. Sebuah ikatan
nonpolar terjadi ketika elektronegativitas atom yang berikatan adalah sama sehingga perbedaan
muatannya adalah nol. Ikatan polar lebih tepat disebut ikatan ion dan terjadi ketika terdapat
perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom yang berikatan. Polar dan
nonpolar lebih merujuk pada ikatan kovalen. Penentuan polaritas ikatan kovalen dapat
menggunakan cara numerik, yaitu menghitung perbedaan elektronegativitas atom yang saling
berikatan. Pada skala Pauling, jika hasilnya adalah antara 0,4 dan 1,7 secara umum akan disebut
sebagai ikatan kovalen polar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kepolaran senyawa dalam ikatan kimia?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai alat untuk mempermudah proses
pembelajaran tentang materi kepolaran, keelektronegatifan, dan juga momen dipole yang
memengaruhi suatu sifat dalam senyawa kimia.
2
BAB II
ISI
A. KEPOLARAN SENYAWA
Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat yang menyerupai medan magnet, yaitu
terdapat kutub sementara yang disebut dipol. Tingkat kepolaran senyawa dinyatakan
dalam momen dipol dalam satuan Coulumb meter. Senyawa non-polar memiliki momen dipol
nol. Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini
mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen ( dipol permanent). Jadi antar molekul
polar terjadi gaya tarik dipol permanent. Senyawa non polar memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan
keelektronegatifannya = 0. Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat (
gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu atom
menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.
Kepolaran senyawa terdapat pada senyawa kovalen, dan dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Ikatan Kovalen Polar
terjadi jika dua atom non logam berbeda kelektronegatifannya berikatan, maka pasangan
elektron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Atau jika Pasangan
Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.
3
b) Ikatan Kovalen Non-Polar
merupakan suatu ikatan kovalen dimana elektron-elektron yang membentuk ikatan lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk berputar dan berkeliling di sekitar salah satu
atom. Jika PEI (pasangan elektron ikatan) tertarik sama kuat ke semua atom.
Molekul polar tertarik pada suatu benda yang bermuatan elektron / listrik / medan
magnet. Jika cairan dibelokkan oleh benda bermuatan elektron / listrik / medan magnet maka
cairan tersebut berisi senyawa polar, sedangkan jika cairan yang tidak dibelokkan oleh benda
bermuatan electron / listrik / medan magnet maka cairan tersebut berisi senyawa non-polar.
Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran
elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom.
Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Dalam hal
kepolaran suatu senyawa tergantung dari harga momen dipolnya. Momendipol sendiri adalah
selisih harga kelektronegatifan antara atom yang berikatan
4
Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena
daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya
polarisasi / pengkutuban muatan / dipol pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif dari pada atom
H ( keelektronegatifan Cl = 3,0 dan H = 2,1 ). Jika dalam suatu ikatan kovalen terjadi
pengkutuban muatan maka ikatan tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. Molekul yang
dibentuknya dinamakan molekul p
5
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan
antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Contoh 2 :
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-
atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama. Akibatnya muatan dari
elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Contoh 3 :
Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron
tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat
ke semua atom (tidak terbentuk kutub).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan
antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
E. KEELEKTRONEGATIFAN
6
Dalam satu golongan yang sama, keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah semakin
berkurang. Jumlah muatan inti bertambah positif jumlah kulit bertambah maka kemampuan inti
untuk menarik electron menjadi lemah. Akibatnya keelektronegatifan unsur semakin lemah.
Dalam satu periode yang sama, keelektronegatifan unsur dari kiri ke kanan cenderung naik.
Muatan inti bertambah positif jumlah kulit tetap, menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron
makin kuat. Akibatnya kemampuan atom untuk menarik electron makin besar.
F. MOMEN DIPOL
Momen Dipol adalah ketika suatu molekul membentuk pusat muatan negatif dan pusat
muatan positif. Molekul yang membentuk pusat negative dan pusat muatan positif disebut
dengan molekul dipolar atau molekul yang memiliki momen dipole. Sifat dipolar dari sebuah
molekul ini biasanya digambarkan dengan adanya panah yang menunjukkan ujung negatifnya,
kemudian bagian ekor (belakang) pabas menggambarkan tanda positif (+).
Momen dipol (µ) merupakan jumlah vektor dari momen ikatan dan
momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul.[2] Molekul dikatakan bersifat
polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dikatakan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0 .
7
Molekul yang memiliki atom yang sama seperti Cl2, Br2, I2, dan H2 bersifat nonpolar
karena molekul tersebut tidak memiliki momen ikatan maupun maupun momen pasangan
elektron bebas (PEB) sehingga momen dipolnya bernilai 0. Tidak hanya molekul dengan
atom-atom yang sama, pada molekul yang memiliki atom-atom yang berbeda pun dapat
bersifat nonpolar. Misalnya pada molekul PCl5,CO2,SF6, dan COCl2. Pada molekul CO2,
muatan parsial positif terdapat pada atom karbon sedangkan muatan parsial negatif
terdapat pada atom oksigen, sehingga momen ikatan pada CO2 memiliki arah dari atom C
yang bermuatan parsial positif ke atom O yang bermuatan parsial negatif. Momen ikatan
pada molekul ini akan saling meniadakan, akibatnya momen dipolnya bernilai nol.
Sehingga molekul ini dapat dikatakan sebagai molekul nonpolar.
Molekul H2O bersifat polar karena memiliki momen dipol yang bernilai 1,84 D.
Nilai momen dipol ini didapatkan berdasarkan jumlah vektor dari momen ikatan H-O dan
momen PEB. Atom O lebih elektronegatif daripada atom H sehingga arah momen ikatan
O-H akan mengarah ke atom O. Sedangkan untuk arah momen pasangan elektron bebas
mengarah dari atom O menuju ke pasangan elektron bebas. Momen ikatan dan momen
H20 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
b) Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekul
Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekul dapat
ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol dari NH3 dan NF3. Kedua molekul
8
tersebut merupakan molekul polar dengan arah momen ikatan dan momen PEB
tinjukkan pada gambar dibawah ini :
Pada NH3 momen tiga ikatan N-H dan momen PEB searah, sedangkan pada NF3
momen tiga ikatan N-F dan momen ikatan PEB arahnya berlawanan sehingga momen
dipole NH3 lebih besar dari pada momen dipole NF3, akibatnya kepolaran NH3 lebih
tinggi daripada kepolaran NF3.
9
Perbedaan keelektronegatifan C dan Cl adalah sebesar 3-2,5 = 0,5. Jadi ikatan C–Cl
termasuk ikatan kovalen (tepatnya ikatan kovalen polar) karena perbedaan
keeltronegatifan lebih kecil 1,7. Walaupun ikatan C–Cl berupa ikatan kovalen polar tetapi
molekulnya bersifat nonpolar. Hal ini disebabkan, bentuk tetrahedral dari molekul CCl4
dapat dikatakan simetrism karena memiliki pusat simetri pada atom C ditengah, sehingga
jumlah momen ikatan yang sama dengan nol. Atau dapat dikatan tarikan elektron akibat
adanya perbedaan keelektronegatifan saling meniadakan atau saling menguatkan
(perhatikan tanda panah pada strutur). Hal ini dapat diandaikan, suatu benda yang berada
di tengah-tengah ditarik dari empat sudut dengan kekuatan sama, maka benda tersebut
tidak akan bergerak. Karena hal inilah molekul CCl4 bersifat nonpolar.
Jika CCl4 salah satu atom Cl diganti oleh atom lain misalnya H, maka sifat molekul
yang awalnya nonpolar berubah menjadi polar. Hal ini disebabkan kepolaran ikatan C-H
berbeda dengan kepolaran ikatan C-Cl, sehingga momen dipol yang terbentuk tidak
saling meniadakan. Tetapi apabila semua atom C diganti oleh atom H maka molekulnya
bersifat nonpolar karena kepolaran semua ikatan C–H sama besar sehingga momen ikatan
yang terbentuk saling meniadakan.
Molekul H2O walaupun rumus molekulnya mirip dengan CO2 dan BCl2 tetapi bersifat
polar.
10
Hal ini disebabkan, pada molekul H2O, atom O sebagai atom pusat masih memiliki
pasangan elektron bebas. Hal ini menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk linear
seperti molekul CO2 dan BCl2, sehingga momen ikatan yang terbentuk tidak saling
menguatkan atau tidak saling meniadakan.
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran electron
tidak merata atau electron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Dalam kepolaran
senyawa perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul sangat berkaitan erat. Ikatan kimia
sangat berhubungan dengan kepolaran senyawa. Dimana kepolaran senyawa adalah bagian dari
ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen non polar serta logam maupun non logam yang memiliki
selisih kelektronegatifan dan bentuk molekulnya
12
DAFTAR PUSTAKA
13