Anda di halaman 1dari 15

1.

PENGARUH
PERBEDAAN
KEELEKTRONEGATIFA
N TERHADAP
KEPOLARAN IKATAN
KOVALEN

IKATAN KIMIA 2. PENGARUH BENTUK


MOLEKUL TERHADAP
KEPOLARAN
SENYAWA
SENYAWA POLAR & SENYAWA
NON POLAR
SENYAWA POLAR DAN NON POLAR

PETUNJUK BELAJAR

Bahan ajar ini digunakan sebagai sumber referensi mengenai senyawa polar

dan non polar.

KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif, dan pro-aktif dan menunujukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, keegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidnag kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.


KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan.

KOMPETENSI DASAR

3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan

ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat

4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik

senyawa ion atau senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika

INDIKATOR

3.5.1. Menjelaskan perbedaan kepolaran ikatan kovalen berdasarkan nilai


keelektronegatifan
3.5.2. Menjelasakn perbedaan kepolran senyawa berdasarkan bentuk molekul.
3.5.3. Menyebutkan contoh-contoh senyawa polar dan senyawa non polar
berdasarkan bentuk molekul
4.5.1. Merancang alat-alat percobaan

4.5.2. Melakukan percobaan kepolaran senyawa dengan menggunakan

prosedur yang benar.

4.5.3. Mempresentasikan hasil percobaan

4.5.4. Membedakan senyawa polar dan senyawa non polar

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat membedakan ikatan kovalen polar dan non polar
berdasarkan nilai keelektronegatifan.
2. Peserta didik sapat membedakan senyawa polar dan non polar berasarkan
bentuk molekul dengan benar
3. Peserta didik dapat membedakan senyawa polar dan non polar berdasarkan
percobaan dengan benar.

URAIAN MATERI

Senyawa Polar dan Non polar

Ikatan kovalen dapat berupa kovalen polar dan kovalen non polar. Sifat

kepolaran ikatan ini dipengaruhi oleh perbedaan keelektronegatifan antara

atom-atom penyusunnya.

Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang terbentuk ketika elektron

bersama di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini ketika

satu atom mempunyai nilai keelektronegatifan lebih tinggi dari pada atom

lainnya.
Atom yang memiliki nilai keelektronegatifan lebih tinggi mempunyai

tarikan elektron yang lebih kuat, akibatnya elektron bersama akan lebih

dekat ke atom yang mempunyai nilai keelektronegatifan tinggi. Sehingga,

pada molekul-molekul senyawa polar terbentuk dua kutub (dipol), yaitu

kutub negatif dan kutub positif.

Contoh ikatan kovalen polar:


Pada HCl pasangan elektron bersama

tertarik lebih dekat ke atom Cl, karena

nilai keelektronegatifan Cl lebih besar

dari pada nilai keelektronegatifan H. Nilai

keelektronegatifan Cl adalah 3,0

sedangkan nilai keelektronegatifan H

adalah 2,1. Hal ini menyebabkan Cl

mempunyai daya tarik elektron lebih besar dari pada H. Akibatnya, pada
HCl terjadi polarisasi/pengutuban, dimana atom Cl lebih negatif dari atom

H.

1. Ikatan Kovalen Non polar

Ikatan kovalen non polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika

atom membagikan elektronnya secara setara (sama). Biasanya terjadi

ketika ada atom mempunyai keelektronegatifan yang sama atau hampir

sama atau tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Ikatan kovalen

non polar terjadi pada atom-atom nonlogam yang berikatan dengan

sesamanya yang biasa disebut molekul diatomik.

Contoh ikatan kovalen non polar:

Misalnya pada Iodin (I) dalam pembentukan molekul I 2, kedua elektron

dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin

tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk pengutuban atau

polarisasi muatan.

Dalam ikatan H2 kedudukan pasangan elektron bersama simetris terhadap

kedua atom H dimana elektron tersebar secara homogen antara dua atom

H. pada ikatan H2 ini tidak terjadi perbedaan nilai keelektronegatifan

karena nilai keleektronegatifan kedua atom H sama, yaitu 2,1.

Pengaruh Bentuk Molekul terhadap Kepolaran Senyawa

Suatu senyawa yang memiliki ikatan

kovalen polar, belum tentu senyawa


tersebut bersifat polar. Demikian juga untuk senyawa yang memiliki ikatan

kovalen non polar, senyawanya belum tentu bersifat non polar.

Kepolaran suatu molekul dinyatakan menggunakan suatu besaran yang

disebut momen dipol (µ). Besarnya momen dipol suatu molekul ditentukan

menggunakan persamaan berikut:

µ = Q x r

1D = 3,33 x 10-30 C.m (Coulombmeter)

Keterangan: µ = momen dipol (D, debye)

Q = selisih muatan (Coulomb)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negative (m)

Semakin besar harga momen dipol, semakin polar senyawa tersebut. Berikut

beberapa data harga momen dipol dari beberapa molekul:

Molekul Momen dipol (D) Molekul Momen dipol (D)

NO 0,159 CO 0,112

NH3 0,23 CO2 0

HF 1,78 CHCl3 1,09

HCl 1,078 CH4 0

HBr 0,82 CCl4 0

HI 0,44 BF3 0

H2O 1,85

Momen dipol adalah ukuran kuantitatif kepolaran ikatan yang

merupakan besaran vektor yang digambarkan menggunakan momen ikatan.

Momen ikatan terbentuk jika dua atom yang berikatan dalam suatu senyawa
memiliki perbedaan keelektronegatifan. Elektron yang ditarik oleh atom yang

lebih elektronegatif menunjukkan arah momen ikatan dan ditunjukan

menggunakan tanda  dari atom yang kurang elektronegatif menuju atom

yang lebih elektronegatif.

Akibat tarikan elektron yang terjadi, terbentuk semacam kutub

negatif pada atom yang lebih elektronegatif, sedangkan pada atom yang

kurang elektronegatif akan terbentuk semacam kutub positif. Kutub positif

atau negatif yang terbentuk disebut muatan parsial (δ). Muatan parsial

negatif (δ-) diberikan pada unsur yang lebih elektronegatif dan muatan

parsial positif (δ+) diberikan pada unsur yang kurang elektronegatif.

Pada ikatan HCl, momen

ikatan digambarkan dari atom H

ke atom Cl. Karena nilai

keelektronegatifan H sebesar

2,1 sedangan nilai keelektronegatifan Cl sebesar 3,0. Sehingga, atom H

terjadi muatan parsial positif (δ+) dan atom Cl terjadi muatan parsial positif

(δ+). Hal ini menyebabkan HCl merupakan senyawa polar.

Kepolaran senyawa dapat juga dilihat dari bentuk molekulnya, dimana

senyawa yang memiliki bentuk molekul simetris seperti linear, segitiga

datar,tetrhedaral,segitiga bipiramidal dan oktahedral.


Pada molekul CO2 muatan parsial positif (δ+) terdapat pada atom C,

sedangkan muatan parsial negatif (δ -) terdapat pada atom O. sehingga arah

momen ikatan terjadi dari atom C ke atom O. Momen ikatan ini saling

meniadakan, akibatnya momen dipolnya bernilai nol. Sehingga molekul ini

dikatakan bersifat non polar.

Pada molekul CCl4, yang mempunyai bentuk molekul tetrahedaral

dengan C sebagai atom pusat dan dikelilingi oleh 4 atom Cl. Atom Cl memiliki

nilai keelektronegatifan 3,0 dan atom C memiliki nilai keelektronegatifan 2,5.

Maka perbedaan keelektronegatifan C dan Cl adalah sebesar 3-2,5 = 0,5.

Jadi ikatan C–Cl termasuk ikatan kovalen (tepatnya ikatan kovalen

polar) karena perbedaan keelektronegatifan lebih kecil 1,7. Walaupun ikatan

C–Cl berupa ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat non polar.

Hal ini disebabkan, bentuk tetrahedral dari molekul CCl 4 dapat

dikatakan simetris karena memiliki pusat simetri pada atom C ditengah,

sehingga elektron terdistribusi secara merata ke empat atom Cl atau dapat

dikatakan tarikan elektron akibat adanya perbedaan keelektronegatifan

saling meniadakan atau saling menguatkan. Hal ini dapat diandaikan, suatu

benda yang berada di tengah-tengah ditarik dari empat sudut dengan

kekuatan sama, maka benda tersebut tidak akan bergerak.


Pada molekul yang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB), selain

momen ikatan didalamnya juga terdapat momen PEB yang arahnya menuju

pasangan elektron bebas. Jumlah vektor dari momen ikatan dan momen PEB

dalam suatu molekul disebut momen dipol.

Kepolaran ikatan menyebabkan elektron lebih ditarik oleh atom-atom

yang memiliki keelekronegatifan lebih besar. Jika molekul yang memiliki

ikatan antaratom polar berbentuk tidak simetris, elektron lebih ditarik ke

salah satu sisi atom. Akibatnya terjadi penggunaan elektron secara tidak

seimbang diantara atom-atom dalam molekul. Molekul tersebut akan memiliki

muatan dan termasuk molekul polar. Contoh : Molekul H2O.

Molekul H2O walaupun rumus molekulnya mirip dengan CO 2 dan BCl2

yang bersifat non polar tetapi H2O bersifat polar. Hal ini disebabkan, pada

molekul H2O, atom O sebagai atom pusat masih memiliki pasangan elektron

bebas. Hal ini menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk linear seperti

molekul CO2 dan BCl2, sehingga struktur molekunya menjadi tidak simetris.

Contoh molekul polar : HCl. HBr, NH3, H2O, PCl3, CH3COOH, C2H5OH.

Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran

molekul dapat ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol dari NH 3 dan
NF3. Kedua momen tersebut merupakan molekul polar dengan arah momen

ikatan dan momen PEB dibawah ini:

Pada NH3 tiga momen

ikatan H-N dan momen PEB

searah, sedangkan pada NF3

momen tiga ikatan N-F dan

momen PEB arahnya

berlawanan sehingga momen dipol NH3 lebih besar dari pada momen dipol NF 3

sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi dari pada NF3. Bentuk molekul dari NH3

dan NF3 adalah trigonal piramidal.

EVALUASI

PILIHAN GANDA

1. Senyawa berikut yang bersifat kovalen polar adalah …

a. H2O

b. CH4

c. CO2

d. N2

e. BH3

2.
Unsur Keelektronegatifan

F 4,0

O 3,5

Cl 3,0

N 3,0

Br 2,8

C 2,5

H 2,1
Berdasarkan data keelektronegatifan diatas, senyawa yang paling polar

adalah …

a. NO

b. HF

c. HCl

d. HBr

e. CO

3. Senyawa manakah yang bersifat non polar?

a. d.

b. e.

c.
4. Senyawa BCl3 merupakan senyawa … dan memiliki ikatan kovalen …

a. Polar, polar

b. Polar, non polar

c. Non polar, non polar

d. Non polar, polar

e. Polar, koordinasi

5. Molekul CO2 bersifat non polar. Ikatan yang terjadi adalah …

a. Non polar

b. Ion

c. Koordinasi

d. Polar

e. Hidrogen

ESSAI

1. Jelaskan kepolaran senyawa dan kepolaran ikatan pada molekul CHCl 3!

2. Jika dilihat dari bentuk molekulnya, bagaimanakah suatu senyawa

dikatakan polar atau non polar? Jelaskan dan berikan masing-masing

contohnya.

3. Ramalkanlah kepolaran dari molekul BeCl2!

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga


Jilid I. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Jilid I. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai