PENGARUH
PERBEDAAN
KEELEKTRONEGATIFA
N TERHADAP
KEPOLARAN IKATAN
KOVALEN
PETUNJUK BELAJAR
Bahan ajar ini digunakan sebagai sumber referensi mengenai senyawa polar
KOMPETENSI INTI
pada bidnag kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan
INDIKATOR
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat membedakan ikatan kovalen polar dan non polar
berdasarkan nilai keelektronegatifan.
2. Peserta didik sapat membedakan senyawa polar dan non polar berasarkan
bentuk molekul dengan benar
3. Peserta didik dapat membedakan senyawa polar dan non polar berdasarkan
percobaan dengan benar.
URAIAN MATERI
Ikatan kovalen dapat berupa kovalen polar dan kovalen non polar. Sifat
atom-atom penyusunnya.
bersama di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini ketika
satu atom mempunyai nilai keelektronegatifan lebih tinggi dari pada atom
lainnya.
Atom yang memiliki nilai keelektronegatifan lebih tinggi mempunyai
tarikan elektron yang lebih kuat, akibatnya elektron bersama akan lebih
mempunyai daya tarik elektron lebih besar dari pada H. Akibatnya, pada
HCl terjadi polarisasi/pengutuban, dimana atom Cl lebih negatif dari atom
H.
Ikatan kovalen non polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika
dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin
polarisasi muatan.
kedua atom H dimana elektron tersebar secara homogen antara dua atom
disebut momen dipol (µ). Besarnya momen dipol suatu molekul ditentukan
µ = Q x r
Semakin besar harga momen dipol, semakin polar senyawa tersebut. Berikut
NO 0,159 CO 0,112
HI 0,44 BF3 0
H2O 1,85
Momen ikatan terbentuk jika dua atom yang berikatan dalam suatu senyawa
memiliki perbedaan keelektronegatifan. Elektron yang ditarik oleh atom yang
negatif pada atom yang lebih elektronegatif, sedangkan pada atom yang
atau negatif yang terbentuk disebut muatan parsial (δ). Muatan parsial
negatif (δ-) diberikan pada unsur yang lebih elektronegatif dan muatan
keelektronegatifan H sebesar
terjadi muatan parsial positif (δ+) dan atom Cl terjadi muatan parsial positif
momen ikatan terjadi dari atom C ke atom O. Momen ikatan ini saling
dengan C sebagai atom pusat dan dikelilingi oleh 4 atom Cl. Atom Cl memiliki
C–Cl berupa ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat non polar.
saling meniadakan atau saling menguatkan. Hal ini dapat diandaikan, suatu
momen ikatan didalamnya juga terdapat momen PEB yang arahnya menuju
pasangan elektron bebas. Jumlah vektor dari momen ikatan dan momen PEB
salah satu sisi atom. Akibatnya terjadi penggunaan elektron secara tidak
yang bersifat non polar tetapi H2O bersifat polar. Hal ini disebabkan, pada
molekul H2O, atom O sebagai atom pusat masih memiliki pasangan elektron
bebas. Hal ini menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk linear seperti
molekul CO2 dan BCl2, sehingga struktur molekunya menjadi tidak simetris.
Contoh molekul polar : HCl. HBr, NH3, H2O, PCl3, CH3COOH, C2H5OH.
molekul dapat ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol dari NH 3 dan
NF3. Kedua momen tersebut merupakan molekul polar dengan arah momen
berlawanan sehingga momen dipol NH3 lebih besar dari pada momen dipol NF 3
sehingga kepolaran NH3 lebih tinggi dari pada NF3. Bentuk molekul dari NH3
EVALUASI
PILIHAN GANDA
a. H2O
b. CH4
c. CO2
d. N2
e. BH3
2.
Unsur Keelektronegatifan
F 4,0
O 3,5
Cl 3,0
N 3,0
Br 2,8
C 2,5
H 2,1
Berdasarkan data keelektronegatifan diatas, senyawa yang paling polar
adalah …
a. NO
b. HF
c. HCl
d. HBr
e. CO
a. d.
b. e.
c.
4. Senyawa BCl3 merupakan senyawa … dan memiliki ikatan kovalen …
a. Polar, polar
e. Polar, koordinasi
a. Non polar
b. Ion
c. Koordinasi
d. Polar
e. Hidrogen
ESSAI
contohnya.
DAFTAR PUSTAKA