Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN KIMIA DASAR

Disusun Oleh:

Muhammad Fariq Umri (03031281924025)

Kemas Rangga Alwiono (030301281924121)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran
electron tidak merata atau electron cenderung terikat pada salah satu atom.Bagaimana kita
dapat menyatakan senyawa dapat bersifat kovalen murni (non polar) atau kovalen polar.
Kepolaran erat kaitannya dengan keeletronegatifan dan juga bentuk molekul. Pelarut polar
yaaitu air yang sering disebut dengan pelarut universal, disebabkan oleh tingkat
kepolarannya yang tinggi yang mampu melarutkan semua zat terlarut kecuali senyawa non
polar seperti lemak. Setiap senyawa baik polar ataupun non polar memiliki densitas yang
berbeda-beda. Air memiliki densitas yang lebih tinggi dari minyak sehingga air dan minyak
mempunyai dua lapisan. Setiap senyawa polar mampu melarutkan senyawa polar dan
pelarut nonpolar juga mampu melarutkan zat terlarut yang bersifat non polar, prinsif ini
sering disebut dengan istilah” like disolves like”.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepolaran ?
2. Apa yang mempengaruhi kepolaran pada suatu senyawa?
3. Apa perbedaan antara senyawa polar dan non polar?
4. Bagaimana ikatan yang terjadi antar ikatan senyawa polar dan non polar?

C. Tujuan
1. Mampu memamahi arti kepolaran
2. Mengetahui faaktor yang mempengaruhi kepolaran
3. Mampu membedakan senyawa polar dan senyawa nonpolar
4. Memahami ikatan antar senyawa polar dan nonpolar

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Dalam kimia, polaritas (atau kepolaran) adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah
pada molekul atau gugus kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol.Molekul polar
harus mengandung ikatan kimia polar karena perbedaan elektronegativitas antara atom yang
berikatan. Molekul polar dengan dua atau lebih ikatan kutub harus memiliki geometri asimetris
sehingga momen ikatan tidak saling meniadakan.Molekul polar berinteraksi melalui gaya
antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen. Polaritas mendasari sejumlah sifat fisik
termasuk tegangan permukaan, kelarutan serta titik leleh dan titik didih.Tidak semua atom menarik
elektron dengan kekuatan yang sama. Jumlah "tarikan" atom yang diberikan pada elektron
disebut elektronegativitas. Atom dengan elektronegativitas tinggi –
seperti fluor, oksigen dan nitrogen – mengerahkan daya tarik elektron lebih besar daripada atom
dengan elektronegativitas rendah. Dalam sebuah ikatan, ini menyebabkan pembagian elektron yang
tidak setara antara atom, karena elektron akan tertarik mendekati atom dengan elektronegativitas
yang lebih tinggi.

Karena elektron memiliki muatan negatif, pembagian elektron yang tidak setara dalam
ikatan mengarah pada pembentukan dipol listrik: pemisahan muatan listrik positif dan negatif.
Karena jumlah muatan yang dipisahkan dalam dipol tersebut biasanya lebih kecil dari muatan
elementer, maka disebut muatan parsial, dilambangkan sebagai δ+ (delta plus) dan δ− (delta
minus). Simbol tersebut diperkenalkan oleh Christopher Kelk Ingold dan Edith Hilda Ingold pada
tahun 1926. Momen dipol ikatan dihitung dengan mengalikan jumlah muatan yang dipisahkan serta
jarak antar muatan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kepolaran Senyawa

1. Perbedaan keelektronegatifan Senyawa yang ion-ionnya membentuk 2 kutub dengan


muatan yang berlawanan (δ+ danδ-) menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan
molekul tersebut bersifat semakin polar.

Contoh : HCl keelektronegatifan H=2,1 dan Cl=2,8 maka H cenderung bermuatan


positif (H+) dan Cl cenderung bermuatan negatif (Cl-), sehingga terjadi 2 kutub (dipol).

3
Catatan : Jika dicampurkan dengan pelarut akan larut. Jika senyawa yang ion-ionnya
bermuatan sama (δ+ danδ+) atau (δ- danδ-) tidak ada perbedaan keelektronegatifan
(perbedaan keelektronegatian = 0), sehingga tidak terbentuk muatan / dipol. Jika
dilarutkan terjadi pengendapan.

2. Pengaruh bentuk molekul Senyawa yang memiliki bentuk molekul simetris bersifat
non-polar. Contoh : CH4 , CCl4, dsb. Senyawa yang memiliki bentuk molekul tidak
simetris karena ada pasangan electron bebas (PEB) bersifat polar. Contoh : NH3, H2O,
PCl3, dsb.

C. Senyawa Polar dan Non Polar

Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.Senyawa non polar adalah Senyawa
yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang
membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama.

4
Ciri-ciri Senyawa Polar :

1) Dapat larut dalam air dan pelarut lain


2) Memiliki kutub + dan kutub -, akibattidak meratanya distribusi electron
3) Memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan.

Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5.

Gambar Senyawa Polar

Ciri- ciri Senyawa Non Polar :

1) tidak larut dalam air dan pelarut polar lain


2) tidak memiliki kutub + dan kutub – , akibat meratanya distribusi electron
3) Tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau
keelektronegatifannya sama.
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2.

Gambar Senyawa Non Polar :

5
Ukuran Kuantitatif Titik Didih Senyawaa Kovalen ( Polar dan Non Polar)
1) Senyawa polar lebih tinggi titik didihnya dari pada senyawa non polar
2) urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-pol > non polar-non polal atau ikatan
hidrogen > Van der Waals > gaya London
3) bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar .
4) untuk senyawa karbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang (
bulat )

Perbedaan Senyawa Polar dan Non Polar

1. Senyawa Polar
a) dapat larut dalam air
b) memiliki pasangan elekton bebas ( bentuk tidak simetris)
c) berakhir ganjil , kecuali BX3 dan PX5

Contoh : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr,

2. Senyawa Non Polar


a) tidak dapat larut dalam air
b) tidak memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris )
c) berakhir genap
Contoh : F2, BR2, O2, H2

D. Ikatan Kovalen Polar, Non Polar dan Koordinasi

a. Ikatan kovalen nonpolar


Bila dua buah atom atau unsur yang terikat dalam ikatan kovalen memiliki
keelektronegatifan yang sama besar, maka tidak akan mengakibatkan pengutuban atau
polarisasi muatan. Hal ini kemudian dinamakan sebagain ikatan kovalen nonpolar.

Contoh ikatan kovalen nonpolar: I2, Br2, H2, N2

6
Misalnya pada I2 dimana elektron digunakan oleh dua inti atom I. Oleh karena
keelektronegatifannya sama besar, maka tidak terjadi pengutuban atau polarisasi.
Perhatikan gambar di bawah ini.

b. Ikatan kovalen polar


Sebuah senyawa terjadi ikatan kovalen polar apabila ada perbedaan
kelektronegatifan yang mengakibatkan terjadinya pengutuban muatan. Misalnya pada
senyawa HF dimana elektron bersamanya digunakan secara tidak seimbang oleh kedua
inti atom H dan inti atom F.

Perhatikanlah gambar berikut ini.

7
c. Ikatan kovalen koordinasi
Seperti yang kita ketahui bahwa pada ikatan kovalen, biasanya pasangan elektron
bersama berasal dari sumbangsih masing-masing atom. Akan tetapi, ternyata ada pula
pasangan elektron bersama berasal dari satu atom saja. Nah, ikatan yang seperti ini
dinamakan sebagai ikatan kovalen koordinasi.

Contoh ikatan kovalen koordinasi misalnya SO3, HNO3, H2SO4 dan NH4Cl.untuk
menjelaskan ikatan kovalen koordinasi biasanya digunakan tanda anak panah.
Misalnya senyawa HNO3 dapat dilihat pada gambar berikut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Charles W. 1983. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Petturicci, H. petrcci. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas dan Asas Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.

Tamrin, Suwito. 2015. Kumpulan Rumus Lengkap Kimia SMA. Pustaka Gama: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai