Senyawa Polar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > non polar-
non polar atau ikatan hidrogen > van der waals > gaya london.
Bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya
lebih besar.
Contoh 2 :
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI
sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga
keelektronegatifan yang sama.
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak
terbentuk kutub.
Contoh 3 :
Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan
tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom
penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom
(tidak terbentuk kutub).
Senyawa Polar
Dapat larut dalam air.
Memiliki pasangan eketron bebas “bentuk tidak simteris”.
Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5.
Contoh: F2, CI2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4, SF6, PCI5, BCI3.
Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar,
perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang
permanen ( dipol permanent ) Jadi antar molekul polar terjadi gaya
tarik dipol permanent.
Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil,
bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan
keelektronegatifannya = 0 .
Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat ( gaya
dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom
salah satu atom menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah
kutub kutub yang sifatnya sesaat.