Anda di halaman 1dari 6

Senyawa Polar Dan Non Polar –

Pengertian, Ciri, Kovalen, Perbedaan,


Sifat, Titik Didih, Contoh
Oleh samhis setiawanDiposting pada 03/09/2020

Senyawa Polar Dan Non Polar – Pengertian, Ciri, Kovalen,


Perbedaan, Sifat, Titik Didih, Contoh : Dalam hal ini untuk
dapat membedakan kedua senyawa berikut ini yakni senyawa polar
dan non polar yang dapat ditunjukan dari beberapa sisi yang
diantaranya dari ciri senyawa, distribusi elektronnya dan ukuran
kuantitatif titik didih.

Senyawa Polar Dan Non Polar


Dalam hal ini untuk dapat membedakan kedua senyawa berikut ini
yakni senyawa polar dan non polar yang dapat ditunjukan dari
beberapa sisi yang diantaranya dari ciri senyawa, distribusi
elektronnya dan ukuran kuantitatif titik didih. Nah untuk lebih
jelasnya silahkan anda menyimak uraian berikut ini semoga dengan
memberikan ulasan ini dapat menambah pengatahuan anda.

Senyawa Polar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.

Ciri – Ciri Senyawa Polar


Ada beberapa ciri-ciri senyawa polar yang diantaranya yaitu:

 Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain.


 Memiliki kutub + dan kutub – akibat tidak meratanya distribusi
elektron.

Memiliki pasangan elektron bebas “apabila bentuk molekul diketahui”


atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.

Contoh Senyawa Polar :


 Alkhol, HCI, PC13, H2O, N2O5.
 H2O, HCL, HF, HI dan HBr

Senyawa Non Polar


Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur
yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir
sama.

Ciri-Ciri Senyawa Non Polar


 Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain.
 Tidak memiliki kutub + dan kutub – akibat meratanya distribusi
elektron.

Tidak memiliki pasangan eletron bebas “bila bentuk molekul


diketahui” atau keelektronegarifannnya sama.

Contoh Senyawa Non Polar :


 C12, PC15, H2, N2.
 O2, CO2,CH4 dan Cl2

Ukuran Kuantitatif Titik


Didih Senyawa Kovalen
Dalam hal ini untuk senyawa polar titik didihnya lebih tinggi dari pada
senyawa non polar seperti yaitu:

 Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > non polar-
non polar atau ikatan hidrogen > van der waals > gaya london.
 Bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya
lebih besar.

Untuk senyawa karbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih >


rantai bercabang “bulat”.

Polarisasi Ikatan Kovalen


Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan
(PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh 1 : Molekul HCl


Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron,
tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.

Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat


daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya
terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya


perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh 2 :
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI
sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga
keelektronegatifan yang sama.
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak
terbentuk kutub.
Contoh 3 :
Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan
tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom
penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom
(tidak terbentuk kutub).

Sifat – Sifat Senyawa Kovalen


Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik
leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam
pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan
listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau.
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, senyawa polar larut
dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut
nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang bersifat polar.
Oleh karena itu, air akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat
polar, dan sebaliknya, tidak melarutkan senyawa nonpolar.
Berdasarkan sifat pelarut air tersebut, maka kita dapat mengetahui
kepolaran suatu senyawa dengan menguji kelarutannya dalam air.

Perbedaan Senyawa Polar Dengan Non


Polar
Ada beberapa perbedaan senyawa polar dengan non polar yang
diantaranya yaitu:

Senyawa Polar
 Dapat larut dalam air.
 Memiliki pasangan eketron bebas “bentuk tidak simteris”.
 Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5.

Contoh: NH3, PCI3, H2O, HCI, HBr, SO3, N2O5, CI2O5.

Senyawa Non Polar


 Tidak dapat larut dalam air.
 Tidakn memiliki pasangan elektron bebas “bentuk simteris”.
 Berakhir genap.

Contoh: F2, CI2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4, SF6, PCI5, BCI3.
Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar,
perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang
permanen ( dipol permanent ) Jadi antar molekul polar terjadi gaya
tarik dipol permanent.
Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil,
bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan
keelektronegatifannya = 0 .
Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat ( gaya
dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom
salah satu atom menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah
kutub kutub yang sifatnya sesaat.

Anda mungkin juga menyukai