Anda di halaman 1dari 23

SENYAWA POLAR DAN NON POLAR

Posted on December 9, 2012 by fitrimarwaningsih

Pada bab ini saya membahas tentang senyawa polar dan non polar .

PENGERTIAN SENYAWA POLAR DAN NON POLAR

Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda.

Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
CIRI -CIRI SENYAWA POLAR :

 Dapat larut dalam air dan pelarut lain


 Memiliki kutub + dan kutub -, akibattidak meratanya distribusi elektron

- memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki perbedaan
keelektronegatifan.

CONTOH : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5.

GAMBAR SENYAWA POLAR

CIRI – CIRI SENYAWA NON POLAR :

 tidak larut dalam air dan pelarut polar lain


 tidak memiliki kutub + dan kutub – , akibat meratanya distribusi elektron

- tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau
keelektronegatifannya sama.

CONTOH : Cl2, PCl5, H2, N2.

GAMBAR SENYAWA NON POLAR :


UKURAN KUANTITATIF TITIK DIDIH SENYAWA KONVALEN ( POLAR DAN NON
POLAR )

* Senyawa polar lebih tinggi titik didihnya dari pada senyawa non polar

 urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-pol > non polar-non polal atau ikatan hidrogen
> Van der Waals > gaya london
 bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar .

untuk senyawakarbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang ( bulat )

PERBEDAAN SENYAWA POLAR DAN NON POLAR

SENYAWA POLAR

 dapat larut dalam air


 memiliki pasangan elekton bebas ( bentuk tidak simetris)
 berakhir ganjil , kecuali BX3 dan PX5

CTH : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr,

SENYAWA NON POLAR

 tidak dapat larut dalam air


 tidak memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris )
 berakhir genap

CTH : F2, BR2, O2, H2

Senyawa Polar dan Non Polar


Senyawa polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.

Contoh : H2O, HCL, HF, HI dan HBr

Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.

Contoh : O2, CO2,CH4 dan Cl2

Ciri-ciri senyawa polar :

1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain

2. Memiliki kutub( +) dan kutub (-) , akibat tidak meratanya distribusi elektron

4. Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan

Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5

Ciri-ciri senyawa non polar :

1. Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain

2. Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi elektron

3. Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau
keelektronegatifannya sama

Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2

Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan


harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen ( dipol
permanent )
Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent

Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil, bahkan


untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya
=0.

Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat ( gaya dispersi/
gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu atom
menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya
sesaat.

Polarisasi Ikatan Kovalen

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik
lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh 1 : Molekul HCl

Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi


keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.

Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada
atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam
kutub dalam molekul HCl).

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan


keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.

Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI
tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh 2 : Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI
sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga
keelektronegatifan yang sama.
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk
kutub.

Contoh 3 : Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi
pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun
senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).

Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh


rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non
polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar
dan banyak yang berbau. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, senyawa
polar larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut
nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang bersifat polar. Oleh karena itu, air
akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar, dan sebaliknya, tidak
melarutkan senyawa nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air tersebut, maka kita
dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa dengan menguji kelarutannya dalam
air. Seperti percoban berikut.
SENYAWA POLAR DAN NON POLAR

SENYAWA POLAR
 dapat larut dalam air
 Memiliki pasangan elektron bebas (bentuk tdk simetris)
 Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5

Cth : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, SO3, N2O5, Cl2O5

SENYAWA NON POLAR


 Tdk dapat larut dalam air
 Tdk memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris)
 Berakhir genap

Cth : F2, Cl2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4, SF6, PCl5, BCl3

Ciri-ciri senyawa polar :


 dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
 memiliki kutub + dan kutub - , akibat tidak meratanya distribusi elektron
 memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan
keelektronegatifan

Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5

Ciri-ciri senyawa non polar :


 tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
 Tidak memiliki kutub + dan kutub - , akibat meratanya distribusi elektron
 tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2

UKURAN KUANTITATIF TITIK DIDIH SENYAWA KOVALEN

* Senyawa polar titik didihnya lebih tinggi daripada senyawa non polar
 Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > non polar-non polar atau ikatan hidrogen > Van der Waals
> gaya london
 Bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar
 Untuk senyawa karbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang (bulat)
Premium
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium
merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia
dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane
Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada
umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti:
mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline
atau petrol.

Kelemahan Premium

 Dari sisi lingkungan, Premium masih memiliki kandungan logam berat timbal yang berbahaya
bagi kesehatan.
 Dari sisi teknologi, penggunaan Premium dalam mesin berkompresi tinggi, akan menyebabkan
mesin mengalami knocking atau 'ngelitik'. Sebab, Premium di dalam mesin kendaraan akan
terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin
berkurang, sehingga terjadi inefisiensi.
 Dari sisi finansial, knocking yang berkepanjangan menyebabkan kerusakan piston. Sehingga
kendaraan bermotor harus diganti pistonnya.

Perkembangan harga (Rp per liter)


Tanggal Harga

2003 1.810,00

1 Maret 2005 2.400,00

1 Oktober 2005 4.500,00

24 Mei 2008 6.000,00

1 Desember 2008 5.500,00

15 Desember 2008 5.000,00

15 Januari 2009 4.500,00

22 Juni 2013 6.500,00


aquades
Perbedaan Aquades dengan Air (Destilasi)
Diposkan oleh Ria Puspitasari di 08.55.00 Senin, 23 April 2012

Aquades adalah air hasil destilasi / penyulingan sama dengan air murni atau H2O, kerena H2O hampir
tidak mengandung mineral. Sedangkan air mineral adalah pelarut yang universal. Oleh karena itu air
dengan mudah menyerap atau melarutkan berbagai partikel yang ditemuinya dan dengan mudah
menjadi tercemar. Dalam siklusnya di dalam tanah, air terus bertemu dan melarutkan berbagai mineral
anorganik, logam berat dan mikroorganisme. Jadi, air mineral bukan aquades (H2O) karena mengandung
banyak mineral.

Aquades atau biasa di sebut air suling merupakan air hasil penyulingan (diuapkan
dan disejukan kembali).Air suling juga memiliki rumus kimia pada air umumnya
yaitu H20 yang berarti dalam 1 molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan
atom oksigen tunggal. Molekul pada H20 berbentuk asimetris. Karena molekul air
asimetris dan atom oksigen memiliki elektronegativitas lebih tinggi dari atom
hidrogen, ia membawa muatan negatif sedikit, sedangkan atom hidrogen sedikit
positif. Akibatnya, air adalah molekul polar dengan momen dipol listrik atau tidak
sama dengan 0. Air juga dapat membentuk dalam jumlah yang besar ikatan
hidrogen antarmolekul untuk molekul ukurannya. Faktor-faktor ini menyebabkan
gaya tarik menarik yang kuat antara molekul air, sehingga menimbulkan tegangan
permukaan air yang tinggi dan gaya kapiler. Aksi kapiler mengacu pada
kecenderungan air untuk bergerak ke atas tabung sempit melawan gaya gravitasi.
Properti ini diandalkan oleh semua tumbuhan vaskular, seperti pohon.

Pebedaan aquades dengan airAquades adalah air hasil destilisasi / penyulingan sama dengan air
murni tau h20,karena h2o hampirtidak mengandung mineral sehingga membebaskan ginjal dari
pekerjaan berat
Sedangkan air adalah
pelarut yang universal, oleh karena itu air dengan mudah "menyerap" ataumelarutkan berbagai
partikel yang ditemuinya dan dengan mudah menjadi tercemar.Dalam siklus-nyadi dalam tanah,
air terus bertemu dan melarutkan berbagai mineral anorganik, logam berat, danmicro-
organisme.jadi air bukan H2O karena mengandung banyak mineral
Alkohol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini berisi tentang istilah umum dalam kimia. Untuk macam dari alkohol yang ada di dalam
minuman beralkohol, lihat Etanol. Untuk minuman yang mengandung alkohol, lihat Minuman
beralkohol.

Artikel ini bukan mengenai minuman beralkohol atau minuman keras.

Gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol

Model bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang
untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun
yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Struktur

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada
tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah
karbon yang terikat pada karbon C-OH. Alkohol primer paling sederhana adalah metanol.
Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah 2-propanol, dan alkohol tersier paling sederhana
adalah 2-metil-2-propanol.

Rumus kimia umum

Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'

Penggunaan
Pengawet

Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil).

Otomotif

Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Etanol dan metanol dapat dibuat untuk
membakar lebih bersih dibanding bensin atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antibeku
pada radiator. Untuk menambah penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan
kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara
kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.

Nama-nama untuk alkohol


Nama sistematik

Dalam sistem tatanama IUPAC, nama-nama senyawa alkana kehilangan akhiran "e" dan diganti
dengan "ol", contohnya metana menjadi metanol dan etana menjadi etanol. [1] Ketika dibutuhkan,
posisi dari gugus hidroksil dapat diketahui dari nomor di antara nama alkana dan "ol": 1-
propanol untuk CH3CH2CH2OH, 2-propanol untuk CH3CH(OH)CH3. Jika ada gugus fungsi yang
lebih tinggi (seperti aldehida, keton, atau asam karboksilat, maka awalannya adalah "hidroksi",[1]
contohnya: 1-hidroksi-2-propanon (CH3COCH2OH).[2]
Beberapa contoh senyawa alkohol dan bagaimana menamainya

Penggunaan tatanama IUPAC dipakai di publikasi-publikasi ilmiah dan diperlukan identifikasi


detail terhadap substansi tersebut. Pada konteks lainnya, alkohol biasanya disebut dengan gugus
alkil ditambah dengan kata "alkohol", misalnya metil alkohol, etil alkohol. Propil alkohol dapat
disebut n-propil alkohol atau isopropil alkohol, tergantung dari dimana gugus fungsinya
berikatan, berikatan pada karbon pertama atau kedua pada rantai propana.

Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier,
tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom karbon yang juga
mengikat gugus hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH; alkohol sekunder
rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol tersier rumus umumnya RR'R"COH, dimana R, R', dan
R" melambangkan gugus alkil. Etanol dan n-propil alkohol adalah contoh alkohol primer;
isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Penggunaan awalan sek- (atau s-) dan tert-
(atau t-), biasanya ditulis dalam huruf miring, dapat digunakan sebelum nama gugus alkil untuk
membedakan alkohol sekunder dan alkohol tersier dari alkohol primer. Contohnya, isopropil
alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan alkohol tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2-
propanol juga dapat disebut dengan tert-butil alkohol atau tert-butanol.

Nama umum/trivial/perdagangan
Rumus kimia Nama IUPAC Nama umum

Alkohol monohidrik

CH3OH Metanol Alkohol kayu

C2H5OH Etanol Alkohol gandum

C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok


C5H11OH Pentanol Amil alkohol

C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol

Alkohol polihidrik

C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol

C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol

C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol

C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol

C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol Mannitol, Sorbitol

C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol

Alkohol alifatik tidak tersaturasi

C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol

C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol

C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol

Alkohol alisiklik

C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol

C10H19OH 2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol Mentol

Keasaman

Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen
pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon
Hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat.
Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.

Produksi

Pada industri, alkohol diproduksi dengan beberapa cara:


 Dengan fermentasi menggunakan glukosa yang diproduksi dari gula dari hidrolisis amilum.
Fermentasi alkohol ini dibantu dengan khamir dan suhu dibawah 37 °C. Selain fermentasi
glukosa, proses pembuatan alkohol juga dapat dibuat dengan mengkonversi aukrosa dengan
enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa, setelah itu glukosa dikonversi lagi menjadi etanol
dengan enzim zymase.
 Dengan hidrasi langsung menggunakan etilena (Hidrasi etilena)[3] atau alkana lain dari proses
cracking dari minyak bumi yang didistilasi.

Sintesis laboratorium

Ada beberapa metode yang ada untuk mensintesis alkohol di laboratorium.

Substitusi

Alkil halida primer bereaksi dengan NaOH atau KOH akan menghasilkan alkohol primer.
Reagen Grignard bereaksi dengan gugus karbonil akan menghasilkan alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Reaksi lainnya adalah reaksi Barbier dan reaksi Nozaki-Hiyama.

Reduksi

Aldehida atau keton dapat direduksi dengan natrium borohidrida atau litium aluminium hidrida.
Reduksi lainnya oleh aluminiumisopropilat adalah reduksi Meerwein-Ponndorf-Verley.
Hidrogenasi asimetris Noyori adalah reduksi asimetris β-keto-ester.

Aplikasi

Total konsumsi per kapita alkohol yang tercatat, dalam liter alkohol murni[4]

Alkohol memiliki berbagai macam penggunaan di seluruh dunia. Alkohol digunakan untuk
minuman beralkohol, bahan bakar, dan kegunaan sains, kedokteran, dan industri.

Minuman beralkohol

Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40% volume, telah diproduksi dan
dikonsumsi sejak zaman pra-sejarah.
Antibeku

Campuran 50% v/v (berdasarkan volume) etilen glikol dalam air pada umumnya digunakan
untuk antibeku.

Antiseptik

Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum disuntik,
terkadang bersama dengan iodin. Sabun berbasis etanol banyak digunakan di restoran dan tidak
membutuhkan pengering karena amat mudah menguap. Gel berbasis alkohol juga umum
digunakan sebagai hand sanitizer.

Bahan bakar

Beberapa senyawa alkohol, seperti etanol dan metanol, digunakan sebagai bahan bakar.

Pelarut

Gugus hidroksil (-OH), yang terdapat pada alkohol, bersifat polar dan hidrofilik tapi rantai
karbonnya bersifat non-polar sehingga hidrofobik. Molekulnya secara umum menjadi nonpolar
dan semakin tak larut dalam air ketika rantai karbonnya menjadi semakin panjang.[5]

Alkohol dipakai di industri sebagai pelarut atau reagen. Etanol digunakan sebagai pelarut pada
obat-obatan, dan parfum karena sifatnya yang relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi
non polar.

Metanol dan etanol

Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil
alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:

H H H
| | |
H-C-O-H H-C-C-O-H
| | |
H H H
metanol etanol

Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat
dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah
dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang
digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia.
Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik
(beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.

 isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol


gosok
 etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam
antifreeze
 gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak
dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
 Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan
bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai
spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah
penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.
denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal
dengan nama spirtus.

Sifat racun
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Efek mengkonsumsi alkohol jangka pendek dan Efek
mengkonsumsi alkohol jangka panjang

Beberapa efek dari konsumsi etanol jangka panjang. Sebagai tambahan, untuk wanita hamil akan
menyebabkan sindrom alkohol fetal.

Etanol pada minuman beralkohol telah dikonsumsi manusia sejak zaman prasejarah dengan
berbagai tujuan kegunaan yang berbeda-beda. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar akan
menyebabkan seseorang teler atau mabuk. Jika minuman beralkohol dikonsumsi terus-menerus
dalam jumlah berlebihan, maka dapat menyebabkan kegagalan pernapasan akut dan kematian.
Karena etanol dapat menghilangkan kesadaran, manusia yang mengkonsumsinya dapat
melakukan perbuatan buruk yang tidak disadari.[6]

Kegunaan etanol

Minuman

"Alkohol" yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol.

Spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri


Etanol biasanya dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala
industri yang sebenarnya merupakan sebuah etanol yang telah ditambahkan sedikit metanol dan
kemungkinan beberapa zat warna. Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri
tidak cocok untuk diminum. Penjualan dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi yang
dikenakan untuk minuman beralkohol (khususnya di Inggris).

Sebagai bahan bakar

Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air serta bisa digunakan sebagai
bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol (bensin). "Gasohol" adalah sebuah
petrol / campuran etanol yang mengandung sekitar 10 – 20% etanol.

Karena etanol bisa dihasilkan melalui fermentasi, maka alkohol bisa menjadi sebuah cara yang
bermanfaat bagi negara-negara yang tidak memiliki industri minyak untuk mengurangi import
petrol mereka.

Sebagai pelarut

Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa digunakan untuk
melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air. Sebagai contoh, etanol
digunakan pada berbagai parfum dan kosmetik.

Kegunaan metanol

Sebagai bahan bakar

Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.

Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau
kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara diteliti).

Sebagai sebuah stok industri

Kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain – seperti metanal


(formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam. Kebanyakan dari senyawa-
senyawa selanjutnya diubah menjadi produk.

Kegunaan propan-2-ol

Propan-2-ol banyak digunakan pada berbagai situasi yang berbeda sebagai sebuah pelarut
Metanol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Methanol

Nama IUPAC[sembunyikan]

Methanol

Nama lain[sembunyikan]

Hidroksimetana
Metil alkohol
Metil hidrat
Alkohol kayu
Karbinol

Identifikasi
Nomor CAS [67-56-1]

Nomor RTECS PC1400000

SMILES CO

Sifat
Rumus molekul CH3OH
Massa molar 32.04 g/mol

Penampilan colorless liquid

Densitas 0.7918 g/cm³, liquid

Titik lebur
–97 °C, -142.9 °F (176 K)
Titik didih
64.7 °C, 148.4 °F (337.8 K)
Kelarutan dalam air Fully miscible

Keasaman (pKa) ~ 15.5

Viskositas 0.59 mPa·s at 20 °C

Momen dipol 1.69 D (gas)

Bahaya
Flammable (F)
Klasifikasi EU
Toxic (T)

3
NFPA 704

3
1

Frasa-R R11, R23/24/25, Templat:R39/23/24/25

Frasa-S (S1/2), S7, S16, S36/37, S45

Titik nyala 11 °C

Senyawa terkait
alkanols terkait ethanol
propanol
butanol

chloromethane
Senyawa terkait
methoxymethane

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan
atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar,
dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol digunakan
sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol
industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut
adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut
akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.

Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah
sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada
dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.

Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi pembuatan
alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan industri dari
pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras
(minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu
merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi
tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas
hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi
dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap
pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.

Daftar isi

 1 Sejarah
 2 Produksi
 3 Kegunaan
o 3.1 Bahan bakar untuk kendaraan bermotor
o 3.2 Bahan utama untuk bahan lain
 4 Pranala luar

Sejarah

Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran,
termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni,
pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box,
karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal
sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan
Eugene Peligot menentukan komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene
untuk kimia organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur") + hŷlē = kayu (bagian
dari pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi
mereka melakukan kesalahan.

Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk
mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun 1892
oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang
digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata
"methyl".

Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF mengembangkan
cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi
metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi
ekstrem —tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000 atm), dan temperatur sekitar 400 °C.
Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu
beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.

Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis minyak bumi
terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah timbul pada
pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk menghasilkan harga yang lebih
murah, beberapa produsen cenderung mencampur metanol lebih banyak. Produsen lainnya
menggunakan teknik pencampuran dan penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini
menurunkan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, metanol masih menarik utuk
digunakan sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang
dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap kombinasi
etanol, metanol dan/atau bensin.

Produksi

Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen dari gas alam.
Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara komersial.

Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10–20 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 °C),
metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas sintesis
menurut reaksi kimia berikut:
CH4 + H2O → CO + 3 H2

Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi
endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor katalitik
yang digunakan.

Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk menghasilkan gas
sintesis melalui reaksi kimia berikut:

2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2

reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ untuk
menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut dikombinasikan,
proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2 dapat diatur dengan
menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction):

CO + H2O → CO2 + H2,

untuk menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol.

Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk menghasilkan
metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran tembaga, seng oksida, dan
alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI di tahun 1966. Pada 5–10 MPa (50–100 atm) dan
250 °C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari karbon monoksida dan hidrogen dengan
selektifitas yang tinggi:

CO + 2 H2 → CH3OH

Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3 mol
hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya memerlukan 2
mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan hidrogen
ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia
akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:

CO2 + 3 H2 → CH3OH + H2O

Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk
menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas alam,
produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol)
menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu bara.

Kegunaan
Bahan bakar untuk kendaraan bermotor
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahan bakar metanol
Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam, dikarenakan metanol tidak
mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Metanol juga digunakan sebagai campuran utama
untuk bahan bakar model radio kontrol, jalur kontrol, dan pesawat model.

Salah satu kelemahan metanol jika digunakan dalam konsentrasi tinggi adalah sifat korosif
terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol, meskipun merupakan asam lemah,
menyerang lapisan oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:

6 CH3OH + Al2O3 → 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O

Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut merupakan
bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil modern pun masih
tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi.
Metanol juga digunakan sebagai pelarut dan sebagai antibeku, dan fluida pencuci kaca depan
mobil.

Bahan utama untuk bahan lain

Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40%
metanol yang ada diubah menjadi formaldehid, dan dari sana akan dihasilkan berbagai macam
produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.

Senyawa kimia lainnya yang merupakan turunan dari metanol adalah dimetil eter, yang telah
menggantikan klorofluorokarbon sebagai bahan campuran pada aerosol, dan asam asetat. Dimetil
eter juga dapat dicampur dengan gas alam terkompresi (LPG) untuk memanaskan masakan, dan
juga bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti diesel.

Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air limbah
sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat menjadi
nitrogen.

bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada tekanan atmofser,
mengijinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan penyimpanan dan penanganan yang
mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan dalam perlengkapan elektronik.dari
MUMU

Anda mungkin juga menyukai