Anda di halaman 1dari 15

r Molekul

BY ANDRIAN VERNANDES

Kepolaran Molekul
Jika dua unsur yang berbeda keelektronegatifan berikatan, maka akan terjadi perbedaan muatan listrik di kedua
atom. Unsur yang lebih elektronegatifan akan bermuatan negatif, karena sifat unsur yang menarik elektron
yang dipakai bersama dalam ikatan. Sedankan atom yang lain bermuatan positif.

Contoh :
Molekul HCl
Keelektronegatifan C > H

Akibatbya timbul kitub pada molekul tersebut, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Molekul yang mempunyai
dua kutub disebut dengan molekul polar. Molekul polar hanya terjadi pada senyawa yang berikatan kovalen.

Kutub postif dan kutub negatif berbeda dengan ion positif dengan ion negatif. Kutub muncul pada molekul
yang sama, sementara ion positif dan ion negatifmemrupakan partikel bebas yang tidak saling berikatan.

Kepolaran molekul dwiatom (terdiri dari dua jenis atom) dapat langsung diketahui dari kepolaran ikatannnya.
Ikatan yang polar timbul dari perbedaan keelektronegatifan atom atom yang berikatan.

Contoh :
Molekul
Nilai keelektronegatifan Cl = 3
Perbedaan keelektronegatifan = 3 - 3 = 0

Karena pada molekul , tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan maka ikatan dalam molekul ini
bersifat non polar. Elektron yang dipakai bersama berada tepat di kedua atom (tidak ke salah satu atom).
Molekul HCl
Nilai keelektronegatifan H = 2,1 dan Cl = 3
Perbedaan keelektronegatifan = 3 - 2,1 = 0,9

Karena ada perbedaan (cukup besar) keelektronegatifan unsur H dan Cl , maka ikatan yang akan terjadi
bersifat polar. Elektron yang dipakai bersama akan lebih tertarik ke arah atom Cl sehingga menjadi kutub
negatif molekul dan atom H menjadi kutub positif.

Kepolaran molekul poliatomik (terdiri lebih dari dua atom) diepngaruhi oleh kepolaran ikatan dan sudut
ikatannnya. Kepolaran molekul poliatomik dapat diketahui dengan menghitung/ melihat harga momen dipol
senyawa dan momen dipol beberapa ikatan

Contoh :
Molekul
Bentuk molekul = Sudut (dengan sudut ikatan )

Jika kita hitung penjumlahan vektor momen dipol ikatan O - H pada molekul , hasilnya adalah = 1,64.
Artinya ikatan O - H dalam molekul , momen dipol ikatannya tidak saling meniadakan. Hal ini
disebabkan oleh bentuk molekul yang tidak simetri, sehingga molekul bersifat polar.

Molekul
Bentuk molekul = Linier ( sudut ikatan = )
Jika dihitung penjumlahan vektor momen dipol ikatan pada molekul hasilnya adalah 0. Kenapa???
Karena bentuk molekul yang simetri, sehingga momen dipol ikatan saling meniadakan ( yang satu ke arah kiri
dan yang lain ke arah kanan). Akibatnya molekul bersifat non polar.

Indikator lain yang dapat digunakan untuk menentukan kepolaran molekul poliatom adalah ada atau tidaknya
pasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas dalam suatu molekul akan mempengaruhi bentuk molekul.

Contoh :
Molekul
Bentuk molekul = tetrahedral
Pasangan elektron bebas = 0

Karena tidak mempunyai pasangan elektron bebas, bentuk molekulnya menjadi simetri. Pada molekul yang
simetri, momen dipol ikatannnya saling meniadakan sehingga molekul bersifat non polar.

Molekul
Bentuk molekul = Trigonal piramida
Pasangan elektron bebas = 1

Adanya elektron bebas dalam molekul akan mendorong ikatan N - H sedemikian rupa sehingga sudut
ikatannnya berubah dan bentuk molekulnya menjadi tidak simetri lagi. akibatnya momen dipol ikatannya tidak
saling meniadakan dan molekul bersifat polar.

Ikatan Hidrogen
Hidrogen adalah atom yang sangat elektropositif, jika berikatan dengan atom yang sangat elektronegatif (F, O,
N), pasangan elektron yang dipakai bersama akan tertarik ke arah unsur yang lebih elektronegatif. Akibatnya
timbul kutub positif pada atom H dan kutub negatif pada atom F, O dan N. Contoh senyawanya adalah
HF, dan .

Jika terdapat sejumlah molekul (misalnya) dalam gelas kimia, maka hidrogen yang terdapat dalam
molekul yang satu akan dapat membentuk ikatan tambahan dengan oksigen dari molekul yang
lain. Ikatan tambahan ini adalah ikatan antar molekul yang disebut dengan ikatan hidrogen.

Ikatan hidrogen adalah ikatan antara molekul yang mengandung atom hidrogen dan bersifat sangat polar,
dimana ada gaya tarik listrik antara atom hidrogen dengan unsur yang lebih elektronegatif, sedangkan kedua
atom ini sedang berikatan kovalen dengan atom lain.

Ikatan Hidrogen dalam beberapa molekul :

Ikatan hidrogen termasuk gaya antar molekul yang cukup kuat sehingga mempengaruhi titik didih suatu
senyawa. Hal ini menimbulkan penyimpangan titik didih senyawa dalam satu golongan

Contoh senyawa golongan IV A

Normalnya, semakin besar Mr suatu senyawa meka energi yang dibutuhkan untuk mendidihkan senyawa
tersebut semakin besar pula. Akibatnya titik didh senyawa semakin tinggi. Keteraturan ini terlihat dari titik
didih sampai yang meningkat seiring pertambahan Mr senyawa. Tetapi molekul yang Mr
senyawanya paling kecil, justru memiliki titik didh yang paling besar dalam golongannya. Setelah diteliti,
ternyata hal ini disebabkan karena dalam molekul terdapat ikatan hidrogen. Ikatan tambahan ini
menyebabkan ebergi yang dibutuhkan untuk mendidihkan air jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa
lain dalam golongannnya yang tidak memiliki ikatan hidrogen antar molekulnya, akibatnya titik didh air
menjadi meningkat.
Penyimpangan ini juga terjadi pada molekul dan HF yang juga memiliki ikatan hidrogen. Berikut
disajikan grafik perubahan titik didih senyawa dari golongan IVA, VA, VIA dan VIIA.

Gaya Van Der Waals


Banyak bukti yang menunjukkan bahwa adanya gaya tarik antara sesama molekul baik polar - polar, polar -
non polar, atau non polar - non polar. Gaya ini sangat lemah dan secara umum disebut dengan gaya Van Der
Waals.

Gaya Van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau partikel yang berbeda. Gaya ini sebenarnya
timbul akibat sifat kepolaran partikel. Semakin kecil epolaran senyawa maka semakin lemah gaya Van Der
Waalsnya.

Ada beberapa jenis gaya Van Der Waals

Gaya ion - dipol = Ion + Molekul Polar


Gaya ini terjadi antara ion dan molekul polar

Contoh :

Gaya ion-dipol cukup kuat dan penting dalam proses pelarutan zat. Ion positif dan ion negatif serta aenyawa
ion (terbentuk dari gabungan ion postif dan ion negatif ) dapat larut dalam pelarut polar, misalnya air.

Gaya dipol - dipol = Molekul Polar + Molekul Polar


Gaya antar molekul ini terjadi jika ujung positif salah satu molekul polar ditarik oleh ujung negatif molekul
polar lainnya. Ikatan hidrogen termaduk ke dalam gaya dipol dipol.

Gaya ini dapat terjadi antara molekul polar yang sama atau molekul polar yang berbeda. Gaya ini penting
dalam prinsip pelarutan, karena senyawa polar hanya akan larut dalam pelarut polar. Hal ini disebabkan karena
adanya interaksi kutub kutub senyawa polar.

Gaya Ion - Dipol Terinduksi = Ion /Molekul polar + Molekul Non Polar
Gaya ini terjadi akibat adanya induksi partikel bermuatan (ion atau molekul polar) terhadap molekul netral
(molekul non polar) , sehingga molekul netral sesaat menjadi molekul yang mempunyai dipol/ mempunyai
kutub.

Contoh :

Ikatan ini relatif lemah karena dipol terinduksi kepolarannya lebih kecl dibandingkan dengan dipol permanen.

Gaya Dipol - Dipol Terinduksi = Molekul Polar + Molekul Non Polar


Gaya ini terjadi antara molekul polar yang menginduksi molekul non polar sehingga sesaat molekul non polar
itu bersifat polar. Gaya ini sangat lemah karena prosesnya berlangsung lambat.

Contoh :
Gaya Dipol Terinduksi - Dipol Terinduksi = Non Polar + Non Polar = Gaya London
Pasangan elektron dalam suatu molekul selalu bergerak mengelilingi inti, baik secara bebas mapun terikat.
Elektron yang bergerak itu dapat mengimbas molekul tetangganya sehingga menjadi polar sesaat. Molekul
yang terinduksi sesaat ini dapat juga menginduksi molekul polar tetangganya, sehingga terjadilah gaya angara
dua molekul yang terinduksi. Gaya ni disebut dengan gaya London.

Gaya london sangat dipengaruhi oleh jarak antara molekul, sehingga gaya ini paling besar ada pada molekul
molekul dalam kekadaan padat dan cai. Pada molekul yang padat, gaya London akan lebih kuat karena jarak
molekul yang sangat rapat.

Gaya london bergantung pada Mr senyawa. Makin besar Mr senyawa maka akan semakin banyak elektron
dalam atom dan semakin mudah menginduksi molekul lain sehingga terbentuk dipol.

ES

Soal 1
Molekul mempunyai bentuk oktahedral. Jika diketahui nomor atom S = 16, bentuk orbital
hibrida adalah . . . .
A.
B.
C.
D.
E.

Pembahasan :
Molekul mempunyai bentuk oktahedral. Dalam molekul yang menjadi :
Atom pusat = S (nomor atom 16)
Konfigurasi S =
Atom S akan berikatan tunggal dengan F(nomor atom 9), karena jumlah elektron valensi F adalah 7 sehingga
hanya membutuhkan satu buah elektron lagi agar stabil secara oktet.

Konfigurasi F =

Diagram Orbital :

Atom S berkewajiban untuk menyediakan enam buah orbital yang berisi elektron tidak berpasanan agar bisa
berikatan dengan enam bua atom F. Pada bentuk dasar seperti gambar diatas, atom S hanya mempunyai dua
orbital yang terisi elektron yang tidak berpasangan. Untuk menyediakan 4 orabital lagi, maka masing masing
satu buah elektron pada sub kulit 3s dan 3p diseksitasi / promosi / dipindahkan ke orbital 3d sehingga tercipta
orbital baru (orbital hibrida) yang memiliki enam buah elektron tidak berpasangan pada orbitalnya.

Agar lebih paham perhatikanlah gambar dibawah ini :


Orbital yang sudah berisi enam buah elektron menyendiri akan ditempai oleh enam buah elektron dari
atom F

Jawaban : E

Soal 2
Orbital hibrida dimiliki oleh senyawa . . . . .(nomor atom : B = 5, Cl =17, S = 16, F = 9, P =15 dan H = 1)
A.
B.
C.
D.
E.

Pembahasan :
Untuk menentukan senyawa yang memiliki orbital hibrida, berarti kita cek satu persatu option jawabannnya
(sekalian berlatih agar lebih paham ya....semangat)

Pada Senyawa Yang menjadi :


Atom pusat = B (nomor atom 5)

Karean molekul adalah ion poliatomik yang bermuatan - 1, artinya satu buah elektron telah diterima
oleh atom B, sehingga konfigurasi dan diagram orbitalnya dalam keadaan ion adalah sebagai berikut :

Wah ternyata molekul memiliki orbital hibrida (beruntunggnya.....coba jawabannya E, kan lebih pajang lagi
caranya....saran saya cek secara acak saja optionnya....siapa tau ketemu lebih cepat...haha)

Kita coba satu buah lagi ya, agar kita menjadi lebih paham . . .saya pilih HCl (ada alasan khusus)
Ternyata pada molekul HCl, atom Cl sudah mempunyai satu orbital berisi elektron yang tidak berpasangan,
sehingga atom H dapat langsung berikatan dengan atom Cl tanpa melaui proses hibridisasi.

Jawaban : A

Soal 3
Atom pusat dalam molekul mengalami hibridisasi . . . . .(nomor atom S = 16 dan Cl = 17)
A.
B.
C.
D.
E.

Pembahasan :
Pada molekul :
Konfigurasi elektron :
S (atom pusat) =
Cl =

Keadaan Dasar (atom pusat S)

Atom S harus menyediakan 4 orbital berisi elektron yang tidak berpasangan , sehingga sebuah elektron dari
subkulit 3p (terluar) akan dieksitasikan ke orbital 3d.
Jawaban : D

Soal 4
Unsur X(nomor atom 15) dan Y (nomor atom 9) saling berikatan satu sama lain membentuk senyawa
kovalen . Hibridisasi yang terjadi dan bentuk molekul adalah . . . .
A.
B.
C.
D.
E.

Pembahasan :
Molekul dengan atom pusat X
Konfigurasi elektron :
X (nomor atom 15) = =
Y (nomor atom 9 ) = =

Keadaan dasar (atom X)

Atom X mengalami hibridisasi tanpa meaui proses eksitasi elektron.

Hibridisasi ;

Orbital hibrida seharusnya memiliki bentuk tetrahedral, tetapi karena dalam molekul terdapat satu
pasang elektron bebas, maka bentuk molekulnya menjadi segitiga piramida / piramida trigonal.
Jawaban : C

Soal 5
Orbital hibrida dimiliki oleh unsur dengan struktur elektron terluar . . . . .
A.
B.
C.
D.
E.

Pembahasan :
Orbital hibrida adalah penggabungan orbital s, 3 buah orbital p dan 2 buah orbital d yang tingkat
energinya setara (nilai bilangan kuantumnya sama )

Untuk memiliki orbital hibrida maka minimal sebuah atom, mengisi elektronyaa sampai tingkat energi ketiga,
karena pada tingkat ini sudah ada subkulit d. Untuk lebih jelasnya ingat kembali prinsip Aufbau dalam
pengisian elektron.

1s tingkat energi 1
2s 2p tingkat energi 2
3s 3p 3d tingkat energi 3

Jika option A dan B tidak mungkin memiliki orbital hibrida .

Kita tinggal mengecek option yang lain


Tidak mungkin membentuk orbital hibrida karena eksitasi hanya mungkin terjadi dari orbital 3s ke 3p
membentuk orbital hibrida .

Atom dengan konfigurasi diatas juga tidak membentuk orbital hibrida karena eksitasi yang dilakukan orbital 3s
ke 3d akan menghasilkan orbital hibrida saja.

Jawaban : E

Soal 6
Pernyatan berikut yang mendukung bahwa pada molekul terdapat orbital hibrida adalah . . .
.
A. Bentuk molekulnya linier
B. Sifat kepolaran molekul \
C. Adanya sepasang elektron bebas
D. Adanya 2 elektron tunggal pada oksigen
E. adanya 3 pasang elektron ikatan yang energinya sama

Pembahasan :
Molekul memiliki orbital
Konfigurasi elektron
H (nomor atom 1) =
O (nomor atom 8) =
Atom pusat = O
Kedaan dasar

Karena sudah tersedia 2 orbital yang berisi elektron tidak berpasangan, maka atom O dalam molekul
tidak mengalami eksitasi elektron, tetapi langsng pada proses hibridisasi.

Orbital hibrida =
Bentuk molekul = sudut (karena punya dua pasangan elektron bebas)
Terdapat dua pasang elektron ikatan yang digunakan bersama dengan atom H.
Kepolaran = Polar (karena bentuk molekul yang asimetri)

Jawaban : B

Anda mungkin juga menyukai