Anda di halaman 1dari 26

Jenis Ikatan Kovalen

Ikatan Logam
Gaya Antar Molekul
Jenis Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen tunggal
Ikatan Kovalen Rangkap 2
Ikatan Kovalen Rangkap 3
Ikatan kovalen berdasarkan kepolarannya
• 1) Ikatan kovalen polar:
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik
ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen
ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar
biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya
besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol
• 2) Ikatan kovalen nonpolar:
Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama
kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar
terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan
nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk
molekul simetri.
Ikatan Kovalen Koordinasi
• Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena
pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom
yang berikatan. Sebutan lain untuk ikatan kovalen koordinasi adalah
ikatan kovalen koordina.
• Jenis ikatan kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom yang
mempunyai pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi
oktet dengan atom lain yang membutuhkan dua elektron dan belum
mencapai konfigurasi oktet.
Ikatan Logam
Ikatan Logam
• Ikatan logam yaitu gaya tarik antara muatan positif dari ion-ion logam
(kation logam) dengan muatan negatif yang terbentuk dari elektron -
elektron valensi dari atom-atom logam.
• Sehingga dapat dikatakan bahwa ikatan logam adalah ikatan kimia
yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi
antar atom-atom logam. Contoh ikatan logam terdapat pada logam
besi, seng, dan perak.
• Contoh terjadinya ikatan logam:
Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat
saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari
atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antar elektron valensi ini
memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas
dalam ruang di antara ion – ion Fe+ membentuk lautan elektron.
Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–) maka terjadi gaya tarik
– menarik antara ion – ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini.
Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
• Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
1.Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg
2.Keras tapi lentur/dapat ditempa
3.Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
4.Penghantar listrik dan panas yang baik
5.Mengilap
Gaya Antar Molekul
Ikatan hidrogen
• Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi
antara atom hidrogen yang terikat dengan atom sangat
elektronegatif (N, O, atau F) dan pasangan elektron bebas dari
atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini muncul
sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat
polar, di mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial
negatif pada atom elektronegatif (N, O, atau F).
Ikatan hidrogen terdapat pada antar molekul H2O dan antar
molekul NH3, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut.
Ikatan Hidrogen pada Air
• Pada air, satu molekul air dapat berikatan hidrogen dengan empat
molekul air lain di sekitarnya dalam susunan tetrahedral seperti
terlihat dalam gambar (a) di bawah. Pada es, molekul-molekul air
berikatan hidrogen dalam struktur susunan yang kaku namun lebih
terbuka. Struktur yang lebih terbuka (berongga) pada es seperti
terlihat pada gambar (b) mengakibatkan es memiliki densitas
(massa jenis) yang lebih kecil. Ketika es melebur, sebagian ikatan
hidrogen putus. Hal ini menyebabkan molekul-molekul air dapat
tersusun lebih rapat sehingga densitasnya meningkat seperti terlihat
pada gambar (c). Dengan kata lain, jumlah molekul H2O per satuan
volum dalam wujud cair lebih banyak dibanding dalam wujud padat.
Gaya van der waals
• Gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul-molekul yang bersifat
polar maupun nonpolar yang diakibatkan oleh adanya tolakan timbal
balik antara awan elektron pada atom.
• Pada molekul polar, gaya ini dikenal sebagai gaya dipol-dipol,
sedangkan untuk molekul nonpolar disebut sebagai gaya dispersi
London atau biasa dikenal sebagai gaya London.
Gaya dipol
• Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi antara molekul-molekul
polar; yaitu molekul-molekul yang memiliki momen dipol di
dalamnya. Sebenarnya gaya ini merupakan gaya elektrostatik yang
diakibatkan oleh pengaruh nilai keelektronegatifan dalam suatu unsur.
Sehingga besar momen dipolnya dipengaruhi oleh kekuatan gaya tarik
antara muatan positif dan muatan negatif dalam suatu senyawa.
Contohnya dapat kita lihat perbedaan momen dipol yang terjadi
pada senyawa CO2 dan H2O berikut ini.
Gaya London
• Gaya London merupakan gaya yang terjadi akibat adanya tarik-
menarik terinduksi oleh sebagai akibat dari adanya gaya dipol-dipol
sementara dalam suatu senyawa.
• Gaya ini pertama kali dikenalkan oleh fisikawan Jerman, Fritz London
(1930) melalui uraiannya tentang tarikan lemah yang disebabkan oleh
dipol imbasan sesaat pada suatu senyawa. Walaupun gaya London ini
tergolong lebih lemah dari gaya dipol-dipol, namun gaya ini dapat
bertahan sehingga menyebabkan adanya dari tarik-menarik
antarmolekul. Ukuran molekul yang lebih besar memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap gaya London.
• Semakin besar molekul maka akan semakin mudah untuk membentuk
gaya London dengan momen dipol sesaat. Hal ini diakibatkan oleh
adanya awan elektron yang lebih mudah berimbas (berayun) pada
molekul besar.
• Oleh sebab itu, besarnya pengaruh ini sekaligus dapat mempengaruhi
titik didih dalam suatu senyawa. Semakin kuat gaya London yang
terjadi maka titik didih senyawa tersebut akan semakin tinggi. Adapun
gambaran proses terjadinya gaya London dapat dilihat pada gambar
berikut.

Anda mungkin juga menyukai