Anda di halaman 1dari 6

1.

IKATAN LOGAM
Ikatan logam adalah suatu jenis ikatan yang dapat mengikat atom-atom logam. Kekuatan
ikatan logam ditentukan oleh besarnya gaya tarik-menarik antara ion-ion positif dan elektron-
elektron bebas. Semakin besar jumlah muatan positif ion logam yang berarti semakin banyak
jumlah ikatan bebasnya, maka semakin besar kekuatan logam.

a. Proses Pembentukan Ikatan Logam


Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan elektron, hanya saja jumlah atom
yang bersama-sama saling meminjamkan elektron yang berada pada kulit terluar (elektron
valensinya) ini tidak hanya antara dua melainkan beberapa atom dalam jumlah yang tidak
terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensi untuk digunakan bersama, dengan demikian
akan ada ikatan tarik menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.

b. Sifat-sifat Logam
Logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan pengecualian unsur
merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Berikut adalah sifat-sifat logam :
1. Mempunyai konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
2. Berkilau dan memantulkan cahaya.
3. Dapat ditempa.
4. Mempunyai variasi kekuatan mekanik.
Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen maupun
ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase padatan, dan senyawa ionik
bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). Atom dari senyawa logam hanya mengandung
satu sampai tiga elektron valensi. Dengan begitu atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan
kovalen. Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa
cairan. Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.

c. Contoh Ikatan Logam


Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan
yang tidak erat karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron valensi logam-
logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara inti atom. Elektron
yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif. Ikatan logam tidak
mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa.Contoh ikatan unsur yang
mempunyai ikatan logam adalah sebagian besar logam seperti Cu, Al, Au, Ag, dsb. Logam
transisi seperti Fe, Ni, dsb membentuk ikatan campuran yang terdiri dari ikatan kovalen (pada
elektron 3d) dan ikatan logam.
2. Gaya Antar Molekul
Gaya antarmolekul yaitu gaya elektromagnetik yang terjadi antara molekul-molekul atau
antara bagian yang terpisah jauh dari suatu makromolekul. Gaya tersebut dapat
berupa kohesi antara molekul serupa, seperti pada tegangan permukaan, atau adhesi antara
molekul tak serupa, seperti pada kapilaritas.Gaya antarmolekul ini memiliki sifat tarik menarik
dan juga tolak-menolak antar molekul. Ketika dua molekulnya berdekatan, gaya tolak antara
muatan yang sama akan timbul dan semakin tinggi energi tolaknya. Oleh karena itu, akan
dibutuhkan energi yang lebih tinggi untuk memampatkan suatu molekul. Penelitian gaya
antarmolekul bermula dari pengamatan makroskopik yang menunjukkan adanya aksi gaya-gaya
pada tingkat molekul. Pengamatan ini meliputi sikap termodinamik gas non ideal yang
dicerminkan oleh koefisien virial, tekanan uap, viskositas, tegangan permukaan, dan
data adsorpsi.Rujukan pertama mengenai gaya-gaya mikroskopik didapati pada tulisan Alexis
Clairaut yang berjudul "Theorie de la Figure de la Terre".Sejumlah sarjana yang berkontribusi
terhadap penelitian gaya-gaya mikroskopik antara lain Laplace, Gauss, Maxwell and Boltzmann.
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik antara suatu pasangan dari sebuah atom
elektronegatif dan sebuah atom hidrogen yang terikat dengan nitrogen, oksigen,
atau fluorin.Ikatan hidrogen sering digambarkan sebagai suatu interaksi dipol-dipol elektrostatik
yang kuat. Namun, memiliki sejumlah ciri ikatan kovalen mempunyai arah, lebih kuat
dari interaksi van der Waals, menghasilkan jarak antaratom yang lebih pendek dari jumlah jari-
jari van der Waals, dan umumnya melibatkan pasangan dalam jumlah terbatas, yang dapat
ditafsirkan sebagai sejenis valensi.

b. Gaya Van Der Walls


Gaya ini dikemukakan pertama kali oleh Johannes Van Der Waals . Gaya Van der Waals
merupakan gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang
permanen atau terinduksi. Kepolaran permanen terjadi akibat kepolaran di dalam molekul,
sedangkan kepolaran tidak permanen terjadi akibat molekul terinduksi oleh partikel lain yang
bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan.Konsep gaya tarik menarik
antar molekul ini digunakan untuk menurunkan persamaan zat-zat yang berada dalam fase gas.
Gaya ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron atom lain
yang disebut gaya coulomb yang umumnya terdapat pada senyawa polar. Pada molekul non
polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya
London.Berdasarkan kepolaran partikelnya gaya Van Der Waals terdiri dari :
1. Interaksi ion-dipol
 Terjadi interaksi/tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol) yang relative
cukup kuat.
2. Interaksi dipol-dipol
 Merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol) yang terjadi antara ekor dan
kepala dari molekul itu sendiri.
3. Interaksi ion-dipol terinduksi
 Merupakan interaksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul
netral dan menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada di dekatnya.
Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol
permanen.
4. Interaksi dipol-dipol terinduksi
 Molekul dipol dapat membuat molekul netral lain yang bersifat dipol terinduksi sehingga
terjadi interaksi dipol-dipol terinduksi dan ikatannya relatif lemah sehingga prosesnya
berlangsung secara lambat.Antar aksi dipol terinduksi-dipol terinduksi.

c. Gaya London
Gaya London adalah gaya tarikan lemah yang disebabkan oleh dipol imbasan sekejap
atau sesaat yang terjadi karena adanya pergerakan elektron dalam suatu orbital. Pergerakan
tersebut dapat mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom
tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang lain.
Mudahnya suatu atom untuk membentuk dipol sesaat disebut dengan polarisabilitas. Dipol sesaat
pada suatu atom dapat mengimbas (menginduksi) atom yang berada di sekitarnya sehingga
terjadi dipol terimbas. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya gaya tarik-menarik antara dipol
sesaat dengan dipol terimbas. Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara
lain kerumitan molekul dan ukuran molekul.
1. Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksi pada molekul kompleks dari molekul sederhana,
sehingga Gaya london lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
2. Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran
kecil, sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan gaya london besar. Gaya
London biasanya terjadi pada gas mulia yang mempunyai keelektronegatifan nol (stabil).
Contohnya pada Neon, dimana gas Neon bisa dicairkan pada suhu yang tinggi atau rendah.

3. Kepolaran Senyawa
kepolaran senyawa atau molekul adalah suatu karakteristik senyawa yang berkaitan
dengan muatan listrik dan magnet. Kepolaran dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik suatu zat. Kita
dapat meramalkan kepolaran suatu molekul jika kita mengetahui elektronegativitas atom-atom
penyusun molekul tersebut.
a. Molekul Polar

Molekul polar merupakan molekul yang mampu menghasilkan muatan positif dan negatif
di tempat yang berbeda. Hal ini akan menyebabkaan molekul tersebut mempunyai kutub negatif
dan kutub positif yang disebut dipol. Oleh karena itu, molekul tersebut berperilaku seperti
sebuah magnet dengan kutub utara dan kutub selatan. Ukuran kekuatan dipol dalam suatu
molekul polar disebut momen dipol. Momen dipol merupakan jumlah vektor dipol-dipol individu
dalam suatu molekul. Kekuatan momen dipol bergantung pada besarnya muatan listrik, jarak
antar muatan dan susunan muatannya. Untuk molekul-molekul polar mempunyai nilai momen
dipol tertentu, sedangkan molekul-molekul nonpolar nilai momen dipolnya sama dengan nol.
Molekul-molekul polar terbentuk ketika suatu atom elektronegatif berikatan dengan atom
elektropositif, sehingga atom yang yang elektronegatif menarik pasangan-pasangan elektron
ikatan ( PEI ) menjauh dari atom yang lain. Dengan kata lain, satu sisi dari molekul yang
terbentuk bermuatan negatif dan sisi yang lain bermuatan positif. Contoh molekul-molekul polar
adalah HCl, H2O, NH3, HF, dan lain-lain. Semakin besar nilai selisih elektronegativitas antara
atom-atom dalam suatu molekul, semakin kuat kepolaran molekul tersebut. Tidak hanya
perbedaan keelektronegtifan, tetapi geometri suatu molekul dapat mempengaruhi kepolarannya.
Sebagai contoh ikatan antara atom C dan atom Cl merupakan ikatan polar, tetapi
CCl4 merupakan molekul nonpolar. Hal ini karena geometri molekul ini simetris, sehingga dipol-
dipol dalam ikatan-ikatannya saling meniadakan satu sama lain dan momen dipol sama dengan
nol.

b. Molekul Nonpolar

Molekul nonpolar merupakan suatu molekul yang menghasilkan muatan positif dan
negatif di tempat yang sama, sehingga molekul tersebut tidak mempunyai dipol. Dalam hal ini
dipol merupakan dua kutub yang sama dan berlawanan yang bermuatan listrik yang dipisahkan
oleh jarak. Dipol-dipol individu terdapat dalam ikatan–ikatan suatu molekul. Akan tetapi karena
geometri molekul tersebut, maka dipol-dipol itu secara efektif saling meniadakan satu sama lain.
Biasanya geometri molekul-molekul nonpolar adalah simetris secara keseluruhan dan molekul-
molekul tersebut tidak mempunyai muatan. Dua buah atom dengan nilai elektronegativitas yang
sama atau hampir sama akan membentuk suatu molekul nonpolar. Dalam molekul nonpolar ini,
elektron-elektron terluar dari atom tersebut akan terdistribusi merata di sekitar pusat molekul dan
antarpasangan elektron memiliki ikatan yang kuat. Molekul–molekul nonpolar dapat berupa
molekul-molekul monoatomik, seperti H2, I2, O2, Cl2, P4, dan S8 atau molekul-molekul yang atom
pusatnya tidak mempunyai pasangan elektron bebas, seperti CO2, CH4, dan C2H6.
c. Perbandingan antara Senyawa Kovalen Nonpolar dan Kovalen Polar

 Senyawa Kovalen Nonpolar :


a. Pasangan elektron yang digunakan bersama tersebar secara merata pada atom
b. Pemakaina bersama elektron yang merata menyebabkan atom saling tarik menarik
dengan gaya yang sama
c. Bentuk molekul kovalen nonpolar simetris dan bermuatan netral, karena tidak ada
pemisahan muatan dalam molekulnya
d. Ikatan kovalen nonpolar pada umumnya terbentuk antara atom-atom sejenis ( H2, N2,
O2, Cl2, Br2, I2 ) dan atom-atom yang membentuk struktur geometri simetris
 Senyawa Kovalen Polar
a. Pasangan elektron yang digunakan bersama tersebar secara tidak merata pada atom
b. Pemakaian bersama pasangan elektron yang tidak tersebar merata menyebabkan terjadi
pengkutuban kearah atom yang lebih elektronegatif
c. Bentuk molekul kovalen tidak simetris dan tidak bermuatan netral. Terdapat pemisahan
muatan. Artinya atom yang lebih elektronegatif akan menarik dengan kuat atom lain yang
kurang elektronegatif
d. Ikatan kovalen polar pada umumnya terbentuk antara atom-atom yang berbeda seperti
H2O, NH3
KIMIA
“ Ikatan Logam, Gaya Antar Molekul, dan Kepolaran Senyawa ”

OLEH :

NAMA : I PUTU GEDE ADI KHUSUMA


NO : 13
KELAS : X MIPA 3

SMA NEGERI 1 TABANAN


TAHUN PELAJARAN 2016 - 2017

Anda mungkin juga menyukai