Anda di halaman 1dari 30

Rifal Iriansyah (20170111054003)

Ummi Masrurah Ajeng Sari (20170111054009)

GAYA ANTARAKSI ANTARMOLEKUL


& IKATAN ION
GAYA ANTARMOLEKUL

 Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara


molekul-molekul yang menimbulkan tarikan
antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan.
 Umumnya, gaya antarmolekul jauh lebih lemah
dibandingkan gaya intramolekul, karena energi
yang dibutuhkan untuk sekedar merenggangkan
jarak ikatan antarmolekul lebih sedikit daripada
energi yang dibutuhkan untuk memutuskan
ikatan dalam suatu molekul.
Gaya
Antarmolekul

Gaya Van der Ikatan


Waals Hidrogen

Gaya Dipol- Gaya Ion-Dipol


Gaya Ion-Dipol Gaya Dispersi
Dipol Terinduksi
Gaya Van der Waals

 Gaya van der Wals dapat terjadi pada


molekul-molekul polar dan molekul-molekul
non-polar, yang ditemukan oleh Johannes
Diderik van der Waals, seorang ilmuwan
Belanda yang mempelajari perilaku non-ideal
gas nyata.
 Gaya van der Waals terdiri dari gaya dipol-
dipol, ion-dipol, ion-dipol terinduksi, gaya
dispersi London.
Gaya Dipol-dipol

 Gaya dipol-dipol adalah gaya tarik-menarik


antara molekul polar, yaitu antara molekul yang
memiliki momen dipol permanen.
 Gaya ini berasal dari gaya elektrostatik antara
ujung molekul yang bermuatan parsial positif
(δ+) dengan ujung molekul lainnya yang
bermuatan parsial negative (δ-).
 Gaya dipol-dipol hanya efektif ketika dua
molekul terletak sangat berdekatan. Gaya dipol-
dipol menurun seiring dengan bertambahnya
jarak.
Gaya Ion-dipol

 Gaya ion-dipol adalah gaya tarik-menarik antara


suatu ion (kation atau anion) dengan molekul
polar.
 Kekuatan dari gaya ini bergantung pada muatan
dan ukuran ion serta kekuatan momen dipol dan
ukuran molekul.
 Muatan dari kation pada umumnya lebih
terkonsentrasi, karena kation biasanya
berukuran lebih kecil daripada anion. Sehingga,
kation berinteraksi lebih kuat dengan dipol
dibandingkan anion yang memiliki muatan
sama.
Gaya ion-dipol terinduksi

 Gaya ion-dipol terinduksi merupakan gaya


interaksi antara ion dengan dipol terinduksi.
 Ion memiliki kemampuan mendistorsi awan
elektron terdekat, sehingga menciptakan
dipol pada partikel di sebelahnya.
Gaya Dispersi (Gaya London)

 Gaya dispersi (London) adalah gaya tarik-


menarik yang terjadi akibat dari dipol
sementara atau dipol terinduksi dalam atom
atau molekul.
 Gaya dispersi London terjadi antara molekul
nonpolar, dan merupakan gaya antarmolekul
yang paling lemah.
 Disebut gaya London karena ditemukan oleh
seorang ilmuwan berdarah Jerman-Amerika
bernama Fritz Wolfgang London.
 gaya dispersi antarmolekul bergantung pada
ukuran molekul.
 Hal ini berkaitan dengan polarisabilitas atau imbas
molekul, yaitu ukuran besarnya respon awan
elektron di sekitar atom untuk mengubah muatan
listrik pada lingkungannya.
 Molekul-molekul besar memiliki elektron valensi
yang mudah berpindah-pindah sehingga memiliki
polarisabilitas lebih besar daripada molekul yang
kecil.
 Untuk molekul-molekul dengan massa dan rumus
sama, molekul yang bentuknya memanjang memiliki
gaya dispersi yang lebih kuat daripada molekul yang
lebih pendek.
Pengaruh Gaya van der Waals
terhadap Titik Didih
 Untuk dua senyawa yang memiliki gugus
fungsi yang sama, titik didih senyawa
bergantung pada luas permukaan dan
polarisabilitas atom.
 Makin besar luas permukaan molekul dan
polarisabilitas atomnya, makin tinggi titik
didih senyawa tersebut.
Pengaruh Gaya van der Waals
Terhadap Titik Leleh
 Pada pelelehan diperlukan energi untuk
mengatasi gaya tarik antarmolekul dalam
kristal zat padat yang lebih teratur.
 Makin kuat gaya tarik antarmolekul, makin
tinggi titik lelehnya.
 Untuk senyawa-senyawa kovalen dengan
gugus fungsi yang sama, makin simetris
suatu senyawa, makin tinggi titik lelehnya.
Ikatan Hidrogen

 Ikatan hidrogen merupakan gaya dipol-dipol


khusus.
 Ikatan hidrogen secara khusus terjadi jika
atom-atom hidrogen yang terikat pada atom
N, O dan F tertarik secara elektrostatik ke
pasangan elektron bebas pada atom N, O dan
F dari molekul lain.
IKATAN ION

 Ikatan ion adalah suatu ikatan yang terjadi


pada atom yang mempunyai muatan yang
besarnya sama namun memiliki muatan yang
berlawanan tanda.
 Ion positif terbentuk karena unsure logam
melepaskan elektronnya, sedangkan ion
negatif terbentuk karena unsur nonlogam
menerima elektron.
Siklus Born-Haber
 Pada pembentukkan senyawa ionik NaCl (s) dari
Na ( s) dan Cl2 (s) diatas melibatkan serangkaian
proses yang dinamakan dengan siklus Born-
Haber. Entalpi kisi ( ∆Hkisi) merupakan perubahan
entalppi standar yang menyertai pembentukan
ion – ion gas dari padatan Kristal :
MX (s) ———> M+ (g) + X- (g) = ∆Hkisi
 Semua entalpi kisi bernilai positif . Entalpi kisi
berasal dari konstribusi energy elektrostatik total
kation dan anion yang ada pada padatan ionik.
Pembentukan Ikatan Ionik
Dua persyaratan penting :
 Energi ionisasi untuk membentuk kation dan
afinitas elektron untuk membentuk anion,
harus lebih menguntungkan (favourable)
ditinjau dari pertimbangan energi.
 Salah satu atom unsur harus mampu melepas
satu atau dua elektron tanpa memerlukan
banyak energi, dan atom unsure lain harus
mampu menerima satu atau dua elektron
tanpa memerlukan banyak energi.
Senyawa Ionik
 Senyawa ionik merupakan senyawa kimia
yang berikatan ionik.
 Senyawa ionik biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam dan non logam.
 Atom unsur logam cenderung melepas
elektron membentuk ion positif, dan atom
unsur non logam cenderung menangkap
elektron membentuk ion negatif.
Senyawa ionik dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
 Senyawa ionik sederhana, yaitu senyawa ionik yang
mengandung ion-ion yang terdiri dari satu atom.
Misalnya: NaCl, MgCl2, Na2O dan MgO.
 Senyawa ionik yang mengandung kation sederhana
dan anion poliatomik. Misalnya K2SO4, NaNO3 dan
K2[HgI2].
 Senyawa ionik yang mengandung kation poliatomik
dan anion sederhana. Misalnya: NH4Cl, N(CH3)4Br
dan [Ag(NH3)2]Cl.
 Senyawa ionik yang mengandung anion dan kation
poliatomik. Misalnya: NH4NO3, (NH4)2SO4 dan
[Co(NH3)6][Cr(CN)6]
Sifat-sifat Ikatan Ion

 Pada temperatur kamar, senyawa ionik


berwujud padat dan mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
 Senyawa ionik cenderung mempunyai
konduktivitas listrik sangat rendah dalam bentuk
padatan, tetapi penghantar listrik sangat baik
pada keadaan leburnya.
 Senyawa ionik cenderung mempunyai titik leleh
tinggi.
 Senyawa ionik biasanya sangat keras tetapi rapuh.
Kecenderungan pada Jari-jari
Ionik
 Jari-jari kation semakin kecil untuk sederet spesies
isoelektronik dalam satu periode dengan kenaikan
muatan ion.
 Makin besar jumlah proton atau muatan inti makin
besar muatan inti efektifnya oleh karena itu makin
kuat gaya tariknya terhadap elektron sehingga
makin kecil ukuran atau jari-jari ionnya.
 Jari-jari anion semakin kecil untuk sederet spesies
isoelektronik dalam satu periode dengan penurunan
muatan ion.
 Kedua contoh seri kation dan anion yang juga
isoelektronik menunjukkan bahwa ukuran anion jauh
lebih besar ketimbang ukuran kation.
Kecenderungan pada Titik Leleh

 Ikatan ionik adalah hasil dari gaya tarik-menarik


satu ion dengan ion-ion berlawanan muatan di
sekelilingnya dalam kisi Kristal.
 Proses pelelehan melibatkan pemutusan parsial
gaya tarik-menarik tersebut dan mengizinkan
ion-ion dapat bergerak bebas dalam fase
cairnya.
 Semakin kecil ukuran ion berarti semakin
terpusat muatannya sehingga semakin kuat pula
ikatan ioniknya, dan dengan demikian semakin
tinggi titki lelehnya.
Contoh Dalam Kehidupan Sehari-
hari
 NaCl (Garam Dapur)
Sebagai bumbu dapur
 CaCl2
 Penggunaan dari Kalsium Klorida yang paling
umum ialah pada kolam renang.
 Air di kolam renang biasanya ditambahin
Kalsium Klorida agar tidak bersifat korosif dan
merusak struktur logam di kolam
 NaF (Natrium Florida)
 Penggunaan NaF, Natrium Fluorida yang sering
kita jumpai ialah pada pasta gigi.

Anda mungkin juga menyukai