“Zeolit”
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
Dr. Florida Doloksaribu, M.Si
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kebaikan serta
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan “terima kasih”, kepada Dosen pengajar mata
kuliah Kimia Bahan Galian, ibu Dr. Florida Doloksaribu, M.Si yang dengan kerelaannya
menyempatkan dan meluangkan waktu untuk mengajar dan membimbing kami mahasiswa/i
pendidikan kimia.
Demikian makalah ini, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua,
kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan dalam makalah kami.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
PENUTUP..................................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 21
A. Latar Belakang
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi
yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita
ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan
tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-
batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah batuan beku
Kita tahu bahwa batuan adalah gabungan dari dua atau lebih mineral. Mineral
adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral dapat
mempunyai bermacam-macam makna sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh
karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat
dalam alam. Demikian pula suatu mineral memiliki bentuk kristalnya masing-masing
sesuai dengan proses terbentuknya dan komposisinya. Salah satu contoh mineral yang
ada, yaitu Zeolit.
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur utama
yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na. Sifat umum dari
zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau kebiru-biruan.
Senyawaan kristalnya berwujud dalam sruktur tiga dimensi yang tak terbatas dan
memiliki rongga-rongga yang saling berhubungan membentuk saluran ke segala arah
dengan ukuran saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataupun alkali tanah
yang terdapat pada srukturnya. Dimana rongga-rongga tersebut akan terisi oleh air yang
disebut air kristal.
Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari
tetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atom‐atom O dalam ikatan tiga dimensi. Mineral
zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K)2O, Al2O310SiO28H2O. Perbandingan
antara atom Si dan Al yang bervariasi akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit
yang terdapat di alam. Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan pada sifat-sifat
kimia dan fisika zeolit, seperti penyerap, penukar kation dan katalis.
I. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Mineral Zeolit?
2. Bagaimana Pembentukan Mineral Zeolit?
3. Dimana keberadaan Zeolit?
4. Bagaimana rumus dan reaksi kimia zeolit?
5. Bagaimana struktur zeolit?
6. Pemanfaatan Mineral Zeolit
7. Potensi Zeolit Alam Di Indonesia
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mineral zeolit
2. Untuk mengetahui pembentukan mineral zeolit
3. Untuk mengetahui keberadaan zeolite
4. Untuk mengetahui reaksi zeolit
5. Untuk mengetahui struktur zeolit
6. Untuk mengetahui pemanfaatan mineral zeolit
7. Untuk mengetahui potensi zeolit alam di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Pada awal tahun 1940-an, ilmuwan Union Carbide telah memulai penelitiannya
untuk mensintesis zeolit dan mereka berhasil mensintesis zeolit A dan X murni pada
tahun 1950. Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan ditemukannya Stibnit pada tahun
1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F. Constedt. Constedt menggambarkan kekhasan
mineral ini ketika berada dalam pemanasan terlihat seperti mendidih karena molekulnya
kehilangan air dengan sangat cepat. Sesuai dengan sifatnya tersebut maka mineral ini
diberi nama zeolit yang berasal dari dua kata Yunani, zeo artinya mendidih dan lithos
artinya batuan (Kirk-Othmer, 1981). Diberi nama zeolit karena sifatnya yaitu mendidih
dan mengeluarkan uap jika dipanaskan (Dyer ,1994).
Pada tahun 1784, Barthelemy Faujas de Saint seorang profesor geologi Perancis
menemukan sebuah formulasi yang cantik hasil penelitiannya tentang zeolit yang
dipublikasikan dalam bukunya “Mineralogie des Volcans”. Akhirnya berkat jasanya,
pada tahun 1842 zeolit baru tersebut dinamai Faujasit.
Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang mempunyai
struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5-. Kedua
tetrahedral di atas dihubungkan oleh atom-atom oksigen, menghasilkan struktur tiga
dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi oleh atom-atom logam biasanya
logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Breck,
1974; Chetam, 1992; Scot et al., 2003).
Rumus umum zeolit Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y].wH2O. Dimana n adalah valensi
kation M (alkali/alkali tanah) x,y adalah jumlah tetrahedron per unit sel, w adalah jumlah
molekul air per unit sel, M adalah kation alkali/alkali tanah, (AlO2)x(SiO2)y adalah
kerangka zeolit yang bermuatan negatif, H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam
kerangka zeolit.
B. Pembentukan Mineral Zeolit
Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara batuan tufa
asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteoric (air hujan).
Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah mengalami proses
alterasi. Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu proses
sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses alterasi,
proses diagenesis dan proses hidrotermal.
1. Proses sedimentasi
3. Proses Diagenesis
Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara umum
mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan berlanjut
bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan mineraloginya.
Proses diagenesis material organik yang diakibatkan oleh proses biologis lebih
dominan terjadi dalam sedimen yang baru terendapkan (recently deposited) dan
biasa terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta temperatur maksimal 75oC.
Proses diagenesis, antara lain:
a. Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen
berkurang. Ini dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang
diakibatkan oleh berat dari sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini
mengakibatkan penyusunan kembali butiran dan pengeluaran fluida, hal ini
menghasilkan pengurangan porositas batuan sedimen. Kemungkinan tingkat
kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir, pemilahan,
porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam sedimen.
c. Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada
pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau batuan
yang mengikat satu butir dengan butir lainnya. Semen yang umum yaitu
kuarsa, kalsit dan hematit.
d. Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru
mengalami kristalisasi di dalam sedimen atau batuan selama proses
diagenesis maupun setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi di
dalam fase yang terdapat dalam sedimen atau batuan, dan juga muncul
karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase fluida, atau
dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang masuk.
Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti kuarsa,
carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineral seperti gypsum dan
oksida seperti hematite.
e. Replacement
Replacement yaitu proses ketika mineral baru menggantikan (secara
kimia dan fisika) kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement
mungkin bersifat:
neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama
dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
Pseudomorfic yang mana fase baru merupakan tiruan dari bentuk
eksternal dari fase yang digantikan tetapi fasenya berbeda.
Allomorphic yaitu replacement dalam bentuk fase baru yang biasanya
berbeda bentuk kristalnya dan menggantikan sepenuhnya fase sediment
asal. Fase replacement sama beragamnya dengan fase autigenesis,
tetapi fase replacement yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan
ilite.
f. Bioturbasi
Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat permukaan,
termasuk burrowing, boring dan pencampuran sedimen oleh organisme.
Pada beberapa kasus proses ini dapat meningkatkan kompaksi,
menghancurkan laminasi dan perlapisan. Selama proses bioturbasi beberapa
organisme mempresipitasikan material yang berfungsi sebagai semen.
4. Proses hidrotermal
C. Struktur Zeolit
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
b. Zeolit sintetik
Zeolit sintetik adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik dan
kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam, dibuat dari bahan lain dengan
proses sintetis, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menyerupai zeolit yang
ada di alam. Mineral zeolit sintetis yang dibuat tidak dapat persis sama dengan
mineral zeolit alam, walaupun zeolit sintetis mempunyai sifat fisis yang jauh
lebih baik. Beberapa ahli menamakan zeolit sintetis sama dengan nama mineral
zeolit alam dengan menambahkan kata sintetis di belakangnya, dalam dunia
perdagangan muncul nama zeolit sintetis seperti zeolit A, zeolit K-C dll.
Zeolit sintetis terbentuk ketika gel yang ada terkristalisasi pada
temperatur dari temperatur kama sampai dengan 2 0 o C pada tekanan
atmosferik ataupun autogenous. Metode ini sangat baik diterapkan pada
logam alkali untuk menyiapkan campuran gel yang reaktif dan homogen
(Breck, 1974; Breck & Flanigen, 1968 dalam Lefond, 1983). Struktur gel
terbentuk karena polimerisas anion aluminat dan silikat. Komposisi dan
struktur gel hidrat ini ditentukan oleh ukuran dan struktur dari jenis
polimerisasi. Zeolit dibentuk dalam kondis hidrothermal, bahan utama
pembentuknya adalah aluminat silikat (gel) dan berbagai logam sebagai
kation. Komposisi gel, sifat fisik dan kimia reaktan, serta jenis kation dan
kondisi kristalisasi sangat menentukan struktur yang diperoleh.
Dengan perkembangan penelitian, dewasa ini telah dikenal beragam zeolit
sintetik, dan beberapa diantaranya disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Rumus oksida beberapa jenis zeolit sintetik (Georgiev et al., 2009)
Zeolit A Na2O.Al2O3.2SiO2.4,5H2O
Zeolit H K2O.Al2O3.2SiO2.4H2O
Zeolit L (K2Na2)O.Al2O3.6SiO2.5H2O
Zeolit X Na2O.Al2O3.2,5SiO2.6H2O
Zeolit Y Na2O.Al2O3.4,8SiO2.8,9H2O
Zeolit P Na2O.Al2O3.2-5SiO2.5H2O
Zeolit O (Na,TMA)2O.Al2O3.7SiO2.3,5H2O TMA – (CH3)4N+
Pengolahan batuan mineral zeolit meliputi empat jenis operasi utama, yaitu
operasi sizing, kominusi, granulasi, dan drying. Secara umum alur pengolahan batuan
zeolit ditunjukkan seperti pada gambar di bawah.
A. Kesimpulan
Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. “Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit X
dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response Surface Methodology”. Semarang:
Universitas Diponegoro (http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2004-ijc-iqmal-4-2-04-10-132-
138- ) dwiretno.pdf
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/mineral-zeolit/pengolahan-mineral-zeolit/. Diakses pada
23 september 2019
https://aanfarm.wordpress.com/2014/02/04/meningkatkan-produktivitas-ternak-dengan-zeolit/.
Diakses pada 23 september 2019
Christine Elizabeth Kaharmen. 2008. (http://kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-
pembentukannya/)
Sukandarrumidi, 2004. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press.
Sutarti, M dan Rachmawati,M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah LIPI: Jakarta.
Universitas Diponegoro (http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2004-ijc-iqmal-4-2-04-10-132-
138- ) dwiretno.pdf
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/mineral-zeolit/pengolahan-mineral-zeolit/. Diakses pada
23 september 2019
https://aanfarm.wordpress.com/2014/02/04/meningkatkan-produktivitas-ternak-dengan-zeolit/.
Diakses pada 23 september 2019
Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. “Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit X
dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response Surface Methodology”. Semarang