Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KIMIA BAHAN GALIAN

“Zeolit”

Disusun Oleh :

Sintia Martina Lubis (20170111054008)

Dosen Pengampu:
Dr. Florida Doloksaribu, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kebaikan serta
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan “terima kasih”, kepada Dosen pengajar mata
kuliah Kimia Bahan Galian, ibu Dr. Florida Doloksaribu, M.Si yang dengan kerelaannya
menyempatkan dan meluangkan waktu untuk mengajar dan membimbing kami mahasiswa/i
pendidikan kimia.
Demikian makalah ini, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua,
kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan dalam makalah kami.

Jayapura, 23 September 2019

Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6

A. Pengertian Mineral Zeolit .................................................................................................... 6

B. Pembentukan Mineral Zeolit................................................................................................ 7

C. Struktur Zeolit .................................................................................................................... 11

D. Potensi Zeolit Alam Di Indonesia ...................................................................................... 13

E. Pemanfaatan Mineral Zeolit............................................................................................... 14

F. Penggolongan Mineral Zeolit ............................................................................................ 15

G. Pengolahan Mineral Zeolit ................................................................................................. 19

BAB III ......................................................................................................................................... 21

PENUTUP..................................................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 23


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih

besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi

yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita

ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan

tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-

batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah batuan beku

(igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan

(metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan

berbeda pula proses terbentuknya.

Kita tahu bahwa batuan adalah gabungan dari dua atau lebih mineral. Mineral
adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral dapat
mempunyai bermacam-macam makna sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh
karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat
dalam alam. Demikian pula suatu mineral memiliki bentuk kristalnya masing-masing
sesuai dengan proses terbentuknya dan komposisinya. Salah satu contoh mineral yang
ada, yaitu Zeolit.
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur utama
yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na. Sifat umum dari
zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau kebiru-biruan.
Senyawaan kristalnya berwujud dalam sruktur tiga dimensi yang tak terbatas dan
memiliki rongga-rongga yang saling berhubungan membentuk saluran ke segala arah
dengan ukuran saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataupun alkali tanah
yang terdapat pada srukturnya. Dimana rongga-rongga tersebut akan terisi oleh air yang
disebut air kristal.
Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari
tetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atom‐atom O dalam ikatan tiga dimensi. Mineral
zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K)2O, Al2O310SiO28H2O. Perbandingan
antara atom Si dan Al yang bervariasi akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit
yang terdapat di alam. Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan pada sifat-sifat
kimia dan fisika zeolit, seperti penyerap, penukar kation dan katalis.

I. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Mineral Zeolit?
2. Bagaimana Pembentukan Mineral Zeolit?
3. Dimana keberadaan Zeolit?
4. Bagaimana rumus dan reaksi kimia zeolit?
5. Bagaimana struktur zeolit?
6. Pemanfaatan Mineral Zeolit
7. Potensi Zeolit Alam Di Indonesia

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mineral zeolit
2. Untuk mengetahui pembentukan mineral zeolit
3. Untuk mengetahui keberadaan zeolite
4. Untuk mengetahui reaksi zeolit
5. Untuk mengetahui struktur zeolit
6. Untuk mengetahui pemanfaatan mineral zeolit
7. Untuk mengetahui potensi zeolit alam di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mineral Zeolit

Pada awal tahun 1940-an, ilmuwan Union Carbide telah memulai penelitiannya
untuk mensintesis zeolit dan mereka berhasil mensintesis zeolit A dan X murni pada
tahun 1950. Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan ditemukannya Stibnit pada tahun
1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F. Constedt. Constedt menggambarkan kekhasan
mineral ini ketika berada dalam pemanasan terlihat seperti mendidih karena molekulnya
kehilangan air dengan sangat cepat. Sesuai dengan sifatnya tersebut maka mineral ini
diberi nama zeolit yang berasal dari dua kata Yunani, zeo artinya mendidih dan lithos
artinya batuan (Kirk-Othmer, 1981). Diberi nama zeolit karena sifatnya yaitu mendidih
dan mengeluarkan uap jika dipanaskan (Dyer ,1994).
Pada tahun 1784, Barthelemy Faujas de Saint seorang profesor geologi Perancis
menemukan sebuah formulasi yang cantik hasil penelitiannya tentang zeolit yang
dipublikasikan dalam bukunya “Mineralogie des Volcans”. Akhirnya berkat jasanya,
pada tahun 1842 zeolit baru tersebut dinamai Faujasit.
Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang mempunyai
struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5-. Kedua
tetrahedral di atas dihubungkan oleh atom-atom oksigen, menghasilkan struktur tiga
dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi oleh atom-atom logam biasanya
logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Breck,
1974; Chetam, 1992; Scot et al., 2003).
Rumus umum zeolit Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y].wH2O. Dimana n adalah valensi
kation M (alkali/alkali tanah) x,y adalah jumlah tetrahedron per unit sel, w adalah jumlah
molekul air per unit sel, M adalah kation alkali/alkali tanah, (AlO2)x(SiO2)y adalah
kerangka zeolit yang bermuatan negatif, H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam
kerangka zeolit.
B. Pembentukan Mineral Zeolit

Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara batuan tufa
asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteoric (air hujan).
Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah mengalami proses
alterasi. Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu proses
sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses alterasi,
proses diagenesis dan proses hidrotermal.

1. Proses sedimentasi

Pada tahap ini, terbentuk karena proses sedimentasi, yakni meliputi


pelapukan, dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Erosi dan
transportasi terutama dilakukan oleh media air. Proses pengendapan terjadi jika
energi transport sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut. Kerangka tektonik
pada suatu proses sedimentasi adalah sebagai kombinasi antara adanya penurunan
(subsiding), keadaan stabil dan pengangkatan (rising) dari elemen-elemen tektonik di
daerah batuan asal dan daerah pengendapan.

Gambar 1. Proses pembentukan zeolit


2. Proses Alterasi

Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam keadaan


padat) karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dan tidak dalam kondisi
isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses
alterasi merupakan peristiwa sekunder pembentukan batuan. Alterasi terjadi pada
intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang
memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi
mineralogi batuan.

Gambar 2. Proses Alterasi

3. Proses Diagenesis

Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara umum
mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan berlanjut
bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan mineraloginya.
Proses diagenesis material organik yang diakibatkan oleh proses biologis lebih
dominan terjadi dalam sedimen yang baru terendapkan (recently deposited) dan
biasa terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta temperatur maksimal 75oC.
Proses diagenesis, antara lain:
a. Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen
berkurang. Ini dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang
diakibatkan oleh berat dari sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini
mengakibatkan penyusunan kembali butiran dan pengeluaran fluida, hal ini
menghasilkan pengurangan porositas batuan sedimen. Kemungkinan tingkat
kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir, pemilahan,
porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam sedimen.

b. Rekristalisasi dan pelarutan


Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kimia
menyebabkan pengorientasian kembali kristal lattice pada butir mineral.
Rekristalisasi bekerja melalui pelarutan dan presipitasi dari fase mineral yang
terdapat pada batuan. Ketika fluida melewati batuan atau sedimen,
komponen pada sedimen yang tidak stabil karena tekanan, pH, dan temperatur
akan mengalami pelarutan. Kemudian material yang terlarut itu akan
mengalami transportasi dan akan terpresipitasi pada pori-pori sedimen yang
memiliki kondisi yang berbeda.

c. Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada
pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau batuan
yang mengikat satu butir dengan butir lainnya. Semen yang umum yaitu
kuarsa, kalsit dan hematit.

d. Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru
mengalami kristalisasi di dalam sedimen atau batuan selama proses
diagenesis maupun setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi di
dalam fase yang terdapat dalam sedimen atau batuan, dan juga muncul
karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase fluida, atau
dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang masuk.
Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti kuarsa,
carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineral seperti gypsum dan
oksida seperti hematite.

e. Replacement
Replacement yaitu proses ketika mineral baru menggantikan (secara
kimia dan fisika) kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement
mungkin bersifat:
 neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama
dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
 Pseudomorfic yang mana fase baru merupakan tiruan dari bentuk
eksternal dari fase yang digantikan tetapi fasenya berbeda.
 Allomorphic yaitu replacement dalam bentuk fase baru yang biasanya
berbeda bentuk kristalnya dan menggantikan sepenuhnya fase sediment
asal. Fase replacement sama beragamnya dengan fase autigenesis,
tetapi fase replacement yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan
ilite.

f. Bioturbasi
Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat permukaan,
termasuk burrowing, boring dan pencampuran sedimen oleh organisme.
Pada beberapa kasus proses ini dapat meningkatkan kompaksi,
menghancurkan laminasi dan perlapisan. Selama proses bioturbasi beberapa
organisme mempresipitasikan material yang berfungsi sebagai semen.

4. Proses hidrotermal

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan


yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi
logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga
disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal
dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar
magma yang sedang membeku tadi. Larutan yang makin jauh dari magma,
akan makin kehilangan panasnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan
mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan
dan membentuk deposit celah (cavity filling deposit) atau melalui proses
metasomatik membentuk deposit pergantian (replacement deposit).
Berikut adalah penjelasan umum tentang macam – macam deposit:
a. Deposit hipotermal
Secara umum deposit hipotermal atau deposit replasemen terjadi pada
kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan
intrusifnya.
b. Deposit epitermal
Deposit epitermal atau deposit celah adalah deposit yang lebih banyak
terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah yang terletak agak jauh dari
batuan intrusifnya.

C. Struktur Zeolit

Struktur zeolit dapat digambarkan seperti sarang lebah dengan saluran-saluran


dan rongga-rongga yang dihasilkan oleh sambungan-sambungan kaku tetrahedral (Dyer,
1994). Struktur kristal dari mineral zeolit termasuk anggota kelas aluminosilikat zeolit
merupakan kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali dan alkali
tanah dalam kerangka tiga dimensinya, secara empiris mempunyai rumus sebagai berikut
(Kirk-Othmer, 1978): Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y].zH2O.
Umumnya zeolit tersusun oleh satuan unit pembangun primer yang merupakan
satuan unit terkecil tetrahedral SiO4 dan AlO4. Dalam struktur zeolit, atom Si dan O tidak
memiliki muatan, sedangkan atom Al bermuatan negatif sehingga struktur rantai
aluminosilika tersebut akan dinetralkan oleh kation (contoh Ba+, Ca+, dan K+).
Klasifikasi zeolite yang merupakan senyawa aluminosilikat adalah sebagai
berikut:
1. SiO4 dan AlO4 saling berhubungan pada sudut-sudut tetrahedralnya membentuk Al,
Si framework 3D yang berpori.
2. Muatan pada framework dinetralkan dengan mengikat kation-kation monovalen atau
divalen di dalam porinya.
3. Memiliki kemampuan sebagai penukar kation.
4. Mengikat molekul air di dalam pori-porinya.

Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :

Skema Pembentukan Struktur Zeolit


Struktur zeolit yang merupakan senyawa aluminosilikat dapat dijabarkan seperti pada
gambar di bawah. Terahedral SiO4 dan AlO4 saling berhubungan pada sudut-sudut
tetrahedralnya untuk membentuk Al, Si framework tiga dimensi yang berpori. Kation-
kation alkali monovalen atau divalen menempati posisinya di dalam pori-pori. Kehadiran
kation-kation ini akan menetralkan muatan zeolit. Sebagian pori ditempati atau diisi oleh
molekul-molekul air.
Gambar 3. Struktur Tetrahedral SiO4 dan AlO4

Gambar 4. Skema tetrahedral pembentukan struktur zeolit

Gambar 5. Skematika pembentukan struktur zeolit 3 dimemsi

D. Potensi Zeolit Alam Di Indonesia

Mineral alam zeolit tersebar di berbagai belahan di Indonesia seperti Bayah,


Banten, Cikalong, Tasikmalaya, Cikembar, Sukabumi, Nanggung, Bogor, dan Lampung
dalam jumlah besar dengan bentuk hampir murni dan harga murah. Mineral zeolit
mempunyai struktur framework tiga dimensi dan menunjukkan sifat penukar ion, sorpsi
molecular sieving dankatalis sehingga memungkinkan digunakan dalam pengolahan
limbah industri dan limbah nuklir.
Gambar 6. Sebaran zeolit alam di Indonesia dan komposisi mineralnya

E. Pemanfaatan Mineral Zeolit.

Zeolit mempunyai banyak kegunaan, dimana setiap kegunaan yang dimiliki


tentunya tidak terlepas dari sifat-sifat unik yang dimilikinya, sifat-sifat unik tersebut
meliputi dehidrasi, adsorben, penyaring molekul, katalisator dan penukar ion.
Adapun kegunaan dari zeolit adalah, untuk peningkatan unsur hara tanah, penjernih
air, pembersih limbah pabrik, pakan ternak, dll. Berikut ini disajikan ulasan tentang
pemanfaatan zeolit di berbagai bidang.
F. Penggolongan Mineral Zeolit

Secara umum sifat mineral zeolit dapat digolongkan menjadi:


1. Berdasarkan rasio Si/Al
a. Zeolit silika rendah dengan perbandingan Si/Al adalah 1:5, memiliki konsentrasi
kation paling tinggi, dan mempunyai sifat adsorpsi yang optimum. Zeolit jenis ini
banyak mengandung Al, berpori, mempunyai nilai ekonomi tinggi karena efektif
untuk pemisahan dengan kapasitas besar. Volume porinya dapat mencapai 0,5
cm3 tiap cm3 volume zeolit. Contoh zeolit silika rendah adalah zeolit A dan X.
b. Zeolit silika sedang, yang mempunyai perbandingan Si/Al adalah 2:5, Contoh
zeolit sintetis jenis ini adalah zeolit omega, Mordernit, Erionit, Klinoptilolit,
zeolit Y.
c. Zeolit silika tinggi, dengan perbandingan kadar Si/Al antara 10:100, bahkan lebih.
Zeolit jenis ini sangat higroskopis dan menyerap molekul non polar sehingga
baik untuk digunakan sebagai katalisator asam untuk hidrokarbon. Zeolit jenis
ini misalnya zeolit ZSM-5, ZSM-11, ZSM-21, ZSM-24.
3. Berdasarkan bahan baku pemanfaatannya
a. Zeolit alam
Zeolit alam merupakan jenis-jenis zeolit yang tersedia di alam. Pada saat
ini dikenal sekitar 50 jenis zeolit alam, meskipun yang mempunyai nilai
komersial ada sekitar 12 jenis, diantaranya klinoptilolit, mordernit, filipsit, kabasit
dan erionit.
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses kimia dan fisika yang
kompleks dari batuan-batuan yang mengalami berbagai macam perubahan di
alam. Para ahli geokimia dan mineralogi memperkirakan bahwa zeolit
merupakan produk gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik,
batuan sedimen dan batuan metamorfosa yang selanjutnya mengalami proses
pelapukan karena pengaruh panas dan dingin (Lestari, 2010). Sebagai produk
alam, zeolit alam diketahui memiliki komposisi yang sangat bervariasi, namun
komponen utamanya adalah silika dan alumina. Di samping komponen utama ini,
zeolit juga mengandung berbagai unsur minor, antara lain Na, K, Ca (Bogdanov
et al., 2009), Mg, dan Fe (Akimkhan, 2012).
Terlepas dari aplikasinya yang luas, zeolit alam memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg dan
Fe serta kristalinitasnya kurang baik. Keberadaan pengotor-pengotor tersebut
dapat mengurangi aktivitas dari zeolit. Untuk memperbaiki karakter zeolit alam
sehingga dapat digunakan sebagai katalis, adsorben, atau aplikasi lainnya,
biasanya dilakukan aktivasi dan modifikasi terlebih dahulu (Mockovciakova et
al., 2007).
Tabel 2.4. Jenis-Jenis Mineral Zeolit Alam Beserta Rumus Kimianya
Nama Mineral Rumus Kimia Gambar
Analsim Na16(Al16Si32O96). 16H2O

Kabasit (Na2,Ca)6(Al12Si24O72). 40H2O

Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O

Ferrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O

Heulandit Ca4(Al8Si28O72). 24H2O

Laumonit Ca(Al8Si16O48). 16H2O

Mordenit Na8(Al8Si40O96). 24H2O

Filipsit (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O

Natrolit Na4(Al4Si6O20). 4H2O

b. Zeolit sintetik
Zeolit sintetik adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik dan
kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam, dibuat dari bahan lain dengan
proses sintetis, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menyerupai zeolit yang
ada di alam. Mineral zeolit sintetis yang dibuat tidak dapat persis sama dengan
mineral zeolit alam, walaupun zeolit sintetis mempunyai sifat fisis yang jauh
lebih baik. Beberapa ahli menamakan zeolit sintetis sama dengan nama mineral
zeolit alam dengan menambahkan kata sintetis di belakangnya, dalam dunia
perdagangan muncul nama zeolit sintetis seperti zeolit A, zeolit K-C dll.
Zeolit sintetis terbentuk ketika gel yang ada terkristalisasi pada
temperatur dari temperatur kama sampai dengan 2 0 o C pada tekanan
atmosferik ataupun autogenous. Metode ini sangat baik diterapkan pada
logam alkali untuk menyiapkan campuran gel yang reaktif dan homogen
(Breck, 1974; Breck & Flanigen, 1968 dalam Lefond, 1983). Struktur gel
terbentuk karena polimerisas anion aluminat dan silikat. Komposisi dan
struktur gel hidrat ini ditentukan oleh ukuran dan struktur dari jenis
polimerisasi. Zeolit dibentuk dalam kondis hidrothermal, bahan utama
pembentuknya adalah aluminat silikat (gel) dan berbagai logam sebagai
kation. Komposisi gel, sifat fisik dan kimia reaktan, serta jenis kation dan
kondisi kristalisasi sangat menentukan struktur yang diperoleh.
Dengan perkembangan penelitian, dewasa ini telah dikenal beragam zeolit
sintetik, dan beberapa diantaranya disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Rumus oksida beberapa jenis zeolit sintetik (Georgiev et al., 2009)

Zeolit Rumus Oksida

Zeolit A Na2O.Al2O3.2SiO2.4,5H2O

Zeolit N-A (Na,TMA)2O.Al2O3.4,8SiO2.7H2O TMA – (CH3)4N+

Zeolit H K2O.Al2O3.2SiO2.4H2O

Zeolit L (K2Na2)O.Al2O3.6SiO2.5H2O

Zeolit X Na2O.Al2O3.2,5SiO2.6H2O

Zeolit Y Na2O.Al2O3.4,8SiO2.8,9H2O

Zeolit P Na2O.Al2O3.2-5SiO2.5H2O
Zeolit O (Na,TMA)2O.Al2O3.7SiO2.3,5H2O TMA – (CH3)4N+

Zeolit Ω (Na,TMA)2O.Al2O3.7SiO2.5H2O TMA – (CH3)4N+

Zeolit ZK-4 0,85Na2O.0,15(TMA)2O.Al2O3.3,3SiO2.6H2O

Zeolit ZK-5 (R,Na2)O.Al2O3.4-6SiO2.6H2O

G. Pengolahan Mineral Zeolit

Pengolahan batuan mineral zeolit meliputi empat jenis operasi utama, yaitu
operasi sizing, kominusi, granulasi, dan drying. Secara umum alur pengolahan batuan
zeolit ditunjukkan seperti pada gambar di bawah.

Gambar 8. proses pengolahan mineral zeolit


1. Sizing
Operasi sizing dilakukan pada umpan yang akan masuk jaw crusher dengan
menggunakan Grizzly Feeder. Tujuan sizing ini adalah untuk mengeluarkan batuan
mineral zeolit yang berukuran lebih kecil daripada uuran setting jaw crusher.
2. Kominusi
Kominusi melibatkan dua tahap operasi yaitu operasi peremukan atau
crushing dengan menggunakan jaw crusher dan operasi penggerusan atau grinding,
dengan menggunakan pulveriser. Jaw crusher akan mengecilkan ukuran batuan zeolit
sampai ukuran secara teknis siap untuk masuk pada operasi grinding. Pada umumnya
ukuran umpan untuk operasi grinding adalah sekitar 20 mm. Operasi grinding akan
mengecilkan ukuran zeolit sampai ukuran yang dapat dibuat menjadi granul.
Umumnya keluaran pulverizer berukuran kurang daripada 100 mikron.
3. Granulasi
Operasi granulasi dilakukan dengan disc granulator atau biasa juga disebut
dengan pelletizer. Operasi ini akan menggranulasi serbuk zeolit menjadi granul-
granul atau kelereng-kelereng kecil yang berukuran kurang daripada 5 mm. Pada
proses granulasi biasanya ditambahkan perekat untuk memperkuat hasil granul.
4. Drying
Operasi pemanasan dilakukan dengan menggunakan dryer yang berbentuk
pipa besar berukuran diameter 1-2 meter dengan panjang 10-20 meter. Dryer ini
berputar dengan sudut kemiringan tertentu. Sumber panas dimasukan melalui tempat
keluaran granul. Dryer ini biasa juga disebut dengan rotary dryer atau rotary kiln.
Tunuan operasi ini adalah untuk mengurangi kandungan air termasuk hidrat
dan zat-za yang terdapat pada perekat atau zat yang mudah menguap lainnya. Siklus
pemanasan yang terkontrol dapat mengaktivasi zeolit secara fisika, sehingga zeolit
granul siap diaplikasikan untuk pemakaian tertentu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur


utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na, dengan
rumus umum zeolit Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y].wH2O. Dimana n adalah valensi kation M
(alkali/alkali tanah) x,y adalah jumlah tetrahedron per unit sel, w adalah jumlah molekul
air per unit sel, M adalah kation alkali/alkali tanah, (AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka
zeolit yang bermuatan negatif, H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka
zeolit.
Mineral zeolit terbentuk melalui beberapa proses, yaitu:
1. Proses sedimentasi
2. Alterasi
3. Proses Diagenesis
Proses diagenesis, antara lain:
a. Kompaksi
b. Rekristalisasi dan pelarutan
c. Sementasi
d. Autigenisasi
e. Replacement
f. Bioturbasi
4. Proses hidrotermal
Pada prinsipnya pengolahan mineral zeolit dilakukan dengan 2 tahap yaitu:
 Tahap preparasi
 Proses aktifasi
Mineral zeolit dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti:
1. Bidang pertanian dan perkebunan.
2. Bidang Peternakan.
3. Bidang Perikanan.
4. Bidang pengolahan air.
5. Bidang pengolahan limbah
DAFTAR PUSTAKA

Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. “Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit X
dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response Surface Methodology”. Semarang:
Universitas Diponegoro (http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2004-ijc-iqmal-4-2-04-10-132-
138- ) dwiretno.pdf
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/mineral-zeolit/pengolahan-mineral-zeolit/. Diakses pada
23 september 2019
https://aanfarm.wordpress.com/2014/02/04/meningkatkan-produktivitas-ternak-dengan-zeolit/.
Diakses pada 23 september 2019
Christine Elizabeth Kaharmen. 2008. (http://kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-
pembentukannya/)
Sukandarrumidi, 2004. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press.
Sutarti, M dan Rachmawati,M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah LIPI: Jakarta.
Universitas Diponegoro (http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2004-ijc-iqmal-4-2-04-10-132-
138- ) dwiretno.pdf
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/mineral-zeolit/pengolahan-mineral-zeolit/. Diakses pada
23 september 2019
https://aanfarm.wordpress.com/2014/02/04/meningkatkan-produktivitas-ternak-dengan-zeolit/.
Diakses pada 23 september 2019
Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. “Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit X
dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response Surface Methodology”. Semarang

Anda mungkin juga menyukai