Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN MASSA

MOLEKUL NISBI

Kelompok 2:
Christinemon Kidingallo
Mentina Manik
Kostan Wenda
PENENTUAN MASSA
MOLEKUL NISBI
1. Konsep Dasar Penentuan
Massa Molekul Nisbi

2. Fraksinasi Polimer

3. Metode Penentuan Massa


Molekul Nisbi
1. Konsep Dasar Penentuan
Massa Molekul Nisbi
 Sifat bahan polimer bergantung pada massa
molekulnya.
 Hasil reaksi polimerisasi adalah molekul

Jens Martensson
polimer dengan ukuran yang beraneka.
 Penentuan massa molekul akan menghasilkan
harga rata-rata.
1. Batasan rata-rata jumlah, Mn, secara
matematika ialah :
Mn = ∑Ni.Mi / ∑Ni
Ni ialah jumlah molekul dengan derajat
polimerisasi (DP) = i, dan Mi ialah massa
molekul dari molekul dengan DP = i.
3
2. Batasan matematika bagi rata-rata bobot, Mw,
ialah
Mw = ∑Wi.Mi / ∑Wi

wi ialah massa total semua molekul yang


mempunyai DP = i dan Mi ialah massa

Jens Martensson
molekul dari molekul dengan DP = i.

Ternyata Mw lebih besar daripada Mn


dan keadaan ini selalu terjadi untuk sampel
polidispersi, yakni sampel polimer yang
mengandung sebaran massa molekul. Jika
sampel polimer mengandung molekul-molekul
yang sama, sehingga sampel disebut
monodispersi, maka Mn = Mw.
4
2. Fraksinasi Polimer
Untuk memisahkan sampel polimer
tertentu ke dalam beberapa golongan
bermassa molekul sama disebut fraksinasi.
Cara yang digunakan ndalam fraksinasi
didasarkan pada kenyataan bahwa kelarutan
polimer berkurang dengan naiknya massa
molekul. Beberapa cara fraksinasi, yaitu:
 Dalam pengendapan bertingkat, sampel polimer
dilarutkan dalam pelarut yang cocok sehingga
membentuk larutan yang biasanya berkonsentrasi
0,1 persen

 Dalam elusi berfraksi (elusi bertingkat), polimer


diekstrasi dari zat padat ke dalam larutan. Cara
yang digunakan ialah dengan mengemas suatu
kolom, misalnya dengan butiran kaca yang dilapisi
polimer.
2. Fraksinasi Polimer

Untuk memisahkan sampel polimer


tertentu ke dalam beberapa golongan
bermassa molekul sama disebut fraksinasi.
Cara yang digunakan ndalam fraksinasi
didasarkan pada kenyataan bahwa kelarutan
polimer berkurang dengan naiknya massa
molekul.
Beberapa cara fraksinasi, yaitu:

 Dalam pengendapan bertingkat, sampel polimer


dilarutkan dalam pelarut yang cocok sehingga
membentuk larutan yang biasanya
berkonsentrasi 0,1 persen

 Dalam elusi berfraksi (elusi bertingkat), polimer


diekstrasi dari zat padat ke dalam larutan. Cara
yang digunakan ialah dengan mengemas suatu
kolom, misalnya dengan butiran kaca yang dilapisi
polimer.

 Kromatografi permeasi gel (KPG). Pada cara ini


suatu kolom diisi beberapa bentuk kemasan
polimer bersambung-silang (yang menggembung
jika terdapat pelarut) dan mempunyai lubang-
lubang atau celah-celah. Larutan sampel polimer
yang sedang diteliti dilewatkan ke dalam kolom
dan dielusi dengan melewatkan lebih banyak
pelarut.
3. Metode Penentuan Massa
Molekul Nisbi
• Analisis gugus ujung
Jika suatu polimer diketahui mengandung
jumlah tertentu gugus ujung per molekulnya, maka
jumlah gugus itu dapat ditentukan dalam sejumlah
massa polimer dengan metode analisis.

Jens Martensson
Metode ini mempunyai beberapa kelemahan.
 kita harus mengandaikan struktur molekul. Misalnya,
jika polimer pada contoh diatas mengandung dua
gugus –COOH per molekul polimer diatas, maka
perhitungan yang diperlihatkan diatas tidak dapat
dipakai.
 jika massa molekul polimer sangat besar, maka jelas
1 g sampel polimer akan mengandung lebih sedikit
gugus fungsi daripada contoh perhitungan. Makin
besar massa molekul, makin sukar untuk 8
menentukan jumlah gugus ujung yang ada. Dengan
kata lain, kita dibatasi oleh kepekaan metode
Penentuan massa
molekul nisbi
Jens Martensson
10
Jens Martensson
12
Jens Martensson
13
Caption lorem ipsum
Caption lorem ipsum
Customize this Template

Jens Martensson
Template Editing Instructions
and Feedback

17

Anda mungkin juga menyukai