Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kepolaran ikatan kovalen, erat hubungannya dengan momen dipolnya. Polaritas adalah

suatu kemampuan senyawa untuk membuat/membentuk dipol. Polaritas ini dari suatu senyawa

dijelaskan dalam istilah momer dipole polaritas suatu senyawa juga dihubungkan dengan

konstanta dielektriknya ( E) dimana jika nilai E meningkat, maka kepolaran dari suatu senyawa

juga meningkat. Kepolaran senyawa adalah bagian ddari ikatan kovalen. Fakta eksperimen

menunjukkan bahwa CO2 tidak memiliki momen dipol, sedangkan H2O mempunyai momen

dipol. Dipol adalah dua muatan yang berbeda yang terdapat pada molekul suatu zat gaya tarik

menarik antar molekull yaitu gaya-gaya yang mengikat molekul-molekul dalam zat yang terdiri

atas molekul-molekul. Gaya tarik- menarik berkaitan dengan sifat fisika zat yaitu titik cair, titik

didih, rapatan, dan kelarutan. Dimana ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah

sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan kepolaran senyawa dalam ikatan kimia?

3. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1) Memberikan informasi mengenai pengertian kepolaran dalam ikatan kimia.

4. Manfaat

Dapat bermanfaat sebagai sumber tambahan materi pembelajaran mengenai kepolaran

senyawa.

1
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

1. Kepolaran Senyawa Dalam Ikatan Kimia

a. Kepolaran Senyawa

Transfer elektron yang menghasilkan ikatan ion, dan persahaman elektron yang
menghasilkan ikatan kovalen. Suatu ikatan yang seratus persen ion ialah ikatan yang gaya
tariknya antara dua ion dengan muatan yang berlawanan itu menyatakan transfer lengkap sebuah
elektrondari sebuah atom logam ke sebuah atom non logam. Tak ada senyawa yang mempunyai
ikatan yang seratus persen bersifat ion. Suatu ikatan yang seratus persen kovalen ialah yang
pasangan elektronnya digunakan bersama-sama secara sama antara dua atom bukan logam. Jika
kedua atom bukan logam itu berbeda, maka pasangan elektron itu lebih tertarik ke salah satu
atom. Pasangan elektron semacam itu membentuk ikatan kovalen polar, suatu ikatan kovalen
dalam mana terdapat sesuatu gaya tarik elektron statik antara kedua atom itu. Dalam molekul
diatom, suatu ikatan kovalen polar menghasilkan suatu molekul polar, suatu molekul yang satu
ujungnya relatif positif dan ujung yang lain relatif negatif. Contohnya ialah HCl dan CIF.

Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran elektron
tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Bagaimana menyatakan
senyawa bersifat kovalen murni (non polar) atau kovalen polar. Kepolaran erat kaitannya dengan
keelektronegatifan dan bentuk molekul. Dalam hal kepolaran suatu senyawa tergantung dari
harga momen dipolnya. Momen dipol sendiri adalah selisih harga kelektronegatifan antara atom
yang berikatan. Ada beberapa yang mengusulkan tentang nilai keelektronegatifan tiap unsur tapi
yang akan kita gunakan sementara ini adalah data keelektronegatifan yang diusulkan oleh
pauling.
Momen dipol sebuah molekul diatom polar adalah suatu dipol, yakni suatu benda yang
memiliki dua muatan berlawanan pada titiknya. Untuk molekul semacam itu dapat ditentukan
suatu momen dipol, suatu ukuran terhadap derajat kepolaran. Momen dipol suatu molekul secara
langsung bergantung pada besarnya muatan pecahan dan pada jarak pemisahan muatan negatif
dan positif itu; yakni,

Momen dipol = muatan X jarak

Untuk molekul gas, momen dipol dapat diukur dalam suatu medan listrik yang sesuai.
Dalam suatu medan listrik molekul polar cenderung bersikap sedemikian sehingga ujung positif
2
menghadap ke lempeng negatif dan ujung negatif menghadap ke lempeng positif. Sikap molekul
ini cenderung menetralkan medan listrik itu dan karena itu mengurangi besarnya kuat medan itu.
Untuk suatu medan listrik terterapkan dua lempeng terpisah akan mempunyai muatan maksimum
bila antara lempeng itu vakum. Angka banding muatan itu disebut tetapan dielektrik. Dari sifat
ini, dan dengan menggunakan perhitungan yang mula-mula dikembangkan oleh pemenang
hadiah Nobel. Dalam hal keempat hidrogen halida, HF,HCL,HBr dan HI, momen-momen
dipolnya sesuai dengan penurunan keelektronegatifan dari unsur-unsur VIIA. Hidrogen fluorida
mempunyai momen dipol terbesar dan hidrogen iodida yang terkecil. Selisih antara H dan unsur
VIIA lain yang cukup lebih kecil, misalnya hanya 0,9 untuk H dan Cl.

Pada arah tertentu ke dua dipol ikatan saling memperkuat sehingga molekul H2O
merupakan molekul yang polar. Perkiraan bahwa molekul berbentuk segitiga datar seperti BCl3
dan SO3 merupakan molekul nonpolar. Memang sesuai dengan kenyataannya, tetapi apabila
atom pusat berikatan dengan atom-atom yang berbeda, akan diperoleh molekul yang polar, sebab
dipol ikatan dipol ikatan yang berbeda tidak akan saling meniadakan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepolaran Senyawa

1) Penjelasan Mulliken, Linus Pauling mengajukan cara yang berguna untuk menghitung

rentang ikatan ionik diantara pasanagan atom tertentu. Perbedaan keelektronegatifan

Senyawa yang ion-ionnya membentuk 2 kutub dengan muatan yang berlawanan (δ+ dan

δ-) menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan

atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul tersebut bersifat semakin polar.

 Contoh : HCl keelektronegatifan H=2,1 dan Cl=2,8 maka H cenderung bermuatan positif

(H+) dan Cl cenderung bermuatan negatif (Cl-), sehingga terjadi 2 kutub (dipol).

 Catatan : Jika dicampurkan dengan pelarut akan larut. Jika senyawa yang ion-ionnya

bermuatan sama (δ+ danδ+) atau (δ- danδ-) tidak ada perbedaan keelektronegatifan

(perbedaan keelektronegatian = 0), sehingga tidak terbentuk muatan / dipol. Jika dilarutkan

terjadi pengendapan.

3
2) Pengaruh bentuk molekul Senyawa yang memiliki bentuk molekul simetris bersifat non-

polar. Geometri molekul dan momen dipol. Atom-atom dalam sebuah molekul relatif tetap

posisinya satu terhadap yang lain. Molekul yang tersederhana kedua inti menentukan garis

lurus, maka sebuah molekul diatom bersifat linier. Bentuk suatu molekul dapat dihubungkan

dengan ada tidaknya momen dipol. Suatu molekul triatom atau yang lebih kompleks dapat

mempunyai momen dipol, dapat pula tidak, bergantung pada penataan geometrik momen

ikatan dalam molekul itu. Suatu momen ikatan ialah momen polar dari suatu ikatan individu.

Untuk suatu molekul diatom, momen dipol dan momen ikatan adalah sama, tetapi untuk suatu

molekul poliatom, momen dipol sama dengan perjumlahan vektor berbagai momen ikatan.

Karbon dioksida, CO2, bersifat karekteristik dari molekul-molekul dalam mana momen ikatan

saling mematikan, artinya jumlah vektornya adalah nol. Meskipun molekul semacam itu

mempunyai ikatan polar, penataan yang simetrik dari ikatan menyebabkan momen-momen

ikatan saling meniadakan dan menyebabkan molekul keseluruhan bersifat non-polar.

Geometri linier yang diberikan kepada CO2 cocok dengan fakta bahwa momen dipolnya nol.

 Contoh : CH4 , CCl4, dsb.

Senyawa yang memiliki bentuk molekul tidak simetris karena ada pasangan electron bebas

(PEB) bersifat polar.

 Contoh : NH3, H2O, PCl3, dsb.

Contoh Soal Tentang Kepolaran

1. Diantara senyawa berikut yang paling polar adalah...

a. HF

b. HCl

c. F2

d. HBr

e. HI

4
Jawab

F2 (terdiri dari 2 atom sejenis) merupakan Kovalen non polar

Yang paling polar adalah beda elektronegatifitas besar yaitu HF

2. Gambarka struktur lewis dari C02

C memiliki 4 elektron valensi dan O memiliki 6 elektron valensi. Langkah selanjutnya, yaitu

menentukan Struktur lewis dari senyawa CO2. Struktur lewisnya adalah

3. dari senyawa dibawah ini manakah yang termasuk senyawa dengan momen dipol paling

rendah?

a. HF

b. HCL

c. HBr

d. HI

e. Semuanya salah.

Perbedaan
Senyawa Momen dipol (D)
Keelektronegatifan
HF 1,8 1,91
HCl 1,0 1,03
HBr 0,8 0,79
HI 0,5 0,38

4. Di antara senyawa berikut yang bukan molekul kovalen polar adalah …

a. HCl

b. NaCl

5
c. NH3

d. H2O

e. PCl3

jawaban: b

Molekul Penyusun Keterangan Ikatan


HCl Gas – Gas 2 atom tidak Kovalen polar
sejenis : polar
NaCl Logam – Gas Ion
NH3 Gas – Gas PEI = 3 N Kovalen polar
golongan V A
PEB = 5 – 3 = 2
H2O Gas – Gas PEI = 2 O Kovalen polar
golongan VI A
PEB = 6 – 2 = 4
PCl3 Gas – Gas PEI = 3 P Kovalen polar
golongan V A
PEB = 5 – 3 = 2

5. Di antara senyawa berikut yang paling polar adalah …

a. HF

b. HCl

c. F2

d. HBr

e. HI

Jawab: a

Paling polar → beda keelektronegatifan besar

HF → golongan I A dan VII A maka elektronegativitasnya besar

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran elektron

tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Dalam kepolaran

senyawa perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul sangat berkaitan erat.

Ikatan kimia sangat berhubungan dengan kepolaran senyawa. Dimana kepolaran senyawa

adalah bagian dari ikatan kovalen polar maupun non-logam serta yang memiliki selisih

keelektronegatifan dan bentuk molekulnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Oxtoby, D.W. 2014. Prinsip-prinsip kimia modern. Jakarta : Erlangga.


Syarifudin, N. 2000. Buku materi pokok ikatan kimia. Jakarta : Universitas terbuka.
Keenan. 2015. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai