Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ACARA IV

SIFAT KOLEGATIF LARUTAN

Nama : Adinda Tyas Prabandari

NIM : 2000033004

Golongan/Kelompok : 1/1

Asistensi : Ella Prasetya Ningrum

Tanggal Praktikum : Selasa, 8 Juni 2021

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum sifat koligatif larutan yaitu :

1. Mengetahui hasil kenaikan titik didih terhadap sampel aquades, glukosa, dan
NaCl.

2. Mengetahui hasil penurunan titik beku terhadap sampel es batu, glukosa, dan
NaCl.

3. Mengetahui hasil perhitungan massa molekul dari peningkatan titik didih


terhadap sampel aquades dan urea.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Kolegatif Larutan

Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan . Sifat koligatif
larutan terdiri atas dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif
larutan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit
bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion sesuai dengan hal-hal tersebut.
Sifat koligatif larutan non-elektrolit lebih rendah dari pada sifat koligatif larutan
elektrolit. ( Susi Rusdianti, 2017 )

Terdapat empat macam sifat koligatif larutan yaitu : ( Tedy, 2017)

- penurunan tekanan uap larutan jenuh

- penurunan titik beku

- kenaikan titik didih

- tekanan osmotic

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal
ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan
elektrolit.(Kiagus, 2020)

2.2 Kenaikan Titik Didih

Kenaikan titik didih merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Titik didih
suatu zat adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan di
atas permukaan zat cair. Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan uap,
artinya semakin besar tekanan uap semakin besar pula titik didih zat cair tersebut.
Pada tekanan dan temperatur standar (1 atm, 25 ⁰C) titik didih air sebesar 100 ⁰C.
Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan
sama dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 1
atm (tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada tekanan udara luar 1
atm disebut titik didih normal. ( Leony, 2019)

Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama
dengan tekanan luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dari definisi
ini kita ketahui bahwa titik didih cairan bergantung pada tekanan uap pada
permukaan cairan. Itulah sebabnya, titik didih air di gunung berbeda dengan di
pantai. Pada saat tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara luar maka
gelembung-gelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase
gas. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik
didih (ΔTb), yang dirumuskan sebagai berikut: ( Leony, 2019)

Untuk Larutan Non Elektrolit:

ΔTb = Tb – Tb⁰

ΔTb = m . Kb

Untuk Larutan Elektrolit:

ΔTb = m . Kb . i

i = 1 + (n-1) α

dimana:

ΔTb = Kenaikan titik didih

Tb = Titik didih larutan

Tbo = Titik didih pelarut murni

m = Molalitas larutan

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (dipengaruhi oleh suhu)

i = Faktor Van’t Hoff

n = Total koefisien ion

α = Derajat ionisasi
Nilai Kb bergantung pada jenis pelarut yang digunakan, artinya berbeda pelarut
berbeda pula nilai Kb nya. ( Leony, 2019)

2.3 Penurunan Titik Beku

Titik beku adalah temperatur pada saat tekanan uap cairan sama (setimbang)
dengan tekanan uap padatannya. Titik beku dilambangkan dengan . Air murni
membeku pada temperatur C dan tekanna 1 atm. Temperatut itu dinamakan titik
beku normal air. Temperatur dimana zat cair membeku pada tekanan 1 atm adalah
titik beku normal zat cair tersebut. Titik beku suatu larutan selalu lebih rendah dari
pada titik beku pelarut murninya (air). Hal ini dikarenakan sebagaian partikel air
dan partikel-partikel pelarut akan bergabung dan membentuk ikatan. Sehingga
ketika membeku, yang memiliki titik beku paling tinggi adalah air karena air yang
membeku terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh partikel-partikel terlarut. Setiap
larutan memiliki titik beku yang berbeda-beda. Titik beku suatu larutan akan
berubah jika tekanan uapnya juga berubah. Hal ini disebabkan oleh masuknya zat
terlarut yang mempengaruhi perubahan titik beku. Jadi, jika suatu zat terlarut
ditambahkan kedalam larutan, titik beku larutan tersebut akan berubah. Besarnya
perbedaan antara titik beku zat pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (ΔTf) (Wahyuni, 2013).

Untuk menentukan perubahan titik beku yang terjadi pada dapat digunakan rumus
berikut :

(ΔTf) = m . Kf

Keterangan :

ΔTf = penurunan titik beku

M = molalitas larutan

Kf = tetapan penurunan titik beku molal

(Wahyuni, 2013).

2.4 Penurunan Tekanan Uap Larutan

Apabila ke dalam suatu pelarut dilarutkan zat yang tidak mudah menguap,
ternyata tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah daripada tekanan uap jenuh
pelarut murni. Dalam hal ini uap jenuh larutan dapat jenuh dianggap hanya
mengandung uap zat pelarut.Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan
tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh (ΔP). Jika tekanan
uap jenuh pelarut murni dinyatakan dengan P° dan tekanan uap jenuh larutan
dengan P, maka: ΔP = P° – P (Kiagus, 2020)

Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini
adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat
cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut
itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan
berkurang. (Kiagus, 2020)

Menurut RAOULT

p = p° . XB

dimana:

p = tekanan uap jenuh larutan

p°= tekanan uap jenuh pelarut murni

XB = fraksi mol pelarut

Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:

P = P° (1 - XA)

P = P°- P° . XA

P-° P = P °. XA

sehingga:

P = p° . XA

dimana:

P = penunman tekanan uap jenuh pelarut

p⁰ = tekanan uap pelarut murni

XA = fraksi mol zat terlarut (Kiagus, 2020)


2.5 Penentuan Massa Molekul Larutan dari Kenaikan Titik Didih

Molalitas (m) didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan
dalam satu kilogram (1.000 gram) pelarut. Molalitas dilambangakan m, pada sebuah
larutan nilai pada partikel larutan per kilogram pada pelarut. (Arlita, 2013)

Jika harga Kb dan konsentrasi zat diketahui , maka massa molekul (m) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut : ( Leony, 2019)

ΔTb = Kb . m

ΔTb = Kb .

Keterangan :
∆Tb : penurunan titik didih
Kb : tetapan penurunan titik dididh molal atau tetapan krioskopik
m : kemolalan

2.6 Karakteristik Bahan

 Aquades

Aquadest adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Aquadest bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia
lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organic (Reza, 2013).
 NaCl

Natrium klorida atau garam natrium dari asam hidroklorat adalah bubuk
atau kristal zat tak berwarna, tidak berbau, dengan rasa asin. Senyawa ini
cukup larut dalam air.NaCl adalah garam yang terbentuk sebagai hasil
dari interaksi basa dan asam. Natrium klorida adalah elektrolit yang kuat.
(Thohari, 2018)

 Glukosa

Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena


memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen
utama gula darah, menyusun 0,065- 0,11% darah kita. 5 Glukosa dapat
terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa sangat
penting bagi kita karena sel tubuh kita menggunakannya langsung untuk
menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi
lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula
pereduksi (Budiman,2009).

 Urea

Urea mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi sebesar 45% - 56% Unsur
Nitrogen merupakan zat hara yangsangat diperlukan tanaman. Unsur
nitrogen di dalam pupuk urea sangatbermanfaat bagi tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan. (Fajrin, 2016). Urea mempunyai rumus
moleku CO(NH2) atau CON2H4, Berbentuk padat berupa serbuk kristal
tidak berwarna sampai berwarna putih, hampir tidak berbau atau berbau
ringan seperti amonia terutama jika dalam keadaan lembab; Rasa dingin
dan asin. (Andriati, 2017)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan kimia uji sifat koligatif larutan antara lain 8
buah gelas beaker ukuran 250 ml, 2 buah Erlenmeyer ukuran 250 ml, gelas ukur
dengan ukuran 100 ml, thermometer, kompor listrik, spatula, timbangan digital,
stopwatch, dan penjepit.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan uji sifat koligatif larutan adalah aquades,
glukosa, garam (NaCl), urea, es batu, kertas label, dan tisu.

3.3 Cara Kerja


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum sifat kolegatif larutan yaitu :

1. Hasil kenaikan titik didih terhadap sampel aquades sebesar 92 ⁰C, sampel
glukosa (18 g/100 ml) sebesar 95 ⁰C, NaCl (5,85 g/ 100 ml) sebesar 95 ⁰C.

2. Hasil penurunan titik beku terhadap sampel aquades sebesar 1 ⁰C , sampel


glukosa (18g/100ml) sebesar -2 ⁰C dan glukosa (36g/100ml) sebesar -3 ⁰C ,
terhadap sampel NaCl (5,85 g/100 ml) sebesar -4 ⁰C dan NaCl (11,7 g/100
ml) sebesar -5 ⁰C.

3. Hasil perhitungan massa molekul dari peningkatan titik didih terhadap sampel
aquades dan urea massa molekul/Mr sebesar 5,72 gr/mol dan ΔTb / kenaikan
titik didih dari sampel aquades dan urea sebesar 11 .

5.2 Saran

Diharapkan untuk praktikum selanjutnya asisten praktikum saat menjelaskan materi


suaranya lebih keras lagi, karna di youtube suaranya tidak terdengar jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Arlita, M. A. 2013. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Penyerapan Larutan


Gula Pada Bengkuang (Pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian
Lampung. Vol.2 (1) : 85-94.

Budiman, Meli Siska. 2009. Karbohidrat. Modul Kuliah Jurusan Kimia. Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung.

Fajrin, Thohari (2016, Juli 27). Sifat, Pembuatan dan Kegunaan Senyawa Urea.

Kiagus Ahmad Roni, Netty Herawati. 2020. Kimia Fisika II. Rafah Press UIN Raden
Fatah : Palembang.

Kurnia Andriati. 2017. Laporan Penelitian Modifikasi Surfaktan CPC Berbantu


Mirowave Pada Karbon Aktif Untuk Meningkatkan Kapasitas Adsorpsi Urea.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto : Puerwokerto.

Leony Sanga Lamsari Purba S.Pd., M.Pd. 2019. Modul Praktikum Kimia Fisika 1.
Universias Kristen Indonesia : Jakarta Timur.

Reza, Alfian Muhammad. 2013. Viskositas. Surabaya : Institut Teknologi November.

Susi Rusdianti. 2017. Perbandingan Sifat Kolegatif Campuran Larutan Garam (NaCl,
KCl, dan Na-Benzoat) Dengan Air Zamzam Berdasarkan Berat Jenisnya. UIN
Sunan Gunung Djati : Bandung

Tedy Rizkha Heryansyah, 2017. Macam Sifat Kolegatif Larutan.

Thohari Anwar. 22 Mei 2018. Sifat, Sumber, dan Reaksi Natrium Klorida.

Wahyuni S. 2013. Diktat Petunjuk Pratikum Kimia Fisika. Semarang: Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Negri Semarang.
LAMPIRAN
1. Mengapa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni?
Berapa peningkatannya?

Jawab : Kenaikan titik didih larutan akan semakin tinggi apabila konsentrasi dari
zat terlarut semakin besar sehingga titik didih larutan akan lebih tinggi daripada
titik didih pelarut murni. Peningkatannya dari 96⁰C menjadi 95⁰C kemudian
92⁰C .

2. Mengapa titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni?
Berapa penurunannya?

Jawab : Titik beku suatu larutan selalu lebih rendah dari pada titik beku pelarut
murninya (air). Hal ini dikarenakan sebagaian partikel air dan partikel-partikel
pelarut akan bergabung dan membentuk ikatan. Sehingga ketika membeku, yang
memiliki titik beku paling tinggi adalah air karena air yang membeku terlebih
dahulu, kemudian diikuti oleh partikel-partikel terlarut. Penurunannya dari 1 ⁰C
menjadi -5 ⁰C

3. Apakah berat molekul urea hasil percobaan sama dengan referensi di literatur?

Jawab : Tidak sama karena ada beberapa data yang tidak sesuai menyebabkan
berat molekul/Mr yang dihasilkan tidak sesuai dengan literatur

Anda mungkin juga menyukai