Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

PEMBUATAN DAN SIFAT KOLOID

DISUSUN OLEH :

PONIAH
NIM. 1813071018
KELAS : II-A

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
I. JUDUL : Pembuatan dan Sifat Koloid
II. TUJUAN : Untuk mengetahui cara membuat beberapa jenis koloid secara
kondensasi dan dispersi serta untuk mengetahui sifat-sifat koloid seperti efek
tyndall, koagulasi dan koloid pelindung.
III. DASAR TEORI :
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat
atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium
pendispersi/pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.
Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal
dari suatu partikel. Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan
dan suatu suspensi. Bila suatu bahan berada dalam keadaan subdifisi ini.
Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang menarik dan penting yang tidak
merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang lebih besar (Keenan, 1984).
Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin
berupa gas, cair, atau padat. Pengertian fasa di sini tidak sama dengan wujud,
karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran air dan
minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran itu
mempunyai fasa berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh karena
itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa terdispersi dan fasa pendisfersi. Fasa
terdisfersi dan fasa pendisfersi mirip dengan pelarut dan zat terlarut pada
suatu larutan.Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion akan bermuatan
listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan partikel ini dapat
positif atau negatif. Contohnya koloid Fe2O3 bermuatan positif setelah
mengadsorpsi Fe3+ pada koloid Fe2O3 x H2O. Koloid bila dibiarkan dalam
waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi, sehingga partikelnya
turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi atau penggumpalan.
Waktu penggumpalan bervariasi antara satu dengan yang lain, koagulasi
dapat dibantu dengan alat sentrifugal ultra (Syukri, 1999).
Baik zat terdispersi maupun pendispersi dapat berbentuk gas, cairan
ataupun padatan (kecuali keduanya berbentuk gas, karena molekul gas
tidaklah sebesar koloid), berikut jenis-jenis dari koloid:
1. Sol (Fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh:
paduan logam, gelas warna, intan hitam.
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair. Contoh: cat,
tinta, tepung dalam air.
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas. Contoh: debu di
udara, asap pembakaran.
2. Emulsi (Fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi
padat.Contoh: jelly, keju, mentega, nasi.
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair.
Contoh: susu, mayonais, krim tangan.
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas.Contoh:
hairspray, obat nyamuk.
3. Buih (Fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.Contoh:
batu apung, marshmallow, karet busa, styrofoam.
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair.Contoh: putih
telor yang dikocok, busa sabun. (Brady, 1986).
Koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara kondensasi dan cara
dispersi. Cara kondensasi, seperti pembuatan sol liofil Fe(OH)3 dan aerosol
cair NH4Cl.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)  3HCl(aq) + Fe(OH)3(s)
HCl(g) + NH3(g)  NH4Cl(s)
Cara dispersi, seperti pembuatan sol tepung kanji.
Koloid mempunyai beberapa sifat, seperti efek tyndall, koagulasi dan
efek pelindung. Efek tyndall yaitu koloid dapat menghamburkan cahaya.
Koagulasi adalah penggumpalan koloid karena penambahan muatan yang
berlawanan. Semakin besar muatan yang berlawanan ditambah, semakin
cepat koloid mengalami penggumpalan, sedangkan koloid pelindung yaitu
suatu koloid yang dapat menyelubungi koloid yang lainnya. Koloid pelindung
digunakan sebagai anti koagulasi.
IV. ALAT DAN BAHAN :
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH
1. Gelas Kimia 250 mL 3

2. Gelas Kimia 100 mL 5


3. Tabung Reaksi - 4
4. Stopwatch - 1
5. Senter - 1
6. Karton - 1
7. Gelas Ukur 10 mL 1
8. Spatula - 1
9. Pipet Tetes - 1
10. Batang Pengaduk - 1
11. Penggaris 30 cm 1

NO NAMA BAHAN KONSENTRASI JUMLAH


1. FeCl3 Jenuh - Secukupnya
2. (CH3COO)2Ca Jenuh - Secukupnya
3. Etanol 98% Secukupnya
4. HCl Pekat - Secukupnya
5. Amonia Pekat - Secukupnya

6. Benzena - ±10 mL

7. Aquades - Secukupnya

8. Gelatin - Secukupnya

9. NaCl 0,001 M 45 tetes

10. Na2SO4 0,001 M 45 tetes

11. Kanji - 1 sendok

12. Larutan Yodium - 1 tetes


13. Sabun Cuci - Secukupnya

14. Larutan K2Cr2O7 - Secukupnya

15. Minyak - ±10 mL

V. PROSEDUR KERJA

NO PROSEDUR KERJA HIPOTESIS HASIL PENGAMATAN


1. Pembuatan Koloid Fe(OH)3 100 mL aquades dipanaskan 100 Ml aquades dipanaskan untuk
Dipanaskan air 100 mL aquades sampai mendidih pada suhu memudahkan dalam pembuatan
sampai mendidih. Ditambahkan 700C, sehingga membuat koloid Fe(OH)3. Pada awalnya,
tetes demi tetes larutan FeCl3 koloid Fe(OH)3 lebih mudah. koloid coklat kemerahan Fe(OH)3
jenuh, sambil diaduk sampai Jika FeCl3 ditambahkan ke air diperoleh. Larutannya diperoleh dari
merah coklat. Diamati ! disimpan mendidih, sol Fe(OH)3 akan pemanasan aquades yang kemudian
untuk percobaan nomor 2,3 dan 8. terbentuk dan ketika diaduk dicampur dengan padatan FeCl3
larutan akan berwarna coklat untuk mendapatkan koloid Fe(OH)3
kemerahan. Larutan disimpan yang berwarna merah kecoklatan.
untuk percobaan nomor 2,3 Air pemanas berfungsi untuk dapat
dan 8 sehingga perbandingan melarutkan FeCl3 dengan baik
dapat dibuat dengan perlakuan sehingga menghasilkan koloid
yang berbeda. Fe(OH)3
FeCl3 + 3H2O  Fe(OH)3 +
3H
2. Koagulasi Fe(OH)3 5 mL koloid Fe(OH)3 diambil Pada tahap ini ketika pencampuran
Diambil masing-masing 5 mL dan ditempatkan dalam tabung koloid Fe(OH)3 dengan larutan NaCl
koloid Fe(OH)3 dan ditempatkan reaksi 1 dan 2, sehingga dapat tidak dihasilkan endapan tetapi
pada tabung reaksi 1 dan 2. dengan mudah membedakan hanya mengubah warna koloid yang
Ditambahkan tetes demi tetes antara hasil dari tabung 1 dan semula berwarna coklat kemerahan
NaCl 0,002 M pada tabung reaksi 2. Pada tabung reaksi 1 menjadi coklat kekuningan
nomor 1, dan pada tabung reaksi ditambahkan setetes demi sedangkan saat pencampuran koloid
nomor 2 ditambahkan tetes demi setetes NaCl 0,002 M, dan Fe(OH)3 dengan Na2SO4 hasilnya
tetes Na2SO4 0,002 M. Dicatat pada tabung reaksi 2 reaksi bentuk endapan kecoklatan.
jumlah tetes yang dipakai sampai ditambahkan setetes demi Tabung 1 dengan NaCl  25 tetes.
terjadi koagulasi. setetes Na2SO4 0,002 M. Tabung 2 dengan Na2SO4  25 tetes
Kedua tabung reaksi akan
menghasilkan endapan atau
penggumpalan. Perhatikan
jumlah tetes yang digunakan
sampai terjadi koagulasi.

3. Koloid Pelindung 5 mL koloid Fe (OH)3 diambil Pada tahap ini hasilnya adalah dalam
Diambil masing-masing 5 mL dan ditempatkan dalam tabung bentuk tabung 1 di mana koloid
koloid Fe(OH)3 dan ditempatkan reaksi 1 dan 2, sehingga dapat Fe(OH)3 ditambahkan dengan larutan
pada tabung reaksi nomor 1 dan 2. dengan mudah dibedakan NaCl dan larutan gelatin diperoleh
Ditambahkan 1 ml larutan gelatin antara hasil dari tabung 1 dan sebagai hasil dari larutan kuning
pada setiap tabung reaksi (1 dan 2. Larutan gelatin adalah kecoklatan dan tidak menghasilkan
2). Kemudian ditambahkan tetes larutan tidak berwarna, endapan. sedangkan dalam tabung 2
demi tetes NaCl 0,002 M pada selanjutnya dalam tabung dimana koloidal Fe(OH)3
tabung reaksi nomor 1, dan pada reaksi 1 dan 2 menambahkan 1 ditambahkan larutan Na2SO4 dan
tabung reaksi nomor 2 ml larutan gelatin. Ini larutan gelatin menghasilkan
ditambahkan tetes demi tetes bertindak sebagai koloid endapan dan perubahan warna.
Na2SO4 0,002 M. Diamati dan pelindung. pada tabung reaksi
dibandingkan dengan percobaan nomor 1 menambahkan NaCl
nomor 2. 0,002 M dan tabung reaksi 2
menambahkan NaSO4 0,002
M. Kedua tabung akan
menghasilkan warna yang
berbeda. Dalam eksperimen 3,
agar-agar akan melindungi
koloid dan tidak menggumpal,
dengan membentuk
eksperimen nomor 2.
4. Dispersi Kanji Dua gelas kimia 100 ml Pada tahap ini tabung 1 mengandung
Diambil gelas kimia 100 mL dua diambil dan diberi nomor 1 dan kanji yang tidak di gerus dan diisi
buah dan diberi nomor 1 dan 2. 2, sehingga dapat dengan dengan larutan yod menghasilkan
Pada gelas kimia nomor 1 diisi mudah membedakan antara warna kecoklatan sedangkan dalam
satu sendok amilum dan pada hasil dari nomor 1 atau 2. Diisi tabung 2 mengandung kanji yang
gelas kimia nomor 2 diisi satu gelas kimia nomor 1, satu telah digerus dan diisi dengan larutan
sendok amilum yang sudah sendok tepung dan gelas gelas yod menghasilkan filtrat berwarna
digerus. Ditambahkan pada 2 diisi satu sendok tepung yang keunguan yang lebih terkonsentrasi
masing-masing gelas kimia 10 mL telah jatuh. Ini untuk daripada dalam tabung 1.
aquades, kemudian diaduk dengan menentukan kecepatan dispersi
menggunakan batang pengaduk. lambat.
Disaring. Dibandingkan filtrat
dari gelas kimia nomor 1 dan 2.
Ditambahkan beberapa tetes
larutan yod pada masing-masing
filtrat. Dibandingkan.
5. Emulsi Mengambil dua tabung reaksi Pada tahap ini tabung 1 yang tidak
dan diberikan angka 1 dan 2, diisi dengan larutan sabun
Diambil dua buah tabung reaksi
sehingga dapat dengan mudah membentuk 2 lapisan terpisah
dan beri nomor 1 dan 2. Pada
dibedakan antara hasil dari sedangkan pada tabung 2 yang diisi
masing-masing tabung reaksi diisi
tabung reaksi nomor 1 dan 2. dengan larutan sabun menghasilkan
dengan 1 mL benzena dan 5 mL
Diisi dalam masing-masing larutan yang tidak terpisah tetapi
aquades. Tabung reaksi nomor 2
tabung reaksi dengan 1 mL pada awalnya membentuk lapisan ini
diisi dengan 15 tetes larutan
benzena dan 5 mL aquades. dan kemudian menyatu sehingga
sabun. Dikocok kedua tabung
Benzena tidak dapat dicampur lapisan tidak lagi terlihat.
reaksi tersebut dan dicatat waktu
aquades dan benzene tidak Zat yang dicampur benzena dengan
yang diperlukan untuk memisah
dapat dimurnikan karena air waktu yang dibutuhkan untuk
(membentuk 2 lapisan).
aquades polar sedangkan memisah yaitu 1 menit 5 detik.
benzena adalah non ploar. Sedangkan zat yang dicampur
Aquades menjadi pelarut dan benzena dengan air dan sabun waktu
benzena tidak bisa tercampur. yang dibutuhkan untuk memisah
Diisi dalam tabung reaksi 2 yaitu 6 menit 41 detik.
dengan 15 tetes larutan sabun,
untuk melihat emulsi yang
terjadi. Mengocok tabung
reaksi dimaksudkan untuk
mengamati emulsi.

6. Aerosol (Asap) Mencelupkan batang pengaduk HCl adalah larutan yang berwarna
dalam HCl pekat, HCl akan kuning. Gas amonia tak berwarna.
Dicelupkan batang pengaduk tetap atau menempel pada Pada tahap ini, ketika batang
dalam HCl pekat. Ditaruh didekat batang pengaduk. Reaksi yang pengaduk dicelupkan ke dalam HCl,
mulut botol yang mengandung gas terjadi antara HCl dan NH3 kemudian bawa batang pengaduk ke
amonia pekat. Diamati apa yang atau gas amonia akan botol amonia untuk menghasilkan
terjadi! membentuk gas atau asap. asap dalam bentuk gas keabu-abuan.
NH3(g) + HCl(g)  NH4Cl(g)

7. Pembuatan Gel Dua gelas kimia diambil dan Pada tahap ini, hasil reaksi berupa
diberi nomor 1 dan 2, sehingga gel. Gel diproduksi dari
Diambil dua buah gelas kimia 100
dapat dengan mudah dibedakan pencampuran alkohol dengan
mL dan diberi nomor 1 dan 2.
hasil dari gelas 1 dan 2. Satu kalsium asetat kemudian
Diisi 10 mL alkohol 95% ke
gelas kimia nomor 1 diisi pencampuran keduanya untuk
dalam gelas kimia nomor 1. Gelas
alkohol 95% dan pada gelas menghasilkan gel.
kimia nomor 2 diisi dengan 2 mL
kimia nomor 2 diisi 2 mL
kalsium asetat jenuh. Dituangkan
kalsium asetat jenuh. Tuang
kalsium asetat tersebut ke dalam
kalsium asetat ke dalam gelas
gelas kimia nomor 1. Campuran
kimia 1. Campuran kemudian
tersebut kemudian dituangkan ke
dituangkan ke dalam gelas
dalam gelas kimia nomor 2.
kimia 2. Begitu seterusnya
Demikian seterusnya sampai
sampai terjadi perubahan atau
terjadi perubahan. Diamati !
pembentukan gel.
8. Efek Tyndall Dua gelas kimia diambil dan Dalam percobaan menggunakan
diberikan nomor 1 dan 2, K2Cr2O7 itu tidak menghilangkan
Diambil dua buah tabung reaksi
sehingga dapat dengan mudah cahaya ketika diterangi oleh senter
dan diberi nomor 1 dan 2.
membedakan hasil dari gelas 1 sementara Fe(OH)3 menghilangkan
Dimasukkan 10 mL larutan
dan 2. Dalam tabung reaksi cahaya ketika diterangi oleh senter.
K2Cr2O7 kedalam tabung reaksi
nomor 1 diisi 10 mL larutan K2Cr2O7
nomor 1. Dimasukkan 10 mL
K2Cr2O7. Warna larutannya
koloid Fe(OH)3 ke dalam tabung
adalah jingga. Dan dalam
reaksi nomor 2. Disorotkan
tabung reaksi 2 diisi koloid
cahaya senter pada tabung reaksi
Fe(OH)3 berwarna coklat
nomor 1 (lihat gambar). Diamati.
kemerahan. Ketika cahaya
Dilakukan hal yang sama terhadap
senter disorotkan pada tabung
tabung reaksi nomor 2.
reaksi 1 (K2Cr2O7), cahaya
Dibandingkan cahaya tabung
tetap lurus dan menyatu. Fe(OH)3
reaksi 1 dan 2 setelah melalui
Sedangkan ketika cahaya
masing-masing tabung reaksi.
senter disorotkan pada tabung
reaksi 2 (Fe(OH)3) cahaya
dapat dihamburkan karena
pada tabung 2 terdapat koloid
yaitu Fe(OH)3, dimana koloid
tersebut dapat menghamburkan
cahaya senter.
VI. HASIL PENGAMATAN

Zat yang Hasil Jenis Fase


dicampur Pencampuran Koloid Terdispersi Pendispersi
Air mendidih + Merah Kecoklatan Sol Padat (FeCl3) Cair
(Aquades)
FeCl3
HCl pekat + NH3 pekat Terbentuk asap dan Aerosol NH3 pekat HCl pekat
(CH3COO)2Ca + Terbentuk gas dan Sol Padat Cair (Alkohol)
(CH3COO)2Ca
etanol gel

Koloid Jumlah penambahan (tetes) menjadi menggumpal


NaCl 0,02 M Na2SO4 0,02 M
Fe(OH)3 25 tetes dan menghasilkan gumpalan 25 tetes dan menghasilkan
gumpalan
(OH)3 Gelatin 20 tetes dan menghasilkan gumpalan 20 tetes dan menghasilkan
gumpalan

Zat yang dicampur Warna


Filtrat Filtrat + I2
Amilum + air Tidak Berwarna Kecoklatan
Amilum di gerus + air Tidak Berwarna Keunguan

Zat yang dicampur Waktu yang diperlukan untuk memisah


Benzena + air 1 menit 5 detik telah terpisah
Benzena + air + sabun 6 menit 41 detik telah terpisah

Nama Zat Pengamatan Sinar Lampu Senter


K2Cr2O7 Tidak Menghamburkan Cahaya
Fe(OH)3 Menghamburkan Cahaya
Perhitungan
Membuat NaCl Membuat Kalsium Asetat
NaCl 0, 1 M M= ×

M= × 5= ×

0,1 = × 5= × 40

Gr = 0,29 grams 5=

790 = 40. gram

Na2SO4 0, 1 M massa = 19,75 grams

Mr = 142 Kalsium Asetat 3 M

M= × M= ×

0,1= × 3= ×

0,1= × 20 3=

0,1 = = 0,71 grams 474 = 40. Massa

Massa = 11,85 gr
VII. PEMBAHASAN
1. Pembuatan koloid Fe(OH)3
Pada percobaan pertama disiapkan satu gelas kimia diisi dengan aquades
yang bening tak berwarna sebanyak 100 mL. Disiapkan Hotplate untuk
memanaskan aquades. Gelas kimia yang telah diisi dengan aquades kemudian
dipanaskan hingga mendidih, setelah itu ditetesi dengan FeCl3 jenuh sedikit demi
sedikit hingga larutan berubah warna menjadi merah kecokelatan. Terjadi
perubahan warna dikarenakan pada percobaan ini termasuk pembuatan koloid
dengan cara kondensasi, dimana kondensasi merupakan pembutan koloid dari
partikel kecil menjadi pertikel koloid dengan cara penguapan. Dalam percobaan
ini menggunakan air yang mendidih karena untuk mempercepat reaksi dengan
berubahnya warna pada larutan. Dalam percobaan ini menggunakan media air
sebagai penghidrolisis untuk penggumpalan partikel larutan menjadi larutan
koloid. Membuat koloid dengan Reaksi Hidrolisis yaitu dengan mereaksikan
garam tertentu dengan air. Pada percobaan ini yaitu sol Fe(OH)3 dibuat dengan
cara menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih. Larutan FeCl3 akan
terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan mengalami reaksi hidrolisis
menjadi Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

2. Koagulasi Fe(OH)3
Pada percobaan koagulasi terjadi penggumpalan yang disebabkan
pelucutan maka hal tersebut menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pada
percobaan ini digunakan 2 larutan elektrolit yang kuat yaitu NaCl dan Na2SO4.
Koloid akan menggumpal jika terjadi penambahan elektrolit misalnya sebagai
berikut; koloid yang bermuatan negatif akan menarik kation (ion positif)
sedangkan koloid yang bersifat positif akan menarik anion( ion negatif ). Ion-ion
tersebut akan membentuk selubung apabila muatan tersebut mendekati selubung
maka koloid akan menetralkannya. Sehingga akan terjadi koagulasi. Pebedaan
banyak tetes yang ditambahkan pada percobaan ini tergantung akan kekuatan ion
yang semakin kuat tarik menariknya dengan koloid maka akan semakin cepat
terjadi koagulasi, karena selubung dari koloid lebih cepat mendekat. Dalam
percobaan ini larutan NaCl memiliki sifat elektrolit lebih besar daripada Na2SO4
maka dari itu penambahan NaCl lebih cepat dari pada Na2SO4.
3. Koloid Pelindung
5 mL koloid Fe(OH)3 diambil dan ditempatkan dalam tabung reaksi 1 dan
2, sehingga dapat dengan mudah dibedakan antara hasil dari tabung 1 dan 2.
Larutan gelatin adalah larutan tidak berwarna, selanjutnya dalam tabung reaksi 1
dan 2 menambahkan 1 ml larutan gelatin. Ini bertindak sebagai koloid pelindung.
Pada tabung reaksi nomor 1 menambahkan NaCl 0,002 M dan tabung reaksi 2
menambahkan NaSO4 0,002 M. Kedua tabung akan menghasilkan warna yang
berbeda. Fungsi dari penambahan gelatin yaitu sebagai pelindung koloid sehingga
koloid dapat tetap terbentuk.
4. Dispersi Kanji
Dispersi kanji merupakan cara pembuatan koloid yang dibedakan oleh dua
cara yaitu cara mekanik dan cara peptisasi dalam peptisasi yang tergantung dari
cara pemecahan butir-butir kasar dari partikel terdispersinya (kanji). Pada
percobaan ini memilki tujuan untuk membandingkan banyaknya kandungan
amilum yang terkandung dalam kanji yang digerus dan yang tidak. Kanji yang
digerus memiliki warna awal larutan sebelum ditambah dengan iodium sama-
sama bening untuk mengetahui bahwa mana yang merupakan koloid maka akan
ditambahkan dengan yodium hasilnya adalah amilum yang digerus lebih berwarna
keunguan sedangkan yang tidak digerus berwana kecokelatan, hal ini disebabkan
oleh perbedaan partikel partikel terdispersi didalam aquades. Partikel dalam
larutan amilum yang digerus lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak
dibandingkan dengan larutan amilum yang tidak digerus hal ini ditunjukkan oleh
warna setelah penambahan yodium. Maka untuk membuat koloid dengan cara
dispersi terlebih dahulu memecah partikel yang terdispersi. Semakin kecil partikel
yang terdispersi maka hasil koloidnya semakin homogen dan tidak ada
pengendapan.
5. Emulsi
Emulsi terjadi dikarenakan kedua larutan tidak saling melarutkan pada
percobaan benzena yang dilarutkan oleh air tidak menyatu karena disebabkan oleh
benzena yang bersifat polar tidak dapat terlarut dalam air yang besifat non-polar.
Pada pecobaan pertama tidak terjadi emulsi dikarenakan tidak ada emulgator yang
memicu terjadinya emulsi. Sedangkan pada percobaan yang disi dengan sabun
akan terbentuk emulsi yang dipisahkan antara air dan benzena hal ini karena
sabun merupakan emulgator yang dapat memicu terjadinya emulsi. Emulgator
bekerja jika larutan campuran antara benzena dan air dikocok dan di diamkan,
namun jika sebelum dikocok ditambahkan sabun maka akan diperoleh campuran
yang stabil yang kita dapat sebut itu dengan emulsi. Air dan benzena dapat
bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi (emulgator)
ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena kebanyakan emulsi adalah dispersi
air dalam benzena, dan dispersi benzena dalam air, maka zat pengemulsi yang
digunakan harus dapat larut dengan baik di dalam air maupun minyak. Contoh
pengemulsi (emulgaltor) tersebut adalah senyawa organik yang memiliki gugus
polar dan non-polar. Bagian non-polar akan berinteraksi dengan minyak/
mengelilingi partikel-partikel minyak, sedangkan bagian yang polar akan
berinteraksi kuat dengan air. Apabila bagian polar ini terionisasi menjadi
bermuatan negatif, maka pertikel-partikel minyak juga akan bermuatan negatif.
Muatan tersebut akan mengakibatkan pertikel-partikel minyak saling tolak-
menolak dan tidak akan bergabung, sehingga emulsi menjadi stabil.
6. Aerosol
pembuatan koloid aerosol terdapat reaksi antara NH3 pekat dengan HCl
dapat dinyatakan sebagai berikut:
NH3(g) + HCl(g)  NH4Cl(s)
NH3 pekat akan mendispersi HCl pekat sehingga terbentuk NH4Cl, jadi zat yang
terbentuk gas itu adalah ammonium clorida ( NH4Cl) yang berfase cair terdispersi
didalam udara bebas sehingga terbentuk dalam fase gas.
7. Pembuatan Gel
Pembuatan koloid yang berbentuk adalah gel yang merupakan campuran
CH2CH5OH dan (CH3COO)2Ca yang akan dicampur akan membentuk gel yang
merupakan koloid yang setengah kaku yang zat terdispersinya mengabsorsi
medium pemdispersinya sehingga terbentuk koloid gel yang agak padat namun
masih memiliki fase cairnya yang dapat dilihat dari tampilan yang berair dan juga
kenyal. Karena ikatan partikel pada rantai adalah gaya tarik-menarik yang relatif
tidak kuat, sehingga gel ini bersifat elastis. Maksudnya adalah gel ini dapat
berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya
tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang
cukup pekat.
8. Efek Tyndal
Efek Tyndall dapat diamati dengan cara penyinaran yang dilakukan
kepada larutan koloid jika larutan tersebut koloid maka akan terbentuk berkas
cahaya. K2Cr2O7 jika kita sinari dengan lampu senter maka tidak akan ada berkas
cahaya yang tampak pada larutan tersebut. Sedangkan jika kita sinari larutan
koloid Fe(OH)3 maka akan terjadi berkas cahaya. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh dari gerak brown yang selalu bergerak untuk menstabilkan larutan
koloid tersebut. Berkas cahaya ini merupakan partikel koloid yang bergerak di
larutan koloid atau dengan kata lain penghamburan cahaya disebabkan oleh
penghamburan partikel terdispersi didalam medium pendispersi sehingga
membentuk berkas cahaya. Penghamburan cahaya tergantung pada besar kecilnya
cahaya semakin besar partikel cahaya yang terdispersi maka makin tampak jelas
penghamburan cahayanya. cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat
menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-
partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat
sulit diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Subagia, I Wayan dan Suheini Sya’ban. 2004. Materi Praktikum Kimia Dasar I.
Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Syukri .1999. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : UI Press.
Brady,G. 1986. Material Hand Book, Twelf edition, Mc Graw Hill Book
Company, New York.
LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai