Anda di halaman 1dari 9

KIMIA FISIKA

(IPA 1531)
“MIND MAPPING KESETIMBANGAN KIMIA”

OLEH :

PONIAH 1813071018
KELAS 5A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
The concept of chemical Dissociation equilibrium
equilibrium

Chemical Kp's relationship with Kx


preliminary
equilibrium

Kp's relationship with ΔG

Heterogeneous

equilibrium
KESETIMBANGAN KIMIA

A. Pendahuluan
Sejauh ini persamaan-persamaan dasar termodinamika yang telah dibahas
berlaku untuk sistem dengan komposisi tetap, artinya tidak ada transefer materi
dengan lingkungannya (sistem tertutup). Meskipun reaksi kimia banyak dilakukan
dalam tempat tertutup, namun reaksi yang sedang berlangsung dapat dipandang
sebagai sistem terbuka. Pada sistem ini zat pereaksi dianggap keluar dari Sistem dan
zat hasil reaksi masuk ke dalam Sistem. Untuk sistem semacan ini, sistem dengan
komposisi berubah-ubah, perlu dicari pengaruh perubahan komposisi tersebut
terhadap persamaan-persamaan termodinamika. Hasil dari persamaan-persamaan
tersebut digunakan untuk menurunkan syarat-syarat kesetimbangan.
Kesetimbangan kimia merupakan reaksi-reaksi bolak balik (reversibel)
dengan laju sama. Pada tahun 1864, Gulberg dan Waage menunjukkan secara
eksperimen bahwa dalam reaksi kimia akan dicapai kesetimbangan tertentu yang
dapat didekati dari dua arah. Setelah mempelajari bab ini, pembaca akan dapat
memahami konsep kesetimbangan kimia, hubungan tetapan kesetimbangan dengan
perubahan energi bebas, pengaruh suhu terhadap tetapan kesetimbangan, dan
kesetimbangan heterogen. Secara lebih detail, pembaca diharapkan mampu: 1)
menjelaskan konsep kesetimbangan kimia, 2) menjelaskan hubungan tetapan
kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan kesetimbangan tekanan (Kp), 3)
menghitung harga tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan (Kp), 4) menjelaskan hubungan tetapan kesetimbangan
dengan perubahan energ bebas Gibbs, 5) menjelaskan pengaruh suhu terhadap
kesetimbangan, dan 6) menjelaskan konsep kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan materi dapat digolongkan menjadi kesetimbangan tase dan
kesetimbangan kimia. Pada kesetimbangan fase terjadi kesetimbangan zat antar fase
tanpa terjadi reaksi kimia, sedangkan pada kesetimbangan kimia terjadi perubahan
kimia. Kesetimbangan fase dibahas pada bagian lain dari uraian ini. Dalam uraian ini
akan dibahas kesetimbangan kimia, meliputi: konsep kesetimban gan kimia,
hubungan tetapan kesetimbangan dengan perubahan energi bebas, pengaruh suhu
terhadap tetapan kesetimbangan, dan kesetimbangan heterogen.

B. Konsep Kesetimbangan Kimia


Kesetimbangan kimia merupakan reaksi-reaksi bolak balik (reversibel)
dengan laju sama. Kesetimbangan kimia bersifat dinamis. Dalam reaksi setimbang,
perubahan makroskospis tidak teramati tetapi perubahan mikroskopis tetap terjadi.
Kesetimbangan kimia dibedakan atas dua jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Dalam kesetimbangan homogen semua spesi dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase sama, sedangkan dalam kesetimbangan heterogen tidak
semua spesi dalam sistem kesetimbangan memiliki fase sama. Untuk mengetahui
apakah kesetimbangan cenderung condong ke arah pereaksi atau hasil reaksi, dapat
diketahui dari nilai tetapan kesetimbangannya. Tetapan kesetimbangan
menggambarkan perbandingan jumlah hasil reaksi terhadap pereaksi.
Gagasan tentang konsep tetapan kesetimbangan berawal pada tahun 1799
ketika Berthelot memerhatikan pengendapan kalsium karbonat dalam danau garam
dan ia menyimpulkan bahwa terjadinya endapan itu disebabkan oleh konsentrasi
natrium klorida yang tinggi yang dapat melarutkan kalsium karbonat. Kesimpulan ini
ternyata berbeda dengan yang terjadi di laboratorium di mana natrium karbonat
bereaksi dengan kalsium klorida menghasilkan endapan kalsium karbonat.
Pada tahun 1862 Berthelot dan Gils melaporkan adanya pengaruh konsentrasi
alkohol dan asam asetat terhadap jumlah etilasetat yang terbentuk. Berdasarkan
penyelidikan di atas dan penyelidikan-penyelidikan lainnya, Gulberg dan Waage
sampai pada perumusan hukum aksi massa yang menyatakan bahwa laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi.

aA + bB k2⥨k gG + hH
1
Jika reaksi umum dituliskan:
Dalam hal ini, a,b,g dan h berturut-turut adalah koefisien reaksi dari zat A,B, G, dan
H, k1, dan k2, berturut-turut adalah tetapan kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri.
Setelah keadaan setimbang tercapai, laju reaksi ke kanan
= laju reaksi ke kiri, k1, [A]a [B]b = k2, [G]g [H]h. .

k1 [G ] g [ H ] h
k2
= Kc =
[ A ]a[B]b

Kc adalah tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi


(mol/L), [] adalah konsentrasi zat setelah keadaan kesetimbangan.
Dengan demikian, ada hubungan yang tetap antara konsentrasi zat-zat dalam
suatu reaksi dalam keadaan kesetimbangan. Hubungan itu dinyatakan dengan
persamaan di atas. Harga Kc, berbeda pada suhu yang berbeda. Jika zat-zat yang
terlibat ada dalam fase gas maka konsentrasi dapat diganti dengan tekanan parsial
sehingga persamaan di atas menjadi:

(PG) g ( PH ) h
Kp =
( PA ) a ( PB ) b

Hubungan antara Kc, dengan Kp, dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan
gas ideal. Jika gas bersifat ideal berlaku PV=nRT, P= nRT/ V=CRT di mana C=
konsentrasi dalam mol L-1. Substitusikan P= CRT ke dalam persamaan di atas, maka
akan didapat:

Kp = Kc (RT)∆n

∆n = jumlah koefisien reaksi untuk produk-jumlah koefisien reaksi untuk reaktan.

C. Kesetimbangan Disosiasi
Proses disosiasi adalah proses penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih
sederhana contoh reaksi kesetimbangan disosiasi adalah :
1. 2SO3(g) ⥨ 2SO2(g) + O2(g)
2. 2NH3(g) ⥨ N2(g) + 3H2(g)
3. PCl5(g) ⥨ PCl3(g) +Cl2(g)
Karena reaksi dalam bentuk kesetimbangan, maka tidak semua zat pereaksi habis
menjadi hasil reaksi, jadi harus ada sisanya yang tidak mengurai. Untuk menyatakan
ketidaksempurnaan ini, dirumuskan pengertian derajat disosiasi, α.

bagian zat mengurai


α=
jumlah zat semula

Contoh :
Pada suhu tertentu 3 mol gas SO 2 sesudah kesetimbangan diperoleh 0,6 mol
gas O2, berapakah derajat disosiasi, α?
Jawab : 2SO3(g) ⥨ 2SO2(g) + O2(g)
(3-1,2) mol 1,2 0,6 mol
Jadi gas SO3 yang mengurai adalah 2 x 0,6 mol = 1,2 mol
Derajat disosiasi, α =1,2/3= 0,4 mol
Untuk kesetimbangan disosiasasi, harga Kp bisa diperoleh dari besarnya harga
α, sebab jika α diketahui maka harga tekanan parsial zat-zat di dalam sistem dapat
diketahui.
Misalnya : PCl5(g) ⥨ PCl3(g) + Cl2(g)
(1-α ¿ α α
Jika dimulai dengan mol PCl5, maka kesetimbangan disosiasi tercapai jumlah mol
campuran = (1+α ¿ mol. Harga tekanan parsial setiap komponen bisa dinyatakan :
(1−α ) α
P PCl 5= x P; P PCl 3=PCl2= xP
(1+α ) (1+α )
Di sini P merupakan tekanan total campuran. Melalui ketiga harga tekanan parsial
komponen itu, Kp dapat ditentukan sebagai berikut :
α.P α.P
x
P PCl 3 x P (1+ α) ( 1+ α ) α2
Kp = =
Cl 2
=
PPCl 5 (1−α ) (1−α 2 )
xP
(1+ α )
Hubungan Kp dengan α dan P total seperti ini hanya terbatas pada jenis reaksi yang
ditunjukkan pada kesetimbangan PCl5, untuk reaksi lainnya diperoleh persamaan
yang lain.
D. Hubungan Kp dan Kx
Untuk reaksi kesetimbangan : aA + bB ⥨ cC + dD maka tetapan kesetimbangan
fraksi mol, Kx, dan tetapan kesetimbangan tekanan, Kp, dapat dinyatakan :
X cC . X dD P cC . PdD
Kx = a b Kp = a b
XA .XB P A . PB
PA = XA. Ptot; PB = XB.Ptot; PC = XC.Ptot; PD= XD.Ptot dengan demikian :
(XC . P tot)c ( XD . Ptot )d
Kp =
( XA . P tot )a ( XB . Ptot )b
X cC . X dD P tot (c+d )
Kp = a b x
X A . X B P tot (a+b )

Kp = Kλ. P∆totn
Ptot = tekana total dan ∆ n = julmlah mol produk – jumlah mol pereaksi = (c+d) –
(a+b). Apabila ∆ n = 0, yaitu jumlah mol produk sama dengan jumlah mol pereaksi
maka :

Kp = Kx

E. Hubungan Kp dengan ΔG
Perubahan energi bebas Gibbs, ΔG merupakan kriteria kesetimbangan. Ada hubungan
antara nilai tetapan kesetimbangan dengan nilai energi bebas Gibbs. Hubungan ini
dapat diturunkan

( aG
aP )
T =V

Dari rumus dG = VdP – SdT. Pada suhu tetap diperoleh. Untuk gas ideal, V = RT/P
sehingga:
RT
( aG
aP )
T =
P
2 2
RT dP P2
ΔG = G2-G1 = ∫ = ∫ RT d ln P = RT ln
1 P 1
P1
Jika P1 = 1 atmosfer, G1=G0 dan jika G2 ditulis G, P2 ditulis P maka:
P
G-G0 = RT ln = RT ln P
1
Misalnya reaksi umum:
aA + bB ⇌ gG + hH
Untuk masing-masing zat berlaku
aGA = aG0A + aRT ln PA
bGB = bG0B + bRT ln PB
gGG = gG0G + gRT ln PG
hGH = hG0H + hRT ln PH
( PG ) g ( PH ) h
ΔG = gG0G + hG0H – aG0A – bG0B + RT ln
( PA ) a ( PB ) b
ΔG = gGG + hGH – aGA – bGB
Pada keadaan setimbang ΔG = 0 sehingga:
ΔG0 = -RT ln Kp
ΔG = ΔG0 + RT ln Kp
Persamaan diatas merupkan salah satu hasil penting dari termodinamika. Dengan
persamaan ini nilai tetapan kesetimbangan reaksi dihubungkan dengan besaran
termodinamika. Nilai ΔG0 suatu reaksi dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan
nilai G0 yang ada pada tabel dari buku teks. Dengan mengetahui nilai ΔG 0 suatu
reaksi maka dengan mudah dapat ditentukan nilai tetapan kesetimbangan reaksinya.

F. Pengaruh Suhu pada Kesetimbangan


Berdasarkan persamaan: ΔG0 = -RT ln Kp diperoleh bahwa harga ΔG0 bergantung
pada perubahan suhu T dan Kp jika dipersamaan ini didiferensial maka:
-dΔG0 = R ln Kp dT + RT d ln Kp
ΔG 0 d ln Kp
- = R ln Kp + RT
dT dT
Dari persamaan Gibbs Helmoltz diperoleh: ΔG0 – ΔH = T dΔG0/dT dan gabungkan
dengan persamaan diatas menjadi:
ΔH −ΔG 0 d ln Kp
= R ln Kp + RT
T dT
d ln Kp
ΔH – ΔG0 = RT ln Kp + RT2
dT
d ln Kp
ΔH – ΔG0 = – ΔG0 + RT2
dT
d ln Kp ΔH
=
dT RT 2
Hasil integrasi persamaan ini adalah:
ΔH 1
ln Kp = +C
R T

G. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah bentuk kesetimbangan dalam suatu sistem yang
terdiri dari lebih dari satu fase.
Harga tetapan kesetimbangan dengan satuan aktivitas dinyatakan sebagai berikut.
( aCu2 O ) 2(aO 2)
Ka =
( aCuO ) 4
Karena CuO dan Cu2O berada dalam wujud padat, maka harga aktivitas selama
proses berjalan adalah tetap, sehingga Ka = aO2.
Jadi harga tetapan kesetimbangan hanya ditentukan oleh aktivitas fase gas.

Question
1. Why, in an equilibrium reaction, macroscopic changes are not observed but
microscopic changes occur ?
2. Why is the gas phase equilibrium, the equilibrium constant can also be expressed
by the pressure equilibrium constant ?

Anda mungkin juga menyukai