Anda di halaman 1dari 27

SEJARAH IPA

(IPA 1616)

PERKEMBANGAN TEORI ATOM

Oleh :

Susi Wulandari 1713071040

Ni Komang Febi Melia Gayatri 1813071010

Poniah 1813071018

I Nyoman Wahyu Kusumayasa 1813071021

PRODI S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat Beliau penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Teori Atom” tepat pada
waktunya tanpa hambatan dan halangan yang berarti.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
IPA khususnya materi mengenai sejarah ilmu pengetahuan. Penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan berbagai sumber yang telah
membantu penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Dan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ni Made Pujani, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah
IPA.
2. Luh Mitha Priyanka, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Sejarah IPA.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sehingga makalah ini dapat lebih baik dan sempurna lagi.

Singaraja, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1..Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2..Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3..Tujuan................................................................................................ 2
1.4..Manfaat .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Awal Teori Atom ....................................................... 3
2.2Teori Atom Dalton ............................................................................. 15
2.3 Teori Atom Thomson ........................................................................ 16
2.4 Teori Atom Rutherford ..................................................................... 17
2.5 Teori Atom Bohr ............................................................................... 19

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan............................................................................................ 22
3.2 Saran .................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sehari-hari kita sering mendengar kata ‘atom’. Istilah atom


berasal dari bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipoton ataupun sesuatu
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi disebut juga dengan partikel terkecil yang
tidak dapat dibelah lagi. Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur
yang memiliki sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil
yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh.
Mempelajari tentang teori atom sangatlah penting sebab atom merupakan
penyusun materi yang ada di alam semesta. Dengan memahami atom kita dapat
mempelajari bagaimana satu atom dengan yang lain berinteraksi, mengetahui
sifat-sifat atom, dan sebagainya sehingga kita dapat memanfaatkan alam
semesta untuk kepentingan umat manusia.
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan
oleh Democritus yang artinya tidak dapat dibagi lagi atau bagiann terkecil dari
materi yang tidak dapat dibagi lagi. Konsep atom yang merupakan penyusun
materi yang tidak dapat dibagi lagi pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat
Yunani dan India. Konsep atom yang lebih modern muncul pada abad ke 17
dan 18 dimana saat itu ilmu kimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai
menggunakan teknik menimbang untuk mendapatkan pengukuran yang lebih
tepat dan menggunakan ilmu fisika untuk mendukung perkembangan teori
atom. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa ‘atom’tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang penulis ungkap diatas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan teori atom?
2. Bagimana perkembangan model atom?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis ungkap
di atas maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami perkembangan teori atom.
2. Mengetahui dan memahami model atom.

3
1.5 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dari pemaparan makalah ini maka manfaat yang dapat diperoleh
yaitu dapat menambah wawasan baik penulis maupun pembaca dalam
memahami perkembangan teori atom baik tokoh yang terlibat maupun
perkembangan model atom yang ada.

2. Manfaat praktis
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa akan mendapat pengetahuan mengenai materi
perkembangan teori atom, sehingga wawasan mahasiswa akan
bertambah dan hal ini diharapkan agar mahasiswa ke depannya dapat
mengetahui sejarah ilmu pengetahuan lebih baik lagi.
2. Bagi dosen
Dosen pengampu mata kuliah Sejarah IPA diharapkan
memberikan saran dan koreksi yang bersifat membangun terhadap isi
dan penyampaian makalah untuk perbaikan makalah yang akan
diajukan selanjutnya serta memberikan ilmu pengetahuan dan
pemahaman tambahan dalam melengkapi kekurangan dari makalah
yang diajukan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Teori Atom
Beberapa ahli filsafat Yunani telah memikirkan dan mencari-cari apa sebenarnya
yang menjadi asal-mula semua benda di alam semesta ini. Dua orang di antara
mereka, yakni Leukippos dan Demokritos, menyatakan bahwa semua benda terdiri
atas bagian-bagian yang amat kecil sekali yang tidak mungkin dibagi-bagi lagi yang
mereka namakan atom. Di India pada abad ke-5 SM juga telah ada pendapat ayang
menyatakan bahwa tiap unsur pada benda-benda terdiri atas satu sampai lima jenis
atom. Di samping itu pada abad ke-8, Jabir seorang ilmuwan muslim, juga telah
mengemukakan pendapatnya bahwa semua materi dibentuk oleh partikel dasar yang
terdiri dari muatan yang menyerupai petir dan api dan partikel ini merupakan unit
terkecil yang tak dapat dibagi. Selanjutnya perkembangan teori atom pada abad ke-
19 diawali oleh pendapat Dalton.
Pendapat Dalton

Gambar. John Dalton

Pendapat tentang atom sebagai partikel pembangun semua benda,


dikemukakan oleh Dalton pada awal abad ke-19. Ia adalah orang pertama yang
mengembangkan teori atom sedemikian sehingga dapat dipakai untuk menerangkan
peristiwa atau proses kimia serta hukum-hukum yang berhubungan dengan reaksi
kimia dan ilmu fisika.

John Dalton adalah seorang ahli kimia dan fisika bangsa Inggris yang lahir
pada tanggal 6 September 1766 di kota Eaglefield, Inggris. Orang tuanya adalah
penenun yang tergolong miskin, namun mengutamakan pendidikan anak-anaknya.
Dalton bersekolah sampai usia 11 tahun dan sebagian besar waktunya ia pergunakan
untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam. Pada usia 12 tahun ia mulai mengajar
sambil mempelajari bahasa Latin, Perancis, Matematika dan filsafat pengetahuan
alam. Pada tahun 1785 ia diangkat menjadi Kepala Sekolah
5
di Kendal hingga tahun 1793 ia menerbitkan hasil karyanya dalam buku yang
berjudul “Meteorological Observations and Essays”. Dalam waktu luangnya ia
selalu mempelajari ilmu pengetahuan lain, misalnya tentang buta warna. Dikisahkan
pada suatu hari Minggu ketika ia menghadiri pertemuan The Manchester Literary
and Philosopphical Society, teman-temannya mengamati bahwa Dalton memakai
jas berwarna merah yang dipandang kurang sesuai untuk pertemuan tersebut.
Setelah diberi tahu ia terkejut karena ia merasa yakin bahwa jas yang dipakainya
berwarna coklat. Sejak saat itulah ia mengetahui bahwa ia menderita buta warna
khususnya untuk warna merah dan hijau. Pada tahun 1798 ia menulis tentang
masalah buta warna pada majalah Memoirs dan buta warna untuk merah dan hijau
disebut sebagai Daltonisme.

Selain itu ia juga melakukan eksperimen dalam bidang meterologi dengan


jalan mengadakan pengamatan terhadap cuaca serta keadaan udara pada berbagai
ketinggian. Ia juga mempelajari sifat fisika gas-gas dan menyimpulkan bahwa gas
bertambah dengan volume yang sama apabila mengalami kenaikan suhu tertentu.
Sejak tahun 1787 hingga beberapa saat sebelum ia meninggal dunia, ia telah
mengadakan pengamatan tidak kurang dari 200.000 kali.

Pendapat Dalton tentang atom yang kemudian disebut sebagai teori atom
Dalton, dapat dikemukakan secara ringkas sebagai berikut :

1. Unsur-unsur terdiri atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi-bagi


lagi yang disebut atom.
2. Dalam segala perubahan kimia atom-atom itu tetap memiliki sifatnya sendiri.
3. Semua atom unsur yang sama mempunyai bobot yang sama. Unsur-unsur
yang berlainan, atom-atomnya mempunyai bobot yang berbeda pula. Tiap
unsur berbeda bobot atomnya.
4. Reaksi kimia adalah penggabungan atom-atom masing-masing unsur dalam
perbandingan yang sederhana. (Sebagai contoh 1 atom A dengan 1 atom B; 1
atom A dengan 2 atom B; 2 atom A dengan 1 atom B; 2 atom A dengan 3
atom B; dan seterusnya).
Teori ini dikemukakannya dalam bukunya yang berjudul “New System of
Chemical Philosophy” pada tahun 1808. Mengenai senyawa kimia ia berpendapat
sebagai berikut :
1. Apabila hanya ada satu senyawa yang dikenal, maka senyawa tersebut adalah
biner, yaitu terdiri atas 1 atom A dan 1 atom B.
2. Bila ada dua senyawa yang terdiri atas dua macam unsur, maka dianggap satu
senyawa biner (A+B) dan satu lagi terner (A+2B atau 2A+B).
3. Bila ada tiga senyawa dikenal, maka senyawa-senyawa itu adalah satu
senyawa biner dan dua senyawa terner.

6
4. Bila ada empat senyawa yang dikenal, maka senyawa-senyawa ini terdiri atas
satu senyawa biner, dua senyawa terner dan satu senyawa kuartener (A+3B
atau 3A+B).
Oleh karena Dalton berpendapat bahwa atom-atom unsur yang sama akan
tolak menolak, maka ia berkesimpulan bahwa senyawa yang paling stabil ialah
senyawa biner. Itulah sebabnya ia menganggap air adalah senyawa yang terdiri atas
1 atom hidrogen dan 1 atom oksigen, sedangkan amonia terdiri atas 1 atom hidrogen
dan 1 atom nitrogen. Selain itu berdasarkan pada teori atom tersebut, Dalton
mengemukakan “Law of Multiple Proportions” (Hukum Perbandingan Berganda)
atau yang lazim disebut “Hukum Dalton”. Hukum ini menyatakan bahwa “Bila dua
unsur bersenyawa membentuk lebih dari satu senyawaan, maka bobot unsur yang
satu yang bersenyawa dengan suatu bobot tertentu unsur yang lain, pada kedua
senyawa tersebut berbanding sebagai bilangan bulat sederhana”.
Di samping mengemukakan pendapatnya tentang atom, Dalton juga
mencoba membuat simbol atau tanda atom untuk unsur-unsur tertentu. Tanda- tanda
untuk menggambarkan benda-benda sudah dikenal sejak zaman purba, baik di
Mesir maupun di Yunani. Demikian pula para ahli alkimia telah mencoba
menggambarkan tanda untuk zat-zat atau logam-logam tertentu. Dari gambar-
gambar tersebut kita mengetahui bahwa simbol atom yang digunakan oleh Dalton
tidaklah lebih baik daripada simbol-simbol yang digunakan oleh para ahli alkimia,
oleh karena tidak ada patokan untuk mengingat-ingatnya. Walaupun demikian di
sini telah ada satu tingkat kemajuan yaitu tiap simbol menggambarkan satu atom,
lagi pula rumus suatu senyawa dapat digambarkan oleh simbol unsur-unsur yang
membentuknya dan jumlah atom yang membentuk senyawa tersebut. Di kemudian
hari simbol atom yang lebih baik diusulkan oleh Berzelius.

Bobot Atom
Pada tahun 1803 Dalton telah membuat daftar bobot atom beberapa unsur
tertentu dengan unsur hidrogen yang diberi bobot atom satu. Selanjutnya penentuan
bobot atom unsur lain, didasarkan pada berat unsur tersebut dalam suatu senyawa
murni. Sebagai contoh senyawa amonia mengandung unsur nitrogen yang beratnya
4,5 kali berat unsur hidrogen. Oleh karena ia menganggap amonia itu senyawa biner
antara hidrogen dan nitrogen, ia menetapkan bobot atom nitrogen sebesar 4,5.
Dengan cara yang sama ia menentukan bobot atom oksigen. Oleh karena air terdiri
atas unsur hidrogen dan oksigen dengan perbandingan berat 1 : 8, maka Dalton
memberi bobot atom 8 untuk unsur oksigen. Bobot atom yang diperolehnya tentu
tidak sesuai dengan bobot atom yang sekarang berlaku karena rumus kimia air ialah
H2O dan bukan HO, sedangkan rumus amonia ialah NH3 dan bukan NH. Dalam
menentukan bobot atom ia menjumpai kesulitan karena belum sempurnanya alat
perlengkapan laboratorium pada waktu itu.

7
Dalam tahun 1810 Dalton memberi ceramah di depan anggota Royal
Institution tentang teori atom guna menjelaskan peristiwa difusi gas-gas. Dalton
terpilih menjadi anggota The Royal Society pada tahun 1822 dan pada tahun 1830
ia menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis. Sejak tahun 1837 ia
menderita stoke hingga beberapa kali dan meninggal dunia di Manchester pada 27
Juli 1844.

Pendapat Dalton mengenai atom serta usahanya untuk menentukan bobot


atom terutama pada gas-gas telah menarik minat beberapa orang ahli kimia, antara
Gay-Lussac, Avogadro, Berzelius, Prout, dan Stas untuk mengembangkan lebih
lanjut.

Joseph Louis Gay Lussac adalah seorang ahli kimia dan fisika bangsa
Perancis, yang banyak melakukan eksperimen tentang gas-gas. Ia dilahirkan di St.
Leonard pada 6 Desember 1778. Ecole Polytechnique adalah tempat ia mempelajari
kimia dan fisika dibawah bimbingan Berthollet. Pada tahun 1809, setelah beberapa
kali menduduki jabatan penting termasuk menjadi ketua Departemen Fisika, ia
menggantikan Berthollet sebagai guru besar ilmu kimia di Ecole Polytechnique di
Sorbonne dan Jardin des Plantes. Gay-Lussac meninggal dunia pada 9 Mei 1850 di
kota Paris.

Pada tahun 1802 ia menemukan hukum tentang pemuaian gas oleh panas.
Diketahuinya bahwa pada tekanan konstan, kenaikan suhu satu derajat akan
menyebabkan gas memuai 1/273 volume semula pada suhu 00. Hukum ini sebenarnya
pernah dikemukakan oleh Jacques Alexandre Cesar Chaeles (1746- 1823), seorang
guru besar fisika bangsa Perancis, tetapi tidak dipublikasikan. Meskipun hal ini
tidak benyak dikenal orang, namun hokum ini seringkali disebut juga sebagai
Hukum Charles Gay-Lussac.

Gambar. Joseph Louis Gay-Lussac

8
Pada tahun 1805 Gay-Lussac bersama Alexander von Humboldt
mempelajari reaksi antara gas hidrogen dan oksigen dengan pertolongan bunga api
listrik. Mereka menemukan bahwa 100 bagian gas oksigen bereaksi dengan
200 bagian gas hydrogen. Kemudian Gay-Lussac meneruskan eksperimennya
dengan gas lain. Pada tahun 1808 diketahui bahwa 100 bagian gas ammonia dapat
bereaksi dengan 100 bagian gas hidrogen klorida, sedangkan 100 bagian gas
nitrogen dapat bereaksi dengan 100 bagian gas oksigen membentuk gas nitrogen
oksida. Juga telah diketahuinya bahwa ammonia terbentuk dari 1 bagian gas
nitrogen dengan 3 bagian gas hydrogen. Atas dasar eksperimennya mengenai reaksi
gas-gas ia menarik kesimpulan bahwa reaksi kimia antar gas terjadi dalam
perbandingan volume yang sederhana.

Ia berpendapat bahwa dalam keadaan gas, atom-atom berjauhan satu dengan


yang lain sehingga bila dibandingkan dengan ruang yang ditempati oleh atom-atom
sendiri, ruang antara atom-atom itu jauh lebih besar. Karena ia mengatakan bahwa
volume atom-atom semua gas dapat dikatakan sama. Dengan demikian berat gas
pada volume yang sama sebanding dengan bobot atomnya. Demikian pula ia
mengatakan bahwa gas pada volume yang sama mempunyai jumlah atom yang sama
pula. Karya Gay-Lussac yang lain diantaranya adalah pembuatan kalium amida dari
gas ammonia dengan kalium (1808); pembuatan barium peroksida (1810);
pembuatan asam iodide dan kalium iodat (1813); penemuan senyawa-senyawa
“sianogen” (1815) atau garam-garam sianida. Gay- Lussac juga memperkenalkan
cara titrasi volumetric aside-alkalimetri dan titrasi garam perak.

Meskipun hukum yang dikemukakan Gay-Lussac tadi merupakan bukti kuat


terhadap teori atom Dalton, namun Dalton sendiri masih belum yakin atas
validitasnya, hokum Gay-Lussac ini ternyata dapat digunakan oleh Avogadro untuk
mengembangkan hipotesisnya. Pendapat Gay-Lussac tentang gas-gas, khususnya
mengenai atom-atom gas telah ditentang oleh Dalton. Dalton berpendapat bahwa
dalam suatu volume yang sama gas-gas tidak mungkin terdapat jumlah atom yang
sama. Dari eksperimen Gay-Lussac tentang reaksi nitrogen dan oksigen Dalton
menemukan alas an yang bersifat matematika. Dalton menyatakan bahwa jika 100
bagian (volume) nitrogen bereaksi dengan 100 bagian oksigen dan menghasilkan
20 bagian nitrogen oksida, maka jumlah “atom” nitrogen oksida tentulah setengah
dari jumlah “atom” oksigen dan nitrogen, karena nitrogen oksida terbentuk dari
penggabungan atom nitrogen dan atom oksigen. Dari eksperimen itu nyata bahwa
volume nitrogen oksida sama dengan jumlah volume oksigen dan nitrogen. Atas
dasar inilah Dalton menolak pendapat Gay-Lussac yaitu bahwa gas dalam volume
yang sama mempunyai jumlah atom yang sama.

9
Amadeo Avogadro adalah seorang ahli fisika Italia yang pada tahun 1811
mengemukakan hipotesisnya bahwa pada volume yang sama dan kondisi suhu dan
tekanan yang sama, gas-gas mengandung jumlah molekul yang sama, yang
kemudian dikenal sebagai Hukum Avogadro. Avogadro dilahirkan di kota Turin,
Italia pada 9 Agustus 1776. Mula-mula ia melakukan praktet pengacara, karrena ia
memperoleh gelar doktor dalam ilmu hukum pada tahun 1796, akan tetapi ia
kemudian sangat tertarik pada ilmu fisika. Pada tahun 1809 ia diangkat sebagai guru
besar fisika pada suatu college di kota Vercelli. Pada tahun 1820 ia menjadi guru
besar dalam fisika matematika pada Universitas Turin. Selama di Turin ia
melakukan penelitian tentang pemuaian beberapa zat oleh panas, dan penentuan
kalor jenis (specific heat). Ia meninggal di Turin pada 9 Juli 1856.

Gambar. Amadeo Avogadro

Pada tahun 1811 ia menulis sebuah naskah tentang hipotesisnya yang


terkenal dalam Journal de Physique. Dengan hipotesis ini ia telah dapat
memecahkan problema yang dihadapi oleh Gay-Lussac. Disini ia membedakan
antara “molecules integrantes” yang sekarang kita sebut molekul, dan “molecules
elementaires” yang kini kita sebut atom. Dalam suatu volume yang sama gas-gas
memiliki jumlah molekul yang sama. Gas-gas terdiri atas molekul-molekul yang
terbentuk dari dua atom. Adapun reaksi antara gas nitrogen dan atom oksigen
bergabung menjadi molekul gas nitrogen oksida. Pendapat Avogadro ini sekarang
dpat kita tulis sebagai berikut:

N2 + O2 2 NO

Jelaslah bahwa hipotesis Avogadro ini sangat membantu perkembangan


teori atom Dalton. Gagasan yang sama pada tahun 1814 dikemukakan juga oleh
Andre Marie Ampere (1780-1849) seorang ahli fisika bangsa Perancis yang
terkenal. Namun Ampere tidak memberikan keterangan yang jelas seperti Avogadro
dan ia menganggap bahwa molekul gas terdiri atas empat buah atom. Hipotesis
Avogadro ini pada masa itu tidak begitu menarik perhatian orang, sebab dirasakan
sukar untuk dipahami. Baru pada tahun 1860 setelah Stanislao

10
Cannizzaro (1826-1910), seorang guru besar kimia di Genoa, Palermo, dan Roma,
membacakan naskahnya tentang filsafat kimia di depan pertemuan para ahli kimia
di Karlsruhe, mereka menyadari betapa pentingnya gagasan yang telah
dikemukakan oleh guru Cannizzaro, yaitu Avogadro. Karyanya dalam ilmu fisika
dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul “Fisica de corpi ponderobili”.
Namanya juga diabadikan dalam sebuah bilangan yang dikenal sebagai “bilangan
Avogadro” yaitu bilangan sebesar 6,0235 x 1023, yang menyatakan jumlah molekul
dalam satu mol (gram molekul) suatu zat.

Sumbangan yang amat besar dalam penentuan harga bobot atom unsure-
unsur telah diberikan oleh Berzelius. Ia memperbaiki harga-harga bobot atom
Dalton. Melalui rumus Oksida Berzelius menentukan dengan teliti bobot atom
unsur-unsur. Karena is beranggapan bahwa unsur oksigen adalah unsur yang amat
penting, maka ia memberikan harga bobot atom 100, sedangkan untuk unsur lain
disesuaikan dengan patokan harga bobot atom oksigen tersebut. Dengan
ditemukannya hukum tentang kalor jenis oleh Dulong dan petit pada tahun 1819
yang berkaitan juga dengan bobot atom unsur-unsur, Berzeliuspun mengadakan
perbaikan dalam penentuan bobot atom, khususnya tentang rumus oksida yang
menjadi dasar penentuannya. Pada tahun 1826 Berzelius telah membuat daftar
bobot atom yang apabila diubah ke dalam patokan 0=16, maka boleh dikatakn sama
dengan harga-harga bobot atom yang dipakai sekaran. Sebagai contoh beberapa
harga bobot atom Berzelius yang telah diubah dibandingkan dengan harga bobot
atom oleh komisi internasional.

Nama Unsur Berzelius Komisi Internasional


1826 1931
Timah 207,12 207,22
Klor 35,41 35,457
Kalium 39,19 39,10
Belerang 32,18 32,06
Perak 108,12 107,88
Nitrogen 14,05 14,008

Hipotesis Prout. William Prout adalah seorang dokter bangsa inggris yang
sangat tertarik pada kimia fisiologi. Ia dilahirkan pada 15 januari 1785 di Horton
dan meninggal dunia pada 9 April 1850 di London. Pada tahun 1815 ia menerbitkan
tulisan yang mengemukakan bahwa bobot atom unsur-unsur selalu merupakan
bilangan dulat, sebab tiap atom suatu unsur adalah kelipatan dari hidrogen. Jadi
menurutnya, atom hidrogen adalah zat yang universal. Hipotesis ini mendapat
problema setelah ternyata bahwa bobot atom klor ialah 25,5. Atas problema ini para
pendukungnya menyatakan bahwa sebenarnya atom tiap unsur itu merupakan
kelipatan dari setengah atom hidrogen atau sepersepuluh atom

11
hidrogen. Pendapat ini hanyalah untuk menghindari kekeliruan hipotesis prout
sebagai akibat dari makin telitinya perhitungan harga bobot atom.

Kerapatan Uap. Usaha untuk menentukan bobot atom suatu unsur makin
berkembang dengan adanya suatu pendekatan yang unik, yaitu penentuan kerapatan
uap suatu unsur yang diperkenalkan oleh Dumas. Apabila kerapatan uap suatu
unsur dapat ditentukan melalui suatu cara tertentu, maka harga bobot atomnya dapat
dihitung dengan rumus yang dibuat untuk keperluan tersebut. Cara penentuan bobot
atom semacam ini diperkenalkan oleh Dumas pada tahun 1826. Selanjutnya
penentuan kerapatan uap ini dikembangkan oleh Hofman pada tahun 1868 dan oleh
Victor Meyer pada tahun 1878.
Teori atom Dalton serta usaha untuk menentukan bobot atom unsur-unsur,
telah menarik perhatian beberapa ahli kimia pada awal abad ke-19. Setelah
Williamson (1824-1904) seorang guru besar kimia menemukan rumus kimia air
yaitu H2O, maka penentuan bobot atom menjadi lebih pasti, karena tidak ada
keraguan lagi bahwa bobot atom oksigen ialah 16 dan bukan 8. Sebelumnya orang
masih berdebat apakah bobot atom oksigen itu 8 atau 16.
Penentuan bobot atom secara teliti telah dilakukan oleh Stas, seorang ahli
kimia bangsa Belgia. Jean Servais Stas dilahirkan di Louvain pada 21 Agustus
1813. Ia mempelajari ilmu kedokteran, kemudian tertarik pada zat-zat yang secara
fisiologi mempunyai arti penting, sehingga kemudian ia bekerja sama dengan
Dumas (1800-1884), seorang ahli kimia yang juga tertarik pada bidang fisiologi
untuk menentukan bobot atom karbon. Sejak 1840 Stas mengajar pada sekolah
Militer di Brussels selama 25 tahun. Pada hari tuanya ia mendapat pensiun dan
tinggal di kota Brussels hingga meninggal pada 13 Desember 1891.
Stas tertarik pada hipotesis Prout dan berketetapan hati untuk mengujinya
dengan cara menentukan bobot atom secara lebih akurat. Penentuan yang dilakukan
menggunakan bahan-bahan kimia yang tingkat kemurniannya tinggi, dan
pelaksanaan yang amat teliti dan hati-hati. Hasil penelitian secara kuantitatif ini,
memperkuat pendapatnya bahwa hipotesis Prout tidak tepat. Telah kita ketahui
Prout menyatakan bahwa bobot atom unsur merupakan bilangan bulat. Pada waktu
tu memang belum ditemukan adanya isotop yang menyebabkan harga bobot atom
unsur tidak merupakan bilangan bulat.

Hukum Periodik
Kegiatan lain yang berkaitan dengan penentuan bobot atom ini ialah
pengelompokan unsur-unsur yang sifat kimia dan fisikanya mirip atau hampir sama.
Dobereiner adalah orang pertama yang melakukan pengelompokan tiga unsur yang
mempunyai sifat yang serupa. Johann Wolfgang Dobereiner seorang ahli kimia
bangsa jerman, dilahirkan di kota Hof, Bavaria, pada 13 Desember 1780. Pada usia
14 tahun ia mulai bekerja dalam bidang farmasi dan mempelajari ilmu kimia. Pada
tahun 1810 ia diangkat menjadi guru besar kimia di Universitas Jena. Antara tahun
1817-1829 ia melakukan eksperimen untuk membuktikan

12
bahwa unsur-unsur yang mempunyai sifat serupa dapat ditata dalam kelompok-
kelompok yang terdiri atas tiga unsur atau disebut “triad”. Ia menemukan adanya
hubungan antara bobot atom unsur-unsur dalam triad tersebut. Pengamatannya
terhadap tiga unsur yang serupa sifatnya, misalnya lithium, natrium, dan kalium,
membuktikan bahwa bobot atom natrium merupakan bilangan rata-rata dari bobot
atom lithium dan kalium. Lithium mempunyai bobot atom 6,939 dan kalium
mempunyai bobot atom 39,102. Rata-rata dari keduanya ialah 23,02. Bilangan ini
sesuai dengan bobot atom natrium yaitu 22,9898. Contoh lain yang dikemukakan
oleh Dobereiner ialah tiga unsur kalsium, stronsium, dan barium. Kalsium
mempunyai bobot atom 40,08, sedangkan bobot atom barium 137,34. Rata-rata dari
keduanya ialah 88,71 dan bilangan ini sesuai dengan bobot atom stronsium yakni
87,62. Triad yang lain ialah yang terdiri atas unsur-unsur klor, brom, dan iodium.
Meskipun pendapat Dobereiner tentang triad ini pada waktu itu tidak dianggap
penting oleh para ahli kimia, namun is telah memberikan bukti adanya keperiodikan
unsur-unsur dan hal ini dapat dikatakan telah memberikan sumbangan awal bagi
terbentuknya tabel periodik yang dibuat oleh Mendelejeff. Di samping itu melalui
eksperimennya, Dobereiner juga telah memelopori penggunaan logam platina
sebagai katalis. Ia meninggal pada 24 Maret 1849.
Sejak itu upaya mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan bobot atomnya
berkembang dengan cepat. William Odling (1829-1921) seorang guru besar kimia
di Oxford, juga telah menyusun unsur-unsur berdasarkan bobot atom yang telah ia
tentukan dalam sebuah tabel pada tahun 1865, yang ternyata kemudian mempunyai
kesamaan dengan tabel yang disusun oleh Mendelejeff pada tahun 1869. Pada waktu
yang hampir bersamaan John Alexander reina Newlands (1838- 1898), seorang
insinyur kimia pada pabrik gula di Victoria Docks, inggris, yang pada tahun 1865
menyusun unsur-unsur berdasarkan bobot atomnya. Dari susunan itu ia mengetahui
bahwa unsur dengan nomor urut ke delapan mempunyai sifat yang mirip dengan
unsur nomor urut satu. Jadi ia melihat ada pengulangan sifat unsur, seperti delapan
buah nada dalam satu oktaf pada musik. Oleh karena itu Newlands menyebut
pengulangan itu “hukum oktaf” dan ia mengemukakan hasil karyanya ini pada
pertemuan London Chemical Society. Pada tahun 1887 ia menerima tanda
penghargaan berupa medali davy dari The Royal Society. Unsur- unsur yang
disusun berdasarkan urutan bobot atomnya, yaitu dari yang kecil ke yang besar
dalam tabelnya, diberi nomor urut yang disebutnya nomor atom. Urutan ini dimulai
dari unsur hidrogen dengan nomor urut satu.

Dalam sejarah perkembangan hukum periodik ini tercatat lagi dua orang ahli
kimia yang membuat tabel susunan unsur-unsur dalam waktu yang bersamaan, yaitu
Lothar Meyer di Jerman dan Mendelejeff di Rusia.

Julius Lothar Meyer, seorang ahli kimia bangsa jerman dilahirkan di Varel,
Oldenburg, Jerman, pada 19 Agustus 1830. Ia belajar ilmu kedokteran di Zurich dan
Warzburg, kemudian memperdalam tentang kimia fisiologi di Heidelberg dan

13
tentang fisika matematika di Koningsberg. Ia menyelesaikan studi di Breslau pada
tahun 1858 dan satu tahun kemudian mengajar disana. Setelah mengajar di
Eberswalde (1866-1868) dan di Karlsruhe (1868-1876) ia diangkat menjadi guru
besar kimia di Tubingen.

Penelitian yang mula-mula ia lakukan ialah mengenai fisiologi pernafasan


dan pada tahun 1857 ia mengetahui bahwa oksigen yang dihirup pada proses
pernafasan itu diikat oleh darah dengan ikatan kimia tertentu. Dalam bukunya yang
berjudul “Die modernen Theorien der Chemie” ia mengemukakan tentang
hubungan antara bobot atom dengan sifat unsur-unsur. Kemudian pada tahun 1869
ia berhasil mengemukakan hubungan tersebut dalam bentuk tabel periodik unsur-
unsur yang disusun menurut bobot atomnya. Dari tabel itu terlihat adanya
kepriodikan sifat unsur-unsur yang kemudian disebut Tabel Periodik unsur-unsur.
Naskah tentang penemuannya bertanggal Desember 1869 dan dipublikasikan di
Jerman pada tahun 1870. Lothar Meyer meninggal dunia pada 12 April 1895 di kota
Tubingen.

Gambar. Julius Lothar Meyer

Pada waktu yang bersamaan ahli kimia lain juga berhasil membuat tabel
periodik unsur-unsur seperti yang dibuat oleh Meyer. Mendelejeff di Rusia pada
1869 berhasil menyusun tabel unsur-unsur menurut urutan bobot atomnya dan
menemukan hukum periodik unsur-unsur. Baik Meyer maupun Mendelejeff bekerja
dan menemukan hukum periodik ini terpisah secara terpisah dan sendiri- sendiri,
dalam arti mereka tidak pernah berhubungan satu dengan yang lain.

Dmitri Ivanovitch mendelejeff lahir di Tobolsk, Siberia, pada tahun 7


Februari 1834sebagai anak ke-14 (bungsu) dari seorang guru. Karena ayahnya
mengalami kebutaan , maka ibunya bekerja mengelola sebuah pabrik gelas. Ketika
ia berusia 14 tahun, ia dan ibunya pergi ke Moskow yang jaraknya ribuan mil dari
tempat tinggalnya melalui darat, dengan harapan ia dapat diterima sebagai
mahasiswa di universitas. Namun harapannya sia-sia. Ia tidak dapat diterima karena
ia berasal dari Siberia. Dengan bekal yang penghabisan ibu dan

14
anak itu berangkat dari kota St.Petersburg (sekarang Leningrad). Akhirnya pada
tahun 1850 ia berhasil diterima di Institut Pedadogi dan pada tahun itu juga ibunya
meninggal dunia. Sejak tahun 1859 ia tinggal di Heidelberg dan bekerja di
laboratoriumnya sendiri untuk mewujudnya ide-idenya selama dua tahun. Setelah
diangkat pada beberapa jabatan, ia menjadi guru besar di Universitas St.Peterburg
sejak tahun 1867 hingga pensiun pada tahun 1890.

Hukum periodik unsur yang diakui oleh orang sebagai karya besarnya,
dipresentasikan pada bulan Maret 1869 dan dipublikasikan dalam bahasa Rusia
pada bulan April 1869. Karya Mendelejeff yang lain ialah mengenai penelitian
tentang pemuaian zat cair oleh panas (1861) dan tentang penempatan gas-gas (1870-
1885). Pada tahun 1887 ketia ia mempersembahkan bukunya tentang sifat- sifat
larutan kepada mendiang ibunya, Mendelejeff berkata: “Ia menyuruh dengan
memberikan tauladan yang baik, mengoreksi dengan penuh kecintaan, dan demi
membekali ilmu bagi anaknya ia rela bersama anaknya meninggalkan Siberia
dengan mengorbankan segala harta dan kekuatannya yang terakhir”.Mendelejeff
meninggal dunia pada pada 2 Februari 1907 di kota St.Petersburg.

Gambar. Dmitri Ivanovitch Mendelejeff

Dari fakta yang dikemukakan tadi, dapat diambil kesimpulan bahwa baik
Meyer maupun Mendelejeff, dua-duanya adalah penemu hukum periodik unsur-
unsur. Ide dasarnya yaitu bahwa sifat unsur-unsur itu merupakan fungsi periodik
bobot atomnya, telah berkembang secara perlahan-lahan, dan kedua ahli kimia itu
secara independen telah mengemukakan pernyataan mereka dalam bentuk tabel
periodik unsur-unsur.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lothar Meyer ialah tentang


hubungan antara bobot atom dengan volume atom. Yang dimaksud dengan volume
atom ialah volume dalam ml suatu unsur padat seberat bobot atomnya dalam gram.
Sebagai contoh volume atom emas yang mempunyai bobot atom 197, ialah volume
atom unsur dengan bobot atomnya digambarkan dalam bentuk grafik.

15
Lothar Meyer menemukan adanya karya yang berupa “gelombang” yang
menunjukkan sifat keperiodikan.

Setelah membuat tabel membuat tabel periodik unsur-unsur dan menemukan


hukum periodik, Mendelejeff masih berusaha untuk melengkapi tabel tersebut
karena ternyata masih ada beberapa tempat yang kosong. Berdasarkan tabel
periodik serta sifat-sifat unsur-unsur yang telah ada dalam tabel tersebut, pada tahun
1871 Mendelejeff meramalkan sifat-sifat unsur yang akan menempati tempat yang
kosong itu. Ramalan Mendelejeff tentang sifat-sifat kimia maupun fisika dari unsur
dan juga dari senyawa yang terbentuk oleh unsur tersebut, ternayta terbukti benar
dan tepat, setelah unaur yang sebenarnya ditemukan, misalnya galium (1875),
skandium (1879) dan germanium (1886). Tabel periodik unsur-unsur kemudian
disempurnakan oleh adanya karya Moseley (1887-1915) tentang nomor atom pada
tahun 1913 dan 1914, yaitu dengan mengganti urutan bobot atom dengan urutan
nomor atom. Yang dimaksud dengan nomor atom itu ialah bilangan yang
menunjukkan jumlah elektron dalam atom unsur atau jumlah prooton dalam inti
atom unsur tersebut.

Pada tahun 1882 The Royal Society memberikan “Medali davy” kepada
Lothar Meyer dan Mendelejeff sebagai pengakuan dan penghargaan atas karya
mereka dalam penemuan hukum periodik.

Gambar. Kurva Volume Atom

16
2.2 Perkembangan Model Atom

1. Teori Atom Dalton

John Dalton (1766-1844) ialah seorang guru


SMU di Manchester, Inggris. Ia terkenal karena teorinya
yang membangkitkan kembali istilah “atom”. Dalam
buku karangannya yang berjudul New System of
Chemical Philosophy ia berhasil merumuskan hal
tentang atom sekitar tahun 1803.
Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom
yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap-tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat
dan massa identik, dan senyawa terbentuk jika
atom dari berbagai unsur bergabung dalam komposisi
yang tetap. Temuannya didasarkan pada sebuah
eksperimen. John Dalton menggambarkan atom seperti
bola pejal.

Berikut 5 Teori Atom Dalton :

1) Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak
dapat dibagi kembali (disebut atom). Dalam reaksi kimia, mereka tidak dapat
diciptakan, dihancurkan atau diubah menjadi jenis unsur yang lain.
2) Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu
memiliki sifat-sifat yang serupa; seperti massa dan ukuran.
3) Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda
pula.
4) Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur yang digabungkan.
5) Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-
perbandingan yang berbeda untuk menghasilkan dari 1 jenis senyawa.

Kelebihan Teori Atom Dalton


 Memungkinkan kita untuk menjelaskan hukum kombinasi kimia.
 Dalton adalah orang pertama yang mengakui perbedaan yang bisa
diterapkan antara partikel dari suatu unsur (atom) dan dari senyawa
(molekul).

Kelemahan Teori Atom Dalton


 Ketidakterpisahan atom terbukti salah, karenaa atom dapat dibagi lagi
menjadi proton, neutron dan elektron. Namun atom adalah partikel kecil,
yang sangat berpengaruh dalam reaksi kimia.
 Menurut Dalton, atom-atom dari unsur yang sama dalam segala hal.
Pernyataan ini salah karena atom dari beberapa unsur berbeda dalam hal

17
massa dan kepadatan. Atom seperti dari unsur yang sama memiliki massa
yang berbeda disebut isotop. Misalnya, klorin memiliki dua isotop yang
memiliki nomor massa 35 dan 37 satuan massa atom (sma).
 Dalton juga mengatakan atom elemen yang berbeda dalam segala hal. Hal
ini telah terbukti salah dalam kasus-kasus tertentu seperti atom argon dan
atom kalsium, yang memiliki massa atom yang sama yaitu 40. Atom unsur
berbeda yang memiliki massa atom yang sama disebut isobar.
 Menurut Dalton atom unsur yang berbeda bergabung dalam rasio nomor
sederhana keseluruhan untuk membentuk senyawa. Hal ini tidak terlihat
pada senyawa organik kompleks seperti gula C12H22O11.
 Teori ini gagal untuk menjelaskan keberadaan alotrop. Perbedaan sifat
arang, grafit, berlian tidak dapat dijelaskan karena ketiganya terdiri dari
atom yang sama yaitu karbon.

Meskipun teorinya memiliki banyak kekurangan namun ia tetap


dianggap sebagai bapak pencetus teori atom modern, terlebih lagi karena
teorinya tersebut mampu menerangkan Hukum kekekalan massa Lavoisier
dan Hukum Perbandingan Tetap Proust.

2. Teori Atom J.J Thomson

Penemuan Elektron

Elekton ditemukan oleh J.J Thomson melalui percobaan tabung sinar


katoda. Pada saat itu, Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati
tabung vakum, terdapat semacam aliran berkilau yang terbentuk. Thomson
menemukan bahwa aliran berkilau tersebut dibelokkan ke arah plat kutub
positif. Teori atom Thomson membuktikan bahwa aliran tersebut terbentuk
dari partikel kecil dari atom dan partikel tersebut bermuatan negatif. Thomson
menamai penemuan tersebut sebagai Elektron.

Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh J.J Thomson,


eksperimen yang dilakukannya yaitu dengan menggunakan
sinar katoda. Hasil eksperimennya mengatakan adanya
partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut
elektron. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi
elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga
atom bersifat netral.

Teori atom Thomson adalah salah satu teori yang mencoba


mendeskripsikan bentuk atom yaitu seperti bentuk roti kismis. Diibaratkan
sebagai roti kismis karena saat itu Thomson beranggapan bahwa atom

18
bermuatan positif dengan adanya elektron bermuatan negatif di
sekelilingnya.

Pada gambar disamping, bagian berwarna orange


bermuatan positif, sedangkan berwarna hijau adalah
elektron yang bermuatan negatif. Sampai akhir abad ke-19,
konsep mengenai bentuk atom masih berupa bola pejal
layaknya bola biliar. Sedangkan pada tahun 1987 Joseph
John Thomson secara total merubah konsep atom dengan
adanya penemuan elekton yang dikenal dengan teori atom Thomson. Dapat
disimpulkan teori atom Thomson yaitu sebagai berikut:

1. Atom berupa bola yang bermuatan positif dengan adanya electron yang
bermuatan negatif di sekelilingnya
2. Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan
atom bermuatan netral. Suatu atom tidak memiliki muatan positif atau
negatif yang berlebih.

Teori Thomson memiliki kelebihan yaitu mampu membuktikan


adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsure namun teori ini tidak dapat
menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
Selain roti kismis, teori atom Thomson dapat diumpamakan sebagai
semangka. Daging buah yang berwarna merah melambangkan ruang yang
bermuatan positif, sedangkan biji yang tersebar di dalamnya adalah electron
yang bermuatan negatif.

3. Model Atom Rutherford

Pada tahun 1909 Hans Geiger dan Ernest Marsden


dengan petunjuk dari Ernest Rutherford melakukan
eksperimen di Laboratorium Fisika Universitas Manchester
untuk membuktikan kebenaran dari teori atom yang
dikemukakan oleh Thomson

Eksperimen ini melibatkan penambakan partikel


alfa (inti atom helium atau ion helium dengan muatan
positip) yang diemisikan oleh unsur Radium pada lempengan logam emas tipis
dan kemudian mendeteksi partikel alfa yang telah melewati lempengan logam
emas tersebut dengan menggunakan layar yang dilapisi sengsulfida (ZnS)
sebagai detektor.

19
Rutherford berpendapat bahwa
apabila struktur atom yang dikemukakan
oleh Thomson adalah benar maka
sebagian besar berkas partikel alfa akan
melewati lempengan logam emas dan
sebagian kecil sekali yang akan
didefleksi.

Akan tetapi hasil eksperimen


Rutherford sangat mengejutkan,
walaupun sebagian besar berkas partikel
alfa melewati lempengan logam emas,
terdapat banyak berkas partikel alfa
yang didefleksi dengan sudut yang besar (lebih dari 900), bahkan terdapat
berkas partikel alfa yang direfleksi kembali kearah sumber tanpa pernah
menyentuh layer detector (perhatikan gambar).

Setelah merunut pola-pola partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng


logam emas, maka Rutherford mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar
ruang dalam atom adalah “ruang kosong”, dan terdapat massa yang
terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan positif dimana ukurannya
10.00 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan bagian atom, dan
elektron mengelilingi inti atom tersebut seperti planet-planet kita mengelilingi
matahari.

Rutherford menyimpulkan struktur atom tersebut berlandaskan


eksperimennya sebagai berikut:

1. Sebagian besar berkas partikel alfa yang dapat melewati lempengan


logam emas menunjukan bahwa partikel alfa ini melewati ruang kosong
yang ada di dalam atom sehingga dengan mudah partikel alfa ini
melewati ruang kosong tersebut tanpa hambatan yang berarti.
2. Berkaspartikelalfa yang didefleksi menunjukan bahwa partikel alfa
tersebut berada pada posisi yang dekat dengan inti atom yang bermuatan
positif. Muatan positif dengan muatan positif akan saling tolak menolak,
hal inilah yang menyebabkan partikel alfa dibelokan dengan sudut yang
besar.
3. Berkas partikel alfa yang di refleksi kembali (dipantulkan kembali)
menunjukan bahwa partikel alfa tersebut bertumbukkan dengan inti atom
yang bermuatan positif. Inti atom emas mempunyai massa dan muatan
positif yang lebih besar dibanding dengan massa dan muatan partikel alfa,
halinilah yang membuat partikel alfa di pantulkan kembali.

20
Berdasarkan hal tersebut disamping
maka Rutherford mengajukan model atom
seperti gambar disamping.

Kelebihan Atom Rutherford

 Bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan


disekelilingnya terdapat elektron yang mengelilinginya.
 Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh
selaput tipis emas
 Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditemukan
 Sudah dapat menerangkan / menentukan bentuk lintasan elektron
yang mengelilingi inti atom.
 Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti
 Elektron dapat bergerak dalam lintasan apapun, dari lintasan yang
tak terhingga jumlahnya
Kekurangan Atom Rutherford

 Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana


letak elektron dancara rotasinya terhadap inti atom.
 Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi
atom menjadi tidak stabil.
 Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).
 Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti
atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengelilingi inti ini
disertai pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron
akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan
jatuh kedalam inti.

4. Teori Atom Bohr


Model Atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti
berukuran sangat kecil dan bermuatan positif dikelilingi oleh elektron
bermuatan negatif yang mempunyai orbit. Inilah gambar teori model atom
Bohr.

21
Niels Bohr mengajukan teori atom Bohr ini
pada tahun 1915. Karena model atom Bohr merupakan
modifikasi (pengembangan) dari model atom
Rutherford, beberapa ahli kimia menyebutnya dengan
teori atom Rutherford-Bohr. Model atom Bohr
berbentuk seperti
tata surya, dengan
elektron yang berada di
lintasan peredaran (orbit) mengelilingi inti
bermuatan positif yang ukurannya sangat
kecil. Gaya gravitasi pada tata surya secara
matematis dapat diilustrasikan sebagai gaya
Coulomb antara nukleus (inti) yang
bermuatan positif dengan elektron bermuatan
negatif.

Bunyi Postulat Teori Atom Bohr


Teori atom Bohr kiranya dapat dijelaskan seperti berikut:

1. Elektron mengitari inti atom dalam orbit-orbit tertentu yang berbentuk


lingkaran. Orbit-orbit ini sering disebut sebagai kulit-kulit elektron
yang dinyatakan dengan notasi K, L, M, N ... dst yang secara berututan
sesuai dengan n = 1, 2, 3, 4 ... dst.
2. Elektron dalam tiap orbit mempunyai energi tertentu yang makin
tinggi dengan makin besarnya lingkaran orbit atau makin besarnya
harga n. Energi ini bersifat terkuantisasi dan harga-harga yang
diijinkan dinyatakan oleh harga momentum sudut elektron yang
terkuantisasi sebesar n (h/2π) dengan n = 1, 2, 3, 4 ... dst.
3. Selama dalam orbitnya, elektron tidak memancarkan energi dan
dikatakan dalam keadaan stasioner. Keberadaan elektron dalam orbit
stasioner ini dipertahankan oleh gaya tarik elektrostatik elektron oleh
inti atom yang diseimbangkan oleh gaya sentrifugal dari gerak
elektron.
4. Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit lain yang mempunyai
energi lebih tinggi bila elektron tersebut menyerap energi yang
besarnya sesuai dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang
bersangkutan, dan sebaliknya bila elektron berpindah ke orbit yang
mempunyai energi lebih rendah akan memancarkan energi radiasi
yang teramati sebagai spektrum garis yang besarnya sesuai dengan
perbedaan energi antara kedua orbit yang bersangkutan.

22
5. Atom dalam molekul dikatakan dalam keadaan tingkat dasar (ground
state) apabila elektron-elektronnya menempati orbit-orbit sedemikian
sehingga memberikan energi total terendah. Dan apabila elektron-
elektron menempati orbit-orbit yang memberikan energi lebih tinggi
daripada energi tingkat dasarnya dikatakan atom dalam tingkat
tereksitasi (excited state). Atom dalam keadaan dasar lebih stabil
daripada dalam keadaan tereksitasi.

Model Hidrogen Bohr


Contoh paling sederhana dari model atom hidrogen Bohr (Z = 1) atau
sebuah ion mirip hidrogen (Z > 1), yang mempunyai elektron bermuatan
negatif mengelilingi inti bermuatan positif. Energi elektromagnetik akan
diserap atau dilepaskan ketika sebuah elektron berpindah dari lintasan satu
ke lintasan lain. Jarijari dari lintasan bertambah sebagai n2, dimana n adalah
bilangan kuantum utama. Transisi dari 3 ke 2 menghasilkan garis pertama
dalam deret Balmer. Untuk hidrogen (Z = 1) akan menghasilkan foton
dengan panjang gelombang 656 nm (cahaya merah).

Kelebihan model atom Bohr

 Atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya


electron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan
positif dan disekelilingnya terdapat elektron.
 Teori atom Bohr dapat menjelaskan tetapan Rydberg untuk garis
spektra emisi hidrogen

Kelemahan Teori Atom Bohr


Walaupun dinilai sudah revolusioner, tetapi masih ditemukan kelemahan
teori atom Bohr yaitu:

 Melanggar asas ketidakpastian Heisenberg karena elektron


mempunyai jari-jari dan lintasan yang telah diketahui.
 Model atom Bohr mempunyai nilai momentum sudut lintasan
ground state yang salah.
 Lemahnya penjelasan tentang prediksi spektra atom yang lebih
besar.
 Tidak dapat memprediksi intensitas relatif garis spektra.
 Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan struktur garis spektra
yang baik.
 Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Perkembangan teori atom diawali oleh John Dalton pada abad ke-19.
Dalton berpendapat bahwa atom merupakan partikel penyusun semua benda.
Pendapat Dalton ini kemudian dikenal dengan teori atom Dalton yang
dikemukakannya dalam bukunya yang berjudul “New System of Chemical
Philosophy” pada tahun 1808. Oleh karena Dalton berpendapat bahwa atom-
atom unsur yang sama akan tolak menolak, maka ia berkesimpulan bahwa
senyawa yang paling stabil ialah senyawa biner. Pendapat Dalton mengenai
atom serta usahanya untuk menentukan bobot atom terutama pada gas-gas telah
menarik minat beberapa orang ahli kimia, antara Gay-Lussac, Avogadro,
Berzelius, Prout, dan Stas untuk mengembangkan lebih lanjut.

Joseph Louis Gay Lussac adalah seorang ahli kimia dan fisika bangsa
Perancis, yang banyak melakukan eksperimen tentang gas-gas. Pada tahun
1802 ia menemukan hukum tentang pemuaian gas oleh panas. Pada tahun 1805
Gay-Lussac bersama Alexander von Humboldt mempelajari reaksi antara gas
hidrogen dan oksigen dengan pertolongan bunga api listrik. Atas dasar
eksperimennya mengenai reaksi gas-gas ia menarik kesimpulan bahwa reaksi
kimia antar gas terjadi dalam perbandingan volume yang sederhana. Ia
berpendapat bahwa dalam keadaan gas, atom-atom berjauhan satu dengan yang
lain sehingga bila dibandingkan dengan ruang yang ditempati oleh atom-atom
sendiri, ruang antara atom-atom itu jauh lebih besar.

Amadeo Avogadro adalah seorang ahli fisika Italia yang pada tahun
1811 mengemukakan hipotesisnya bahwa pada volume yang sama dan kondisi
suhu dan tekanan yang sama, gas-gas mengandung jumlah molekul yang sama,
yang kemudian dikenal sebagai Hukum Avogadro. William Prout adalah
seorang dokter bangsa inggris yang sangat tertarik pada kimia fisiologi. Pada
tahun 1815 ia menerbitkan tulisan yang mengemukakan bahwa bobot atom
unsur-unsur selalu merupakan bilangan dulat, sebab tiap atom suatu unsur
adalah kelipatan dari hidrogen. Jadi menurutnya, atom hidrogen adalah zat yang
universal. Selain tokoh-tokoh tersebut, perkembangan teori atom juga didukung
oleh beberapa tokoh lain diantaranya yaitu Andre Marie Ampere (1780-1849),
Stanislao Cannizzaro (1826-1910), William Prout, Dumas, Victor Meyer, Jean
Servais Stas, Johann Wolfgang Dobereiner, Julius Lothar Meyer, Dmitri
Ivanovitch Mendelejeff, dan lain-lain. Sedangkan untuk model atom yang
terkenal yaitu model aton Dalton, model atom Thomson, model atom
Rutherford, dan moden atom Bohr.

24
3.2 Saran
1. Kepada Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu memahami materi tentang atom
khususnya mengenai perkembangan teori atom, dan hal ini diharapkan agar
mahasiswa dapat lebih baik ke depannya dalam mengetahui sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Kepada Dosen
Dosen pengampu mata kuliah Sejarah IPA diharapkan memberikan
tambahan pengetahuan terkait perkembangan teori atom, sehingga
mahasiswa tidak salah konsepsi mengenai sejarah ilmu pengetahuan dan
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah
yang akan diajukan kedepannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Arifatun Afinah.2009.Kimia Mengkaji Fenomena Alam.Jakarta: PT


Cempaka Putih

Soemodimedjo, Poedjiadi.2001.Kimia Dari Zaman Ke Zaman.Bandung:Yayasan


Cendrawasih

Anda mungkin juga menyukai