Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

STRUKTUR ATOM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Dasar

Dosen Pengampu:

Dr. Hilarius Jago Duda S.Si, M.Pd

Di Susun Oleh :

Civi Artantri (2117051480)

Indah Sari (2117051485)

Karolina Juniani Fera (2117051486)

Kelas/Semester : A17/2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA
TAHUN AKADEMIK 2022

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul ‘Struktur Atom’ sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Kimia Dasar sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh Bapak Dr. Hilarius Jago Duda, S. Si, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Kimia Dasar.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan pendengar. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
4. Bagaimana nomor atom, nomor massa dan isotop?................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Perkembangan Teori Atom....................................................................................4
B. Macam-macam Model Atom..................................................................................4
1. Model Teori Atom Jhon Dalton.............................................................................4
2. Model Teori Atom J.J Thomson.............................................................................5
3. Model Teori Atom Rutherford......................................................................6
4. Model Atom Niels Bohr.................................................................................9
C. Percobaan-Percobaan Mengenal Struktur Atom...................................................10
1. Elektron................................................................................................................10
2. Proton.................................................................................................................13
3. Inti Atom..............................................................................................................14
4. Neutron...............................................................................................................14
D. Nomor Atom, Nomor Massa dan Isotop..................................................................16
E. Molekul dan Ion......................................................................................................18
F. Penamaan Senyawa.................................................................................................19
G. Menetukan Elektron Valensi...................................................................................25
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
A. Kesimpulan........................................................................................................27
B. Saran......................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas beberapa struktur. Istilah
atom berasal dari Bahasa Yunani (átomos), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak
dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada
abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,
para fisikawanberhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di
dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-
prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teori atom?
2. Apa saja macam-macam model atom?
3. Apa saja hasil percobaan- percobaan struktur atom?
4. Bagaimana nomor atom, nomor massa dan isotop?
5. Apa itu molekul dan ion dalam atom
6. Bagaimana penamaan senyawa dalam atom?
7. Bagaimana cara menentukan elektron valensi?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami perkembangan teori atom.


2. Memahami macam-macam model atom.
3. Mengetahui hasil percobaan-percobaan struktur atom.
iv
4. Memahami nomor atom, nomor massa, dan isotop.
5. Memahami molekul dan ion dalam atom.
6. Memahami cara penamaan senyawa dalam atom.
7. Memahami cara menentukan elektron valensi.

BAB II

PEMBAHASAN

v
A. Perkembangan Teori Atom
Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang menyakinkan,
sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.Pengembangan konsep atom-
atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilakukan oleh Thomson (1897),
Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom
ini menghasilakn gambaran mengenai susunan parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini
berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-
partikel dasar dalam atom disebut model atom.

B. Macam-macam Model Atom

1. Model Teori Atom Jhon Dalton

Tokoh Jhon Dalton


Semua zat kimia identik oleh partikel terkecil yang disebut atom. Atom berasal dari bahasa Yunani,
atomos (a = tidak, tomos = dibagi). Pada tahun 1807 John Dalton merumuskan pernyataannya yang disebut
Teori Atom Dalton :
1. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua unsur tertentu adalah
identik, yaitu mempunyai ukuran, massa dan sifat kimia yang sama. Atom satu unsure tertentu berbeda dari
atom semua unsur yang lain.

2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap senyawa, perbandingan
antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada bisa merupakan bilangan bulat dan sederhana.
3. Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau penyusunan ulang
atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom-atom.

Hipotesis pertama menyatakan: atom dari unsur yang satu berbeda dari atom semua unsur yang
lain.
Hipotesis kedua menyatakan: untuk membentuk suatu senyawa, tidak hanya membutuhkan atom
dari unsure-unsur yang sesuai, tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom ini.

vi
Gagasan ini merupkan perluasan Hukum Perbandingan Tetap. Hipotesis, kedua juga mendukung
Hukum Perbandingan Berganda. Hipotesis ketiga merupakan: cara lain menyatakan Hukum Kekekalan
Massa, maka tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan
Ditinjau dari teori modern terdapat beberapa kelemahan teori atom Dalton, yaitu:
1. Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi-bagi. Kini telah dibuktikan bahwa atom
terbentuk dari partikel dasar (yang lebih kecil dari atom), yakni neutron, proton dan electron.
2. Menurut Dalton, atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Ternyata dengan reaksi nuklir
satu atom dapat diubah menjadi atom unsure lain.
3. Dalton menyatakan bahwa atom suatu unsure sama dalam segala hal. Sekarang ternyata ada
isotop, yaitu atom yang sama tetapi massa yang berbeda.
4. Perbandingan unsur dalam suatu senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat dan sederhana.
Tetapi kini semakin banyak ditemukan senyawa dengan perbandingan yang tidak sederhana misalnya
C18H35O2Na.

2. Model Teori Atom J.J Thomson

Tokoh J.J Thomson


Setelah penemuan electron, maka teori atom Dalton yang menyatakan atom adalah partikel yang tidak
terbagi lagi, tidak dapat diterima lagi. Pada tahun 1900, J.J.Thomson mengajukan model atom yang
menyerupai roti kismis. Menurut Thomson:

“Atom merupakan bola kecil bermuatan positif dan dipermukaanya tersebar elektron yang bermuatan negatif”

 Kelebihan Model Atom Thomson


vii
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan
bagian terkecil dari suatu unsur.
 Kelemahan Model Atom Thomson
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Model Teori Atom Rutherford

Tokoh Ernest Rutherford


Teori atom Thomson tidak menjelaskan kedudukan elektron dalam atom, hanya menyatakan berada
dipermukaan, karena ditarik oleh muatan positifnya. Akan tetapi mengapa elektron lepas bila diberi energi,
seperti tegangan listrik atau ditabrak partikel lain? Hal ini mendorong para ahli mencari teori atom yang
lebih memuaskan. Ernest Rutherford dan kawannya melakukan percobaan, yaitu melewatkan sinar alfa (α)
dalam tabung berisi gas. Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi oleh gas. Mereka menduga bahwa
molekul gas tidak bermuatan dan tidak mengubah arah sinar α yang bermuatan positif. Berdasarkan ini,
Rutherford berhipotesis bahwa partikel α dalam padatan akan berubah arah karena dalam atom terdapat
muatan positif. Hipotesis ini, pada tahun 1909, dibuktikan dengan percobaan oleh Geiger dan Marsden.
Mereka menembakkan sinar α pada selempeng platina tipis. Hasilnya ditangkap dengan layar yang terbuat
dari ZnS yang dapat berfluorensi bila kena sinar α. 54 Hasil pengamatan merumuskan bahwa sinar α yang
ditambahkan itu ada yang tembus, membelok dan memantul. Sinar yang tembus merupakan bagian
terbesar, sedangkan yang membelok sedikit dan memantul sedikit sekali. Gejala ini dijelaskan oleh
Rutherford, bahwa partikel α banyak yang tembus disebabkan oleh atom yang mengandung banyak ruang
hampa. Dipusat atom terdapat sebuah partikel bermuatan positif yang disebut inti. Sinar α akan membelok
bila mendekati inti, karena saling tolak menolak. Kejadian ini sedikit jumlahnya, karena ukuran inti atom
sangat kecil dibandingkan ukuran ruang hampanya. Jika ada partikel α yang menabrak inti, maka α akan
memantul walaupun tidak 1800 . Tumbukan langsung ini sangat kecil kemungkinannya, maka jumlah α
yang memantul kecil sekali.

viii
Gambar 4.2 (a) rancangan percobaan Rutherford untuk mengukur hamburan partikel α oleh sepotong
lembaran emas. Sebagian besar partikel α menembus lembaran emas dengan sedikit atau tanpa
pembelokkan. Sedikit partikel dibelokkan dengan sudut yang besar. Kadang-kadang partikel α dibalikkan.
(b) pemandangan yang diperbesar dari partikel α yang menembus dan dibelokkan oleh inti.
Diluar inti tidak hanya kosong, tetapi terdapat elektron yang berputar mengelilinginya. Elektron tidak
mempengaruhi arah sinar α karena electron amat kecil dan ringan. Dengan penalaran diatas, Rutherford
merumuskan teori atom yang disebut Model atom Rutherford: ”Atom terdiri dari inti yang bermuatan
positif yang merupakan terpusatnya massa. Disekitar inti terdapat electron yang bergerak mengelilinginya
dalam ruang hampa” Salah satu kelemahannya dari teori atom Rutherford adalah tidak menjelaskan
mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut hukum fisika klasik, gerakan elektron mengitari inti
akan disertai pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Jika demikian maka energi elektron akan
berkurang sehingga gerakannya akan melambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka
lintasannya akan terbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.

 Kelemahan Model Atom Rutherford :


1. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan energi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu akan kehabisan energi dan
akhirnya menempel pada inti.
2. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya
terhadap ini atom.
3. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
4. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

ix
5. Model Atom Niels Bohr

Tokoh Niels Bohr

A. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
B. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi. Jika
beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi lebih
rendah, elektron akan memancarkan energi.
C. Kedudukan elektron-elektron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut
kulit-kulit electron.
 Kelemahan Model Atom Niels Bohr :
a.   Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu elektron dan tidak
sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak.
b.  Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan kimia.

C. Percobaan-Percobaan Mengenal Struktur Atom

1. Elektron
Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil
ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode

x
yang disebut sinar katode. George Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode
disebut “elektron”. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang sifatnya
mirip dengan elektron. Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes
yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.
Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub
positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.

Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908)
melalui percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi
akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan
negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan
dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.

xi
Salah satu alat digunakan untuk menyelidiki fenomena ini adalah tabung sinar katoda, tabung ini
berupa kaca yang sebagian besar udaranya sudah disedot keluar. Ketika dua lempeng logam dihubungkan
dengan sumber tegangan tinggi, lempeng yang bermuatan negatif disebut Katoda, memancarkan sinar yang
tidak terlihat. Sinar katoda ini tertarik ke lempeng bermuatan positif, yang disebut Anoda, dimana sinar itu
melalui suatu lubang dan terus merambat menuju ujung tabung satunya. Ketika sinar ini menumbuk
permukaan yang telah dilapisi secara khusus, sinar katoda tersebut menghasilkan pendaran yang kuat atau
cahaya yang terang. Karena sinar katoda ditarik oleh lempeng yang bermuatan positif dan ditolak oleh
lempeng yang bermuatan negatif, sinar tersebut haruslah terdiri atas partikelpartikel yang bermuatan
negatif. Kita mengenal partikel bermuatan negatif ini sebagai Elektron.

Gambar 4.1 Tabung sinar katoda. Sinar mengalir dari katoda (-) ke anoda (+). Sifat sinar katoda:
❖ Secara normal sinar katoda bergerak lurus.
❖ Sinar ini mempunyai energy dan bersifat sebagai materi .
❖ Dengan menggunakan spektroskopi massa, ternyata partikel ini mempunyai e/m = -1,76 x 108 C
gram-1.
❖ Dengan alat tetesan minyak, muatan partikel ini = -1,6 x 10-19C.
❖ Dari data ini massa sebuah electron adalah:
Massa satu elektron = 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛/𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
= −1,6 𝑥 10−19𝐶
−1,76 𝑥 108𝐶 𝑔−1
= 9,11 x 10-28 gram .
❖ Sinar katoda merupakan partikel yang paling ringan dan paling kecil.

xii
a. Atom merupakan bagian partikel terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi-bagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau di musnahkan.

2. Proton
Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada kenyataan nya partikel
materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom netral. Eugene Goldstein (1886)
melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan
listrik.

Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk
pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba
dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik
massa maupun muatanya, sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom)
dan muatan proton = +1.

Goldstein pada tahun 1886 membuat alat yang mirip tabung sinar katoda. Katoda dibuat berlubang dan
diletakkan agak ke dalam. Tabung di isi gas hydrogen bertekanan rendah. Setelah dialirkan listrik
menghasilkan dua macam sinar. Pertama, sinar katoda (electron) yang bergerak dari katoda ke anoda.
Kedua, sinar yang bergerak ke katoda dan sebagian masuk ke dalam lobang (saluran) sehingga disebut juga
sinar saluran.
Hasil penyelidikan terhadap sinar saluran:
➢ Diuji dengan medan listrik atau magnet ternyata sinar ini bermuatan positif, maka disebut juga sinar
positif.
➢ Jika tabung diisi gas lain seperti He, O dan N menghasilkan sinar positif yang berbeda. Berarti sinar
yang dihasilkan bergantung pada jenis gas dalam tabung.
➢ Nilai e/m sinar berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini berarti sinar positif mempunyai massa dan
muatan tertentu. Massa sinar positif jauh lebih besar dari pada elektron.
➢ Sinar positif yang lebih ringan berasal dari gas hidrogen dan bermuatan sebesar muatan elektron, tetapi
tandanya berlawanan. Partikel ini kemudian dikenal dengan nama proton, massa proton = 1,67 x 10-24
gram.

xiii
3. Inti Atom

Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan lempang
tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa yang
ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti
atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti
atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).
Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom
yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom bersifat netral.
Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi
bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan
partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. James
Chadwick (1932), ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat nertal atau
tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton.

4. Neutron
Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Ketika Chadwick menembakkan
partikel α keselembar tipis berilium, logam tersebut memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi.
Sinar ini sesungguhnya terdiri dari partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar dari pada
massa proton. Chadwick menamai partikel ini dengan neutron.

xiv
Tabel 4.1 Massa dan Muatan Partikel Subatom

Partikel Massa (gram) Muatan


Coulomb Satuan muatan
Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10- -1
Proton 1,67262 x 10-24 19 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 +1,6022 x 10- 0
19
0

Partikel Massa (gram) Muatan Coulomb Satuan muatan

Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10-19 -1

Proton 1,67262 x 10-24 +1,6022 x 10-19 +1

Neutron 1,67493 x 10-24 0 0

Latihan:
1. Terangkan empat kelemahan teori atom Dalton menurut teori modern!

2. Terangkan sifat sinar katoda!

3. Terangkan teori atom Thomson dan kemukakan kelemahannya!

4. Terangkan penjelasan Rutherford terhadap gejala yang tampak pada percobaan Geiger dan Marsden!

5. Jelaskan teori atom Rutherford beserta kelemahannya!

D. Nomor Atom, Nomor Massa dan Isotop


1. Nomor Atom (Z)
Semua atom dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang dikandungnya. Jumlah
proton dalam inti setiap atom suatu unsur disebut nomor atom (Z).
Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut.
Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah proton
sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah

xv
yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang
unsur.
Dalam atom netral, Jumlah proton = jumlah elektron.
Contoh: nomor atom(Z) nitrogen adalah 7; ini berarti setiap atom N netral mempunyai 7 proton dan 7
elektron.
2. Nomor Massa (A)
Nomor massa (A) adalah jumlah total proton dan neutron yang ada dalam inti atom suatu unsur. Massa
elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan
neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu
unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.
Cara lazim digunakan untuk menandai nomor atom dan nomor massa dari satu atom untuk unsur X adalah:
𝑍𝑋 𝐴

dengan: A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n)

Z (nomor atom) = jumlah proton

“untuk atom netral jumlah proton = jumlah electron.

3. Isotop, Isobar, dan Isoton suatu Unsur

a. Isotop Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda.

b. Isobar Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.

c. Isoton Isoton adalah atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama

Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi berbeda nomor massanya disebut isotop.

Contoh: Terdapat tiga isotop untuk atom hidrogen; 1𝐻 1 1𝐻 2 1𝐻 3

Terdapat dua isotop untuk atom uranium; 92𝑈 235 92𝑈 236

Sifat-sifat kimia suatu unsur ditentukan oleh proton dan elektron atomnya. Isotop-isotop dari unsur yang
sama mempunyai sifat-sifat kimia yang sama, membentuk jenis senyawa yang sama, dan menunjukkan
kereaktifan yang serupa.

Contoh: tentukan jumlah proton, neutron dan electron dalam atom-atom berikut!

a. 79𝐴𝑢 197 b. 𝑆 2− 16 32 c. 𝐵𝑖3+ 83 209

Jawaban:

xvi
a. 79𝐴𝑢 197

Jumlah proton (Z) = 79

Karena atom netral maka, Jumlah elektron = 79

A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n),

maka jumlah neutron adalah:

Jumlah neutron(n) = A – Z

= 197 – 79 = 118

b. 𝑆 2− 16 32
Jumlah proton (Z) = 16
Karena atom berupa ion maka,
Jumlah elektron = jumlah proton (Z) – jumlah muatan
= 16 – (-2) = 18
artinya atom S menangkap 2 elektron.
A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n),
maka jumlah neutron adalah:
Jumlah neutron(n) = A – Z =
32 – 16 = 16
c. 𝐵𝑖3+ 83 209
Jumlah proton (Z) = 83
Karena atom berupa ion maka,
Jumlah elektron = jumlah proton (Z) – jumlah muatan
= 83 – (+3) = 80
artinya atom Bi melepaskan 3 elektron.
A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n),
maka jumlah neutron adalah:
Jumlah neutron(n) = A – Z
= 209 – 83 = 126.

E. Molekul dan Ion


1. Molekul

xvii
Molekul adalah suatu kumpulan yang terdiri dari sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang terikat
oleh gaya-gaya kimia (ikatan kimia). Suatu molekul dapat mengandung atom-atom dari unsur yang sama
atau atom-atom dari dua atau lebih unsur yang bergabung dalam perbandingan tertentu. Contoh: H2O
adalah senyawa molekuler, mengandung atom hydrogen dan oksigen dengan perbandingan 2 atom H dan 1
atom O.
Molekul tidak bermuatan listrik (netral).
❖ Molekul diatomik
Molekul yang mengandung hanya dua atom. Contoh: H2, N2, O2 serta unsur-unsur golongan 7A; F2, Cl2,
Br2, dan I2. Juga dapat mengandung atom-atom dari unsur yang berbeda, contoh: HCl dan CO
❖ Molekul poliatomik
Molekul yang mengandung lebih dari dua atom. Contoh: O3 (ozon), H2O dan NH3 (amonia).

2. Ion
Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang mempunyai muatan total positif atau negatif.
➢ Kation
Atom netral yang kehilangan satu atau lebih elektronnya, ion dengan muatan positif.
Contoh: atom Na dapat dengan mudah kehilangan satu elektronnya untuk menjadi kation Na yang
dituliskan dengan Na+
Atom Na Ion Na+
11 proton 11 proton
11 elektron 10 elektron
➢ Anion
Atom netral yang mengalami penambahan satu atau lebih electron, ion dengan muatan total negatif.
Contoh: atom Cl dapat memperoleh tambahan 1 elektron untuk menjadi ion Cl- .
Atom Cl Ion Cl
17 proton 17 proton
17 elektron 18 elektron
Logam cenderung membentuk kation dan non logam cenderung membentuk anion.
✓ Ion Monoatomik
Ion yang mengandung hanya satu atom. Contoh: Na+ , Cl- , Fe3+, S2- , N3- , Mg2+, dll
✓ Ion Poliatomik
Ion yang mengandung lebih dari satu atom. Contoh: NH4 + (ion amonium), CN- (ion sianida), OH- (ion
hidroksida).

xviii
F. Penamaan Senyawa
1. Senyawa Ionik
Senyawa yang terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Semua kation diturunkan dari
atom logam, sedangkan anion dari atom non logam.
Tabel 4.2 Tata Nama “-ida” untuk Beberapa Anion Monoatomik yang Umum Menurut Letaknya dalam
Tabel Periodik

Golongan IV A Golongan VA Golongan VI Golongan VII


C Karbida (C4-) N Nitrida (N3-) O Oksida (O2-) F Fluorida (F-)
Si Silisida (Si4-) P Fosfida (P3-) S Sulfida (S2-) Cl Klorida (Cl-)
Se Selenida (Se2-) Br Bromida (Br-)
Te Telurida (Te2-) I Iodida (I-)

2. Senyawa Biner
Senyawa yang terbentuk dari hanya dua unsur. Tata nama penulisan: Unsur pertama kation logam, diikuti
anion non logam.
Contoh:
ZnI2 unsur pertama kation seng, unsur kedua anion iodida maka nama senyawa adalah: Seng iodide.
KBr unsur pertama kation kalium, unsur kedua anion bromida, maka nama senyawa adalah: Kalium
bromide.
Al2O3 unsur pertama kation aluminium, unsur kedua anion oksida, maka nama senyawa adalah:
Aluminium oksida
3. Senyawa Tersier
Senyawa yang tersusun atas tiga unsur. Tata nama penulisan: Unsur pertama kation logam, diikuti anion
non logam.
Contoh:
LiOH = Litium hidroksida
KCN = Kalium sianida.

Tabel 4.3 Nama dari Beberapa Kation dan Anion Anorganik yang Umum

xix
Kation Anion Kation Anion
Aluminium (Al3+) Bromida (Br-) Timah(II) (Sn2+) Dihidrogenfosfat (H2PO4
Amonium (NH4+) Karbonat (CO3 2- ) Mangan(II) (Mn2+) - )
Barium (Ba2+) Klorat (ClO3 - ) Raksa(I) (Hg22+) Hidrogenkarbonat (HCO3
Kadmium (Cd2+) Klorida (Cl- ) Raksa(II) (Hg2+) Besi(II) - )
Kalsium (Ca2+) Kromat (CrO4 2-) (Fe2+) Hidrogen fosfat
Cesium (Cs+ )
Sianida (CN-) Besi(III) (Fe3+) (HPO4 2- )
Hidrogen (H+ )
Dikromat (Cr2O7 2-) Tembaga(I) (Cu+ ) Hidrogen sulfat
Litium (Li+)
Fluorida (F- ) Tembaga(II) (Cu2+) (HSO4 -)
Magnesium (Mg2+)
Hidrida (H-) Kobalt(II) (Co2+) Oksida (O2-)
Kalium (K+ )
Hidroksida (OH-) Iodida Krom(III) (Cr3+) Permanganat (MnO4 - )
erak (Ag+ )
(I- ) Timbal(II) (Pb2+) Peroksida (O2 2-) Fosfat
Natrium (Na+)
tronsium (Sr2+) Nitrat (NO3 - ) (PO4 3- )

eng (Zn2+) Nitrit (NO2 - ) Sulfat (SO4 2- )


Nitrida (N3- ) Sulfida (S2- )
Sulfit (SO3 2- )
Tiosianat (SCN- )

Logam-logam tertentu, khususnya logam transisi dapat membentuk lebih dari satu jenis kation. Contoh:
Fe2+ dan Fe3+. Untuk menunjukkan kation-kation berbeda dari unsur yang sama dengan menggunakan
angka romawi. Angka romawi I digunakan untuk muatan (+1), II digunakan untuk muatan (+2).
A y+ + Bx- AxBy
Keterangan:
A y+ : Kation logam
B x- : Anion non logam
Contoh:

xx
FeCl2 = Fe2+ (kation logam) dan Cl- (anion non logam) besi memiliki muatan (+2) maka nama senyawa
adalah: Besi(II) klorida
CuCN = Cu+ (kation logam) dan CN- (anion non logam) tembaga memiliki muatan (+1) maka nama
senyawa adalah: Tembaga(I) sianida.
Latihan:
1. Beri nama senyawa-senyawa ionik berikut:
a. Cu(NO3)2
b. KH2PO4
c. NH4ClO3
2. Tulis rumus kimia untuk senyawa ini:
a. Merkuri(I) nitrit
b. Cesium sulfida
c. Kalsium fosfat

4. Senyawa Molekuler
Senyawa yang tersusun atas unsur-unsur non logam. Tata nama penulisannya: nama unsur pertama + unsur
kedua + “-ida”.
Contoh:
HCl unsur pertama Hidrogen, unsur kedua klorida, maka nama senyawa adalah: Hidrogen klorida.
SiC unsur pertama Silikon, unsur kedua karbida, maka nama senyawa adalah: Silikon karbida. Sepasang
unsur dapat membentuk beberapa senyawa yang berbeda, sehingga digunakan awalan Yunani untuk
menyatakan jumlah atom.
Awalan Yunani:
1 = mono 3 = tri 5 = penta 7 = hepta 9 = nona
2 = di 4 = tetra 6 = heksa 8 = okta 10 = deka
Contoh:
CO = Karbon monoksida N2O4 = Dinitrogen tetroksida CO2 = Karbon dioksida
Sebagai pengecualian, awalan Yunani tidak digunakan untuk senyawa molekuler yang mengandung
hidrogen.
Contoh:
B2H6 = Diboron PH3 = Fosfin
CH4 = Metana H2O = Air
SiH4 = Silan H2S = Hidrogen sulfida

xxi
NH3 = Amonia
Latihan:
1. Beri nama senyawa-senyawa molekuler ini:
a. SiCl4
b. P4O10
2. Tulislah rumus kimia untuk senyawa-senyawa molekuler ini:
a. Karbon disulfida
b. Disilikon heksabromida.
G. Asam dan Basa
➢ Penamaan Asam
Asam adalah zat yang menghasilkan ion hydrogen (H + ) ketika dilarukan dalam air.
Rumus asam tersusun atas satu atau lebih atom hydrogen dan sebuah gugus anion. Anion
diakhiri dengan “-ida” mempunyai bentuk asam dengan nama yang diawali dengan kata “asam” dan
diakhiri dengan nama anion tersebut.
Asam okso adalah asam yang mengandung hydrogen, oksigen, dan unsur lain. Rumus asam okso biasanya
diawali dengan H, diikuti dengan unsur pusat dan kemudian Oksigen.
Contoh:
HNO3 = Asam nitrat H2CO3 = Asam karbonat
H2SO4 = Asam sulfat HClO3 = Asam klorat

Tabel 4.4 Beberapa Asam Sederhana

Anion Asam
F - (Fluorida) HF (Asam fluorida)
Cl- (klorida) HCl (Asam klorida)
Br- (Bromida) HBr (Asam bromida)
I - (Iodida) HI (Asam iodida)
CN- (Sianida) HCN (Asam sianida)
S 2- (Sulfida)
H2S (Asam sulfida)

Sering kali dua atau lebih asam okso mempunyai atom pusat yang sama tetapi jumlah atom O yang
berbeda. Dimulai dengan asam okso yang namanya diakhiri dengan “-at”, kita gunakan aturan berikut:

xxii
▪ Penambahan satu atom O pada asam “-at”: asamnya disebut “per…-at”. Contoh: HClO3 (asam klorat),
penambahan satu atom O menjadi HClO4 (asam perklorat)
▪ Pengurangan satu atom O pada asam “-at”: asamnya disebut asam “-it”. Contoh: HClO3 (asam klorat),
pengurangan satu atom O menjadi HClO2 (asam klorit)
▪ Pengurangan dua atom O pada asam “-at”: asamnya disebut “hipo….it”. Contoh: HClO3 (asam klorat),
pengurangan dua atom O menjadi HClO (asam hipoklorit).

Tabel 4.5 Nama-nama Anion Okso dan Anion Okso yang Mengandung Klorin

Asam Anion
HClO4 (asam perklorat) ClO4 - (perklorat)
HClO3 (asam klorat) ClO3 - (klorat)
HClO2 (asam klorit) ClO2 - (klorit)
HClO (asam hipoklorit) ClO- (hipoklorit)

Latihan: 1. Beri nama asam dan anion oksonya (a) H3PO3 dan (b) IO4 –
➢ Penamaan Basa
Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH- ) ketika dilarutkan dalam air. Contoh: NaOH
Natrium hidroksida KOH Kalium hidroksida Ba(OH)2 Barium hidroksida NH3 (amonia) juga digolongkan
sebagai basa, karena jika amonia dilarutkan dalam air, NH3 bereaksi dengan air menghasilkan ion NH4 +
dan OH- .
B. Tugas
1. Berikan nama senyawa-senyawa berikut:
a. Na2CrO4 e. PF5
b. Li2CO3 f. FeO
c. NH4NO2 g. CsClO3
d. NaH h. Na2O
e. Al(OH)3 i. Na2O2
2. Tulislah rumus untuk senyawa-senyawa berikut:
a. Magnesium fosfat f. Iod heptafluorida
b. Kalsium hidrogen fosfat g. Timbal(II) karbonat
c. Perak perklorat h. Timah(II) fluoride
d. Tetrafosfor dekasulfida i. Merkuri(I) iodida
xxiii
e. Tembaga(I) sianida j. Merkuri(II) oksida

G. Menetukan Elektron Valensi


A. Konfigurasi Elektron.
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap atom dapat
terisi eletron maksimum 2n2 , dimana n merupakan letak kulit.Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan
seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan inti atom. Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-
masing kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang
tidak dapat ditampung pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya. Makalah Struktur Atom.

B. Elektron Valensi

Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah elektron
pada kulit terluar atau elektron valensi. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron
yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk
menentukan jumlah elektron valensi.

Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat kimia yang sama
pula.

xxiv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep atom yang pertama kali dikemukakan oleh Democritus pada awal abad kelima yang
menyatakan bahwa atom adalah bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi diperkuat oleh temuan John
Dalton. Selanjutnya J.J. Thomson menemukan bahwa atom memiliki electron yang tersebar diselurh
permukaannya hingga kemudian Ernest Rutherford memperkenalkan hasil temuannya yang menyatakan
bahwa terdapat partikel bermuatan positif yang berada dalam inti atom, hingga akhirnya James Chadwick
menemukan adanya partikel tak bermuatan dalam inti atom. Pada akhirnya ditemukan bahwa atom tersusun
atas proton dan neutron yang terletak di inti atom dan electron yang berada pada kulit-kulit atom. Model
xxv
atom akhirnya disempurnakan oleh Bohr dan mekanika kuantum yang hingga kini masih diterima oleh para
ilmuan.
Nomor atom juga menunjukkan jumlah electron pada atom tersebut sedangkan nomor massa (mass
number) adalah jumlah total neutron dan proton yang ada dalam inti suatu ataom. Atom yang memiliki
nomor atom sama tetapi nomor masa berbeda disebut isotop. Atom-atom yang mempunyai nomor atom
berbeda namun memiliki nomor massa yang sama disebut isobar. Sedangkan atom-atom unsur berbeda
(nomor atom berbeda) yang mempunyai jumlah neutron yang sama dinamakan isobar.
Atom dapat bergabung membentuk molekul. Molekul yang tersusun dari atom unsur yang sama
disebut molekul unsur sedangkan atom yang tersusun dari atom-atom unsur yang berbeda disebut molekul
senyawa. Ion adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang memiliki muatan total positif atau negative.
Ion yang bermuatan positif disebut kation, ion yang bermuatan negative disebut anion.
Konsep atom, ion dan molekul sangat bermanfaat bagi manusia karena berdasarkan konsep-konsep
tersebut manusia dapat membuat beberapa alat dan bahan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
seperti detergen, baterai, pupuk, garam dapur dan yang lainnya.

B. Saran
Setiap penelitian pasti ada kekurangan jadi di setiap penelitian pasti juga akan perbaikan. Begitupun 
dengan teori-teori yang ada pada perkembangan atom yang selalu disemprunakan. Maka Saya sebagai
penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya memiliki keterbatasan-keterbatasan
yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak
selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Dasar dan Para pembaca.

xxvi
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press Petrucci,
Ralph H.dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid I.
Jakarta: Erlangga Sunyono. 2012. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Topik:
Stoikiometri dan Struktur Atom. Bandar Lampung: Universitas Lampung
http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xi/teori-atom-mekanika-kuantum/
http://id.wikipedia.org/wiki/Orbital_atom http://ekomuhtar.blogspot.com/2011/11/prinsip-
eksklusi.html

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/orientasi-dan-bentuk-orbital-s-p- d-f-
elektron-bilangan-kuantum-atom.html?m=1
http://jurusanipa.blogspot.com/2011/11/struktur-atom-part-1.html
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8E
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Syukri, S. 1999.
Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah MP/
Madrasah Tsanawiyah.
Petrucci et, al. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Jilid 1 Edisi 9. Jakarta : Erlangga.

xxvii
28

Anda mungkin juga menyukai