Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KIMIA DASAR

“TEORI ATOM”
Dosen Pengampu:
Dr. Dwi Atmanto, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Candrika Ratih Pramudila 1510521001
2. Josephine Andrea 1510521003
3. Sandra Astriya Rahayu 1510521014

PROGRAM STUDI
D4 KOSMETIKA DAN PERAWATAN KECANTIKAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, kehendak, dan kuasanya
yang telah memberikan kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Paper Semester 3 Mata Kuliah Kimia Dasar yang berjudul “Teori Atom” dengan
tepat waktu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang memberikan semangat, bantuan, dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan paper ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Dwi Atmanto, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia
Dasar
2. Teman-teman anggota kelompok yang turut membantu mengerjakan paper
ini dengan sebaik-baiknya
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari Bapak
Dr. Dwi Atmanto, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila
agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang
akan datang. Semoga paper ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 14 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 3
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 4
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 5
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 6
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 7
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 8
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 9
2.1 Perkembangan Teori Atom ............................................................ 10
2.2 Partikel Penyusun Atom ................................................................ 10
2.2 Partikel Penyusun Atom ................................................................ 11
2.2 Partikel Penyusun Atom ................................................................ 12
2.2 Partikel Penyusun Atom ................................................................ 13
2.3 Struktur Atom ............................................................................... 13
2.4 Nomor Atom dan Nomor Massa .................................................... 14
2.4 Nomor Atom dan Nomor Massa .................................................... 15
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 15
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 16
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 17
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 18
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 19
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 20
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 21
2.5 Elektron Valensi ............................................................................ 22
2.6 Isotop, Isobar, dan Isoton .............................................................. 22
2.6 Isotop, Isobar, dan Isoton .............................................................. 23
2.6 Isotop, Isobar, dan Isoton .............................................................. 24
2.6 Isotop, Isobar, dan Isoton .............................................................. 25
2.7 Kasus teori atom dan solusi ........................................................... 25
2.7 Kasus teori atom dan solusi ........................................................... 26
2.7 Kasus teori atom dan solusi ........................................................... 27
2.7 Kasus teori atom dan solusi ........................................................... 28

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan.................................................................................... 29
3.2 Saran .............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 30
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat
dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan
neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Mempelajari tentang teori
atom sangatlah penting sebab atom merupakan penyusun materi yang ada di alam
semesta. Dengan memahami atom kita dapat mempelajari bagaimana satu atom
dengan yang lain berinteraksi, mengetahui sifat-sifat atom, dan sebagainya
sehiggakita dapat memanfaatkan aam semesta untuk kepentingan umat manusia.
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan oleh
Democritus yang artinya tidak dapat dibagi lagi atau bagain terkecil dari materi
yang tidakdapat dibagi lagi. Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang
tidak dapat dibagi lagi pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan
India.Konsep atom yang lebih modern muncul pada abab ke 17 dan 18 dimana saat
itu ilmukimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai menggunakan teknik
menimbang untukmendapatkan pengukuran yang lebih tepat dan menggunakan
ilmu fisika untuk mendukung perkembangan teori atom.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah perkembangan sejarah teori atom?
2. Apa saja partikel penyusun atom?
3. Sebutkan struktur atom, nomor atom, dan nomor massa?
4. Jelaskan dari eklektro valensi?
5. Jelaskan isotop, isobar, dan isoton?
6. Berikan contoh kasus teori atom dan beserta solusinya?

1.3 Tujuan
1. Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kimia Dasar.
2. Supaya kita tahu perkembangan sejarah teori atom beserta struktur dan
bagaimana cara menghitung atom sendiri.

1
3. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia
terutama yang berkaitan dengan teori atom.
4. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang perkembangan teori
atom.

2
BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teori Atom


Partikel-partikel kecil yang menyusun materi kali pertama ditemukan oleh
dua orang ahli filsafat Yunani yaitu Leucippus dan Democritus sekitar 450
tahun sebelum masehi. Dua orang filsuf Yunani yaitu Leucippus dan
Democritus mengatakan bahwa setiap semua materi disusun oleh partikel-
partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-partikel kecil.itu
diberi nama atom. Jadi, atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos (berarti
tidak dan tomos berarti terbagi).
pengembangan konsep - konsep atom secara ilmiah dimulai dari Jhon Dalton
(1805). Eksperimen dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1914).
Eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran
mengenai susunan partikel -partikel didalam atom. Gambaran ini berfungsi
untuk memudahkan dalam memahami sifat - sifat kimia suatu atom. Gambaran
susunan partikel - partikel dasar dalam atom disebut model atom.
A. Teori Atom Dalton

Tokoh pertama yang mengawali perkembangan teori atom ialah John


dalton. John Dalton adalah seorang ilmuwan Inggris pada abad
pertengahan menggunakan konsep atom untuk menjelaskan reaksi-
reaksi kimia. Menurutnya, reaksi kimia terjadi akibat penggabungan dan
pemisahan atom-atom. Jumlah atom-atom yang terlibat dalam reaksi
kimia adalah tertentu dan persenyawaan serta pemisahan atom-atom
tersebut memenuhi hukum perbandingan tertentu yang tetap. Ia
menyatakan pendapatnya tentang atom pada tahun 1803. Teori atom
Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum Lavoisier atau hukum
kekekalan massa dan hukum Proust atau hukum susunan tetap.

3
Isi teori atom John Dalton adalah seperti berikut ini:
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat
dibagi lagi.
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil. Suatu unsur
memilki atom - atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang
berbeda.
3) Atom bergabung membentuk seyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana. Misalnya air yang terdiri dari atom - atom
hidrogen dan atom - atom oksigen.
4) Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan kembali
atom - atom. Suatu atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
serta diubah menjadi atom unsur lain pada suatu reaksi.

Dalam praktiknya, teori atom Dalton memiliki beberapa kekurangan


di antaranya:

1) Tidak bisa menggambarkan bagaimana cara atom saling


bergabung.
2) Atom unsur yang satu dengan atom unsur lainnya tidak bisa
dideskripsikan.
3) Hubungan senyawa antara larutan senyawa dengan daya hantar
arus listrik tidak bisa dideskripsikan.
4) Sifat listrik materi tidak bisa dideskripsikan.

Teori atom Dalton hanya mampu bertahan selama 90 tahun. Hal itu
dikarenakan pada tahun 1886, Eugene Goldstein telah menemukan
partikel listrik yang memiliki muatan positif dan yang sekarang
dikenal dengan nama proton. Meskipun teori atom milik John Dalton
masih mempunyai kekurangan, tetapi Dalton merupakan bapak
pencetus teori atom modern. Dan yang lebih penting lagi, teori atom

4
Dalton mampu menjelaskan hukum kekekalan massa Lavoisier
(massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama) dan hukum
perbandingan tetap Proust (perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa adalah tetap dan tertentu).

B. Teori Atom J.J Thomson

Tokoh perkembangan teori atom selanjutnya adalah teori atom


Thomson. Dalam perkembangannya, Thomson memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada pada teori atom Dalton sebleumnya.
Pada tahun 1897, Thomson menemukan partikel yang bermuatan
negatif dan disebut dengan elektron.
Elektron merupakan penemuan yang bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan teori atom sebelumnya. Teori atom Thomson berawal dari
penemuan tabung katode oleh William Crookes. Dari penelitian yang
sudah dilakukan Crookes, Thomson mengembangkan penelitiannya
tentang sinar katode di Laboratorium Cavendish.
Setelah selesai dan mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan,
Thomson menemukan bahwa sinar katode adalah sebuah partikel. Hal
ini disebabkan karena sinar katode mampu memutar baling-baling yang
diletakkan antara katode dan anode. Setelah mengetahui hal itu,
Thomson menyatakan bahwa sinar katode termasuk ke dalam partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang memiliki muatan negatif dan
sekarang disebut dengan elektron.
Partikel yang bermuatan negatif atau elektron inilah yang akan
memuat isi dari teori atom Thomson. Isi dari teori atom yang dimiliki
oleh Thomson adalah sebuah bola pejal atau bola biliar yang bermuatan
positif yang memuat beberapa partikel bermuatan negatif atau elektron.
Elektron-elektron ini akan tersebar pada bola seperti kismis pada roti.

5
Teori atom Thomson bisa disebut dengan sebutan teori roti kismis.
Dinamakan teori roti kismis karena muatan negatifnya atau elektron
(kismis) mengelilingi atom yang bermuatan positif (roti). Secara garis
besar teori atom J.J Thomson dapat disimpulkan menjadi beberapa garis
besar. Berikut inti dari teori atom Thomson:
1) Atom bukanlah bagian terkecil dari suatu zat.
2) Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom.
3) Secara keseluruhan atom bersifat netral. Hal ini dikarenakan muatan
atom positif dan negatif yang ada pada atom sama dan suatu atom
tidak memiliki muatan positif dan negatif yang berlebihan.
4) Atom dengan muatan positif akan tersebar secara merata ke seluruh
bagian atom, kemudian atom itu dinetralkan oleh elektron-elektron
yang tersebar diantara muatan positif.
Sama seperti teori atom Dalton, teori atom Thomson juga memiliki
kekurangan. Berikut beberapa kekurangan teori atom Thomson:
1) Teori atom Thomson tidak bisa menjelaskan bagaimana susunan
muatan positif dan jumlah elektron yang ada di dalam bola.
2) Inti atom tidak dapat dijelaskan.
C. Teori Atom Rutherfod

Teori atom selanjutnya adalah teori dari Ernest Rutherford. Rutherford


lahir di Selandia Baru dan berkebangsaan Inggris. Ia adalah murid
sekaligus partner dari Thomson. Meskipun Rutherford seorang murid
dari Thomson, tetapi ia mengembangkan teori atom dan memperbaiki
teori milik gurunya yaitu Thomson.
Rutherford dan kedua asistennya menemukan inti atom pada tahun
1910. Inti atom memiliki jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari atomnya.
Teori yang ditemukan oleh Rutherford berasal dari eksperimen
penembakan inti atom lempengan emas dengan partikel alfa (sebuah

6
partikel dengan massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan
positif sebesar dua kali muatan elektron). Eksperimen ini dinamakan
Geiger-Marsden. Penamaan eksperimen ini diambil dari dua murid
Rutherford yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden).
Ketika melakukan eksperimen, Rutherford membuat rancangan
percobaan penembakan atom emas dengan partikel alfa yang
dipancarkan unsur radioaktif. Setelah dipancarkan maka hasilnya adalah
radioaktif itu ada yang dipantulkan, diteruskan, dan dibelokkan.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford memiliki
kesimpulan bahwa inti atom yang terkena partikel alfa maka akan terjadi
tumbukan yang menyebabkan pembelokan atau pemantulan partikel
alfa. Penyebab terjadinya hal itu adalah massa dan muatan atom terpusat
pada inti (nukleus). Dengan demikian, Rutherford berpendapat bahwa
muatan inti atom sama dengan massa atom dalam sma (satuan massa
atom).
Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford:
1) Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
elektron-elektron yang bermuatan nehatif seperti model tata surya.
2) Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan
muatan negatif.
3) Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh
gaya tarik menarik antara elektron dengan gaya inti atom (gaya
Coulomb).
4) Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal
itu disebabkan oleh Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari
atom.

Meskipun teori atom Rutherford sudah menggugurkan gagasan teori


atom Thomson, tetapi teori Rutherford masih memiliki kekurangan,
yaitu:

1) Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan cara rotasi dari inti atom
dan letak dari elektron.

7
2) Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan spektrum garis yang ada
pada atom hidrogen.
3) Energi atom menjadi tidak stabil karena elektron yang bergerak akan
memancarkan energi.
D. Teori Atom Niels Bohr

Niels Bohr merupakan fisikawan asal Denmark dan peraih Nobel


Fisika pada tahun 1922. Bohr memulai penelitian tentang atom pada
tahun 1913 dan nama dari hasil penelitian itu adalah spektrum atom
hidrogen.
Setelah teori Rutherford sudah mulai tersebar dan digunakan, para
ilmuwan sepakat bahwa sebuah atom terdiri dari elektron dan inti atom.
Teori atom Bohr berawal dari kelemahan teori atom Rutherford.
Kelemahan itu adalah lintasan elektron yang disampaikan Rutherford
belum sempurna untuk menjelaskan struktur suatu atom karena
dianggap bertentangan dengan teori elektrodinamika klasik Maxwell.
Dari kelemahan itulah maka Bohr berusaha mengembangkan dan
menyempurnakan teori atom Rutherford dengan menggunakan model
atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck dan mengajukan teori
atom yang saat ini dikenal dengan sebutan Teori Atom Bohr.
Bentuk dari teori atom Bohr bisa dikatakan seperti peredaran planet
saat mengitari tata surya. Eksperimen yang dilakukan Bohr
menghasilkan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom yang terdiri
dari Proton dan Neutron dan di lintasan-lintasan tertentu disebut dengan
kulit elektron atau tingkat energi. Setelah mengelilingi inti atom,
elektron itu bisa berpindah dari satu kulit ke kulit lainnya dengan
penyerapan atau pemancaran dari beberapa energi tertentu.
Inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan menjadi empat inti, yaitu:
1) Elektron mengelilingi atom pada orbit tertentu.

8
2) Selama berada dalam lintasan, energi elektron tetap sehingga tidak
ada energi yang diserap atau dipancarkan.
3) Elektron hanya bisa berpindah dari satu kulit ke kulit lainnya dengan
menyerap atau memancarkan energi.
4) Lintasan-lintasan yang diperbolehkan elektron adalah lintasan-
lintasan yang mempunyai momentum sudut kelipatan bulat dari h2π
(π=3,14).

Dalam parktiknya, teori atom Bohr memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1) Teori atom ini tidak dapat menerangkan spektrum atom yang lebih
besar daripada hidrogen.
2) Teori atom ini tidak bisa menjelaskan efek Zeeman.
E. Teori Atom Mekanika Kuantum

Teori mekanika kuantum dikembangkan adalah untuk


menyempurnakan teori atom Bohr. Teori mekanika kuantum
disempurnakan oleh Erwin Schrödinger yang merupakan fisikawan dari
Austria dan peraih Nobel Fisika pada tahun 1933. Pengembangan teori
atom modern berdasarkan hipotesis de Broglie. Menurut Louis de
Broglie, berlaku sifat dualisme pada elektron, yaitu elektron bukan
hanya sekadar sebagai partikel, tetapi juga sebagai gelombang. Dengan
kata lain, elektron akan bergerak seperti gelombang dan memiliki
lintasan yang juga merupakan gelombang. Bukan hanya Schrödinger
yang mengembangkan teori atom modern, tetapi ada peneliti yang
bernama Werner Heisenberg. Heisenberg dan Schrödinger bekerja sama
untuk mengembangkan teori atom modern. Teori yang sudah
dikembangkan oleh dua peneliti ini saat ini disebut dengan teori atom
mekanika kuantum.

9
Jika penelitian yang dilakukan Schrödinger berdasarkan hipotesis de
Broglie maka penelitian Heisenberg berdasarkan pada asas
ketidakpastian Werner Heisenberg. Dari asas ini Heisenberg
menyimpulkan bahwa terdapat suatu keterbatasan dalam menentukan
posisi dan momentum elektron. Teori atom mekanika kuantum bisa
dikatakan sebagai teori paling mutakhir dari beberapa teori atom yang
sudah dikembangkan.

2.2 Partikel Penyusun Atom


Model atom terus berkembang, mulai dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford, hingga Bohr. Di dalam perkembangan teori atom, dinyatakan
bahwa partikel dasar atom terdiri dari proton, elektron, dan neutron.
A. Proton
Proton ditemukan oleh Eugene Goldstein pada tahun 1886. Eugene
Goldstein menemukan proton dengan cara melakukan eksperimen
menggunakan tabung sinar katode (Tabung Cookes).
Anode dan katode dihubungkan dengan sumber arus listrik bertekanan
tinggi. Berdasarkan hasil percobaanya, Goldstein menemukan fakta jika
katode diberi lubang dan diisi gas hidrogen bertekanan rendah, maka has
dibelakang katode akan berflouresensi (berpendar).

Peristiwa ini disebabkan karena radiasi sinar dari anode yang memendar
tersebut. Sinar tersebut dinamakan sinar anode (sinar positif) atau dikenal
juga dengan sinar terusan. Hasil percobaan Goldstein menunjukkan bahwa
sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif, dimana
sinar anode bergantung pada jenis gas di dalam tabung.
Goldsten menyimpulkan sifat-sifat sinar anode (sinar positif) sebagai
berikut:
1) Sinar anode merupakan radiasi partikel yang disebut proton

10
2) Sinar anode jika diuji dengan medan listrik atau medan magnet
(dibelokkan ke kutub negatif) akan menjadi bermuatan positif, sehingga
disebut juga sinar positif.
3) Apabila tabung diisi dengan gas lain, seperti helium, oksigen, dan
nitrogen, akan menghasilkan sinar positif yang berbeda. Hal ini
membuktikan bahwa sinar positif yang dihasilkan tergantung pada jenis
gas dalam tabung.

Goldstein juga memperoleh hasil dari percobaanya bahwa massa 1 atom


proton = 1 sma = 1,67 10-24 gram dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 x 10-
19
C.

B. Elektron
Joseph Jhon Thomson melalui percobaannya pada tahun1897
menemukan elektron. JJ Thomson melakukan percobaan dengan tabung
sinar katode pada tekanan udara sangat rendah Kedua ujung tabung
dipasang plat elektrode yang dihubungkan dengan arus listrik bertegangan
tinggi.
JJ Thomson melakukan percobaan tersebut menggunakan pompa vakum,
sehingga tekanan udara dalam tabung dapat diatur. Apabila tekanan udara
dalam tabung bertekanan rendah, maka gas akan berpijar dan warna yang
dihasilkan tergantung jenis gas dalam tabung.

Jika tekanan gas dalam tabung dibuat semalin kecil, maka tabung menjadi
gelap, tetapi di depan katode (kutub positif) akan berpendar warna hijau.
Perbendaran ini berasal dari radiasi katode menuju anode yang membentur
gelas berpendar dengan warna hijau. Sinar inilah yang selanjutnya disebut
sinar katode.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka JJ Thomson membuat
simpulan tentang sifat-sifat sinar katode sebagai berikut:

11
1) 2Sinar katode dapat dibelokkan oleh medan magnet ke arah positif,
sehingga menunjukkan sinar tersebut bermuatan negatif.
2) Sinar katode tidak tergantung pada bahan elektrodanya, artinya setiap
elektroda dapat memancarkan sinar katode.
3) Sinar katode adalah partikel dasar dari setiap atom, yang selanjutnya
disebut elektron.
Thomson juga berhasil menghitung perbandingan e/m (e = muatan, m =
massa) berdasarkan data banyaknya sinar yang dapat dibelokkan oleh
medan magnet dan energi yang dibawa. Dengan menggunakan
spektrospkopi, maka partikel elektron memiliki perbandingan e/m = -1,76 x
108 C/g.
C. Neutron
Penemuan proton dan elektron ternyata menimbulkan adanya masalah baru,
yaitu massa atom terhimpun semua pada inti atom ternyata tidak sesuai
kenyataan. Pasti ada partikel selain proton dan elektron di dalam atom,
karena massa kedua partikel tersebut sangat kecil. Kecurigaan ini kemudian
membuat beberapa ilmuwan tertarik untuk mencari tahu partikel lain
tersebut.
Penemuan inti atom oleh Rutherford membangkitkan keinginan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut, seperti penelitian yang dilakukan oleh W.
Bothe dan H. Becker. Kedua ilmuwan tersebut melakukan percobaan
dengan menembakkan sinar alfa pada belerium yang dihasilkan dari radiasi
partikel berkekuatan daya tembus sangat tinggi.
Percobaan tersebut kemudian dilanjutkan oleh James Chadwick pada tahun
1932. Chadwick melakukan percobaan yang dapat membuktikan bahwa
radiasi tersebut merupakan partikel netral (tidak bermuatan) yang massanya
hampir sama dengan proton. Partikel tersebut selanjutnya
dinamakan neutron, yang merupakah salah satu partikel dasar penyusun
atom.
James Chadwick menyimpulkan sifat-sfat neutron dari hasil percobaannya
sebagai berikut:

12
1) Di dalam medan magnet, neutron tidak dibelokkan ke kutup positif
atau kutup negatif, sehingga neutron bermuatan netral.
2) Massa sinar neutron hampir sama dengan massa sinar anode, yaitu =
1,6728 10-24 gram = 1 sma.

2.3 Struktur Atom

Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dipecah-
pecah lagi dengan metode konvensional. Istilah atom pertama kali
dikemukakan oleh Democritusdan dikukuhkan kembali oleh Dalton, sehingga
dikenal dengan teori dalton. Atom dibangun oleh partikel-partikel subatom,
yaitu elektron, proton, dan neutron. Proton dan neutron berada dalam inti atom,
sedangkan elektron berada disekeliling inti atom. Ketiga macam partikel
subatom ini tergolong partikel dasar penyusun atom, sebab atom-atom unsur
dibentuk dari partikel-partikel tersebut. Massa dan muatan masing-masing
partikel subatom dapat dilihat pada tabel dibawah ini

13
2.4 Nomor Atom dan Nomor Massa

Partikel subatomik sebagai penyusun dasar dalam atom terdiri dari proton,
elektron, neutron dengan kombinasi tertentu akan membentuk menjadi suatu
unsur sebagai berikut:

A = Nomor Atom
B = Nomor Massa
X = Lambang Unsur
C = Muatan/bilangan oksidasi (biloks)
• Nomor atom (A)

Nomor atom (A) merupakan jumlah proton (muatan positif) atau jumah
elektron dalam atom. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah proton =
jumlah elektronnya. Sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah
elektronnya, dan nantinya merupakan hal yang menentukan sifat suatu unsur.

• Nomor Massa (B)

Nomor massa (B) merupakan jumlah proton dan neutron. Nomor massa
atau massa atom suatu unsur menyatakan banyaknya proton dan neutron yang
menyusun inti atom suatu unsur.

Nomor Massa (B) = Jumlah Proton + Jumlah Neutron.

• Lambang Unsur (X)

Lambang unsur (X) merupakan susunan suatu unsur netral, contohnya


Oksigen lambang unsurnya (O).

• Muatan/bilangan oksidasi (biloks) (C)

Terdiri dari melepas elektron (positif) dan menangkap elektron atau


bertambah (negatif).

14
Contoh Soal:

Tentukan jumlah proton, neutron, elektron, dan nomor massa

Jawaban :
Proton = 11
Nomor massa = 23
Neutron = nomor massa – proton = 23 – 11 = 12
Elektron = 11

Jawaban :
Proton = 20
Nomor massa = 40
Neutron = nomor massa – proton = 40 – 20 = 20
Elektron = 20 – 2 = 18

Jawaban :
Proton = 17
Nomor massa = 36
Neutron = nomor massa – proton = 36 – 17 = 19
Elektron = 20 + 1 = 21

2.5 Elektron Valensi


a. Pengertian

Dalam ilmu kimia, elektron valensi adalah elektron pada kelopak terluar
yang terhubung dengan suatu atom, dan dapat berpartisipasi dalam
pembentukan ikatan kimia jika kelopak terluar belum penuh. Dalam ikatan
kovalen tunggal, kedua atom yang berikatan menyeimbangkan satu elektron
valensi untuk membentuk pasangan bersama. Kehadiran elektron valensi dapat

15
menentukan sifat kimia unsur, seperti valensinya yang menentukan apakah
dapat berikatan dengan unsur lain dan, jika dapat, seberapa cepat dan seberapa
banyak ia dapat berikatan. Untuk unsur golongan utama, elektron valensi hanya
dapat ada di kelopak elektron terluar; pada logam transisi, elektron valensi
dapat juga berada di kelopak dalam.

Sebuah atom dengan kelopak elektron valensi tertutup (sesuai dengan


konfigurasi elektron s2p6) cenderung bersifat lembam secara kimia. Atom
dengan satu atau dua elektron valensi lebih banyak daripada yang dibutuhkan
untuk kelopak "tertutup" sangat reaktif karena alasan berikut:

1. Ia memerlukan energi yang relatif rendah (dibandingkan energi kisi) untuk


menghilangkan elektron valensi membentuk ion positif.
2. Karena kecenderungannya untuk mendapatkan maupun menghilangkan
elektron valensi (sehingga membentuk ion negatif), atau untuk berbagi
elektron valensi (membentuk ikatan kovalen).

Serupa dengan elektron pada kelopak bagian dalam, elektron valensi


memiliki kemampuan untuk menyerap maupun melepaskan energi dalam
bentuk foton. Penyerapan energi dapat memicu elektron untuk berpindah
(melompat) ke kelopak yang lebih luar; hal ini dikenal sebagai eksitasi atom.
Atau elektron dapat terlepas dari kelopak valensinya meninggalkan atom; ini
yang disebut sebagai ionisasi membentuk ion positif. Ketika elektron
kehilangan energinya (yang menyebabkan emisi foton), ia dapat berpindah ke
kelopak bagian dalam yang belum terisi penuh.

Tingkat energi valensi sesuai dengan bilangan kuantum utama (n = 1, 2, 3, 4,


5, ...) atau diberi label alfabetis dengan huruf yang digunakan dalam notasi
sinar-X (K, L, M, ...).

b. Jumlah elektron valensi

Jumlah elektron valensi suatu unsur dapat ditentukan berdasarkan golongan


tabel periodik (kolom vertikal) di mana unsur tersebut dikategorikan. Selain
golongan 3–12 (logam transisi), unit digit nomor golongan menandakan jumlah

16
elektron valensi yang terkait dengan atom netral suatu unsur yang terdafatar
dalam kolom tersebut.

Golongan tabel periodik Elektron valensi


Golongan 1 (I) (logam alkali) 1
Golongan 2 (II) (logam alkali tanah) 2
Golongan 3-12 (logam transisi) 3–12*
Golongan 13 (III) (golongan boron) 3
Golongan 14 (IV) (golongan karbon) 4
Golongan 15 (V) (pniktogen atau golongan nitrogen) 5
Golongan 16 (VI) (kalkogen atau golongan oksigen) 6
Golongan 17 (VII) (halogen) 7
Golongan 18 (VIII or 0) (gas mulia) 8**
* Terdiri dari elektron ns dan (n-1)d. Sebagai alternatif, digunakan hitungan
elektron d [en].
** Kecuali helium, yang hanya memiliki dua elektron valensi.

c. Konfigurasi elektron

Elektron yang menentukan cara atom bereaksi kimia adalah yang


memiliki jarak rata-rata paling jauh dari inti atom; yaitu, yang memiliki energi
terbesar. Untuk unsur golongan utama, elektron valensi didefinisikan sebagai
elektron-elektron yang berada pada kelopak elektron dengan bilangan kuantum
utama, n, tertinggi. Oleh sebab itu, jumlah elektron valensi yang dimiliki suatu
atom, sederhananya, bergantung pada konfigurasi elektronnya. Sebagai
contoh, konfigurasi elektron fosforus (P) adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 sehingga

17
terdapat 5 elektron valensi (3s2 3p3), sesuai dengan valensi maksimum untuk P
yaitu 5 seperti pada molekul PF5; konfigurasi ini jamak disingkat sebagai [Ne]
3s2 3p3, dengan [Ne] menunjukkan elektron utama yang konfigurasinya
identik dengan gas mulia neon.

Namun, unsur transisi memiliki tingkat energi (n − 1)d yang sebagian


terisi, yaitu sangat dekat dengan energi tingkat ns. Berlawanan dengan unsur
golongan utama, elektron valensi untuk logam transisi didefinisikan sebagai
elektron yang berada di luar konfigurasi inti gas mulia, Sehingga, secara umum
elektron d pada logam transisi berperilaku sebagai elektron valensi meskipun
mereka tidak berada pada kelopak valensi. Sebagai contoh, mangan (Mn)
memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5; yang disingkat [Ar] 4s2 3d5,
dengan [Ar] menandakan konfigurasi inti yang identik dengan gas mulia argon.
Dalam atom ini, elektron 3d memiliki energi yang mirip dengan elektron 4s,
dan lebih tinggi daripada elektron 3s atau 3p. Akibatnya, terdapat 7 elektron
valensi (4s2 3d5) yang mungkin di luar inti seperti argon; ini konsisten dengan
fakta kimia bahwa mangan dapat memiliki tingkat oksidasi hingga +7 (dalam
ion permanganat: MnO−4).

Semakin ke kanan dalam deret logam transisi, semakin rendah energi


elektronnya dalam subkelopak d dan elektronnya semakin kurang bersifat
sebagai elektron valensi. Oleh karena itu meskipun atom nikel secara prinsip
memiliki sepuluh elektron valensi (4s2 3d8), keadaan oksidasinya tidak pernah
lebih dari empat. Untuk seng, subkelopak 3d sudah lengkap dan berperilaku
seperti elektron inti.

Oleh karena sulit memperkirakan jumlah elektron valensi yang


berpartisipasi nyata dalam reaksi kimia, konsep elektron valensi kurang
bermanfaat untuk logam transisi daripada unsur golongan utama; hitungan
elektron d adalah panduan alternatif dalam memahami kimia logam transisi.

d. Reaksi kimia

Jumlah elektron dalam kelopak valensi terluar mengatur perilaku


ikatannya. Oleh karena itu, unsur-unsur yang atomnya memiliki jumlah

18
elektron valensi yang sama dikelompokkan bersama dalam tabel periodik unsur
kimia. Sesuai aturan umum, unsur golongan utama (kecuali hidrogen dan
helium) cenderung bereaksi untuk membentuk kelopak tertutup, sesuai
konfigurasi elektron s2p6. Kecenderungan ini disebut aturan oktet, karena
masing-masing atom yang berikatan memiliki delapan elektron valensi
termasuk elektron yang digunakan bersama.

Unsur logam yang paling reaktif adalah logam alkali Golongan 1


(misalnya, natrium atau kalium); hal ini karena atom golongan ini hanya
memiliki elektron valensi tunggal; selama pembentukan ikatan ionik yang
menyediakan energi ionisasi yang diperlukan, satu elektron valensi ini mudah
sekali dilepaskan membentuk ion positif (kation) dengan kelopak tertutup
(misalnya Na+ atau K+). Logam alkali tanah Golongan 2 (misalnya magnesium)
kurang reaktif (dibandingkan logam alkali), karena masing-masing atom harus
kehilangan dua elektron valensi untuk membentuk kation dengan kelopak
tertutup (misalnya Mg2+).

Dalam masing-masing golongan (kolom tabel periodik) logam,


semakin ke bawah reaktivitas semakin meningkat (dari unsur ringan ke unsur
yang lebih berat), karena unsur yang lebih berat memiliki kelopak elektron
lebih banyak daripada unsur yang lebih ringan; elektron valensi unsur yang
lebih berat berada pada bilangan kuantum utama yang lebih tinggi (mereka
lebih jauh dari inti atom, sehingga energi potensialnya juga lebih tinggi, yang
berarti kurang terikat kuat).

Atom nonlogam cenderung untuk menarik elektron valensi tambahan


agar kelopak valensinya terisi penuh; hal ini dapat dicapai melalui salah satu
dari dua cara berikut: Sebuah atom dapat berbagi elektron dengan atom
tetangganya (membentuk ikatan kovalen), atau menarik elektron dari atom lain
(membentuk ikatan ionik). Unsur nonlogam yang paling reaktif adalah halogen
(misalnya fluor (F) atau klorin (Cl)). Atom semacam ini memiliki konfigurasi
elektron s2p5; ini hanya memerlukan satu elektron valensi tambahan untuk
membentuk kelopak tertutup. Untuk membentuk ikatan ionik, atom halogen
dapat menarik elektron dari atom lain membentuk suatu anion (misalnya, F−,

19
Cl−, dll.). Untuk membentuk ikatan kovalen, satu elektron dari halogen dan satu
elektron dari atom lain membentuk pasangan bersama (misalnya, dalam
molekul H–F, garis mewakili elektron valensi yang digunakan bersama, satu
dari H dan satu dari F).

Dalam setiap golongan nonlogam, semakin ke bawah (dari unsur ringan


ke unsur berat) dalam tabel periodik, reaktivitas semakin menurun karena
elektron valensi mengalami peningkatan energi secara progresif sehingga
kurang terikat kuat. Faktanya, oksigen (unsur paling ringan dalam Golongan
16) adalah nonlogam paling reaktif setelah fluorin, meskipun oksigen tidak
termasuk halogen, karena kelopak valensi halogen berada pada bilangan
kuantum utama yang lebih tinggi.

Dalam kasus sederhana ini di mana aturan oktet dipatuhi, valensi suatu
atom sama dengan jumlah elektron yang diperoleh, hilang, atau digunakan
bersama untuk membentuk oktet yang stabil. Namun, banyak juga molekul
yang menyimpang dari aturan oktet, sehingga valensinya tidak dapat
didefinisikan dengan jelas.

e. Konduktivitas listrik

Elektron valensi juga bertanggung jawab terhadap konduktivitas listrik


suatu unsur; akibatnya, unsur dapat diklasifikasikan sebagai logam, nonlogam,
atau semikonduktor (atau metaloid).

Unsur logam umumnya memiliki konduktivitas listrik yang tinggi


ketika berada dalam keadaan padat. Pada masing-masing baris tabel periodik,
logam terletak di sebelah kiri nonlogam, sehingga logam memiliki lebih sedikit
elektron valensi yang mungkin daripada nonlogam. Namun, elektron valensi
atom logam memiliki energi ionisasi kecil, dan dalam keadaan padat elektron
valensi ini relatif bebas meninggalkan satu atom untuk bergabung dengan atom
lain di dekatnya. Elektron "bebas" semacam ini dapat dipindahkan di bawah
pengaruh medan listrik, dan gerakannya mengandung arus listrik; ia

20
bertanggung jawab terhadap konduktivitas listrik logam. Tembaga, aluminium,
perak, dan emas adalah contoh konduktor yang baik.

Unsur nonlogam memiliki konduktivitas listrik rendah; ia bertindak


selaku isolator. Unsur semacam ini dapat dijumpai di sebelah kanan tabel
perodik, dan memiliki kelopak valensi sekurang-kurangnya setengah penuh
(terkecuali boron). Energi ionisasinya besar; elektron tidak dapat
meninggalkan atom dengan mudah ketika diberi perlakuan dengan medan
listrik, sehingga unsur semacam ini sangat kecil menghantarkan arus. Contoh
isolator unsur padat adalah intan (suatu alotrop karbon) dan belerang.

Senyawa padat yang mengandung logam dapat juga merupakan isolator


jika elektron valensi atom logam digunakan untuk membentuk ikatan ionik.
Misalnya, meskipun unsur natrium adalah suatu logam, natrium klorida padat
adalah isolator, karena elektron valensi natrium ditransfer kepada klorin untuk
membentuk ikatan ionik, sehingga elektron tidak dapat bergerak bebas.

Semikonduktor memiliki konduktivitas listrik di antara logam dan


nonlogam; suatu semikonduktor juga berbeda dari logam dalam hal
konduktivitas semikonduktor yang meningkat seiring dengan kenaikan suhu.
Unsur semikonduktor yang umum adalah silikon dan germanium, masing-
masing atom mempunyai empat elektron valensi. Sifat semikonduktor dapat
dijelaskan dengan baik menggunakan teori pita, sebagai konsekuensi dari
kesenjangan energi yang kecil antara pita valensi (yang mengandung elektron
valensi pada nol mutlak) dan pita konduksi (tujuan eksitasi elektron valensi
karena energi termal).

Contoh soal:

Tentukan jumlah proton, neutron, dan elektron yang terdapat pada:

21
Jawaban:

Diketahui:

Z = 11

A = 23

Muatan = + 1

Ditanya:

Jumlah proton

Jumlah neutron

Jumlah elektron

Jawaban:

Jumlah proton = Z = 11

Jumlah neutron = A - Z = 23 - 11 = 12

Jumlah elektron = jumlah proton - muatan = 11 - 1 = 10

2.6 Isotop, Isobar, dan Isoton


a. Pengertian Isotop
Pertama adalah membahas mengenai isotop. Isotop diketahui berasal dari
bahasa Yunani, yakni dari kata isos yang artinya “sama” dan kata topos yang
artinya “tempat”. Dilihat dari asal katanya, isotop kemudian bisa diartikan
sebagai sebuah unsur yang memiliki nomor atom sama dengan massa yang
berbeda. Perbedaan pada massa dan nomor ini dikarenakan jumlah muatan
yaitu proton dan neutron yang berbeda. Jadi, jika di alam atau di suatu
lingkungan ada unsur yang massanya berbeda maka dipastikan jumlah proton
dan neutron tidak sama atau tidak seimbang.

22
Unsur yang ada di alam bisa tergolong ke dalam isotop, ketika memiliki
massa dan nomor atom yang berbeda. Isotop kemudian menentukan sifat kimia
dari unsur di alam tersebut. Saat unsur-unsur isotop ini saling bertemu maka
akan membentuk suatu unsur dengan sifat kimia yang lebih khas. Isotop yang
terdapat di alam pertama kali diketahui dimiliki oleh unsur hidrogen. Pada
hidrogen kandungan atau kadar isotop kemudian berbeda-beda karena memiliki
massa dan nomor atom yang berbeda tadi. Berikut jenis isotop pada hidrogen
yang dimaksud:
• Isotop pada Hidrogen
Pertama, adalah isotop pada hidrogen yang memiliki 1 proton dan kemudian
tidak memiliki neutron. Sehingga isotop yang ada di alam pada beberapa unsur
memang tidak memiliki neutron. Apabila dijumpai maka termasuk kategori
hidrogen.
• Isotop pada Deuterium
Deuterium merupakan jenis isotop yang mengandung atau memiliki 1
proton dan juga 1 neutron. Sifatnya kemudian lebih netral karena ada
keseimbangan jumlah antara proton dengan neutron.
• Isotop pada Tritium
Merupakan jenis isotop yang memiliki 1 proton dan 2 neutron. Sehingga setiap
unsur yang memiliki jumlah seperti ini akan dikategorikan ke dalam tritium.
Contoh Unsur Isotop
Sedangkan untuk contoh dari isotop sendiri tentu sangat beragam karena
terbagi menjadi tiga jenis di atas. Masyarakat umum bisa mengenal unsur isotop
tertentu karena sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Contohnya adalah:
➢ Hidrogen,
➢ Helium,
➢ Karbon,
➢ Nitrogen,
➢ Oksigen,
➢ Besi,
➢ Belerang,
➢ Klorin,
➢ Neon, dan juga
➢ Natrium.
b. Pengertian Isobar
Pembahasan yang kedua adalah mengenai isobar, isobar merupakan
kebalikan dari isotop. Isobar merupakan unsur di alam yang memiliki nomor
atom berbeda namun memiliki massa yang sama. Jika diamati di dalam tabel
periodik, unsur isotop memiliki atom dalam posisi yang sama. Sementara pada

23
isobar tidak, karena setiap unsur isobar di dalam tabel periodik memiliki atom
atau tempat yang berbeda. Satu-satunya persamaan pada unsur isobar adalah
pada massa unsur tersebut. Sehingga nomor atomnya berbeda dan letak setiap
unsur isobar di tabel periodik tidak selalu berada di satu baris atau satu golongan
yang sama. Hal ini terjadi karena massa yang berbeda tadi.
Contoh Unsur Isobar
Di alam tentu ada banyak unsur kimia yang termasuk ke dalam jenis isobar.
Unsur pada isobar tidak selalu memiliki sifat yang sama, hal ini juga
dipengaruhi oleh massa yang berbeda pada atomnya. Ada banyak sekali jenis
isobar di sekitar kita, dan berikut adalah beberapa contoh yang terbilang
familiar:
➢ Hidrogen dan helium,
➢ Karbon dan Nitrogen, dan juga
➢ Natrium dan Magnesium.
Massa pada atom unsur isobar ditunjukan oleh angka di bagian atas pada
setiap unsur. Contohnya adalah pada Natrium dan Magnesium, maka penulisan
unsurnya dalam ilmu Kimia maupun Fisika adalah sebagai berikut:
Contoh Unsur Isobar

Angka 24 di depan nama unsur menunjukan massa dari unsur tersebut, dan
memiliki nilai yang yang sama. Pada Natrium ada massa 24 dan begitu juga
pada Magnesium. Jadi, jika memperhatikan tabel periodik dan menjumpai unsur
atom dengan massa yang sama. Maka unsur ini sudah termasuk ke dalam isobar.

c. Pengertian Isoton
Pembahasan terakhir adalah mengenai isoton. Isoton diketahui sebagai
unsur yang di dalam inti atomnya memiliki jumlah nomor massa dan dan nomor
atom yang berbeda. Sehingga unsur isoton ini pada bagian inti atom akan
memiliki neutron yang sama. Akan tetapi jumlah protonnya berbeda. Dalam
situs zenius.net dijelaskan, bahwa isoton adalah sebuah atom yang memiliki
nomor atom dan nomor massa berbeda namun memiliki jumlah neutron yang
sama. Perbedaan pada jumlah proton inilah yang membuat nomor atom maupun
nomor massa pada unsur isoton berbeda. Adapun letaknya pada tabel periodik
sama seperti isobar, yakni tidak selalu terletak di satu golongan yang sama.

24
Perbedaan ini kemudian membuat setiap unsur memiliki perbedaan yang khas
di alam.
Contoh Unsur Isoton
Adapun contoh-contoh unsur dari isoton ini juga beragam, bisa dilihat
semuanya di tabel periodik. Berikut beberapa diantaranya:
▪ Hidrogen dan Helium, yang nomor dan massa atom berbeda namun
sama-sama memiliki 2 neutron pada inti atom.
▪ Kalium dan Kalsium, yang jumlah neutronnya sama-sama ada 20.
▪ Nitrogen dan Karbon yang memiliki neutron berjumlah 7.
▪ Natrium dan Magnesium yang kemudian diketahui sama-sama
memiliki neutron berjumlah 12.
▪ Argon dan Kalsium yang jumlah neutronnya sama-sama 22.
d. Perbedaan Isotop Isobar dan Isoton
Melalui penjelasan di atas maka bisa ditemukan sejumlah perbedaan antara
unsur isoton, isotop, dan juga isobar. Perbedaan paling mencolok adalah dari
segi definisi yang menunjukan jumlah nomor atom dan nomor massa di masing-
masing unsur. Berikut rangkumannya:
- Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama tetapi berbeda
nomor massanya.
- Isobar adalah atom yang mempunyai nomor atom berbeda tetapi memiliki
nomor massa yang sama.
- Isoton adalah atom yang mempunyai nomor atom dan nomor massa berbeda
tetapi memiliki jumlah neutron yang sama.
Dalam dunia Kimia, pembahasan mengenai atom kemudian membahas
mengenai persaudaraan antara beberapa unsur. Unsur yang memiliki jumlah
neutron yang sama merupakan satu saudara, disebut sebagai isoton. Sedangkan
unsur yang inti atomnya memiliki nomor atom sama dan nomor massa yang
berbeda nantinya akan saling bersaudara. Disebut sebagai isotop. Setiap atom
yang bersaudara akan memiliki karakter yang sama. Namun tidak selalu berada
di golongan yang sama dalam tabel periodik (Pujianti).

2.7 Kasus teori atom dan solusi

Empat Juta Triliun Atom dalam Tubuh


Sejauh menyangkut radioaktivitas suatu zat, hanya struktur intilah yang
penting. Radioaktivitas suatu zat terletak pada inti. Sifat-sifat kimiawi tergantung
pada elektron
Secara alami, di dalam tulang kita terdapat polonium radioaktif dan radium
radioaktif. Pengertian radioaktif itu sendiri adalah sifat dari sesuatu zat yang dapat
memancarkan sinar radiasi karena kondisi zat itu yang tidak stabil. Otot-otot kita

25
mengandung karbon radioaktif dan kalium radioaktif, dan dalam paru-paru
terdapat gas mulia radioaktif dan tritium.
Zat-zat ini dan banyak zat lainnya secara terus menerus memancarkan
radiasi dan menyinari tubuh kita dari dalam. Selain itu, kita terkena sinar radiasi
dari dalam oleh semua zat radioaktif alam dan buatan yang kita makan dan minum
setiap hari.
Setiap waktu, kita juga terkena radiasi dari bumi dan angkasa. Disamping
itu, tetapi jarang terjadi, kita menerimanya lewat zat-zat radioaktif yang
dikeluarkan ke atmosfer melalui ledakan-ledakan nuklir dan lepasan dari pusat
tenaga ternal/panas. Baik pembangkit tenaga nuklir maupun pembangkit listrik
yang menggunakan batu bara, gambut, minyak atau gas mengeluarkan sejumlah
zat radioaktif ke lingkungan. Sebagian dari dosis radiasi yang dihirup setiap hari
berasal dari bahan-bahan bangunan rumah kita, dan terutama dari gas radon
radioaktif yang ada disetiap rumah.
Rumah kita mungkin juga mengandung zat radioaktif yang kita bawa ke
dalam rumah. Zat tersebut digunakan pada jarum penunjuk arloji/lempeng jam
yang berpijar, tombol listrik dan kompas yang berpijar dalam gelap. Zat tersebut
juga digunakan dalam detektor asap, lensa kamera yang mahal dan ornamen-
ornamen porselen tertentu. Layar TV kita pun mengeluarkan radiasi.
Kesehatan kita dilindungi oleh radiasi. Kadang-kadang kita menjalani
pemeriksaan dengan sinar-X dan mammografi. Dokter gigi kemungkinan
memutuskan untuk menyinari gigi kita denga sinar-X. Kadang-kadang pengobatan
dan pemeriksaan medik memerlukan zat-zat radioaktif yang disuntikkan ke dalam
tubuh kita. Penyakit kanker kadang-kadang diobati dengan sinar-X atau unit
telekobal (disebut juga bom kobal).
Banyak orang berurusan dengan radiasi dan zat-zat radiaktif dalam
pekerjaan sehari-hari. Pada Bab V kita akan mempelajari berbagai bidang yang
memenfaatkan radiasi, misalnya : industri kertas dan logam/baja, industri
makanan, penelitian, sistem pengawasan keselamatan, rumah sakit, laboratorium,
pusat budidaya tanaman dan pengendalian serangga. Di beberapa jenis pekerjaan,
misalnya di industri nuklir, pertambangan dan penerbangan, para pekerja terkena
radiasi, walaupun sasaran proses tersebut tidaklah menggunakan radiasi. Jika pada
masa liburan, kita berjalan di pegunungan atau terbang dengan pesawat, kita akan
terkena radiasi lebih banyak daripada biasanya.
Contoh-contoh ini secara jelas menunjukkan bahwa tidak semua radiasi
berbahaya,. Sebaliknya, memang benar bahwa radiasi dapat membunuh, dengan
cepat atau secara perlahan. Oleh karena itu baik untuk di ketahui, kapan seseorang
seharusnya takut terhadap radiasi dan kapan seharusnya tidak takut. Manakan fakta
dan manakah yang fiksi? Manakah yang benar dan manakan yang salah? Berapa
besarnya bahaya reaktor nuklir? Haruskah rumah saya direnovasi untuk
melenyapkan gas radon? Apakah cerita yang saya baca di surat kabar itu benar?
Haruskah saya memasang pengukur radiasi dirumah? Haruskah saya menyediakan
tablet iodium untuk keluarga saya di rumah?

26
• Pertama, kita ambil atom, yang merupakan awal dari semua ini. Kita sendiri
terdiri atas atom-atom dan itulah sebenarnya diri kita. Tentu saja, ada
molekul-molekul,hormon,.
Dan butir darah dalam tubuh kita. Akan tetapi semua itu juga tersusun dari
atom-atom. Jadi atom adalah bagian yang paling kecil dari suatu benda. Atom ini
juga biasa disebut elemen atau unsur. Jika kita mulai terhitung, kita akan mendapati
4000.000.000.000.000.000.000.000.000 atom dalam tubuh kita. Angka tersebut
terdiri atas 28 digit dan dibaca sebagai empat juta triliun. Kita, sebagai makhluk
hidup yang mempunyai perasaan hanyalah sekumpulan oksigen, karbon, hidrogen,
nitrogen, fosfor, kalium dan beberapa atom lainnya. Di alam semesta terdapat
sekitar 105 jenis atom.
Sebuah atom demikian kecilnya sehingga tubuh kita terdiri atas atom-atom
yang jumlahnya ratusan kali lebih banyak daripada jumlah tetesan air diseluruh
lautan di dunia. Meskipun demikian, sebuah atom memiliki struktur internalnya
sendiri. Dalam kenyataannya, seluruh massa dari sebuah atom dipusatkan pada
intinya yang terletak ditengah-tengah atom. Sebaliknya, volume inti hanya partikel
yang amat kecil yang disebut elektron yang bergerak mengelilingi inti. Elektron-
elektron dari sebuah ataom menentukan sifat materi secara kimia. Tetapi, elektron-
elektron itu tidak ada hubungannya dengan radioaktivitas. Radioaktivitas
tergantung pada struktur inti.
• Sejauh menyangkut radioaktivitas suatu zat, hanya struktur intilah yang
penting. Radioaktivitas suatu zat terletak pada inti dan sifat-sifat kimiawi
tergantung pada elektronnya
Kejadian ekologis dan biologis adalah kejadian kimiawi. Karena itu, alam
tidak membedakan antara atom-atom radioaktif dan non radioaktif (atom stabil)
dari materi yang sama. Dua varian tersebut menunjukkan reaksi dengan cara yang
sama dalam rantai makan, misalnya. Atom-atom tersebut masuk dan meninggalkan
tubuh kita dengan cara yang sama tidak peduli kita dengan cara yang sama tidak
peduli apakah inti atom-atom tersebut radioaktif atau tidak.
Seluruh kehidupan di dunia ini dibangun di sekitar atom karbon. Setiap sel
manusia, binatang atau tanaman terdiri atas atom-atom karbon. Kita menelan atom
karbon setiap kita makan, dan paru-paru kita menghirup atom karbon setiap kita
bernafas. Oleh karena itu, mari kita perhatikan atom karbon secara rinci.
Bagaimana sebuah atom karbon diketahui sebagai sebuah atom karbon?
Mengapa atom itu bukan oksigen atau fosfor atau emas? Jawabannya terletak pada
komponen-komponen inti, yaitu nukleon. Nama nukleon itu tidak penting , tetapi
para ilmuwan menyebut proton dan neutron, maka kita juga akan menyebut
demikian.
Sebuah elemen ditentukkan oleh jumlah proton. Hidrogen mempunyai satu proton,
helium mempunyai 2 proton, lithium mempunyai 3, berilium mempunyai 4, boron
mempunyai 5, karbon mempunyai 6 proton, dan seterusnya
Apabila jumlah proton bertambah satu demi satu, maka intinya bertambah
berat. Dengan cara ini kita dapat mengidentifikasi semua elemen secara teratur.
Jika jumlah proton 91, unsurnya disebut protaktinium, dan jika ada 92 proton,

27
unsurnya disebut uranium. Jika inti uranium tersebut dibagi 2, bagian-bagiannya
bukan lagi uranium, karena jumlah protonnya sekarang lebih kecil. Ada
kemungkinan kita mendapatkan sesium (55 proton) dan ribidium (37 proton).
Jumlah neutron menentukan apakah zat tersebut mengandung radioaktif
atau tidak. Pada bahan yang sama jumlah neutron dapat bervariasi. Kebanyakan
dari atom karbon mengandung enam atau tujuh neutron. Jika kasusnya demikian,
tidak ada masalah. Inti tersebut seimbang dan tenang. Keadaan ini disebut stabil,
karena keadaannya sama selamanya dan tidak akan pernah menyebabkan masalah
pada siapapun.
Sifat-sifat stabil dari inti adalah keadaan yang kita sebut normal atau non
radioaktif. Agar inti tetap stabil, jumlah neutron harus sama atau lebih banyak
daripada jumlah proton. Maka tidak akan ada tegangan atau eksitasi dalam inti.
Tetapi keadaannya akan sangat berbeda jika jumlah neutron tidak seperti biasa.

28
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa teori atom mengalami perkembangan yang
sangatlama dengan perlahanlahan yakni dari teori atom Dalton hingga teori
atom mekanika kuantum dan sampai sekarang yang masih terus dilakukan
penelitian. Teori atom berkembang mulai dari teori yang paling sederhana yang
kemudian berkembang secara perlahan dengan berdasar kelemahan teori
tersebut hingga sampai saat ini yang teorinya benarbenar terperinci dan cukup
komplek.

3.2 Saran
Sebuah ilmu di dunia tidak ada yang tidak mungkin. Untuk
mempertahankan sebuah pendapat kita dalam ilmu pengetahuan tidak bisa
hanya dengan dengan duduk diam saja. Tetapi buktikan ilmu tersebut supaya
kita tidak dianggap sebagai pengecut. Suatu konsepsains bisa saja berubah
ketika ada penemuan baru dengan dasar bahwa konsep yang telahditemukan
sebelumnya harus tetap berlaku.

29
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2020, Oktober 12). 3 Partikel Dasar Penyusun Atom. Retrieved from
amongguru: https://www.amongguru.com/3-partikel-dasar-penyusun-
atom-proton-elektron-neutron/
Ahmad. (n.d.). Perkembangan Teori Atom dan Tokoh-Tokohnya. Retrieved from
Gramedia: https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-teori-atom/
BATAN, P. (2012). Empat Juta Triliun Atom dalam Tubuh. Retrieved from
https://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi/artikelnuklir/127-empat-
juta-triliun-atom-dalam-tubuh
Can, K. (2017). MAKALAH STRUKTUR ATOM & SISTEM PERIODIK UNSUR
COVER Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri. Retrieved from
https://www.academia.edu/34644270/MAKALAH_STRUKTUR_ATOM_
and_SISTEM_PERIODIK_UNSUR_COVER_Diajukan_untuk_Memenuh
i_Tugas_Mandiri
Dewi, C. K. (2022). Materi Struktur Atom & Konfigurasi Elektron – Kimia Kelas
10. Retrieved from https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-struktur-
atom
Diki. (2022). √5 Contoh Isotope Isobar dan Isoton Beserta Contoh dan
Pengertiannya. Retrieved from https://dosenpintar.com/5-contoh-isotope-
isobar-dan-isoton/
Edra, R. (2018). Mengenal Partikel dan Notasi Atom. Retrieved from
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-partikel-dan-notasi-atom
Harian, K. (2022). Pengertian Isotop dan Jenis-jenisnya yang Berhubungan
dengan Atom. Retrieved from https://kumparan.com/kabar-
harian/pengertian-isotop-dan-jenis-jenisnya-yang-berhubungan-dengan-
atom-1xHngvgK5ri
UGM, I. (2022). SOAL IUP UGM : Jual Soal Tes IUP UGM. Retrieved from
https://iup-ugm.com/struktur-atom/
Zenius. (n.d.). Isobar. Retrieved from
https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/1139/isobar
Petrucci R.H., Harwood W.S. and Herring F.G., General Chemistry (8th edn,
Prentice-Hall 2002), p.339.
THE ORDER OF FILLING 3d AND 4s ORBITALS. chemguide.co.uk
Miessler G.L. and Tarr, D.A., Inorganic Chemistry (2nd edn. Prentice-Hall 1999).
p.48.

30

Anda mungkin juga menyukai