Anda di halaman 1dari 4

WAWASAN PENDIDIKAN

“Tugas Kasus Bab 9”


Dosen Pengampu
W.djatmiko

Disusun Oleh
KELOMPOK 1
Candrika Ratih Pramudila (1510521001)
Josephine Andrea (1510521003)
Putri Faiza (1510521009)
Fathia Tajla Sutriman (1510521026)
Fahira Salsabila (1510521039)

PROGRAM STUDI D3 TATA RIAS FAKULTAS TEKNIK 2021


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No.11, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220
2021/2022

Diskusikan di dalam kelompok anda.


1. Di masyarakat terdapat sekolah-sekolah (tingkat TK, SD, SMP, atau SMA sederajat) yang
selain biaya-pendidikanya mahal juga tidak semua warga- negara dpt sekolah di tempat
tersebut. Nah bagaimana komentar positif atau negatif dari kelompok anda terkait dengan
fenomena tersebut?
Tuliskan nama sekolah, biaya pendidikan, dan juga komentar positif dan negativenya.
Jawaban:
Nama sekolah : LABSCHOOL UNJ
Biaya Pendidikan: Untuk biaya pendidikan masing masing tingkat berbeda, jika dilihat dari
biaya pendidikan untuk tingkat SMP sekitar Rp33.000.000.
Komentar positif dan negatif:
Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis sekolah yaitu Negeri dan Swasta. Biasanya untuk
sekolah negeri tidak dipungut biaya atau gratis karena sekolah negeri merupakan sekolah
yang disediakan oleh pemerintah dengan segala fasilitas gratis. Selain itu semua masyarakat
dari berbagai kalangan dapat bersekolah di sekolah negeri berbeda dengan sekolah swasta.
Sekolah swasta membutuhkan biaya yang sangat besar, semakin tinggi tingkatnya semakin
besar biaya pendidikan yang perlu dikeluarkan, mengapa? Karena sekolah swasta merupakan
sekolah independen atau tidak dikelola oleh pemerintah. Dan biasanya hanya masyarakat
yang memiliki penghasilan besar atau mampu yang memilih untuk menyekolahkan anaknya
di sekolah tersebut. Tetapi jika dilihat dari fasilitas, memang sekolah swasta lebih unggul
karena sekolah swasta tidak mengandalkan biaya dari pemerintah oleh karena itu meskipun
biaya pendidikan yang terbilang cukup besar, masyarakat tidak segan untuk memilih sekolah
tersebut demi mendapatkan fasilitas dan kualitas yang terbaik.

2. Anda sebagai peserta didik di jaman now (2022) yang dikepung dengan segala macem
teknologi digital akan menyebabkan anda-anda tersebut mempunyai karakteristik (misal:
males ikut kuliah luring karena materi nya lebih buruk dari materi yang dapat dilihat di
YouTube). Nah coba tuliskan karakteristik dari mhs-mhs D3 Tata-rias seangkatan anda.
Ingat ini hanya tugas kelompok dan jawaban nya tidak dpt digunakan untuk menyudutkan
anda.
Jawaban:
o lebih memilih mengerjakan tugas dengan mengetik dibanding tulis tangan
o saat sedang mencari informasi tentang satu materi melalui internet, tiba-tiba
menemukan hal yang lebih menarik akhirnya menjadi tidak fokus.
o Karena saat ini serba digital dan tentunya membuat segala hal menjadi lebih mudah
yang kemudian membuat kita sebagai mahasiswa terkadang menganggap sepele tugas
yang diberikan karena dianggap bisa dikerjakan kapan saja dan dimana saja.
3. Karena pendidikan inklusi juga penting, maka menurut anda, kompetensi kek apa yg
paling-utama harus dikuasai oleh warga-negara yang mempunyai kebutuhan khusus tersebut?
Jawaban:
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan
atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga  berhak
mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan
“setiap warga ank a wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat
(1) yang menegaskan “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu”. Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya
pendidikan inklusi ditengah masyarakat.
Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat perhatian lebih.
Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan
khusus (ABK) belajar  bersama anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas anak/biasa
yang terdekat dengan tempat tinggalnya.  Menerima ABK di Sekolah Dasar terdekat
merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang tua yang memiliki anak dengan
kebutuhan khusus.
Sayangnya, SD Inklusi yang sudah “terlanjur” menerima tidak langsung dengan mudahnya
menangani anak-anak yang sekolah dengan kebutuhan khusus itu. Pendidikan inklusi di SD
belum beriiringan dengan visi pendidikan belum berdasarkan inklusi ethos yang
mengedepankan keragaman dan kesamaan hak dalam memperoleh pedidikan. Kurikulum dan
metode pengajaran yang kaku dan sulit diakses oleh ABK masih ditemukan pada kelas
inklusi. Pengintergrasian kurikulum belum dapat dilakukan oleh guru Karena kemampuan
guru yang terbatas.  Guru-guru belum mendapatkan training yang praktikal dan kebanyakan
yang diberikan sifatnya hanya sebatas sosialisasi saja. Wali kelas dan atau guru bidang studi
yang kedapatan dikelasnya ada ABK masih menunjukkan sikap “terpaksa” dalam
mendampingi ABK memahami materi.
Jadi Menurut Undang-Undang no 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 10 tentang guru dan dosen
kopetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru tersebut antara lain:
- kompetensi pedagogik, dimana guru diharuskan menguasai karakteristik dari peserta didik
berkebutuhan khusus baik dari aspek fisiknya, moral, sosial, kultural, emosionaldan
intelektual yang dimiliki oleh peserta didik.
-  Kompettensi kepribadian, meliputi penampilan diri seorang guru sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia, dan sikap teladan yang dimiliki oleh guru untuk peserta didik,
masyarakat, serta dapat memperlakukan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. 
- Kompetensi sosial yaitu guru harus bersikap inklusi, bertindak objektif, bertindak serta
tidak bertindak deskriminatif terhadap peserta didik yang memiliki berkebutuhan khusus.
baik karena jenis kelamin anak, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga maupun
status sosial ekonomi.
- Kompetensi profesional yang dimiliki oleh seorang guru, yang mana di dalam kompetensi
ini guru harus mengembangkan materi pembelajaran yang diampu dengan secara kreatif dan
inovatif.

Anda mungkin juga menyukai