Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN GAME EDUCATION MATEMATIKA PADA

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (DYSCALCULIA) DI


SEKOLAH INKLUSIF
MAULIDA YASMIN (22010024103)

ABSTRAK
Penelitian ini di dasari oleh pengumpulan dari beberapa data yang
menunjukan bahwasannya pendidikan adalah suatu hak bisa di dapatkan oleh
seluruh warga negara kesatuan republic Indonesia, oleh karena itu pada
Pendidikan inklusif menerapkan bagaimana sekolah bisa membuka suatu
program pembelajaran yang mana anak berkebutuhan khusus bisa belajar
bersama dengan anak regular lainnya tanpa adanya halangan saat proses
tersebut berjalan. Untuk anak berkebutuhan khusus pengidap dyscalculia,
mereka dibantu dengan media pembelajaran berbasis teknologi yakni Game
Education Matematika, yang memudahkan mereka mengenal serta menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari
ABSTRACT
This research is based on the collection, from some data which shows that
education is something that can be obtained by all citizens, the unitary state of
the Republic of Indonesia, therefore inclusive education applies how schools
can open a learning program where children with special needs can learn
together with other regular children without interruption, when the process is
underway for children with special needs with dyscalculia, they are assisted
with learning media, technology-based, namely Game Education Mathematics,
which makes it easier for them to recognize and apply mathematics in everyday
life

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hak yang terjamin oleh UUD 1945, yang
sudah tertera pada pasal31 ayat 1 berbunyi: Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan. Yangmana seluruh anak-anak di Indonesia berhak
mendapat Pendidikan yang layak. Pada Pendidikan inklusif menerapkan system
yang mana pada sekolah tersebut terbuka untuk mengajari seluruh anak, baik itu
anak regular, anak special, maupun anak luar biasa, Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 70 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pendidikan
inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik pada umumnya.
Menurut Garinda (2015), pendidikan inklusif adalah sistem layanan
pendidikan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan dengan peserta didik di sekolah umum. Menurut
pengertian dari beberapa ahli mengatakan Pendidikan inklusif adalah system
layanan terbuka dimana anak berkebutuhan khusus bisa belajar Bersama dengan
anak regular dalam satu ruang yang sama, sehingga bisa mengembangkan
keterampilan serta potensi yang mereka miliki
Pada game education matematika, menjadikan salah satu solusi agar
(ABK) pengidap dyscalculia menjadi lebih muda memahami matematika, yang
mana pada game tersebut terdapat ringkasan materi mata pelajaran matematika
yang sudah di sesuaikan dengan tingkatan mereka, dengan tampilan yang
menarik membuat proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
Menurut

METODE
Metode penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif yang bersifat studi
Pustaka (Library research) merupakan penelitian yang menggunakan beberapa
sumber seperti buku-buku dan literatur lainnya sebagai objek utama, sehingga
memerlukan analisis deskriptif, yang mana metode tersebut memberikan
gambaran dan keterangan yang jelas, objektif, sistematif, analitis, dan kritis.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji game education matematika
sebagai solusi pada ABK (Dyscalculia) dalam mempelajari matematika

PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan salah satu hak yang sudah di jamin oleh UUD
1944, pada asal 31 ayat 1 juga sudah tertulis, bahwasannya seluruh warga
negara berhak mendapatkan Pendidikan yang sesuai dengan tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam
kehidupan manusia yang mana Pendidikan saat ini meningkat dengan sangat
pesat, sehingga menuntut semua orang untuk menyesuaikan dirinya pada
perkembangan zaman. Pada anak berkebutuhan khusus (ABK) mereka
memerlukan pelayanan serta Pendidikan yang khusus, dimana anak-anak
tersebut merupakan anak-anak yang dilindungi oleh oleh undang-undang dan
pemerintah.
Pendidikan khusus sangat terkait oleh anak yang memiliki kelainan
ataupun anak yang mengalami kesulitan belajar, akan tetapi ruang lingkup
Pendidikan khusus saat ini sudah sangat meluas hingga melibatkan anak-anak
bertalenta nan berbakat. Pada pelajaran matematika anak-anak tidak selalu bisa
berkembang semestinya, mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
beberapa ada yang sangat memahami konsep pelajaran tersebut, dan Sebagian
mengalami kesulitan. Untuk anak berkebutuhan khusus, mungkin merasakan
sulitnya mempelajari matematika, karena pada dasarnya mereka sudah
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.
Di sekolah inklusif menerapkan bagaimana system terbuka untuk seluruh
anak, baik itu anak regular, anak special, maupun anak luarbiasa, mereka bisa
belajar dan bermain Bersama-sama tanpa adanya diskriminasi, pendidik di
sekolah inklusi juga tidak di perbolehkan untuk membeda-bedakan saat
pemberian materi kepada peserta didiknya, karena para (ABK) anak
berkebutuhan khusus berhak mendapatkan Pendidikan yang layak meskipun
mereka memiliki kekurangan pada diri mereka.
Pada klasifikasi (ABK) anak berkebutuhan khusus terdapat kasus yang
mana seorang anak mengalami kesulitan belajar, dan lebih spesifik lagi adala
penderita Dyscalculia, anak tersebut mengalami kesulitan dalam mempelajari
matematika, baik itu pada konsep bilangan, pengoprasian dan penerapannya.
Anak penderita dyscalculia merupakan anak yang mengidap diagnose pada
syaraf pusat otak, sehingga mempengaruhi proses belajarnya terutama pada
mata pelajaran matematika.
Dyscalculia memiliki dua factor yakni factor premier dan factor skunder.
Factor premier dyscalculia, di sebabkan oleh dirinya sendiri yang mana adanya
gangguan pada saraf otak, factor skunder dyscalculia disebabkan karena
gangguan dari eksternal serta pola belajar mereka. Beberapa anak regular
menganggap bahwa matematika ada pelajaran yang sulit, apalagi anak yang
mengalami dyscalculia, mereka sangat sulit untuk memahami konsep dan
penerapan matematika, mereka bisa saja tidak mengalami apa itu bilangan pada
matematika.
Beberapa orang menganggap anak pengidap dyscalculia hanya anak yang
kurang baik dalam pelajaran tersebut. Karna kurangnya masyarakat tentang hal
tersebut, meraka mendapatkan perhatian yang kurang. Hal ini membuat
beberapa peneliti ingin membantu mereka untuk memudahkan belajar
matematika. Sehingga kesulitan yang mereka alami bisa perlahan berkurang,
dan menjadi semngat tersendiri untuk mempelajari matematika.
Pada perkembangan zaman saat ini, teknologi sudah banyak di gunakan
masyarakat, terutama teknologi media massa, setelah terjadinya penyebara firus
covid-19, dengan terpaksa semua orang harus menggunakan teknologi sebagai
solusi, baik bidang politik Pendidikan atau yang lainnya, pada bidang
Pendidikan pada saat itu juga menerapkan pemakaian aplikasi zoom sebagai
sarana pembelajaran, meskipun pada proses pembelajaran terdapat ples mines di
dalamnya. Hal tersebut membuat anak berkebutuhan khusus (ABK) dan
beberapa anak regular lainnyamerasa lebih kesulitan lagi dalam memahami
pembelajaran.
Selain mereka merasa jenuh, terkadang mereka juga meremehkan apa
yang di sampaikan pendidik pada saat proses pembelajaran dimulai, sehingga
mereka tidak tahu apa materi yang telah disampaikan oleh pendidiknya. Saat
aplikasi zoom di jadikan sebagai solusi saat pembelajaran pada saat terjadinya
covid, beberapa anak menyalahgunakan gadget mereka, mereka lebih banyak
menggunakan gadget untuk bermain sebagai alas an mengerjakan tugas, dan hal
tersebut membuat lahirnya game education.
Game education merupakan sebuah permainan yang digunakan dalam
proses pembelajaran dan terdapat unsur-unsur yang mengandung nilai
Pendidikan. Game education bertujuan sebagai proses sosial dengan komunikasi
edukasi yang berlangsung secara efektif dan efisien.
Menurut Edwar (2009) game merupakan sebuah alat yang efektif untuk
menyampaikan sesuatu yang mengarahkan seseorang karena mengandung
prinsip-prinsip pembelajaran dan Teknik intucsional yang efektif di gunakan
dalam penguatan level-level dalam pengembangan kesulitan. Fungsi pada game
education antara lain:
 Meningkatkan logika dan pemahan jangka Panjang pada pengguna game
education
 Menjadi salah satu media edukasi yang memiliki pola pembelajaran
learning by doing
 Merangsang perkembangan daya piker dan daya cipta
Pada penerapan game education khususnya mata pelajaran matematika, di
dalam nya sudah terancang bagaimana seluruh siswa, baik anak regular, anak
special, dan anak berkebutuhan khusus (dyscalculia) bisa meng aksesnya
dengan sangat mudah, mereka bisa melakukan sesuai dengan tingkatannya,
yang mana pada tingkatan tersebut terdapat cara beberapa poin materi yang di
ringkas dengan menarik sehingga, para pengguna bisa melakukannya tapa ada
rasa kejenuhan, dan membuat mereka lebih faham atas apa yang ia kerjakan.
Game education juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi,
sehingga guru tidak terlalu sulit memberi rincian materi kepada peserta didik,
dimana pada game education sudah sangat ringkas dan membuat proses
pembelajaran menjadi sangat efektif dan efesien

KESIMPULAN
Pendidikan merupakan suatu hak yang sudah terjamin pada UUD 1945,
yang mana sudah tertera pada pasal 31 ayat 1, yang berbunyi “setiap warga
negara berhak mendapat Pendidikan”. Pada sekolah inklusif menerapkan
konsep bagaimana anak berkebutuhan khusus bisa belajar Bersama dengan anak
regular dalam satu ruang yang sama, karena mereka memiliki hak untuk
mendapatkan Pendidikan tersebut tanpa adanya halangan.
ABK pengidap Dyscalculia merupakan anak yang mengalami gangguan
saraf yang berpusat pada otak, yang mengakibatkan kesulitan dalam
mempelajari serta menerapkan mata pelajaran matematika, hal tersebut
membuat beberapa peneliti memberi solusi kepada mereka untuk mengurangi
kesulitan yang telah dialami. Pada game education telah menjawab kesulitan
tersebut, yang mana didalamnya terdapat beberapa ringkasan materi yang sudah
dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian mereka dan membuat
mereka tidak ketakutan serta bisa memahami konsep mata pelajaran
matematika.

DAFTAR PUSTAKA
Atilhaditsy, Liqira. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis
Teknologi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Dyscalculia) Di SMPN 18 Banda
Aceh. Diss. UIN Ar-Raniry Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2022.
Atilhaditsy, L. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbasis Teknologi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Dyscalculia) Di SMPN
18 Banda Aceh (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan).
ATILHADITSY, Liqira, et al. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbasis Teknologi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (Dyscalculia) Di SMPN
18 Banda Aceh. 2022. PhD Thesis. UIN Ar-Raniry Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
Firdaus, Endis. "Pendidikan Inklusif dan Implementasinya di Indonesia."
Seminar Nasional Pendidikan. 2010.
Firdaus, E. (2010, January). Pendidikan Inklusif dan Implementasinya di
Indonesia. In Seminar Nasional Pendidikan.
FIRDAUS, Endis. Pendidikan Inklusif dan Implementasinya di Indonesia. In:
Seminar Nasional Pendidikan. 2010.
Amrulloh, Tarmidzi Ramadhan, Medika Risnasari, and Puji Rahayu Ningsih.
"Pengembangan game edukasi matematika (operasi bilangan pecahan) berbasis
android untuk Sekolah Dasar." Jurnal Ilmiah Edutic: Pendidikan dan
Informatika 5.2 (2019): 115-123.
Amrulloh, T. R., Risnasari, M., & Ningsih, P. R. (2019). Pengembangan game
edukasi matematika (operasi bilangan pecahan) berbasis android untuk Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmiah Edutic: Pendidikan dan Informatika, 5(2), 115-123.
AMRULLOH, Tarmidzi Ramadhan; RISNASARI, Medika; NINGSIH, Puji
Rahayu. Pengembangan game edukasi matematika (operasi bilangan pecahan)
berbasis android untuk Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Edutic: Pendidikan dan
Informatika, 2019, 5.2: 115-123.
Sujatmoko, Emmanuel. "Hak warga negara dalam memperoleh pendidikan."
Jurnal konstitusi 7.1 (2010): 181-212.
Sujatmoko, E. (2010). Hak warga negara dalam memperoleh pendidikan. Jurnal
konstitusi, 7(1), 181-212.
SUJATMOKO, Emmanuel. Hak warga negara dalam memperoleh pendidikan.
Jurnal konstitusi, 2010, 7.1: 181-212.

Anda mungkin juga menyukai