Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEORI WARNA
Dosen Pengampu
Dra. Eti Herawati, M. Si

Disusun oleh
Candrika Ratih Pramudila – 1510521001

PROGRAM STUDI
D4 KOSMETIKA DAN PERAWATAN KECANTIKAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, kehendak, dan kuasanya
yang telah memberikan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Makalah Mata Kuliah Teori Warna dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang memberikan semangat, bantuan, dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan paper ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Eti Herawati M, Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Teori Warna
dan Teman-teman yang turut membantu mengerjakan paper ini dengan sebaik-
baiknya

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari
Ibu Eti Herawati M, Si selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Warna agar
menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 15 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Konsep Warna ................................................................................ 6
2.2 Dimensi Warna .............................................................................. 9
2.3 Komposisi Warna .......................................................................... 10
2.4 Psikologi Warna ............................................................................. 11
2.5 Warna dan Kepribadian ................................................................. 13
2.6 Warna dan Usia ............................................................................. 14
2.7 Warna Identitas Pada Produk atau Brand ...................................... 15
2.8 Identitas Budaya dalam Style atau Fashion .................................. 16
2.9 Gambar Hasil Praktek .................................................................... 18
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 21
3.2 Saran .............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kenyataannya, warna merupakan suatu elemen penting yang
sangat erat kaitannya bagi kehidupan makhluk di dunia ini. Unsur warna
sangat dibutuhkan dalam berbagai hal untuk maksud dan tujuan tertentu
karena warna mempunyai kekuatan untuk membuatnya menjadi lebih
menarik. Banyak sekali teori-teori umum dari para seniman, Ilmuwan dan
sebagainya mengenai warna, itu merupakan salah satu tanda bahwa warna
sangat menarik untuk dibahas, dikaji lebih dalam sehingga bisa
mendapatkan informasi pengetahuan baru mengenai warna.
Dalam teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli, kebanyakan
dipandang dari segi logika dan digunakan dalam bidang akademis untuk
menunjang keilmuan tertentu. Sedikit sekali warna dilihat dari sudut lain
yang melintasi batas pola pikir masyarakat umumnya. Yang menjadi
masalahnya adalah belum adanya jembatan penghubung antara pemahaman
pikiran dari sudut logika dengan pemahaman pikiran lain sehingga belum
tercipta rangkaian pemahaman tentang warna yang bertemu dalam satu titik
tertentu.
Untuk saat ini, pengertian warna diambil dari para ahli terdahulu yang
telah diakui kebenarannya dan dipakai untuk ilmu akademis. Namun, sesuai
dengan perkembangan zaman, pola pikir manusia juga ikut berkembang
dengan banyak mengeluarkan gagasan ide pemahaman mengenai warna,
sehingga memungkinkan adanya perkembangan pemahaman arti dan fungsi
warna yang baru.
Di Indonesia banyak sekali komunitas yang bangga memegang kekuatan
dari warna, seperti dalam sebuah pertandingan sepak bola, ketika tim
nasional sepak bola Indonesia bertanding dan para penonton yang
mendukung tim nasional Indonesia tanpa disadari bisa merasakan kekuatan
warna yang menembus kedalam diri hanya dengan melihat, memakai warna
baju kebanggan tim nasional Indonesia. Dalam hal tersebut, warna
membantu memberikan kekuatan mental psikologis bagi yang melihat dan

3
yang memakainya. Para supporter klub sepak bola yang bangga dengan ciri
khas warna klub yang dibelanya sampai bisa menimbulkan efek perselisihan
dengan kelompok supporter lainnya yang bisa menimbulkan efek kebencian
terhadap warna tertentu karena dari perbedaan warna di daerah kelompok
tersebut dan menimbulkan pertikaian. Partai–partai politik di Indonesia
yang dibedakan salah satunya dengan warna seperti contoh partai dari
golongan umat Islam yang identik dengan warna hijau. Dalam hal ini warna
berfungsi sebagai tanda dari suatu golongan komunitas tertentu. Ketika
dalam sebuah peperangan, sebuah kelompok perang yang kalah dan
menyerah memberikan pesan atau tanda kibaran bendera warna putih
kepada musuhnya yang bertanda memilih menyerah dalam perang. Dalam
arti kiasan pun seseorang yang terlahir dari kasta teratas atau orang kaya
ditandai dengan golongan darah biru padahal kenyataanya manusia
darahnya berwarna merah. Di dalam program komputer, salah satu program
desain, warna mempunyai kode-kode angka tertentu untuk pemilihan
warna, dalam sebuah karya desain warna pun dipertanyakan keberadaannya,
kegunaannya, maksud dan tujuannya, bahkan bisa menimbulkan efek yang
bisa berpengaruh terhadap karya tersebut. Beberapa contoh diatas
menunjukan kelebihan tentang warna yang digunakan manusia.
Selain itu warna sangatlah bisa untuk membantu desain
pengembangan belajar. Warna memiliki karakteristik yang baik untuk
membantu dalam proses pekembangan belajar mengajar. Contoh saja warna
merah menggambarkan rangsangan suatu emosi yang ada dalam jiwa
Karakteristik warna perlu dijadikan pertimbangan dalam aplikasi warna
agar mencapai tujuan yang diinginkan oleh seniman atau pendesain. Di sini
kita juga bisa menmgetahui bahwa warna mempunyai pengelompokkan.
Penglompokkan tersendiri baik berdasakan kejadiannya ataupun bedasakan
penggabungannya. Warna sangatlah mampu untuk mempengaruhi suatu
emosi dan kepribadian seseorang. Warna-warna juga memiliki efek
psikologis. Kemampuan warna menciptakan impresi mampu menimbulkan
efek-efek tertentu. Efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan
keseimbangan. Itulah yang akan kita pelajari dalam bab ini. Kita pun

4
nantinya akan mengetahui bagaimana cara untuk mengaplikasikan teori
dalam desain pengembangan pembelajaran. Warna mampu dikombinasikan
satu sama lain. Tapi pada dasarnya warna mempunyai karakter atau sifat
yang berbeda-beda. Penggunaan warna telah dimanfaatkan secara luas
dalam bidang industri dan desain.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan warna?
1.2.2 Bagaimana konsep warna, dimensi warna, dan komposisi warna?
1.2.3 Bagaimana Psikologi warna?
1.2.4 Bagaimana hubungan antara warna dan kepribadian?
1.2.5 Bagaimana hubungan antara warna dan usia?
1.2.6 Apa hubungan warna dan identitas pada produk atau brand?
1.2.7 Bagaimana identitas budaya dalam style dan fashion?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Dapat mengetahui definisi dari warna.
1.3.2 Dapat mengetahui konsep, dimensi, dan komposisi warna.
1.3.3 Dapat mengetahui tentang psikologi warna.
1.3.4 Dapat mengetahui hubungan warna dan kepribadian.
1.3.5 Dapat mengetahui hubungan warna dan usia.
1.3.6 Dapat mengetahui hubungan warna dan identitas pada produk.
1.3.7 Dapat mengetahu identitas budaya dalam style dan fashion.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Warna
A. Definisi Warna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi III. 2002:75), warna
adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh
benda-benda yang dikenainya; corak rupa, misalnya warna biru dan
hijau; kasta golongan; kasta golongan: tingkatan (dalam masyarakat).
Menurut sulasmi (1989), Warna dalam kaitan visual mengandung arti
sebenarnya yaitu: rona, corak atau kesan yang diperoleh seperti hitam
hijau merah putih dan diperoleh seperti hitam, hijau, merah, putih dan
sebagainya yang kesan disebabkan adanya cahaya yang dipantulkan oleh
benda-benda tertentu.
Definisi warna menurut Thomas Yogi adalah cahaya yang
dipantulkan kembali oleh benda, pantulan cahaya itulah yang dinamakan
warna. Warna adalah sensasi yang diproduksi oleh mata dari cahaya atau
sinar; efek yang diproduksi oleh pancaran sinar dari gelombang tertentu,
atau pencampuran darinya. Sebagai sensasi, ia menimbulkan perasaan
tertentu pada manusia. Warna dapat didefinisikan sebagai obyektif atau
fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Warna juga dapat diartikan
sebagai spectrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih). Warna didefinisikan secara fisik dan psikologis oleh
Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005: 9), secara fisik, warna dalah sifat cahaya
yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis, warna sebagai bagian
dari pengalaman indera penglihatan.
Secara umum, warna didefinisikan sebagai unsur cahaya yang
dipantulkan oleh sebuah benda lalu diintrepetasikan oleh mata
berdasarkan cahaya yang mengenai suatu benda. Benda yang dipantuli
cahaya, dapat dipengarihi oleh pigmen warna, baik secara alaami
maupun rekaan manusia (cat). Proses warna akan terjadi jika terdapat 2
unsur, yaitu unsur cahaya dan mata. Cahaya adalah sumber warna,
cahaya berupa radiasi yang bergerak dengan kecepatan yang sangat

6
tinggi. Cahaya bergerak melalui benda yang transparan seperti kaca atau
air namun cahaya akan memantul bila terkena padat dan bendapadat
tersebut akan memancarkan cahaya itu. Mata adalah media untuk
menangkap warna dari sumbernya. Saat cahaya mengenai suatu objek,
maka sebagian spectrum dengan panjang gelombang tertentu diserap
oleh objek dan sebagian yang lainnya dipantulkan. Ketika mata
menangkap spectrum cahaya yang terpantul dari objek, maka retina mata
akan mengidentifikasikan warna tersebut kedalam otak. Warna yang
terlihat pada objek, merupakan spectrum cahaya yang terpantul ke mata.
Menurut hasil percobaan James Clerck Maxwell (1855-1861) yang
membentuk serangkaian percobaan warna dengan menggunakan
proyektor dan penapis (filter) cahaya berwarna. Tiga buah proyektor
yang telah diberi filter warna yang berbeda disorotkan ke layar putih
dalam ruang gelap. Penumpukkan dua atau tiga cahaya berwarna ternyata
menghasilkan warna yang lain. Hasil eksperimen tersebut menyatakan
bahwa warna dibagi menjadi 2, Additive dan Subtractive. Warna additive
adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Warna
pokok additive adalah merah (red), hijau (green), biru (blue), dalam
komputer disebut model warna RGB. Sedangkan warna subtractive
adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok
subtractive adalah Sian (cyan), kuning (yellow) dan magenta model ini
disebut CMY dalam computer. Jika semua warna additive dicampur
dengan rata dapat menghasilkan warna putih. Sedangkan jika semua
warna subtractive di campurkan secara merata maka akan menghasilkan
warna hitam kecoklatan.

B. Roda Warna
Roda warna adalah roda warna yang menunjukkan bagaimana setiap
warna berubah menjadi warna lainnya. Roda warna terdiri atas warna
primer, warna sekunder warna tersier, dan warna gabungan. Menurut
Prang, sang ahli warna, warna dikelompokan menjadi 5 golongan yaitu:

7
a. Warna primer atau warna utama yang terdiri dari merah, kuning
dan biru, dengan adanya warna primer ini sekian banyak warna
dapay diciptakan.
b. Warna sekunder, warna yang dihasilkan dari pencampuran dua
warna primer. Jika kuning dan merah di campur dalam jumlah
sama maka akan mejadi warna jingga. Kuning dan biru jika di
campur dalam jumlah sama maka akan mejadi warna hijau.
Merah dan biru jika di campur dalam jumlah sama maka akan
mejadi warna ungu.
c. Warna penghubung atau antara, warna yg terbentuk apabila
warna primer dan sekunder yang berdekatan dicampur
dalamjumlah sama akan dihasilkan warna yang berbeda, dan
disebut warna penghubung atau warna antara. Warna-warna
tersebut adalah kuning kehijauan (Kuning-Hijau), biru kehijauan
(Biru-Hijau), biru keunguan (Biru- Ungu), merah keunguan
(Merah-Ungu), merah kejinggaan (Merah-Jingga) dan kuning
kejinggaan (Kuning-Jingga).
d. Warna Tersier, warna yang terbentuk dari pencampuran warna
sekunder dan warna sekunder sehingga menghasilkan warna
kecoklatan. Warna coklat yang dihasilkan adalah coklat
kemerahan, coklat kebiruan, coklat kekuningan.
e. Warna kuarter, warna yang terbentuk dari pencampuran warna
tersier dan warna tersier yang di peroleh dari pencampuran
dengan perbandingan yang sama. Warna yang dihasilkan adalah
warna coklat keunguan, coklat kejinggaan, dan coklat kehijauan.

C. Kombinasi Warna
Menurut Prabawati (2020), kombinasi warna adalah perpaduan antara
kombinasi warnanharmoni dari warna-warna yang bersesuaian. Ada dua
macam harmoni yang bersesuaian yaitu: kombinasi warna monokromatis
dan kombinasi warna analog.

8
1) Kombinasi warna monokromatis adalah kombinasi warna yang
menggunakan satu warna (hue) atau senada namun valuenya atau
intesitasnya berbeda.
2) Kombinasi warna analog (analogus) adalah kombinasi warna
yang menggunakan warna-warna yang letaknya berdekatan
dalam lingkaran warna. Misalnya kuning, kuning kehijauan, dan
hijau. Kombinasi analog ini sifatnya lebih tenang dan lebih
variasi daripada kombinasi satu warna (monokromatis). Selain
kombinasi warna yang harmoni bersesuaian, ada juga kombinasi
warna harmoni kontras atau bertentangan/bersebrangan dalam
lingkaran warna, berikut adalah kombinasi harmoni kontras;
3) Kombinasi kontras dua warna atau komplemen, adalah
kombinasi warna yang menggunakan warna–warna yang
letaknya bertentangan atau bersebrangan dalam lingkaran warna.
4) Kombinasi kontras segitiga, adalah kombinasi warna yang
menggunakan tiga warna yang sama jaraknya dalam lingkaran
warna, sehingga apabila ketiga warna tersebut dihubungkan akan
terbentuk segitiga sama sisi.
5) Kombinasi kontras berpasangan, adalah kombinasi yang
menggunakan dua pasang warna kontras yang letaknya
berdekatan dalam lingkarang warna
6) Kombinasi konstras terbagi, adalah kombinasi yang
menggunakan 3 warna yang letaknya dalam lingkaran warna
membentuk segitiga sama kaki.

2.2 Dimensi Warna


Warna memiliki tiga dimensi, yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil
percampuran hitam putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang
melingkari poros, dan skala warna yang bergerak menuju poros.
1. Hue
Hue juga merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan keluarga
warna, yang terdiri dari warna panas dan warna dingin.

9
a. Jenis warna yang tergolong warna panas, ialah warna merah, merah
jingga, kuning jingga dan kuning, warna merah dianggap warna
paling panas. Menurut Maitland Graves, dalam bukunya “The Art
of color and design”, sifat warna dingin menggambarkan sifat
positif, agresif, aktif, merangsang.
b. Sedangkan jenis warna yang digolongkan ke dalam warna dingin,
ialah hijau, hijau kebiruan, biru keunguan, dan ungu (violet), warna
biru adalah warna yang paling dingin yang paling dingin. Menurut
Maitland Graves, dalam bukunya “The Art of color and design” sifat
warna dingin menggambarkan sifat negative, mundur, tenang,
tersisih, aman.

2. Value (Nilai Warna)

Value adalah dimensi warna yang menyatakan gelap atau terangnya


suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas tingkat kecerahan
warna. Untuk merubah value sebuah warna dapat dilakukan dengan cara
warna murni tersebut dicampur dengan warna netral. Warna Putih (Pt),
Hitam (Ht), dan Abu-abu (Ab) adalah warna netral. Untuk merubah value
sebuah warna dapat dilakukan dengan cara mencampurkan warna murni
tersebut dengan warna netral.

3. Intensitas (Kekuatan Warna)

Intensitas warna atau sering disebut chroma, yaitu dimensi warna yang
menyatakan kekuatan atau kelemahan warna, daya pancar warna,
kemurnian warna, tingkat kejernihan, kekusaman suatu warna, yang juga
bisa berarti banyaknya pigmen warna yang dikandung oleh suatu warna
yang menghasilkan kecerahan. Intensitas juga bisa mengenai tentang
kecerahan dan kekusaman suatu warna. Semakin kuat intesitas warna,
maka warna semakin mencolok. Semakin lemah intensitas suatu warna
maka warna akan semakin lembut (soft). Intensitas juga dapat disebut
“saturation”.

2.3 Komposisi Warna

10
Efek warna dalam komposisi dapat ditentukan dengan suatu situasi karena
biasanya warna dilihat dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Keseimbangan penempatan warna dalam sebuah komposisi juga cukup
penting, arah warna horizontal, mengesankan lebar gemuk dan jauh,
sedangkan warna dengan arah vertical akan mengesankan ringan, tinggi dan
dalam kedua arah (vertical dan horizontal) jika digabungkan akan dapat
mengesankan perasaan keseimbangan (equilibrium), tegas dan menunjukan
bahan yang keras. Maka dari itu komposisi warna merupakan susunan
warna - warna yang diatur untuk tujuan seni, karena komposisi termasuk
dalam salah satu media ekspresi atau ungkap rasa yang memiliki sifat
relative dan pribadi atau subjektif (Darmaprawira, 2005:65)

2.4 Psikologi Warna


A. Pengertian Psikologi Warna
Psikologi warna merupakan cabang dari ilmu psikologi yang
mempelajari tentang warna sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku
manusia. Ilmu ini mempelajari tentang pengaruh warna terhadap emosi
dan juga perilaku manusia. Semua warna memiliki efek tersendiri
terhadap psikologi seseorang, karena setiap warna memancarkan panjang
gelombang energi tertentu dan berbeda satu sama lain.

B. Jenis dan Arti Warna Dalam Ilmu Psikologi


Setiap warna memiliki arti emosional. Sejak dulu, keterkaitan warna
dalam bidang psikologi sudah diteliti. Lois B. Wexner pada tahun 1954
meneliti tentang hubungan atau keterkaitan antara warna dengan suasana
hati (mood). Bahkan penelitian juga dilakukan oleh psikolog asal
amerika pada tahun 1996, yaitu Frank H. Mahnke yang memimpin
sebuah penelitian eksperimental tentang keterkaitan warna dengan
emosi. Berikut ini arti warna pada psikologi warna:
a. Merah: Keberanian, kehebatan, kehangatan, kegembiraan,
gairah, energi, kekuatan.

11
b. Orange: Kehangatan dan semangat, petualang, optimisme,
kepercayaan diri, ketenangan.
c. Kuning: kehangatan, optimisme, semangat, ceria dan rasa
bahagia. Seseorang yang cenderung menyukai warna kuning
memiliki kepribadian yang bijak, cerdas, kreatif dan pandai
menciptakan ide yang orisinil.
d. Biru: Memberikan kesan professional, kepercayaan dan simbol
kekuatan, melankolis, Warna biru tua melambangkan nuansa
ketenangan, sedangkan biru cerah digunakan untuk
melambangkan perasaan sedih, kesendirian dan refleksi dari
kesunyian.
e. Hijau: Dalam dunia psikologi, warna hijau digunakan untuk
membantu seseorang agar memiliki kemampuan
menyeimbangkan emosi dan keterbukaan dalam berkomunikasi.
Warna hijau memberikan efek relaksasi dan ketenangan. Warna
hijau dapat menunjukkan aura seseorang dengan kepribadian
plegmatis, yakni kedamaian dalam diri. Orang dengan tipe
kepribadian ini akan menjadi penengah ketika terjadi perbedaan
dan mampu menghindari konflik kepentingan.
f. Hitam: Warna hitam memiliki arti keanggunan, kemakmuran,
kecanggihan dan penuh misteri. Seseorang yang memiliki
ketertarikan terhadap warna hitam cenderung berani, menjadi
pusat perhatian, ketenangan dan dominasi, kekuatan dan
cenderung membenci kepalsuan.
g. Putih: Kebebasan dan keterbukaan.
h. Cokelat: Warna Cokelat memberi kesan hangat, nyaman dan
aman. Secara psikologis, warna cokelat memiliki arti kuat dan
dapat diandalkan serta melambangkan sebuah pondasi dan
kekuatan hidup. Penggunaan warna cokelat akan memberikan
kesan canggih, mahal dan modern karena memiliki kedekatan
dengan warna emas.

12
i. Pink: Warna pink mempresentasikan prinsip feminisme dan
memiliki aura kelemahlembutan, peduli dan romantis.
j. Ungu: Warna ungu melambang kan kemewahan, keanggunan
dan kebijaksanaan. Warna Ungu mampu memberikan
penggambaran dengan sifat kesenangan dan kemewahan dalam
hidup.

2.5 Warna dan Kepribadian


A. Pengertian Kepribadian
Dalam dunia psikologi, kepribadian merupakan bentuk dari sifat, ciri-ciri
yang mewakili sikap seseorang, entah itu dari sisi pola pikir, perasaan,
konsep diri, mentalitas, dan biasanya berjalan dengan kebiasaan yang
dilakukan individu itu dalam kesehariannya. Berdasarkan psikologi,
Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi
(berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Jadi, Kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara
sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta nilai nilai yang mempengaruhi individu
tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya. Arti
kepribadian menurut para ahli:
▪ George Herbert Mead
Menurut George Herbert Mead, kepribadian merupakan bentuk
tingkah laku manusia yang selalu berkembang seiring waktu.
Perkembangan kepribadian dalamseseorang biasanya akan
berlangsung seumur hidup secara bertahap melalui interaksinya
dengan masyarakat.
▪ Robert Sutherland
Menurut Robert Sutherland, kepribadian ialah abstraksi indivindu
dan perilakunya terhadapa masyarakat, lingkungan dan budaya. Itu
sebabnya, kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling
mempengaruhi antara 3 aspek tersebut.
B. Hubungan Warna dan Kepribadian

13
Kepribadian seseorang mempengaruhi preferensinya dalam berbagai
hal, mulai dari makanan kesukaan, gaya berpakaian, sampai warna
favorit. Karena itu dengan mengetahui preferensi seseorang terhadap
berbagai hal, secara teori kita bisa mengetahui kepribadian orang
tersebut. Preferensi terhadap warna merupakan salah satunya. Analisis
warna adalah metode yang sudah lama dipakai untuk mengetahui jenis
kepribadian seseorang. Keberadaan warna di dunia sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia. Menurut ilmu chromotherapy,
warna-warna tertentu berkaitan erat dengan kondisi mental dan
kesehatan seseorang. Karena itu dapat digunakan untuk terapi
psikologis. Konon kekurangan dalam kepribadian seseorang bahkan
bisa diseimbangkan dengan menggunakan terapi warna.
2.6 Hubungan Warna dan Usia
Pengenalan warna pada anak sangatlah penting untuk meningkatkan
kemampuankognitif anak, daya imajinatif, penanaman nilai seni dan
tentunya untuk menengenalkan karakteristik sains pada anak. Banyak
manfaat untuk anak dalam kaitanya dengan pengenalan warna. Pengenalan
warna untuk anak yang perkembanganya normal, biasanya sudah bisa
membedakan warna-warna primer pada usia anak mulai 2-3 tahun, karena
pada masa ini anak mulai belajar membedakan dan menyamakan bentuk
yang dilihatnya. Menurut hasil PenelitianNikki Pitchord dari Universitas
Nottingham, Inggris dan Kathy Mullendari Universitas McGrill, Kanada
tentang perkembangan kognitif warna menemukan bahwa anak usia 3 tahun
bisa menyebutkan warna merah, oranye, hijau, biru, ungu, merah muda,
hitam dan putih dengan benar. Namun, anak-anak membutuhkan waktu
lebih lama untuk menyebutkan warna cokelat dan abu-abu dengan benar.
Berikut beberapa pemilihan warna berdasarkan usia:
1. Warna Bayi (0-2 tahun)
Menentukan warna untuk usia yang masih belia perlu berbagai
pertimbangan. Karena indra penglihatan pada usia tersebut belum sempurna
maka penggunaan warna netral, pastel dengan nuansa lembut cocok untuk
digunakan.

14
2. Warna Balita (3-5 tahun)
Karakter anak pada usia ini selalu riang dan gembira. Maka penggunaan
warna yang cocok adalah dengan pemilihan warna yang cerah seperti
merah, biru, kuning atau hijau. Karena Warna-warna ini mempunyai nuansa
ceria dan melatih daya tangkap serta perkembangan syaraf motorik anak.
3. Warna Anak (6-12 tahun)
Untuk usia ini anak sudah bisa menentukan warna warna yang cocok untuk
dirinya. Tetapi biasanya warna-warna dengan nuansa ceria menjadi pilihan
seperti merah, biru pastel, pink, kuning, dan lain lain.
4. Warna Remaja (12-17 tahun)
Memasuki usia ini, biasanya mereka tidak memilih warna warna yang
mencolok tetapi tetap ada nuansa cerianya seperti warna merah, pink, dan
lain lain.
5. Warna Pasca Remaja (17-25 tahun)
Warna-warna yang bisa biasanya dijadikan pilihan pada usia ini ialah warna
warna yang cerah seperti merah, biru, orange, atau kombinasi-kombinasi
dari warna tersebut.
6. Warna Dewasa (25-50 tahun)
Tenang dan bijaksana adalah sifat yang terlihat di usia dewasa. Pada usia
dewasa karakter kedewasaan lebih mendominasi Dari segi pemakaian
warna juga mengalami perubahan dari usia sebelumnya. Yang dulunya
sedikit ceria, sekarang lebih kearah tenang seperti warna pastel dan netral.
Misal pemilihan warna abu-abu yang sifatnya lebih kalem, tenang dan
berkarakter.
7. Warna Orang Tua (50 tahun keatas)
Warna yang digunakan untuk orang tua cenderung memakai warna-warna
nuansa tenang, hangat, dan santai. Pemilihan warna lebih ke arah warna-
warna alam seperti coklat, hijau, dan biru bisa dipertimbangkan mengingat
kesan yang ditimbulkan nuansa damai dan nyaman.

2.7 Warna Identitas Pada Produk atau Brand

15
Identitas pada produk atau brand adalah sesuatu yang bersifat nyata dan
menarik bagi indera. Kita dapat melihatnya, menyentuhnya, memegangnya,
mendengarnya, bahkan melihatnya bergerak. Identitas merek memicu
pengakuan, memperkuat diferensiasi, dan membuat pelanggan seakan
menjadi bagian dari gagasan besar yang diungkapkan oleh produk tertentu
melalui merk nya. Warna bagi suatu brand dapat diartikan sebagai karakter
atau kepribadian yang dimiliki oleh seseorang. Dengan warna, brand
tersebut dapat mengkomunikasikan citra merek dari produknya, misalnya
ceria (kuning), pemberani (merah), elegan (hitam), dan aman (biru).
Pengaruh efek psikologis warna juga sangatlah penting untuk diperhatikan
demi mempermudah branding.\
Dalam branding dan marketing, psikologi warna difokuskan pada
bagaimana warna mempengaruhi kesan konsumen terhadap suatu merek
dan apakah warna tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk
melakukan pembelian. Warna bukan sekedar memberikan kesan saja namun
mempengaruhi emosional seseorang dan memiliki arti mendalam. Karena
warna lebih dari sekedar alat bantu visual, dan warna juga dapat
menyampaikan emosi, perasaan, serta pengalaman.
Makna warna dalam identitas suatu brand juga dijelaskan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Universitas Loyola, Maryland, yang
menunjukkan bahwa warna meningkatkan pengenalan konsumen terhadap
suatu merek hingga 80 persen. Sementara itu, artikel yang berjudul Touro
Law Review di tahun 2011 mencatat bahwa orang membuat penilaian
bawah sadar mengenai suatu produk dalam 90 detik pertama, dan antara 62–
90 persen penilaian itu didasarkan pada warna saja.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di lihat bahwa warna memiliki
kekuatan yang bersifat emosional dan praktis dalam proses branding suatu
produk. Pada tingkat emosional, warna dapat mempengaruhi perasaan
konsumen ketika mereka melihat suatu merek, sementara pada tingkat
praktis dapat membantu merek menonjol di tengah keramaian.
2.8 Identitas Budaya Dalam Style dan Fashion

16
Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan
dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju dan aksesoris yang
dikenakan bukanlah sekadar penutup tubuh dan hiasan, lebih dari itu juga
menjadi sebuah alat komunikasi untuk menyampaikan identitas pribadi.
Dalam perkembangan selanjutnya fashion tidak hanya menyangkut soal
busana dan aksesoris semacam perhiasan seperti kalung dan gelang, akan
tetapi benda-benda fungsional lain yang dipadukan dengan unsur-unsur
desain yang canggih dan unik menjadi alat yang dapat menunjukkan dan
mendongkrak penampilan si pemakai. Fashion bisa menjadi etalase kecil
tentang diri seseorang bagi orang lain. Gaya berpakaian atau berbusana
merupakan sebuah bahan penilaian awal seseorang. Disamping juga fashion
menjadi cara untuk mengekspresikan diri seseorang. Upaya- upaya manusia
untuk berhias agar tampilannya lebih dipandang bukanlah hal baru. Jauh
sebelum zaman modern seperti sekarang upaya ini sudah dilakukan.
Dalam masyarakat, di mana persoalan gaya adalah sesuatu yang
penting (atau malah gaya merupakan segalanya), semua manusia adalah
per- former. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol
peranan mereka sendiri. Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam
aksesoris yang menempel, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang
dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri.
Seseorang kemudian bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang diinginkan
melalui contoh-contoh kepribadian yang beredar di sekitar, seperti bintang
film, bintang iklan, penyanyi, model, bermacam- macam tipe kelompok
yang ada atau seseorang bisa menciptakan sendiri gaya kepribadian yang
unik, yang berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah digunakan orang
lain. Kesemuanya itu adalah demi gaya karena gaya adalah segala- galanya,
dan segala-galanya adalah gaya.
Dengan gaya seseorang bisa menunjukkan siapa dirinya. Warna
menarik perhatian, menciptakan hubungan emosional, dan mengarahkan
konsumen ke produk. Warna sering menjadi alasan utama mengapa
seseorang tertarik dan membeli item pakaian tertentu. T-shirt baru dengan
warna berbeda dapat membantu mengubah tampilan produk dari tahun ke

17
tahun. Warna menarik minat pemirsa karena mudah dikenali dan khas. Kita
sering menggambarkan pakaian dalam hal warna, seperti "setelan biru".
Studi tentang warna itu kompleks dan melibatkan cahaya, penglihatan, dan
pigmen serta sains, teknologi, dan seni. Selain itu, pigmen berwarna
berperilaku berbeda dari cahaya berwarna. Meskipun ada banyak model
klasifikasi warna, sistem warna Munsell dengan notasi numeriknya untuk
setiap warna banyak digunakan dan diterima untuk menggambarkan pigmen
warna dan sifat warna yang berhubungan dengan pakaian.
2.9 Gambar Hasil Praktek
Primer Tersier Sekunder dan Netral

Panas Dingin Berkabung Bahagia

Warna dan Kepribadian

Warna dan Usia

18
Make up Musim Panas, Semi, dan Dingin

Make up PestaRemaja, Sehari-hari dan Orang Tua

Ekspresi Anak- anak

Make Up Tema dan Trend 2022

19
20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Warna merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata guna


membedakan ragam sesuatu, baik benda mati atau benda hidup. Warna
termasuk salah satu unsur keindahan dalam seni dan desain selain unsur–
unsur visual yang lain. Warna adalah estetika yang penting, karena melalui
warna itulah kita dapat membedakan secara jelas keindahan suatu objek.
Warna dapat didefinisikan secara subjektif/psikologis yang merupakan
pemahaman langsung oleh pengalaman indera penglihatan kita dan secara
objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Secara objektif/fisik
warna diproyeksikan dari panjang gelombang (wave length), dan panjang
gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar 380-
780 nanometer. Cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu
bentuk pancaran energi sempit dari gelombang elektromagnetik.
Pemahaman tentang teori warna ini sudah berlangsung lama, yang dikaji
dari sudut pandang ilmu pengetahuan, psikis, dan estetika. Beberapa teori
warna yang mengkaji dari sudut pandang ilmu pengetahuan adalah dari
Isaac Newton seorang fisikawan yang telah mengkaji teori optik yang
kemudian menghasilkan penemuannya mengenai refraksi cahaya
menggunakan prisma kaca segitiga yang menghasilkan warna. Kemudian
ada teori komplementer yang dicetuskan oleh Brewster yang
menghasilkan teori pemahaman pembagian warna menjadi beberapa
kelompok/clustering, Teori ini pertama kali diungkapkan pada 1831.
Untuk pemahaman teori warna secara psikis, pada konsep ini warna
lebih berperan dalam suatu arti atau makna. Warna tidak hanya untuk
keindahan estetika, warna bisa mewakili mood atau suasana. Misalnya
merah menggambarkan keadaan psikis yang berhubungan dengan
semangat dan memiliki pengaruh pada produktivitas, kompetisi dan
keberanian. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu
menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J.
Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sebagai berikut: warna-warna

21
itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu
memengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian
estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam
benda. Dari pemahaman diatas dapat diambil kesimpulan bahwa warna,
selain dapat dilihat dengan mata ternyata mampu memengaruhi prilaku
seseorang, memengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka
tidaknya seseorang pada suatu benda atau objek yang dilihatnya.

3.2 Saran

Penulis sudah menyadari adanya banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah mengenai teori warna ini. Penulis pun akan berusaha melakukan
berbagai perbaikan susunan makalah tersebut agar lebih sesuai dengan
pedoman atau sumber terbaru nantinya. Oleh karena itu, besar harapan
penulis untuk mendapat kritik serta saran membangun dari para pembaca
sebagai salah satu sumber dalam memperbaiki makalah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, V. (2021, Juli 8). Memahami Psikologi Warna dalam Identitas Brand.
Retrieved from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/
Dara, P. (2010, Desember 15). Dimensi Warna Versi Munsell. Retrieved from
Catatan Singkat: http://wcatatansingkat.blogspot.com/2010/12/dimensi-
warna-versi-munsell.
Meilani. (2013). TEORI WARNA: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana.
Retrieved from Media neliti:
https://media.neliti.com/media/publications/167532-ID-teori-warna-
penerapan-lingkaran-warna-da
Psikologi. (2020, Agustus 04). Psikologi Warna: Pengertian, Teori dan
Manfaatnya Untuk Bisnis. Retrieved from epsikologi:
https://epsikologi.com/psikologi-warna/
Savita, K. (n.d.). Psikologi Warna – Pengaruh dan Penerapannya. Retrieved from
DosenPsikologi: https://dosenpsikologi.com/psikologi-warna
Setyorini, T. (2020, Juni 13). 14 Tipe Kepribadian Berdasar Warna Favorit.
Retrieved from Merdeka: https://www.merdeka.com/gaya/melihat-tipe-
kepribadian-seseorang-berdasar-warna-kesukaannya.
Mail, I. (n.d.). Makalah Teori Warna. Retrieved from Academia.edu:
https://www.academia.edu/19398512/MAKALAH_TEORI_WARNA
Omahalit. (n.d.). Memilih Warna Berdasarkan Usia. Retrieved from Omaholit:
https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/

23

Anda mungkin juga menyukai