Disusun oleh :
kelompok 4
Khris Sanjaya (2041010289)
KELAS E
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunianya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” teori warna “. Meskipun banyak hambatan yang
kami alami dalam proses perngerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini berisi informasi tentang Teori Warna , Pemanfaatan Warna
dalam Kemasan dan Iklan
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada teman-teman dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi
kita semua. Dan kami juga berterima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Desain
Grafis Dan Periklanan bapak Herman Aina Ubaid Yang senantiasa membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Definisi Warna......................................................................................................................5
B. Fungsi Warna........................................................................................................................5
C. Pembagian Warna.................................................................................................................7
F. Dimensi Warna.....................................................................................................................9
G. Psikologi Warna..................................................................................................................11
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warna dapat didefinisikan sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis dari pengalaman indra penglihatan. Warna menjadi sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, karena warna membangkitkan perasaan yang
spontan kepada orang yang melihatnya. Pikiran manusia terprogram tanpa sadar oleh
warna, misalnya orang menghindari warna tertentu pada makanan yang berwarna
seperti racun atau makanan basi, jika melihat lampu hijau menyala pengendara
bermotor akan menjalankan kendaraannya, atau hal lainnya dalam kehidupan sehari-
hari yang tanpa disadari telah terpengaruh oleh warna. Warna juga tanpa disadari
telah mempengaruhi emosi manusia, seperti marah, sedih, berangan-angan,
menambah nafsu makan, atau memberi semangat kerja.
Jika warna dihubungkan ke dalam dunia desain, bagus atau tidaknya sebuah
desain memang tergantung dari selera dan persepsi masing-masing orang yang
melihat. Namun yang pertama kali ditangkap oleh mata manusia selain bentuk adalah
warna. Warna merupakan sebuah subjek yang menjadi salah satu hal yang terpenting
dalam mempengaruhi daya tarik sebuah benda atau karya atau desain. Warna
memberikan vibrasi tertentu di dalam sebuah desain. Sebagai desainer, harus
mempertimbangkan dari segi pewarnaan dalam membuat suatu karya, karena warna
menambah keefektifan penyampaian pesan yang klien inginkan untuk
dikomunikasikan kepada audience. Warna yang digunakan mencakup tone dan
maknanya yang sangat mempengaruhi penilaian dan reaksi audience. Warna lebih
dari sekedar hiasan semata dalam sebuah desain, tetapi lebih kepada bahasa emosional
dan simbolik. Warna tidak boleh sekedar menjadi suatu tambahan dalam desain tetapi
harus disesuaikan juga dengan keseluruhan makna desain tersebut.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Warna ?
2. Bagaimana Fungsi Warna ?
3. Apa Kombinasi Warna yang Tepat dalam Desain ?
4. Bagaimana Dimensi Warna?
5. Bagaimana Psikologi Warna?
6. Bagaimana Makna Warna dalam Kebudayaan dan Gaya Desain Grafis?
7. Apa Hal Terpenting Terkait Warna dalam Desain Grafis?
8. Bagaimana Memahami Warna RGB dan CMYK?
C. Tujuan Masalah
1. Umtuk Mengetahui Definisi Warna
2. Umtuk Mengetahui Fungsi Warna
3. Umtuk Mengetahui Kombinasi Warna yang Tepat dalam Desain
4. Umtuk Mengetahui Dimensi Warna
5. Umtuk Mengetahui Psikologi Warna
6. Umtuk Mengetahui Makna Warna dalam Kebudayaan dan Gaya Desain Grafis
7. Umtuk Mengetahui Hal Terpenting Terkait Warna dalam Desain Grafis
8. Umtuk Mengetahui Memahami Warna RGB dan CMYK
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Warna
Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan, atau secara subjektif dan psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang
gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata
merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian sempit dari
gelombang elektromagnetik. Definisi lain tentang warna adalah mutu cahaya yang
dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata manusia.
Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu
karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value). Keindahan sebuah
warna tidak akan ada artinya apabila hair sendiri tapa kehadiran warna-warna lain di
sekitarnya, karena warna-warna tersebut akan saling memengaruhi. Sedangkan
menurut Mita Purbasari, warna adalah suatu alat komunikasi efektif untuk
mengungkapkan pesan, ide, atau gagasan tapa menggunakan tulisan tau bahasa.
Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola, dan asal-
usulnya, menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek
dan pendesain dalam berkarya.
B. Fungsi Warna
1. Fungsi identitas
5
2. Fungsi isyarat atau media komunikasi
Warna memberi tanda-tanda atas sifat dan/atau kondisi, seperti merah bisa
memberikan isyarat marah, atau bendera putih mengisyaratkan "menyerah". Pada
dasarnya, beberapa warna yang telah diterapkan tersebut dapat ditinjau aspek-
aspek sifat penampakannya. Warna merah, jingga, dan kuning bersifat panas,
berpenampilan lebih menonjol dan merangsang.
Makna dari peringatan warna tersebut adalah bahaya dan hati-hati. Sedangkan,
warna hijau, biru, dan ungu bersifat dingin, berpenampilan pasif, yaitu teduh dan
diam. Makna dari peringatan yang dimaksud adalah keadaan yang aman.Warna
juga merupakan perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Lampu lalu lintas
yang member isyarat berhenti diinstruksikan dengan warna merah, hati-hati
dengan warna kuning, dan jalan dengan warna hijau. Tanda silang merah berarti
palang merah. Kendaraan truk pengangkut bahan bakar minyak selalu berwarna
merah menyala. Ambulans kendaraan pengangkut orang sakit selalu berwarna
putih. Warna kotak surat yang dulu sering kita temui di jalan selalu berwarna
jingga. Telepon umum selalu berwarna biru.
3. Fungsi psikologi
Dari sudut pandang ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dong karakter karakter
manusia, Orang yang berkarakter ekstrover lebih senang dengan warna-warna
panas dan cerah, Karena tipe orang seperti ini biasanya terbuka, lebih
memandang, ke luar daripada ke dalam dirinya sendiri, tidak sulit menerima
masalah baru karena cara berpikirnya lebih mengarah pada segi- segi yang umum
daripada yang khusus. Sedangkan, orang yang, berkarakter introver lebih senang
pada warna-warna dingn dan gelap. Orang: bertipe ini biasanya tertutup, lebih
memandangi dalam dirinya sendiri, sulit menerima masalah-masalah baru lebih
suka menyelesalkan pada hal-hal yang Khusus dan yang umum.
Warna juga bisa menimbulkan efek rasa bagi yang melihatnya. Warna-warna
matahari seperti kuning, merah, jingga dan yang satu nada dengannya bisa
menimbulkan rasa hangat. Sebaliknya, rasa dingin bisa ditimbulkan ole warna-
warna dingin seperti bira, biru kehijau-hijauan, putih, dan hitam.
6
Warna-warna muda seperti kuning muda, hijau muda, merah jambu, biru
cerah, dan cokelat cerah memberi kesan ceria yang berjiwa muda. Warna-warna
gelap seperti cokelat, lembayung, abu-abu, dan hijau member rasa tenang
sehingga menimbulkan keinginan untuk menvepi.
4. Fungsi alamiah
C. Pembagian Warna
Dalam teori Brewster, warna dikelompokkan menjadi empat kategori.
Kelompok warna tersebut, yaitu warna prime sekunder, tersier, dan warna netral.
Keempat kelompok warna tersebut sering disusun dalam lingkaran warna Brewste
Lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan tori kontra warna (komplementer),
split komplementer, triad, dan tetrad Rumus yang diperoleh dari teori Brewster ole
Herbert Ives disempurnakan menjadi skema lingkaran warna.
Pembagian warna dalam teori brewster
1. Warna primer
Warna primer merupakan warna dasar, bukan campuran dari warna-warna
lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan
kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-
warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer.
Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna merah,
7
kuning, dan hijau. Namun, dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna
primer, yaitu merah seperti warna darah, biru seperti warna langit atau laut, dan
kuning seperti warna kuning telur.
2. Warna sekunder
Warna sekunder merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan
proporsi 1:1. Misalnya, warna jingga merupakan hasil campuran warna merah
dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah
campuran merah dan biru.
3. Warna tersier
Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu
warna sekunder. Misalnya, warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran
warna kuning dan jingga, hijau kekuningan didapat dari pencampuran warna
kuning dan hijau.
4. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi
1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di
alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Lingkaran atau kelompok warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, antara lain:
Warna panas -> Warna-warna yang mengarah pada warna kuning dan jingga
dikategorikan warna panas. Warna ini memiliki kesan panas mencolok,
semangat, bijaksana, dan dinamis.
Warna dingin -> Warna-warna yang mengarah pada warna biru dan hijau
dikategorikan warna dingin. Warna ini memiliki kesan lembut, sejuk, teduh,
dan tenang.
Jika warna diaplikasikan pada ruangan, warna panas akan memberikan
dampak psikologi terasa panas atau hangat, dan ruangan akan terasa sempit.
Sebaliknya, jika menggunakan warna dingin atau lembut, ruangan mempunyai
kesan luas. Sedangkan, dalam suatu karya seni, ia dapat dikatakan harmonis
apabila menggunakan warna yang menghasilkan efek hangat-sedang.
8
Dua warna yang saling berseberangan dan memiliki sudut 180° pada lingkaran
warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer akan menghasilkan kontras
yang paling kuat. Contoh: merah dengan hijau, jingga dengan biru.
Dua warna yang agak berseberangan, yaitu mendekati sudut 180° pada lingkaran
warna. Contoh: jingga dengan hijau kebiruan.
Tiga warna yang membentuk segitiga sama kaki dan memiliki sudut 60° pada
lingkaran warna.
Empat warna yang membentuk bangun segi empar dengan sudut 90°
Paduan warna secara analogus. Yakni, penyusunan dengan cara meletakkan hasil
perpaduan warna primer di antaranya. Penyusunan warna secara analogus merupakan
kombinasi warna bersebelahan atau berdekatan di dalam lingkaran warna. Kombinasi
skema warna tersebut menciptakan keselarasan. Hal ini disebabkan perpindahan
antara warna satu dengan warna lain berganti dengan halus atau bisa dibilang tidak
terlalu kontras.
Yaitu, penyusunan berdasarkan tingkat perpaduan dengan warna hitam dan putih.
Istilah monokromatik digunakan untuk mendefinisikan kombinasi warna yang
memiliki komposisi dari satu warna dengan intensitas yang berbeda. Kombinasi ini
menciptakan suasana desain vang sesuai dengan persepsi warna dasar yang
9
digunakan. Artinya, desain tersebut akan terlihat khas dengan warnanya sendiri
karena menggunakan warna dasar yang sama.
F. Dimensi Warna
Warna memiliki tiga dimensi, yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil
percampuran hitam-putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang melingkari poros, dan
skala warna yang bergerak menuju poros. Sehingga, dimensi warna pun dapat dilihat dari
tiga dimensi warna versi Munsell, yaitu dimensi nama warna (hue), dimensi nilai (value),
dan dimensi intensitas (chroma). Penjelasan tiap dimensi warna versi Munsell dapat
dilihat dalam pemaparan
10
Nilai warna diambil dari bahasa Inggris, value, yaitu tingkatan atau urutan
kecerahan suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas tingkat kecerahan
warna. Misalnya, ia akan membedakan warna merah murni dengan warna merah tua
(gelap), atau dengan warna merah muda (terang). Tingkatan nilai yang biasa
digunakan adalah sembilan tingkat mulai dari tingkatan tercerah, yaitu putih, melalui
deretan abu-abu, sampai pada tingkatan tergelap, yaitu hitam.
Warna putih merupakan warna yang memiliki nilai tertinggi dan tidak ada warna
lain yang mempunyai nilai setinggi putih, sedangkan warna hitam merupakan warna
yang memiliki nilai terendah dan tidak ada warna lain yang mempunyai nilai segelap
atau serendah hitam. Sementara itu, abu-abu merupakan nilai paling netral yang
berada pada tingkatan kelima, yaitu empat tingkat di bawah putih dan empat tingkat di
atas hitam. Bila dimensi kedua nilai ini dimasukkan ke dalam skema lingkaran warna,
warna akan berubah nilai skalanya secara gradual, nilai tertinggi di puncak dan nilai
terendah atau tergelap paling bawah.
Percampuran warna dengan hitam, putih, atau abu-abu akan menghasilkan tiga
tingkat kecerahan warna, yaitu deretan warna cerah (tints), deretan warna nada
(tones), dan deretan warna gelap (shades). Dengan menambahkan nilai pada warna
melalui pencampuran pigmen menurut ukuran yang tepat, dapat dihasilkan tingkatan
kecerahan warna yang kelak masing-masing warna akan mempunyai kekuatan atau
intensitas.
Dimensi ketiga adalah intensitas, yaitu suatu hal yang menyatakan kekuatan atau
kelemahan warna, daya pancar warna, dan kemurnian warna. Dengan kata lain,
intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan warna itu berbicara, berteriak,
atau berbisik dalam nada yang lembut.
Chroma merupakan ukuran kekuatan dan kelemahan (strength dan weakness) atau
kekayaan dan kemiskinan (richness and poorness) suatu warna. Ukuran in
membedakan warna lebih merah (more red) dan kurang merah (less red), yaitu ukuran
persentase kualitas keberadaan jati diri suatu warna. Dengan demikian, chromaticity
merupakan atribut sensasi visual warna asli, bisa dilihat tapa bergantung pada gelap
dan terang, atau tapa pengaruh putih dan hitam. Chromaticity disebut juga
11
kepenuhwarnaan (colorfulness), karena chromaticity merupakan ukuran identifikasi
hue dalam suatu warna. Suatu warna tapa chromaticity adalah akromatik atau
monokromatik dan akan tampak kelabu atau kabur.
G. Psikologi Warna
Warna adalah hal terpenting dalam desain karena warna menentukan respons
pembaca. Warna adalah hal yang paling utama dilihat pembaca, terutama background.
Untuk mencapai desain warna yang efektif dapat dimulai dengan memilih warna yang
bisa merepresentasikan tujuan sebuah publikasi. Palet warna yang dibuat sebaiknya
cook dengan pribadi dan tujuan publikasi.
Menurut Idarmadi (1999), terdapat korelasi umum secara psikologis antara
warna dan orang, seperti pada tabel berikut:
12
Perancis, kemasan dengan
warna hijau tidak begitu
mendapat sambutan, tetapi
di Timur Tengah, warna
hijau sangat disukai.
Optimis, harapan, filosofi, Kuning adalah warna
Kuning ketidakjujuran, pengecut (untuk keramat dalam agama
budaya Barat), pengkhianatan. Hindu.
Spiritual, misteri, Warna ungu sangat jarang
Unggu/Jingga kebangsawanan, transformasi, ditemui di alam.
kekasa-ran, keangkuhan
Power, seksualitas, ke- Melambangkan kematian
Hitam canggihan, kematian, misteri, dan kesedihan di budaya
ketakutan, kes-edihan, Barat.
keanggunan. Sebagai warna kemasan,
hitam melambangakan
keanggunan (elegance),
kemakmuran (wealth) dan
kecanggihan
(sophisticated).
Energi, keseimbangan, Menekankan sebuah
Oranye kehangatan produk yang tidak mahal.
13
Kesucian, kebersihan, Di Amerika, putih
Putih ketepatan, ketidakber-salahan, melambang-kan
steril, kematian. perkawinan (gaun pen-
gantin berwarna putih),
tapi di banyak budaya
Timur (terutama India dan
Cina), warna putih
melambangkan kematian.
Memang tidak ada seorang pun yang menjamin bahwa seseorang akan
membeli sebuah produk hanya karena melihat warna kemasan produk tersebut. Tapi
setidaknya, warna mampu menampilkan kesan dari suatu emosi tertentu yang akan
memengaruhi calon konsumen untuk mengambil keputusan. Begitupula ketika akan
mendesain, pemilihan warna yang tepat akan menentukan bagus tidaknya suatu desain
di mata khalayak atau publik.
g) Yogyakarta
Di Yogyakarta, kuning dipakai sebagai warna payung kebesaran sultan.
h) Mesir
Pada zaman Mesir Kuno, mahkota putih menghiasi Osiris. Pendeta-pendeta
mengunakan jubah putih untuk menyembah Dewa Ra. Kuning dan emas
melambangkan matahari, merah melambangkan pria, hijau lambang keabadian,
ungu warna tanah, biru lambang akhirat dan keabadian. Biru dipakai oleh para
pendeta sebagai lambang kesucian dalam peradilan hukum. Osiris dilambangkan
dengan warna hijau. Horus, anak Osiris, dilambangkan dengan warna putih. Set,
dewa kejahatan berwarna hitam. Shu, dewa yang memisahkan langit dan bumi
berwarna merah, dan Amen, dewa kehidupan berwarna biru.
i) Asia
Di India, Dewa Brahma dilambangkan dengan kuning. Siwa, dewa perusak,
dilambangkan dengan warna hitam. Kuning merupakan lambang Budha. Arah
mata angin di Cina dilambangkan dengan warna hitam yang menunjuk arah utara,
merah menunjuk arah selatan, hijau menunjuk arah timur, dan putih menuniuk
15
arah barat. Warna hijau abadi menunjukkan waktu. Bangsa-bangsa dilambangkan
dengan empat warna, yaitu merah (Mesir), kuning (Asia), putih (bangsa dari
utara), hitam (negro).
Warna yang menggunakan warna- warna cerah (khas pop art), seperti
perpaduan warna merah, kuning, oranye, dsb.
16
kuning.Selanjutnya, kombinasi dari tiga warna dasar ini melahirkan warna- warna
baru berupa warna sekunder. Warna sekunder terdiri atas oranye, ungu, dan hijau.
Kombinasi antara warna sekunder dengan warna dasar (primer) melahirkan
warna-warna lain berupa warna tersier. Warna tersier terdiri atas kuning-oranye,
kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, merah-ungu, dan merah-oranye. Akhirnya,
warna-warna tersebut digambarkan dalam bentuk lingkaran warna yang kita kenal
sekarang dengan istilah Color Wheel.
Beberapa aturan dasar terkait color wheel:
a) Monochromatic Color
Monochromatic color merupakan perpaduan beberapa warna yang bersumber
dari satu warna dengan nilai dan intensitas berbeda. Misalnya hijau, jika
dikombinasikan dengan warna hijau dengan nilai dan intensitas yang berbeda akan
menciptakan suatu perpaduan yang harmonis dan menciptakan kesatuan yang utuh
pada desain.
b) Warna Analog
Warna analog merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat. Misalnya
warna merah akan serasi dengan warna oranye, dan oranye akan terlihat harmonis
dengan warna kuning. Begitu juga jika kuning dipadukan dengan hijau tau biru,
dipadukan dengan ungu, dan ungu dikombinasikan dengan pink.
c) Warna pelengkap
Beberapa desain butuh nilai kontras yang cukup untuk menarik perhatian lebih
dari pembaca visual. Saat itulah kita menggunakan kombinasi dari warna-warna
pelengkap. Misalya, biru dan oranye, merah dan hijau, dan lain-lain.
d) Warna triad
Teori roda warna di atas menjelaskan bagaimana warna-warna dasar
melahirkan berbagai warna baru di sekitarya. Cukup ampuh jika kita ingin
bermain dengan variasi warna-warna yang berbeda. Ada banyak sekali kombinasi
warna selain warna dasar untuk membuat sebuah desain tampak unik dan berbeda
dari biasanya. Misalnya, peleburan warna kuning dan oranye, oranye dan merah,
merah dan pink (merah muda), pink dan biru, dan seterusnya.
17
pada dua buah bentuk yang berbeda (lingkaran dan garis). Pada lingkaran, warna
akan terlihat lebih terang, sedangkan pada garis akan terlihat lebih gelap. Hal ini
disebabkan besar ruang pada lingkaran lebih luas daripada garis, sehingga mata
menangkap sebuah ruang luas dengan asumsi terang, meskipun warna yang
diberikan adalah warna yang sama. Ini adalah respons naluriah pada mata dalam
menyikapi kesan sebuah visual.
a) Kontras Warna
Kontras pada warna dapat dipengaruhi oleh warna lain di sekitarnya. Teorinya
sangat sederhana, yaitu "Kontras = Gelap VS Terang". Misalnya, letakkan sebuah
persegi kecil berwarna kuning diatas background berwarna hitam, maka nilai
kontras akan meningkat dan persegi berwarna kuning akan dengan mudah terlihat.
Sebaliknya, ganti background dengan warna putih, maka nilai kontras akan
menurun dan persegi akan sulit untuk diliat.
18
Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru) sebagai warna
dasar difungsikan sebagai intensitas cahaya untuk mencerahkan warna latar
belakang yang gelap (hitam); sedangkan CMYK adalah warna yang dikenal dalam
proses printing dan percetakan. Terdiri atas C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow,
dan K = Black. Warna CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar
belakang putih dari bahan cetak seperti kertas dan lain- lain.
Warna RGB lebih terang dan jelas. Biasanya menghasilkan besar kapasitas file
yang lebih kecil. Warna RGB sangat cocok untuk presentasi visual dalam
tampilan monitor seperti desain halaman web. Ketika suatu karya desain dalam
format RGB akan di-print dan melalui proses cetak, warna RGB harus dikonversi
dulu ke dalam model warna CMYK, sebab printer dan mesin percetakan hanya
mengenal warna CMYK sebagai model warna dari kalibrasi di mesin cetak.
Sering kali beberapa karya desain yang akan naik cetak masih dalam format
RGB, dan ketika dikonversi menjadi CMYK, warna biasanya akan berubah
menjadi lebih redup dan tidak secerah warna yang tampil pada model RGB. Solusi
masalah ini adalah desainer harus memastikan dulu desainnya tampil dengan
warna yang diinginkan dalam format warna CMYK, karena yang akan
keluar dari mesin cetak adalah warna dengan model CMYK.
Beberapa software untuk desain grafis biasanya mengizinkan kita bekerja
dengan memilih antara dua model warna (RGB atau (MYK), walaupun dalam
beberapa hal, seperti beberapa fungsi dari Photoshop, tidak akan aktif jika kita
bekeria dalam model warna CMYK. Pemilihan model warna biasanya akan tampil
ketika kita membuka dokumen baru. Namun, apabila sudah terlanjur bekerja di
salah satu model warna dan kita ingin menggantinya, kita bisa mengonversi
kembali model warna tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah desain yang baik harus memperhatikan semua aspek, warna, bentuk,
komposisi, kesatuan, keseimbangan dan lain-lain, bahkan warna yang dianggap sebagai
19
suatu pendukung harus juga dipikirkan apakah sudah sesuai dengan target yang akan
dituju. Warna adalah elemen desain yang paling sulit diarahkan atau diatur karena selalu
harus melewati proses percobaan dan proses konsep yang jelas untuk mengetahui
kesesuaian antara warna-wrna yang dipakai dengan target yang akan dituju. Ketika warna
yang diinginkan sudah didapat, maka keseluruhan desain akan berhasil menyampaikan
pesannya. Efek psikologis warna memang berbeda pada tiap orang yang melihatnya.
Namun ada beberapa warna universal yang memberikan efek hampir sama pada setiap
orang Dan ini menjadi panduan bagi desainer dalam pemilihan warna yang digunakan.
Sebuah desain yang menarik akan dilihat bahkan ditanggapi audience jika emosi mereka
ikut tergugah dan pesan yang tersirat pada desain tersebut dapat sampai ke otak mereka,
sehingga dapat mendongkrak penjualan atau promosi barang atau jasa yang diiklankan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mella Jannah. 2022. Desain grafis itu ada ilmunya. Penerbit Yogyakarta : Anak
Hebat Indonesia.,
20