Anda di halaman 1dari 21

Teori warna

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Desain Grafis Dan Periklanan

Dosen Pengampu : Herman Aina Ubaid M.T.I

Disusun oleh :
kelompok 4
Khris Sanjaya (2041010289)

Annisa Novianti (2041010268)

Subhan Hudallah (2041010280)

Roby Rachman (2041010437)

Amar Ma’ruf (2041010285)

Helinda Vista Kurniani (2041010266)

KELAS E

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunianya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” teori warna “. Meskipun banyak hambatan yang
kami alami dalam proses perngerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini berisi informasi tentang Teori Warna , Pemanfaatan Warna
dalam Kemasan dan Iklan
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada teman-teman dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi
kita semua. Dan kami juga berterima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Desain
Grafis Dan Periklanan bapak Herman Aina Ubaid Yang senantiasa membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Bandar lampung, jumat 17-03 -2023

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan Masalah....................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

A. Definisi Warna......................................................................................................................5

B. Fungsi Warna........................................................................................................................5

C. Pembagian Warna.................................................................................................................7

D. Hubungan Antar Warna........................................................................................................8

E. Kombinasi Warna yang Tepat dalam Desain.......................................................................8

F. Dimensi Warna.....................................................................................................................9

G. Psikologi Warna..................................................................................................................11

H. Makna Warna dalam Kebudayaan dan Gaya Desain Grafis..............................................13

I. Hal Terpenting Terkait Warna dalam Desain Grafis..........................................................14

J. Memahami Warna RGB dan CMYK.................................................................................16

BAB III.........................................................................................................................................17

PENUTUP....................................................................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................................................17

B. Saran...................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Warna dapat didefinisikan sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis dari pengalaman indra penglihatan. Warna menjadi sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, karena warna membangkitkan perasaan yang
spontan kepada orang yang melihatnya. Pikiran manusia terprogram tanpa sadar oleh
warna, misalnya orang menghindari warna tertentu pada makanan yang berwarna
seperti racun atau makanan basi, jika melihat lampu hijau menyala pengendara
bermotor akan menjalankan kendaraannya, atau hal lainnya dalam kehidupan sehari-
hari yang tanpa disadari telah terpengaruh oleh warna. Warna juga tanpa disadari
telah mempengaruhi emosi manusia, seperti marah, sedih, berangan-angan,
menambah nafsu makan, atau memberi semangat kerja.

Jika warna dihubungkan ke dalam dunia desain, bagus atau tidaknya sebuah
desain memang tergantung dari selera dan persepsi masing-masing orang yang
melihat. Namun yang pertama kali ditangkap oleh mata manusia selain bentuk adalah
warna. Warna merupakan sebuah subjek yang menjadi salah satu hal yang terpenting
dalam mempengaruhi daya tarik sebuah benda atau karya atau desain. Warna
memberikan vibrasi tertentu di dalam sebuah desain. Sebagai desainer, harus
mempertimbangkan dari segi pewarnaan dalam membuat suatu karya, karena warna
menambah keefektifan penyampaian pesan yang klien inginkan untuk
dikomunikasikan kepada audience. Warna yang digunakan mencakup tone dan
maknanya yang sangat mempengaruhi penilaian dan reaksi audience. Warna lebih
dari sekedar hiasan semata dalam sebuah desain, tetapi lebih kepada bahasa emosional
dan simbolik. Warna tidak boleh sekedar menjadi suatu tambahan dalam desain tetapi
harus disesuaikan juga dengan keseluruhan makna desain tersebut.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Warna ?
2. Bagaimana Fungsi Warna ?
3. Apa Kombinasi Warna yang Tepat dalam Desain ?
4. Bagaimana Dimensi Warna?
5. Bagaimana Psikologi Warna?
6. Bagaimana Makna Warna dalam Kebudayaan dan Gaya Desain Grafis?
7. Apa Hal Terpenting Terkait Warna dalam Desain Grafis?
8. Bagaimana Memahami Warna RGB dan CMYK?

C. Tujuan Masalah
1. Umtuk Mengetahui Definisi Warna
2. Umtuk Mengetahui Fungsi Warna
3. Umtuk Mengetahui Kombinasi Warna yang Tepat dalam Desain
4. Umtuk Mengetahui Dimensi Warna
5. Umtuk Mengetahui Psikologi Warna
6. Umtuk Mengetahui Makna Warna dalam Kebudayaan dan Gaya Desain Grafis
7. Umtuk Mengetahui Hal Terpenting Terkait Warna dalam Desain Grafis
8. Umtuk Mengetahui Memahami Warna RGB dan CMYK

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Warna
Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan, atau secara subjektif dan psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang
gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata
merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian sempit dari
gelombang elektromagnetik. Definisi lain tentang warna adalah mutu cahaya yang
dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata manusia.
Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu
karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value). Keindahan sebuah
warna tidak akan ada artinya apabila hair sendiri tapa kehadiran warna-warna lain di
sekitarnya, karena warna-warna tersebut akan saling memengaruhi. Sedangkan
menurut Mita Purbasari, warna adalah suatu alat komunikasi efektif untuk
mengungkapkan pesan, ide, atau gagasan tapa menggunakan tulisan tau bahasa.
Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola, dan asal-
usulnya, menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek
dan pendesain dalam berkarya.

B. Fungsi Warna

1. Fungsi identitas

Warna memiliki kegunaan mempermudah orang mengenal identitas suatu


kelompok masyarakat, organisasi, atau negara, seperti seragam, bendera, logo
perusahaan, dan lain-lain.

5
2. Fungsi isyarat atau media komunikasi

Warna memberi tanda-tanda atas sifat dan/atau kondisi, seperti merah bisa
memberikan isyarat marah, atau bendera putih mengisyaratkan "menyerah". Pada
dasarnya, beberapa warna yang telah diterapkan tersebut dapat ditinjau aspek-
aspek sifat penampakannya. Warna merah, jingga, dan kuning bersifat panas,
berpenampilan lebih menonjol dan merangsang.

Makna dari peringatan warna tersebut adalah bahaya dan hati-hati. Sedangkan,
warna hijau, biru, dan ungu bersifat dingin, berpenampilan pasif, yaitu teduh dan
diam. Makna dari peringatan yang dimaksud adalah keadaan yang aman.Warna
juga merupakan perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Lampu lalu lintas
yang member isyarat berhenti diinstruksikan dengan warna merah, hati-hati
dengan warna kuning, dan jalan dengan warna hijau. Tanda silang merah berarti
palang merah. Kendaraan truk pengangkut bahan bakar minyak selalu berwarna
merah menyala. Ambulans kendaraan pengangkut orang sakit selalu berwarna
putih. Warna kotak surat yang dulu sering kita temui di jalan selalu berwarna
jingga. Telepon umum selalu berwarna biru.

3. Fungsi psikologi

Dari sudut pandang ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dong karakter karakter
manusia, Orang yang berkarakter ekstrover lebih senang dengan warna-warna
panas dan cerah, Karena tipe orang seperti ini biasanya terbuka, lebih
memandang, ke luar daripada ke dalam dirinya sendiri, tidak sulit menerima
masalah baru karena cara berpikirnya lebih mengarah pada segi- segi yang umum
daripada yang khusus. Sedangkan, orang yang, berkarakter introver lebih senang
pada warna-warna dingn dan gelap. Orang: bertipe ini biasanya tertutup, lebih
memandangi dalam dirinya sendiri, sulit menerima masalah-masalah baru lebih
suka menyelesalkan pada hal-hal yang Khusus dan yang umum.

Warna juga bisa menimbulkan efek rasa bagi yang melihatnya. Warna-warna
matahari seperti kuning, merah, jingga dan yang satu nada dengannya bisa
menimbulkan rasa hangat. Sebaliknya, rasa dingin bisa ditimbulkan ole warna-
warna dingin seperti bira, biru kehijau-hijauan, putih, dan hitam.

6
Warna-warna muda seperti kuning muda, hijau muda, merah jambu, biru
cerah, dan cokelat cerah memberi kesan ceria yang berjiwa muda. Warna-warna
gelap seperti cokelat, lembayung, abu-abu, dan hijau member rasa tenang
sehingga menimbulkan keinginan untuk menvepi.

4. Fungsi alamiah

Warna adalah properti benda tertentu, dan merupakan penggambaran sifat


objek secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat objek
secara nyata. Contoh, warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru
untuk laut, langit, dan sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-
sifat alami dari objek tertentu, misalnya padat, cair, jauh, dekat, dan lain-lain.

5. Fungsi pembentuk keindahan

Keberadaan warna memudahkan kita melihat dan mengenali suatu benda.


Sebagai contoh, apabila kita meletakkan benda di tempat yang sangat gelap, mata
kita tidak mampu mendeteksi objek tersebut dengan jelas. Di sini, warna
mempunyai fungsi ganda di mana bukan hanya aspek keindahan saja, namun
sebagai elemen yang membentuk diferensial atau perbedaan antara objek satu
dengan objek lain.

C. Pembagian Warna
Dalam teori Brewster, warna dikelompokkan menjadi empat kategori.
Kelompok warna tersebut, yaitu warna prime sekunder, tersier, dan warna netral.
Keempat kelompok warna tersebut sering disusun dalam lingkaran warna Brewste
Lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan tori kontra warna (komplementer),
split komplementer, triad, dan tetrad Rumus yang diperoleh dari teori Brewster ole
Herbert Ives disempurnakan menjadi skema lingkaran warna.
Pembagian warna dalam teori brewster
1. Warna primer
Warna primer merupakan warna dasar, bukan campuran dari warna-warna
lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan
kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-
warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer.
Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna merah,
7
kuning, dan hijau. Namun, dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna
primer, yaitu merah seperti warna darah, biru seperti warna langit atau laut, dan
kuning seperti warna kuning telur.
2. Warna sekunder
Warna sekunder merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan
proporsi 1:1. Misalnya, warna jingga merupakan hasil campuran warna merah
dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah
campuran merah dan biru.
3. Warna tersier
Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu
warna sekunder. Misalnya, warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran
warna kuning dan jingga, hijau kekuningan didapat dari pencampuran warna
kuning dan hijau.
4. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi
1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di
alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Lingkaran atau kelompok warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, antara lain:
Warna panas -> Warna-warna yang mengarah pada warna kuning dan jingga
dikategorikan warna panas. Warna ini memiliki kesan panas mencolok,
semangat, bijaksana, dan dinamis.
Warna dingin -> Warna-warna yang mengarah pada warna biru dan hijau
dikategorikan warna dingin. Warna ini memiliki kesan lembut, sejuk, teduh,
dan tenang.
Jika warna diaplikasikan pada ruangan, warna panas akan memberikan
dampak psikologi terasa panas atau hangat, dan ruangan akan terasa sempit.
Sebaliknya, jika menggunakan warna dingin atau lembut, ruangan mempunyai
kesan luas. Sedangkan, dalam suatu karya seni, ia dapat dikatakan harmonis
apabila menggunakan warna yang menghasilkan efek hangat-sedang.

D. Hubungan Antar Warna


1. Kontras warna komplementer

8
Dua warna yang saling berseberangan dan memiliki sudut 180° pada lingkaran
warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer akan menghasilkan kontras
yang paling kuat. Contoh: merah dengan hijau, jingga dengan biru.

2. Kontras sulit komplementer

Dua warna yang agak berseberangan, yaitu mendekati sudut 180° pada lingkaran
warna. Contoh: jingga dengan hijau kebiruan.

3. Kontras triad komplementer

Tiga warna yang membentuk segitiga sama kaki dan memiliki sudut 60° pada
lingkaran warna.

4. Kontras tetrad komplementer (double komplementer)

Empat warna yang membentuk bangun segi empar dengan sudut 90°

E. Kombinasi Warna yang Tepat dalam Desain


1. Paduan warna secara anolagus

Paduan warna secara analogus. Yakni, penyusunan dengan cara meletakkan hasil
perpaduan warna primer di antaranya. Penyusunan warna secara analogus merupakan
kombinasi warna bersebelahan atau berdekatan di dalam lingkaran warna. Kombinasi
skema warna tersebut menciptakan keselarasan. Hal ini disebabkan perpindahan
antara warna satu dengan warna lain berganti dengan halus atau bisa dibilang tidak
terlalu kontras.

Contoh warna-warna analogus adalah:

Biru-ungu, ungu, dan merah-ungu.


Merah, merah-jingga, dan jingga, atau
Kuning, kuning-jingga, dan jingga.
2. Paduan warna secara monokromatik.

Yaitu, penyusunan berdasarkan tingkat perpaduan dengan warna hitam dan putih.
Istilah monokromatik digunakan untuk mendefinisikan kombinasi warna yang
memiliki komposisi dari satu warna dengan intensitas yang berbeda. Kombinasi ini
menciptakan suasana desain vang sesuai dengan persepsi warna dasar yang

9
digunakan. Artinya, desain tersebut akan terlihat khas dengan warnanya sendiri
karena menggunakan warna dasar yang sama.

Contoh monokromatik adalah:

Biru, biru muda, dan biru tua.


Merah, merah tua, dan merah muda.

Walaupun warna monokromatik terlihat sama dengan warna analogus, namun


warna monokromatik berbeda dengan skema warna analogus. Warna analogus
merupakan gradasi warna yang selaras walaupun dengan warna dasar yang berbeda,
sedangkan monokromatik menggunakan warna dasar yang sama walaupun terkesan
tidak selaras.

F. Dimensi Warna
Warna memiliki tiga dimensi, yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil
percampuran hitam-putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang melingkari poros, dan
skala warna yang bergerak menuju poros. Sehingga, dimensi warna pun dapat dilihat dari
tiga dimensi warna versi Munsell, yaitu dimensi nama warna (hue), dimensi nilai (value),
dan dimensi intensitas (chroma). Penjelasan tiap dimensi warna versi Munsell dapat
dilihat dalam pemaparan

dimensi warna sebagaimana berikut.

1. Dimensi nama warna (hue)

Sebelum data Munsell distandardisasi, nama-nama warna diberikan berdasarkan


warna alamiah yang dimilikinya, misalnya, warna hijau alpokat untuk menunjukkan
warna hijau yang menyerupai warna buah alpokat. Dengan mengetahui nama-nama
warna tersebut, identifikasi warna bisa dikenal dengan mudah, karena dengan
namanya warna dapat dibedakan antara satu unsur dengan lainnya. Misalnya, nama
warna merah berarti berbeda dengan warna kuning, hijau, atau biru. Pada keadaan
dimensi satu, nama-nama warna dalam sistem penamaan warna Munsell belum diberi
simbol secara numerik karena belum ada nilai dan tingkat kekuatan (intensitas).
Dengan demikian, nama-nama warna sebagai dimensi pertama pun disebutkan tapa
diikuti oleh penanda nilai (value) atau intensitas (chroma).

2. Dimensi nilai (value)

10
Nilai warna diambil dari bahasa Inggris, value, yaitu tingkatan atau urutan
kecerahan suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas tingkat kecerahan
warna. Misalnya, ia akan membedakan warna merah murni dengan warna merah tua
(gelap), atau dengan warna merah muda (terang). Tingkatan nilai yang biasa
digunakan adalah sembilan tingkat mulai dari tingkatan tercerah, yaitu putih, melalui
deretan abu-abu, sampai pada tingkatan tergelap, yaitu hitam.

Warna putih merupakan warna yang memiliki nilai tertinggi dan tidak ada warna
lain yang mempunyai nilai setinggi putih, sedangkan warna hitam merupakan warna
yang memiliki nilai terendah dan tidak ada warna lain yang mempunyai nilai segelap
atau serendah hitam. Sementara itu, abu-abu merupakan nilai paling netral yang
berada pada tingkatan kelima, yaitu empat tingkat di bawah putih dan empat tingkat di
atas hitam. Bila dimensi kedua nilai ini dimasukkan ke dalam skema lingkaran warna,
warna akan berubah nilai skalanya secara gradual, nilai tertinggi di puncak dan nilai
terendah atau tergelap paling bawah.

Percampuran warna dengan hitam, putih, atau abu-abu akan menghasilkan tiga
tingkat kecerahan warna, yaitu deretan warna cerah (tints), deretan warna nada
(tones), dan deretan warna gelap (shades). Dengan menambahkan nilai pada warna
melalui pencampuran pigmen menurut ukuran yang tepat, dapat dihasilkan tingkatan
kecerahan warna yang kelak masing-masing warna akan mempunyai kekuatan atau
intensitas.

3. Dimensi khorma atau intensitas (chroma)

Dimensi ketiga adalah intensitas, yaitu suatu hal yang menyatakan kekuatan atau
kelemahan warna, daya pancar warna, dan kemurnian warna. Dengan kata lain,
intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan warna itu berbicara, berteriak,
atau berbisik dalam nada yang lembut.

Chroma merupakan ukuran kekuatan dan kelemahan (strength dan weakness) atau
kekayaan dan kemiskinan (richness and poorness) suatu warna. Ukuran in
membedakan warna lebih merah (more red) dan kurang merah (less red), yaitu ukuran
persentase kualitas keberadaan jati diri suatu warna. Dengan demikian, chromaticity
merupakan atribut sensasi visual warna asli, bisa dilihat tapa bergantung pada gelap
dan terang, atau tapa pengaruh putih dan hitam. Chromaticity disebut juga

11
kepenuhwarnaan (colorfulness), karena chromaticity merupakan ukuran identifikasi
hue dalam suatu warna. Suatu warna tapa chromaticity adalah akromatik atau
monokromatik dan akan tampak kelabu atau kabur.

G. Psikologi Warna
Warna adalah hal terpenting dalam desain karena warna menentukan respons
pembaca. Warna adalah hal yang paling utama dilihat pembaca, terutama background.
Untuk mencapai desain warna yang efektif dapat dimulai dengan memilih warna yang
bisa merepresentasikan tujuan sebuah publikasi. Palet warna yang dibuat sebaiknya
cook dengan pribadi dan tujuan publikasi.
Menurut Idarmadi (1999), terdapat korelasi umum secara psikologis antara
warna dan orang, seperti pada tabel berikut:

Warna Respon Psikologis Keterangan

Power,energy,kehangatan,cinta Warna merah kadang


Merah , nafsu, agresif, bahaya berubah arti jika
dikombinasikan dengan:
Hijau, akan menjadi
simbol Natal;
dikombinasikan dengan
Putih, akan mempunyai
arti "bahagia" di budaya
Orien-tal.
Kepercayaan, kon-servatif, Banyak digunakan sebagai
Biru keamanan, teknologi, war-na pada logo bank di
kebersihan, keteraturan Amerika Serikat untuk
memberikan kesan
"kepercayaan".
Alami, sehat, keberuntungan, Warna hijau tidak terlalu
Hijau pembaruan "sukses" untuk ukuran
global. Di Cina dan

12
Perancis, kemasan dengan
warna hijau tidak begitu
mendapat sambutan, tetapi
di Timur Tengah, warna
hijau sangat disukai.
Optimis, harapan, filosofi, Kuning adalah warna
Kuning ketidakjujuran, pengecut (untuk keramat dalam agama
budaya Barat), pengkhianatan. Hindu.
Spiritual, misteri, Warna ungu sangat jarang
Unggu/Jingga kebangsawanan, transformasi, ditemui di alam.
kekasa-ran, keangkuhan
Power, seksualitas, ke- Melambangkan kematian
Hitam canggihan, kematian, misteri, dan kesedihan di budaya
ketakutan, kes-edihan, Barat.
keanggunan. Sebagai warna kemasan,
hitam melambangakan
keanggunan (elegance),
kemakmuran (wealth) dan
kecanggihan
(sophisticated).
Energi, keseimbangan, Menekankan sebuah
Oranye kehangatan produk yang tidak mahal.

Tanah/bumi, reliability, Kemasan makanan di


Coklat comfort, daya tahan. Amerika sering memakai
warna cokelat dan sangat
sukses, tetapi di
Kolumbia, warna cokelat
untuk kemasan kurang
begitu membawa hasil.
Intelek, masa depan (seperti Warna abu-abu adalah
Abu-Abu warna milenium), warna yang paling
kesederhanaan, kesedihan. gampang dilihat oleh
mata.

13
Kesucian, kebersihan, Di Amerika, putih
Putih ketepatan, ketidakber-salahan, melambang-kan
steril, kematian. perkawinan (gaun pen-
gantin berwarna putih),
tapi di banyak budaya
Timur (terutama India dan
Cina), warna putih
melambangkan kematian.

Memang tidak ada seorang pun yang menjamin bahwa seseorang akan
membeli sebuah produk hanya karena melihat warna kemasan produk tersebut. Tapi
setidaknya, warna mampu menampilkan kesan dari suatu emosi tertentu yang akan
memengaruhi calon konsumen untuk mengambil keputusan. Begitupula ketika akan
mendesain, pemilihan warna yang tepat akan menentukan bagus tidaknya suatu desain
di mata khalayak atau publik.

H. Makna Warna dalam Kebudayaan dan Gaya Desain Grafis


1. Makna Warna dalam Kebudayaan

a) Spanvol dan Venesia


Kaum elite dikuasai warna biru dan hitam.
b) Cina
Lambang dinasti di Cina berbeda-beda. Warna dinasti Sung: cokelat, dinasti
Ming: hijau, dinasti Ching: kuning. Kaisarnya memakai warna biru bila sedang
memuja langit, kuning waktu menyembah tanah, dan tinta merah waktu
menandatangani surat-surat perintah. Warna kuning dianggap warna suci. Saat
pertunjukan teater, orang suci ditampilkan dengan muka merah, orang jahat
dengan warna putih, dan orang udik dengan warna hitam. Putih dilambangkan
sebagai warna dukacita. Warna merah digunakan sat perayaan pernikahan, dan
pengantin wanitanya mengenakan pakaian berwarna merah.
c) Barat
Di Barat, warna putih digunakan untuk mempelai wanita ketika pernikahan,
sebagaimana suku Sunda.
14
d) Yunani
Pita putih melambangkan kesucian, pita merah melambangkan cinta dan
pengorbanan, pita biru melambangkan social dan integritas. Pada cerita Odysseus,
baju ungu kemerahan melambangkan pengembaraan Odysseus. Pada lakon Illias,
warna merah merupakan lambang peperangan berdarah dalam cerita tersebut.
Mitologi Yunani mengatakan bahwa warna hiiau melambangkan Dewa Hermes
(lambangnya biru), dan Dewi Afrodit lambangnya kuning, saat menjadi Dewa
Hermafrodit berganti hijau.
e) Indonesia
Warna bendera Indonesia berasal dari konsep getah dan getih yang berwarna
merah dan putih, yaitu zat cair yang mengalir dalam tubuh yang memberikan
kehidupan. Sebagai lambang kehidupan yang mengalir terus-menerus. Warna
merah keunguan disukai oleh raja-raja di masa lampau, merupakan warna
simbolik terkait sifat tokoh pewayangan.
f) Sunda
Di Sunda, warna hijau identik dengan warna tokoh yang jahat dalam suatu
cerita. Salah satu contohnya adalah Buto ijo, sosok raksasa.

g) Yogyakarta
Di Yogyakarta, kuning dipakai sebagai warna payung kebesaran sultan.
h) Mesir
Pada zaman Mesir Kuno, mahkota putih menghiasi Osiris. Pendeta-pendeta
mengunakan jubah putih untuk menyembah Dewa Ra. Kuning dan emas
melambangkan matahari, merah melambangkan pria, hijau lambang keabadian,
ungu warna tanah, biru lambang akhirat dan keabadian. Biru dipakai oleh para
pendeta sebagai lambang kesucian dalam peradilan hukum. Osiris dilambangkan
dengan warna hijau. Horus, anak Osiris, dilambangkan dengan warna putih. Set,
dewa kejahatan berwarna hitam. Shu, dewa yang memisahkan langit dan bumi
berwarna merah, dan Amen, dewa kehidupan berwarna biru.
i) Asia
Di India, Dewa Brahma dilambangkan dengan kuning. Siwa, dewa perusak,
dilambangkan dengan warna hitam. Kuning merupakan lambang Budha. Arah
mata angin di Cina dilambangkan dengan warna hitam yang menunjuk arah utara,
merah menunjuk arah selatan, hijau menunjuk arah timur, dan putih menuniuk

15
arah barat. Warna hijau abadi menunjukkan waktu. Bangsa-bangsa dilambangkan
dengan empat warna, yaitu merah (Mesir), kuning (Asia), putih (bangsa dari
utara), hitam (negro).

2. Makna Warna dalam Desain Grafis


Dalam desain, warna dapat menunjukkan gaya (style).
a) Warna etnik

Warna yang berciri gaya etnik/tradisional, contohnya dominan warna hijau


tua,cokelat, dsb.

b) Warna pop art

Warna yang menggunakan warna- warna cerah (khas pop art), seperti
perpaduan warna merah, kuning, oranye, dsb.

c) Warna op-art (psikodelik)

Warna yang menggunakan warna-warna yang memberikan efek khusus


terhadap mata saat melihatnya seperti kesan luas/sempit, tinggi-rendah, dsb.
Contoh komposisi warna tersebut adalah warna merah-biru, merah-hijau, dsb.

d) Warna posmo (postmodern)

Warna yang menggunakan warna-warna soft yang mencirikan gaya


postmodern. Contoh: perpaduan warna pastel.

I. Hal Terpenting Terkait Warna dalam Desain Grafis


Warna adalah poin vital dalam dunia desain grafis. Setiap desainer grafis
dituntut untuk selalu kreatif dalam menggunakan warna. Oleh karena itu, mempelajari
teori warna dan hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kreasi desainer grafis
dalam bekerja seakan meniadi keharusan yang tidak terelakkan.
Berikut beberapa poin penting terkait pengsunaan warna pada desain grafis:
1. Color Wheel (roda warna)
Color Wheel merupakan teori dasar warna yang digambarkan dalam bentuk
lingkaran (roda). Terdiri atas tiga warna dasar, yaitu merah, biru, dan

16
kuning.Selanjutnya, kombinasi dari tiga warna dasar ini melahirkan warna- warna
baru berupa warna sekunder. Warna sekunder terdiri atas oranye, ungu, dan hijau.
Kombinasi antara warna sekunder dengan warna dasar (primer) melahirkan
warna-warna lain berupa warna tersier. Warna tersier terdiri atas kuning-oranye,
kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, merah-ungu, dan merah-oranye. Akhirnya,
warna-warna tersebut digambarkan dalam bentuk lingkaran warna yang kita kenal
sekarang dengan istilah Color Wheel.
Beberapa aturan dasar terkait color wheel:
a) Monochromatic Color
Monochromatic color merupakan perpaduan beberapa warna yang bersumber
dari satu warna dengan nilai dan intensitas berbeda. Misalnya hijau, jika
dikombinasikan dengan warna hijau dengan nilai dan intensitas yang berbeda akan
menciptakan suatu perpaduan yang harmonis dan menciptakan kesatuan yang utuh
pada desain.
b) Warna Analog
Warna analog merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat. Misalnya
warna merah akan serasi dengan warna oranye, dan oranye akan terlihat harmonis
dengan warna kuning. Begitu juga jika kuning dipadukan dengan hijau tau biru,
dipadukan dengan ungu, dan ungu dikombinasikan dengan pink.
c) Warna pelengkap
Beberapa desain butuh nilai kontras yang cukup untuk menarik perhatian lebih
dari pembaca visual. Saat itulah kita menggunakan kombinasi dari warna-warna
pelengkap. Misalya, biru dan oranye, merah dan hijau, dan lain-lain.
d) Warna triad
Teori roda warna di atas menjelaskan bagaimana warna-warna dasar
melahirkan berbagai warna baru di sekitarya. Cukup ampuh jika kita ingin
bermain dengan variasi warna-warna yang berbeda. Ada banyak sekali kombinasi
warna selain warna dasar untuk membuat sebuah desain tampak unik dan berbeda
dari biasanya. Misalnya, peleburan warna kuning dan oranye, oranye dan merah,
merah dan pink (merah muda), pink dan biru, dan seterusnya.

2. Ruang Pada Warna


Warna dapat dipengaruhi ruang dan bentuk, sekaligusJuga memengaruhi
kesan yang disampaikan pada warna.Misalnya,coba berikan warna yang sama

17
pada dua buah bentuk yang berbeda (lingkaran dan garis). Pada lingkaran, warna
akan terlihat lebih terang, sedangkan pada garis akan terlihat lebih gelap. Hal ini
disebabkan besar ruang pada lingkaran lebih luas daripada garis, sehingga mata
menangkap sebuah ruang luas dengan asumsi terang, meskipun warna yang
diberikan adalah warna yang sama. Ini adalah respons naluriah pada mata dalam
menyikapi kesan sebuah visual.
a) Kontras Warna
Kontras pada warna dapat dipengaruhi oleh warna lain di sekitarnya. Teorinya
sangat sederhana, yaitu "Kontras = Gelap VS Terang". Misalnya, letakkan sebuah
persegi kecil berwarna kuning diatas background berwarna hitam, maka nilai
kontras akan meningkat dan persegi berwarna kuning akan dengan mudah terlihat.
Sebaliknya, ganti background dengan warna putih, maka nilai kontras akan
menurun dan persegi akan sulit untuk diliat.

J. Memahami Warna RGB dan CMYK


Permasalahan yang sering timbul dalam dunia desain grafis adalah ketika
desain dihadapkan dengan dunia produksi): Banyak sekali desainer grafis yang andal
ilmu desainnya, mahir Penguasaan tool-nya, namun lemah terhadap pengetahuan
dalam bidang produksi. Hal in menyebabkan hasil akhir produksi suatu desain
biasanya kurang memuaskan. Masalahnya bisa beragam, namun sering kali ditemukan
perbedaan hasil warna saat proses cetak.
Permasalahan ini sederhana dan lazim terjadi di dunia percetakan, akibat
kurangnya pengetahuan desainer terhadap konsep dasar dan teori warna. Warna dalam
dunia percetakan berbeda dengan warna tampilan di monitor. Teori ini dibagi
berdasarkan dua model warna: RGB dan CMYK. Perbedaan inilah yang kemudian
menyebabkan seringnya terjadi kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan dari warna
akhir melalui proses cetak.
a) Perbedaan Warna RGB dan CYMK
Warna RGB adalah model warna additive yang bertujuan sebagai pengindraan
dan presentasi gambar dalam tampilan visual pada peralatan elektronik, seperti
komputer, televisi, dan fotografi. Warna RGB difungsikan untuk tampilan di
monitor komputer
karena warna latar belakang komputer adalah hitam.

18
Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru) sebagai warna
dasar difungsikan sebagai intensitas cahaya untuk mencerahkan warna latar
belakang yang gelap (hitam); sedangkan CMYK adalah warna yang dikenal dalam
proses printing dan percetakan. Terdiri atas C = Cyan, M = Magenta, Y = Yellow,
dan K = Black. Warna CMYK digunakan untuk tampil seimbang dengan latar
belakang putih dari bahan cetak seperti kertas dan lain- lain.
Warna RGB lebih terang dan jelas. Biasanya menghasilkan besar kapasitas file
yang lebih kecil. Warna RGB sangat cocok untuk presentasi visual dalam
tampilan monitor seperti desain halaman web. Ketika suatu karya desain dalam
format RGB akan di-print dan melalui proses cetak, warna RGB harus dikonversi
dulu ke dalam model warna CMYK, sebab printer dan mesin percetakan hanya
mengenal warna CMYK sebagai model warna dari kalibrasi di mesin cetak.
Sering kali beberapa karya desain yang akan naik cetak masih dalam format
RGB, dan ketika dikonversi menjadi CMYK, warna biasanya akan berubah
menjadi lebih redup dan tidak secerah warna yang tampil pada model RGB. Solusi
masalah ini adalah desainer harus memastikan dulu desainnya tampil dengan
warna yang diinginkan dalam format warna CMYK, karena yang akan
keluar dari mesin cetak adalah warna dengan model CMYK.
Beberapa software untuk desain grafis biasanya mengizinkan kita bekerja
dengan memilih antara dua model warna (RGB atau (MYK), walaupun dalam
beberapa hal, seperti beberapa fungsi dari Photoshop, tidak akan aktif jika kita
bekeria dalam model warna CMYK. Pemilihan model warna biasanya akan tampil
ketika kita membuka dokumen baru. Namun, apabila sudah terlanjur bekerja di
salah satu model warna dan kita ingin menggantinya, kita bisa mengonversi
kembali model warna tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebuah desain yang baik harus memperhatikan semua aspek, warna, bentuk,
komposisi, kesatuan, keseimbangan dan lain-lain, bahkan warna yang dianggap sebagai

19
suatu pendukung harus juga dipikirkan apakah sudah sesuai dengan target yang akan
dituju. Warna adalah elemen desain yang paling sulit diarahkan atau diatur karena selalu
harus melewati proses percobaan dan proses konsep yang jelas untuk mengetahui
kesesuaian antara warna-wrna yang dipakai dengan target yang akan dituju. Ketika warna
yang diinginkan sudah didapat, maka keseluruhan desain akan berhasil menyampaikan
pesannya. Efek psikologis warna memang berbeda pada tiap orang yang melihatnya.
Namun ada beberapa warna universal yang memberikan efek hampir sama pada setiap
orang Dan ini menjadi panduan bagi desainer dalam pemilihan warna yang digunakan.
Sebuah desain yang menarik akan dilihat bahkan ditanggapi audience jika emosi mereka
ikut tergugah dan pesan yang tersirat pada desain tersebut dapat sampai ke otak mereka,
sehingga dapat mendongkrak penjualan atau promosi barang atau jasa yang diiklankan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah-makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mella Jannah. 2022. Desain grafis itu ada ilmunya. Penerbit Yogyakarta : Anak
Hebat Indonesia., 

20

Anda mungkin juga menyukai