Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKATOR DAN KHALAYAK POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Politik

Dosen Pengampu Nasrul Efendi, S.Kom.I, M.Sos.I.

Disusun oleh:
Kelompok 4

Komunikasi dan Penyiaran Islam “E”

Adinda Bunga Aufi 2041010290


Amar Ma’ruf 2041010285

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puja & puji syukur kepada Allah SWT, karena tanpa
Rahmat & RidhoNya, kami tidak dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Komunikator
dan Khalayak Politik dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
pada penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nasrul
Efendi, S.Kom.I, M.Sos.I, dimana telah mempercayakan tanggung jawab tugas ini kepada
kami dan alhamdulillah tugas dapat di selesaikan tepat waktu walaupun masih banyak
kekurangannya. Terakhir kami berterimakasih kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman demi tercapainya makalah yang
baik.

Bandar Lampung, 06 Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi Komunikator Politik..................................................................................................3
B. Kategori Komunikator Politik................................................................................................4
C. Komponen Komunikator Politik............................................................................................6
D. Definisi Khalayak Politik........................................................................................................6
E. Kategori Khalayak Politik......................................................................................................7
F. Elemen Khalayak Politik.........................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar kata komunikator politik atau lebih familiar
ditelinga kita yaitu politikus. Bahkan tak jarang kita menganggap bahwa komunikator
politik (politikus) yaitu mereka yang berkecimpung dalam dunia politik saja.

Komunikasi politik bukan hanya untuk mereka yang menyandang nama besar
atau yang berkedudukan dikursi pemerintahan, tetapi kita semua termasuk
komunikator politik mulai dari keluhan ibu rumah tangga akan kenaikan harga cabai,
obrolan mahasiswa diruang kelas sampai kebijakan presiden untuk pemerintahan.
Tapi bagaimanapun juga masing-masing mempunyai wilayah dan porsinya
sebagaimana profesi dan kedudukan kita dimasyarakat.

Komunikator politik merupakan unsur terpenting dalam komunikasi politik,


karena proses pesan untuk sampai kepada khalayak tentu melalui komunikator politik.
Pada dasarnya yang melalukan komunikator politik yang relatif banyak adalah mereka
yang memiliki nama besar atau seorang pemimpin.

Menurut pengertian yang dipakai secara umum dalam komunikasi, pihak yang
menjadi tujuan disampaikannya suatu pesan disebut sebagai penerima (receiver),
khalayak (audience), atau komunikan. Walaupun demikian, khalayak sebenarnya
hanyalah suatu peran yang bersifat sementara. Pada giliran berikutnya, penerima
pesan akan memprakarsai penyampaian suatu pesan berikutnya dan pada saat itu
khalayak telah berubah peran menjadi komunikator.

Pengertian yang sama berlaku pula dalam komunikasi politik. Pihak yang
tadinya dikenal sebagai komunikator atau saluran, pada saat yang lain dapat pula
diidentifikasi sebagai Khalayak adalah salah satu unsur dari proses komunikasi. Oleh
karena itu, khalayak tidak boleh diabaikan sebab berhasil tidaknya suatu proses
komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak penerima pesan. Untuk itu, pembahasan
khalayak pada bab ini akan ditekankan pada khalayak (audience) dalam arti
masyarakat luas atau yang sering disebut publik sebagai salah satu komponen dalam
proses komunikasi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikator Politik?
2. Apa saja Kategori Komunikator Politik?
3. Apa saja Komponen Komunikator Politik?
4. Apa yang dimaksud dengan Khalayak Politik?
5. Apa saja Kategori Khalayak Politik?
6. Apa saja Elemen dalam Khalayak Politik

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Komunikator Politik
2. Untuk Mengetahui Kategori Komunikator Politik
3. Untuk Mengetahui Komponen Komunikator Politik
4. Untuk Mengetahui Definisi Khalayak Politik
5. Untuk Mengetahui Kategori Khalayak Politik
6. Untuk Mengetahui Elemen dalam Khalayak Politik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikator Politik


Berbicara tentang komunikator politik tentu tidak terlepas dari yang namanya
komunikasi politik. Menurut seorang pakar politik, Maswadi Rauf, komunikasi politik
adalah objek kajian ilmu politik karena pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses
komunikasi bercirikan politik, yaitu berkaitan dengan kekuasaan politik Negara,
pemerintahan, dan juga aktivitas komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku
kegiatan politik.

Komunikasi politik dilihat dari dua dimensi, yaitu komunikasi politik sebagai
kegiatan politik dan sebagai kegiatan ilmiah. Komunikasi sebagai kegiatan politik
merupakan penyampaikan pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik
kepada pihaklain. Kegiatan tersebut bersifat empiris karena dilakukan secara nyata
dalam kehidupan sosial. Sementara itu, komunikasi politik sebagai kegiatan ilmiah
melihat komunikasi politik merupakan salah satu kegiatan politik dalam sistem
politik.1

Pada hakikatnya, komunikator politik merupakan unsur dari komunikasi


politik, selain itu juga terdapat pesan politik, saluran atau media politik, penerima
pesan politik dan efek atau pengaruh. Seringkali kita mendengar kata komunikator
politik lebih familiar disebut sebagai politikus. Bahkan tak jarang publik
mengganggap bahwa yang dapat melakukan komunikator politik hanya mereka yang
berkecimpung didalam dunia politik.

Menurut buku komunikasi politik karya Dan Nimmo (2001), ternyata kita
semua termasuk komunikator politik, mulai dari suara kekhawatiran perempuan akan
kasus pelecehan seksual, obrolan mahasiswa diruang kelas maupaun ruang organisasi,
sampai seorang presiden yang membuat kebijakan publik. Komunikator politik tidak
hanya disandang oleh mereka yang memiliki nama besar atau duduk dikursi
pemerintahan, namun mereka yang tidak memiliki nama atau rakyat biasa juga
disebut sebagai komunikator politik. Akan tetapi, setiap dari kita yang termasuk

1
Thomas Tokan Pureklolon., Komunikasi Politik Mempertahankan Integritas Akademisi, Politikus,
dan Negarawan. (Jakarta: PT Gramedia, 2016), hal. 5.

3
kedalam komunikator politik memiliki wilayah dan kapasitasnya masing-masing
sebagaimana profesi dan peran kita didalam masyarakat. Jadi sekalipun kita semua
termasuk komunikator politik namun yang melakukan secara tetap relatif sedikit,
tetapi tetap saja para komunikator politik ini memainkan peran sosial yang utama,
terutama dalam proses opini publik.

Dalam Bukunya Nimmo mengatakan bahwa komunikator politik ini adalah


pols yakni politikus yang hidupnya dari manipulasi komunikasi, kemudian vols yaitu
warga negara yang aktif dalam politik berdasarkan paruh waktu (part time) dan
sukarela (voluntary). Lebih lanjut Nimmo mengiidentifikasikan tiga kategori
komunikator atau kalau menurut Laswell membagi komunikator politik secara umum,
meliputi: Politikus (Pols); Komunikator profesional (Pros); Aktivis (Vols).

Para komunikator politik yang diklasifikasikan menjadi politikus, professional


dan aktivis merupakan kombinasi dari beberapa unsur profesi dengan latar belakang
yang berbeda dan bahan bakunya dari masyarakat itu sendiri. Hal ini bisa kita lihat
bagaimana latar belakang para politikus yang tercermin dari gaya kepemimpinan,
gaya komunikasi dan orientasi kerjanya.

B. Kategori Komunikator Politik


Seperti komunikasi pada umumnya, tentu komunikator dalam komunikasi
politik dibedakan dalam wujud individu-individu, lembaga maupun kumpulan
beberapa atau banyak orang. Dalam hal ini baik tokoh, pejabat atau rakyat bisa
bertindak sebagai komunikator dalam komunikasi politik, maka dalam beberapa hal
bisa diliat sebagai sumber individual. Maka dari itu Para komunikator utama dalam
politik ini memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses opini public.

Komunikator utama dalam politik diklasifikasikan kedalam tiga bagian, yaitu


sebagai berikut: politikus; professional; dan aktivis.

1. Politikus
Politikus adalah orang yang seluruh waktunya dihabiskan untuk kegiatan
berpolitik. Dan terkait dengan komunikasi politik, politikus mencari pengaruh
melalui komunikasi. Meskipun politikus melayanai beraneka ragam tujuan dengan
cara komunikasi, namun ada dua hal yang biasanya terlihat, dimana politikus
mengerahkan pengaruhnya kepada dua arah yaitu memengaruhi alokasi imbalan

4
dan mengubah struktur sosial yang ada atau mencegah terjadinya struktur sosial
yang ada.

Dalam kewenangannya, politikus berkomunikasi sebagai wakil suatu


kelompok atau langganan dimana pesan-pesan politikus itu tersampaikan untuk
mengajukan atau melindungi tujuan kelompoknya. Hal ini bertolak belakang pada
apa yang seharusnya dimana politikus sebagai seseorang yang mempunyai tekad
dan idealisme tinggi dalam menolak desakan-desakan dari segala tuntutan orang
yang memberikan imbalan kepadanya (langganan). Selain itu, politikus
seharusnya lebih menyibukkan dirinya untuk kebijakan yang lebih luas,
mengusahakan reformasi dan bahkan mendukung perubahan yang revolusioner.

Politikus adalah orang-orang yang memegang jabatan dalam pemerintahan.


Biasanya mereka di tunjuk atau dipilih oleh rakyat untuk menduduki suatu jabatan
entah itu Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif.
2. Professional
Profesional adalah orang-orang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
berkomunikasi, karena mereka memiliki skill dalam komunikasi itu sendiri.
Contohnya jurnalis, dan Promotor. Jurnalis adala orang-orang yang berkaitan
dengan media massa, jurnalis biasnya bekerja untuk mengumpulkan,
mempersiapkan, menyajikan, dan melakukan laporan-laporan tentang suatu
peristiwa. Ini meliputi reporter yang bekerja di stasiun televisi, majalah, radio,
maupun surat kabar.
Sedangkan Promotor adalah orang yang dibayar untuk sebuah kepentingan
tertentu. Contohnya seperti agen publisitas tokoh masyarakat yang penting,
personel hubungan masyarakat pada organisasi swasta atau pemerintah, pejabat
informasi publik pada jawatan pemerintah, skretaris pers kepresidenan, personel
periklanan perusahaan, manajer kampanye dan pengarah publisitas kandidat
politik, spesialis teknis (kameraman, produser dan sutradara film, pelatih pidato,
dsb.) yang bekerja untuk kepentingan kandidat politik dan tokoh masyarakat
lainnya, dan semua jenis makelar simbol yang serupa.
3. Aktivis
Aktivis adalah seseorang yang berperan penting dalam suatu organisasi, yang
biasanya menjadi komunikator utama dalam organisasi tersebut. Juga menjadi juru
bicara bagi kepentingan kelompoknya. Kadang juga menjadi orang yang dimintai

5
pendapat dan petunjuknya untuk kepentingan yang terorganisir dalam sebuah
organisasi.

C. Komponen Komunikator Politik


Ada beberapa komponen yang menjadi acuan untuk keefektifan komunikator
politik, yaitu;

1. Kredibilitas
Maknanya disini, komunikator politiknya dipandang sejauh mana keahlian dan
dapat dipercaya dari pesan yang disampaikan. Keahlian disini diartikan sebagai
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh para komuniaktor politik terhadap pesan
yang akan disampaikan. Sedangka kepercayaan ialah melihat sejauh mana para
komunikator memberikan informasi yang disampaikannya tidak memihak dan
jujur. Semakin ahli dan bisa dipercaya, maka semakin efektif pula suatu pesan
yang disampaikan.
2. Daya Tarik
Artinya setiap komunikator politik harus memiliki daya tarik tersendiri untuk
menarik perhatian audience. Daya tarik tersebut bisa dari penampilan fisik, gaya
bicaranya, kepribadiannya, kinerjanya, pemikirannya, keterampilan komunikasi
dan perilakunya. Pada umumnya, memiliki daya tarik terlebih unik akan lebih
unggul dalam menumbukan kepercayaan kepada para audiencenya.
3. Kesamaaan
Kesamaan disini merujuk kepada para komunikator politik tersebut disukai
oleh audience karena mempunyai kesamaan baik dari hal kebutuhan, harapan dan
perasaan.Hingga akhirnya audience memandang para komunikator sebagai orang
yang menyenangkan dengan vibes positif.
4. Power
Power biasanya didefinisikan sebagai kekuatan, dalam hal ini komunikator
politik harus memiliki power. Karena pesan yang disampaikan akan lebih efektif
apabila komunikator memiliki power daripada tidak mempunya power.Power ini
juga bukan merujuk kepada fisiknya namun penyampaian pesannya.2

2
Zaenal Mukarom, Komunikasi Politik (Bandung: CV Pustaka Setia 2016), hal. 66-67.

6
D. Definisi Khalayak Politik
Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar,
pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Oleh karena itu, khalayak tidak boleh
diabaikan sebab berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan
oleh khalayak. Bagi komunikator, komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang
disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima, dipahami, dan
ditanggapi secara positif oleh khalayak sasaran, dalam arti sesuai dengan harapan
yang diinginkan komunikator.
Menurut pengertian yang dipaki secara umum dalam komunikasi, pihak yang
menjadi tujuan disampaikannya suatu pesan disebut sebagai penerima (receiver),
khalayak (audience), atau komunikan. Walaupun demikian, khalayak sebenarnya
hanyalah suatu peran yang bersifat sementara. Pada giliran berikutnya, penerima
pesan akan memprakarsai penyampaian suatu pesan berikutnya dan pada saat itu
khalayak telah berubah peran menjadi komunikator.
Pengertian yang sama berlaku pula dalam komunikasi politik. Pihak yang
tadinya dikenal sebagai komunikator atau saluran, pada saat yang lain dapat pula
diidentifikasikan sebagai penerima pesan. Untuk itu dalam hal ini akan ditekankan
pada khalayak (audience) dalam arti masyarakat luas atau yang sering disebut public
sebagai salah satu komponen dalam proses komunikasi.
Khalayak adalah penerima (receiver) pesan yang dikirimkan oleh sumber atau
komunikator dengan menggunakan media. Dalam studi komunikasi, khalayak bisa
berupa individu, kelompok, atau masyarakat.
Dalam Komunikasi politik, khalayak adalah sejumlah besar orang yang
menerima pesan-pesan politik yang disampaikan melalui media (media massa, media
baru, dan media sosial). Dalam pilkada, misalnya, khalayak politik yang dipandang
sebagai penerima pesan adalah masyarakat pemilih. Pemilih adalah semua pihak yang
menjadi tujuan utama para kandidat politik untuk dipengaruhhi dan diyakinkan agar
mendukung seerta memberikan hak suaranya.

E. Kategori Khalayak Politik


Dalam kaidah komunikasi politik, khalayak secara umum dikategorikan
menjadi dua, yakni:

1. Massa

7
Massa pada dasarnya adalah sekumpulan orang yang mengalami kejadian
tertentu tanpa memperhitungkan keberadaan dan lokasi mereka; yang menyatukan
mereka adalah kesamaan pengalaman atas suatu kejadian tertentu. Massa
mengikuti jalannya aktivitas yang melibatkan perhatian mereka. Perlu diingat
bahwa massa timbul karena perkembangan teknologi media (radio, televisi,
internet) yang memungkinkan banyak orang di banyak wilayah mengikuti
kejadian yang sama melalui media massa tersebut.
2. Publik
Publik berbeda dengan kerumunan. Publik yang dimaksud di sini adalah
kelompok sosial yang lebih spesifik; bagian dari massa yang tertarik pada
masalah-masalah sosial atau masyarakat, atau dalam konteks ini persoalan politik.
Publik biasanya adalah individu-individu yang memiliki kesamaan karakter.
Setiap individu tadi memiliki kecenderungan sama dengan individu lainnya
yang lebih aktif (atau paling aktif) dalam sebuah komunitas publik. Individu
mempunyai kecenderungan tertentu dalam menerima dan memaknai pesan politik
yang kemudian membentuk opini publik. Jika penyebaran opini publik
berlangsung dalam waktu beberapa lama, akan mampu membentuk jumlah publik
yang semakin luas. Opini publik yang luas sangat diperlukan dalam
menyukseskan proses politik.

F. Elemen Khalayak Politik


Dalam ranah politik, khalayak terbagi menjadi tiga elemen yang masing-
masing memiliki pola pikir dan kepentingan yang berbeda. Hennesy (Nasution, 1990)
membedakan publik menjadi tiga jenis khalayak komunikasi politik, yakni:

1. Publik Umum
Segenap masyarakat suatu negara yang biasanya tidak menaruh minat
terhadap dunia politik, tetapi masih berpartisipasi dalam beberapa ajang
politik, seperti pemilihan kepala daerah. Publik bersifat umum, keseluruhan,
dan tidak mempunyai kecenderungan atau keberpihakan kepada partai politik
ataupun kandidat tertentu. Khalayak umum menjadi sasaran kampanye politik
semua partai dan kandidat pada masa pemilihan umum.
2. Publik yang Penuh Perhatian (The Attentive Public)
Publik yang mempunyai hubungan emosional dan ideologis dengan
partai politik dan kandidat tertentu. Khalayak ini memiliki kepentingan atau

8
idealisme terhadap perubahan-perubahan dan sistem politik. Terdapat juga
segelintir orang yang berperan sebagai pengamat dunia politik. Orang-orang
ini terkadang ikut berperan aktif menanggapi opini publik yang disampaikan
para elite politik. Dalam hal ini, pengamat politik biasanya memberi saran,
kecaman, atau kritikan yang ditujukan kepada elite politik. Khalayak atau
publik yang penuh perhatian memberikan waktu yang memadai bagi
kepentingan politik, seperti pendukung setia sebuah partai atau pemerhati isu-
isu politik yang setia mengikuti kampanye atau perkembangan proses politik.
3. Kebijakan Publik: Elite Opini dan Kebijakan (The Leadership Public)
Tokoh politik, seperti pejabat atau tokoh partai politik, yang
mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk politik. Mereka adalah orang-
orang yang memang terjun dalam dunia politik dengan beragam kepentingan.
Mereka terlibat secara aktif dalam proses politik dan bahkan sebagai penentu
kebijakan. Orang-orang ini sudah terbiasa menyampaikan pesan-pesan politik
yang ditujukan kepada masyarakat dengan tujuan menyamakan persepsi atas
tujuan dan kepentingan para elite politik.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikator politik merupakan salah satu faktor yang menentukan efektivitas
komunikasi dalam komunikasi politik. Baik dalam peristiwa apapun faktor
komunikator menjadi unsur yang penting sekali perannya.

Dalam mengamati proses komunikasi politik, perlu sekali memahami dahulu


karakteristik masing-masing para komunikator, sekurang-kurangnya secara umum
untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana nantinya akan kemungkinan-
kemungkinan munculnya baik dalam berlangsungnya proses komunikasi tersebut
ataupun keseluruhan dalam komunikasi yang dilakukan. Maka dari itu, para
komunikator harus memiliki yang namanya kredibilitas, daya tarik, kesamaan dan
power.

cxxcSemua dari kita merupakan komunikator politik, namun pada tempat dan
porsinya masing-masing. Mereka yang memiliki kedudukan tinggi sebagai
pemimpinan politik, maka harus sesuai dengan etika politik dan meyakinkan audience
akan kepemimpinannya supaya bisa mencapai tujuan yang diharapkan.

Khalayak adalah penerima (receiver) pesan yang dikirimkan oleh sumber atau
komunikator dengan menggunakan media. Dalam studi komunikasi, khalayak bisa
berupa individu, kelompok, atau masyarakat. Dalam Komunikasi politik, khalayak
adalah sejumlah besar orang yang menerima pesan-pesan politik yang disampaikan
melalui media (media massa, media baru, dan media sosial).
Dalam kaidah komunikasi politik, khalayak secara umum dikategorikan
menjadi dua, yakni: Massa dan Publik. Dalam ranah politik, khalayak terbagi menjadi
tiga elemen yang masing-masing memiliki pola pikir dan kepentingan yang berbeda.
Hennesy (Nasution, 1990) membedakan publik menjadi tiga jenis khalayak
komunikasi politik, yakni: Publik Umum, Publik yang Penuh Perhatian (The Attentive
Public), Kebijakan Publik: Elite Opini dan Kebijakan (The Leadership Public).

10
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah ini, diharapkan penyusunan
makalah yang berkaitan dengan Komunikator dan Khalayak Politik dapat membahas
lebih mendalam lagi agar pembaca mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih banyak
lagi. Oleh karena itu, besar harapan kami untuk mendapat kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca sebagai salah satu sumber dalam memperbaiki
makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wahid, Umaimah. (2016). Komunikasi Politik: Teori Konsep, dan Aplikasi pada Era Media
Baru. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Thomas Tokan Pureklolon. (2016). Komunikasi Politik Mempertahankan Integritas


Akademisi, Politikus, dan Negarawan. Jakarta: PT Gramedia

Gantiano, H. E. (2018). Politikus Sebagai Komunikator Politik. Dharma Duta

Mukarom, Z. (2016). Komunikasi Politik. Bandung: CV PUSTAKA SETIA

https://www.researchgate.net/publication/342421511_PENGERTIAN_KHALAYAK diakses
tanggal 08 Maret 2023 pukul 07.09 wib

https://himso.id/khalayak-atau-audien-komunikasi-politikb/
#Hubungan_Khalayak_Politik_dengan_Komunikator_Politik diakses tanggal 8
Maret 2023 pukul 08.52 wib

12

Anda mungkin juga menyukai