Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI POLITIK
“Komunikasi Politik Dalam Sistem Politik Indonesia”

Dosen Pengampu : Zulfahmi Yasir Yunan, S.Sos.I., M.IP.

Disusun oleh :

1. Ahmad Ryansyah (2006015123)


2. Figo Gilbran Ramadhan (2006015317)
3. Intan Dewi Puspita (2006015206)
4. Muhamad Fadhli Hafizh (2006015091)
5. Rifda Kamila (2006015365)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan pada
kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah berjudul “Komunikasi Politik
Dalam Sistem Politik Indonesia”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada
dosen kami yang selalu sabar membimbing kami hingga selesai nya makalah ini.
Makalah ini dibuat sedemikian rupa menyesuaikan kemampuan kami sehingga
diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup akurat berdasarkan fakta-
fakta terperinci tentang komunikasi politik pada sistem politik di Indonesia.
Banyak sekali kesulitan - kesulitan dan kesalahan yang mungkin kami hadapi saat
pembuatan makalah ini.
Adapun kritik dan saran kami butuhkan agar membuat kami semakin baik
dalam pembuatan makalah. Pada akhirnya kami selaku penyusun makalah ini
berharap sebesar-besarnya agar makalah ini dapat bermanfaat sebagai pemberi
informasi dan juga sebagai bukti nyata tuntasnya pembelajaran kami dimata
kuliah Komunikasi Politik.

Jakarta, 7 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tujuan.............................................................................................................2

1.3 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II. ISI .............................................................................................................3

2.1 Presentasi Dan Diskusi.................................................................................3

2.2 Debat................................................................................................................5

2.3 Pidato...............................................................................................................6

2.4 Contoh Simulasi............................................................................................8

BAB III. KESIMPULAN.....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu
pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Danil Vardiasnyah mengungkapkan
definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Jenis & Kelly. Menurutnya
“Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”. Sedangkan
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan suatu daerah
dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara.
Menurut Gabriel A. Almond dalam buku karangan Seta Basri, politik
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan
publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini
disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif dan koersif. Dalam
penyelenggaraan pemerintah, hak berkomunikasi seringkali dikaitkan dengan
komunikasi politik atau penyampaian pesan – pesan kepada khalayak atau
rakyat yang didalamnya mengandung kebijakan kekuasaan negara. Secara
umum, komunikasi politik lazim dikaitkan dengan pembicaraan politik atau
penyampaian pesan politik verbal maupun non verbal yang dapat
mempengaruhi rakyat maupun pemerintah dalam suatu sistem politik. Atau
secara sederhana komunikasi politik adalah penyampaian pesan yang
bermuatan politik dari suatu sumber kepada penerima untuk menciptakan
pemahaman makna bersama.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi politik
2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi politik pada sistem politik di
Indonesia

1
1.3 Manfaat
Dengan mempelajari komunikasi politik di sistem politik Indonesia, kita
dapat memahami bagaimana sistem komunikasi politik yang berlaku di
Indonesia dan juga sebagai landasan apabila suatu saat akan terjun ke dalam
dunia politik.

2
BAB II
ISI

Beberapa ilmuan melihat komunikasi politik sebagai suatu pendekatan dalam


pembangunan politik. Oleh karena itu komunikasi politik dianggap memiliki
fungsi yang sangat istimewa sebagai dasar untuk menganalisis permasalahan yang
muncul dan berkembang dalam keseluruhan proses dan perubahan politik suatu
bangsa. Bahkan Plano (1982 : 24) melihat bahwa komunikasi politik merupakan
proses penyebaran, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu
sistem politik”.

Secara formal objek komunikasi politik adalah dampak atau hasil yang bersifat
politik (political outcames) disamping sebagai salah satu fungsi yang menjadi
syarat untuk berfungsinya sistem politik. Jika komunikasi politik dipandang
sebagai jembatan metodologis antara disiplin ilmu komunikasi dan ilmu politik
maka objek formal komunikasi politik juga adalah proses penciptaan kebersamaan
dalam makna (the commoness in meaning) tentang fakta dan peristiwa politik.

Sedangkan objek material komunikasi politik menurut Sartori (dalam Rush dan
Althoff, 1971 : 46) adalah ”dimensi-dimensi komunikasi dari fenomena politik
dan dimensi politis dari komunikasi” sesuai dengan apa yang dikemukakan empat
komponen dalam komunikasi politik yaitu :

(1) Lembaga-lembaga politik dan aspek komunikasi politik;

(2) Institusi Media dengan aspek politiknya;

(3) Orientasi khalayak terhadap komunikasi dan

(4) Aspek budaya politik yang relevan dengan komunikasi. (Arrianie dalam
Mulyana dan Solatun, 2007: 29-30) Tema-tema studi komunikasi politik pada
umumnya berkisar diseputar, bagaimana peranan komunikasi di dalam fungsi
politik, sebagai contoh menurut Alfian dalam bukunya ”Komunikasi Politik dan
Sistem Politik (1993), bahwa komunikasi politik diasumsikan sebagai yang
menjadikan sistem politik itu hidup dan dinamis. Komunikasi politik
mempersembahkan semua kegiatan sistem politik, sehingga aspirasi dan
kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.

3
1 Disampaikan pada kuliah Komunikasi Politik pertemuan Ke-4 Kemudian
pendapat Almond dan Powell (1966) tentang komunikasi politik, semakin
memperjelas keterkaitan antara komunikasi dan politik dalam pendekatan teori
sistem (political system) bahwa komunikasi politik sebagai salah satu fungsi
politik, bersama-sama dengan fungsi artikulasi, agregasi, sosialisasi, dan
rekuitmen politik yang terdapat dalam suatu sistem politik.

Dengan memandang inti komunikasi sebagai proses interaksi sosial dan inti
politik sebagai konflik sosial. Bahkan menurut kedua pakar tersebut komunikasi
politik merupakan prasyarat yang diperlukan bagi berlangsungnya fungsi-fungsi
yang lain, sehingga komunikasi politik menjadi salah satu fungsi politik dalam
sistem politik. Artinya komunikasi politik berkaitan erat dengan sistem politik,
dan sebaliknya sistem politik mempengaruhi corak komunikasi politik.

Kemudian Almond (Alfian, 1993 : 5-15) menyatakan lagi komunikasi dalam


sistem politik ibarat aliran darah yang mengalirkan pesan politik berupa tuntutan,
protes, dan dukungan (aspirasi dan kepentingan) ke jantung (pusat) dalam proses
sistem politik, hasilnya dialirkan kembali oleh komunikasi, yang selanjutnya
menjadi umpan balik (feedback) sistem politik. Artinya proses sistem politik,
terdiri dari infrastruktur politik yang memiliki fungsi politik (input) berupa
dukungan dan tuntutan yang berperan disini adalah masyarakat atau rakyat (yang
dikuasai) yang terhimpun dalam partai politik, kelompok kepentingan (interest
group), kelompok penekan (preasure group), organisasi massa, lembaga swadaya
masyarakat (LSM) atau termasuk apa yang disebut nongovernment organizations
(NGO) dan media massa.

Kemudian aspirasi dan opini berupa tuntutan atau dukungan dari infrastruktur
politik tersebut di konversi, sehingga akan mempengaruhi proses pembuatan
keputusan (decision making process) yang nantinya mempengaruhi serta menjadi
bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan publik (public policy) yang
dihasilkan oleh supratruktur politik (memiliki fungsi output) terdiri dari Eksekutif,
Legislatif dan Yudikatif berupa regulasi, seperti peraturan-peraturan, hukum dan
undangundang..

Jadi fungsi politik itu sendiri berperan sebagai; Pertama, sarana komuniaksi
politik; Kedua, sarana rekuitmen politik; Ketiga, sarana sosialisasi politik; dan
Keempat, sebagai sarana pengatur politik. Kalau dari segi prosesnya dalam fungsi
politik itu adalah : 1. Agregasi kepentingan (interest aggregation function), pada
fungsi ini terdapat proses penggabungan kepentingan, untuk kemudian
dirumuskan dan disalurkan kepada pemegang kekuasaan atau pemerintah yang

4
memegang kekuasaan dan yang berwenang (autority atau legalized power) untuk
dijadikan kebijakan publik (public policy).

2. Fungsi artikulasi kepentingan (interest articulation function), pada fungsi ini


terjadi proses sintesis aspirasi individu-individu sebagai anggota kelompok yang
berupa ide, pendapat yang kemudian dijadikan pola dan program politik.
Kemudian kebijakan publik itu akan di umpan balik (feedback) dan direspon atau
ditanggapi lagi oleh infrastruktur politik, baik didukung maupun tidak.
Sebagaimana konsep Almond dan Powell (Dwidjowidjoto, 2004 : 59) bahwa
konsep sistem dengan mempergunakan basis berfikir dari David Easton yang
mengatakan adanya dua hal yang penting dalam sistem politik yaitu input,
conversion, out put dan feedback sebagaimana dalam bukunya A System Analysis
of Political Life (1965) adalah keseluruhan dari interaksi yang mengakibatkan
terjadinya pembagian nilai bagi masyarakat.

Kerja sistem politik ditentukan oleh adanya suatu masukan (input) dari
lingkungan, dan setelah melalui proses tertentu membentuk sejumlah output yang
selanjutnya diberikan kembali pada lingkungan sebagai umpan balik (feedback)
(Penaju, 1994 : 52). Karena menurut komunikasi politik, rakyat memberi
dukungan, menyampaikan aspirasi, dan melakukan pengawasan terhadap sistem
politik, sehingga melalui komunikasi pula rakyat dapat mengetahui apakah
dukungan, aspirasi dan pengawasan itu tersalur atau tidak dalam berbagai
kebijaksanaan politik (Rauf, 1993 : 3) Oleh sebab itu,

fungsi politik yang berkaitan dengan fungsi komunikasi dapat dibagi kedalam dua
situasi, yaitu: Pertama fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur
pemerintah (suprastruktur politik) atau disebut pula dengan istilah ”the
govermental political sphere”; Kedua Fungsi yang berada pada struktur
masyarakat (infrastruktur politik) yang disebut pula dengan istilah ”the socio
political sphere” Artinya komunikasi politik yang berada pada struktur
masyarakat, dapat dilihat dari fungsi agregasi kepentingan dan artikulasi
kepentingan dimana kedua fungsi tersebut sebagai proses komunikasi yang
berlangsung diantara kelompok asosiasi dimana proses penyampaian atau
penyaluran isi komunikasi terhadap pemerintah dari hasil proses agregasi dan
artikulasi.

Fungsi komunikasi politik dalam hubungan antara suprastruktur politik dan


infrastruktur politik, berfungsi sebagai jembatan penghubung antara kedua
suasana tersebut dalam totalitas yang bersifat indepedensi dalam berlangsungnya
suatu sistem dan lingkup negara (Soemarno, 1995 : 29-30). Hal tersebut dapat

5
dilihat dari definisi Almond dan Powell (Reed Blake, 2003 : 51) bahwa : ”Semua
fungsi yang ditampilkan dalam sistem politik, rekuitmen dan sosialisasi politik,
artikulasi kepentingan, pembuatan peraturan, dan pelaksanaan sanksi diwujudkan
melalui alat komunikasi. Orang tua, guru, pemuka agama misalnya memperoleh
sosialisasi politisnya melalui komunikasi.

Wakil-wakil dan pemimpin kelompok melaksanakan fungsi artikulasi dan


agregasi dengan mengkomunikasikan tuntutan serta menyarankan kebijaksanaan,
Para anggota dewan legislatif membuat undang-undang berdasarkan informasi
yang disampaikan kepada mereka dan melalui komunikasi di antara mereka serta
berbagai unsur lainnya dalam menerima dan menganalisis informasi dari
masyarakat dan berbagai kelompok masyarakat lainnya.”

Begitu juga menurut Liliweri (2002 : 3) bahwa komunikasi politik : Meruapakan


suatu proses, aktivitas dan kegiatan komunikasi yang berkaitan dengan masalah
politik, dengan kata lain komunikasi politik adalah proses pertukaran pesan-pesan
politik diantara komuniktor politik, misalnya anggota DPRD dan komunikator
politik (masyarakat), propaganda, atau kampanye partai politik. Sehingga
komunikasi politik lebih merupakan kebijaksanaan umum guna menentukan
bagaimana seharusnya mengelola atau memenej komunikasi. Sedangkan gejala
komunikasi politik menurut Michael Schudson (1997 : 311) dapat dilihat dari dua
arah.

Pertama, bagaimana institusi-institusi negara yang bersifat formal atau


suprastruktur politik menyampaikan pesan-pesan politik kepada publik. Kedua,
bagaimana infrastruktur politik merespons dan mengartikulasikan pesan-pesan
politik terhadap suprastruktur. Sistem Politik: Proses mengubah Input menjadi
output. o Input : Kepentingan dan Aspirasi Publik. o Proses Æ Konversi o Output:
: Kebijakan Publik, Keputusan Politik, UU (yg dihasilkan oleh Legislatif dan
Eksekuitf) dan Kebijakan Pemerintah yang lain o Feed back : sesuatu yang
bersifat menggugat.

https://repository.unikom.ac.id/31907/1/Komunikasi%20Politik%20dalam
%20Sistem%20Politik%20_4_.pdf

6
DAFTAR PUSTAKA

Basri, S. 2011. Pengantar Ilmu Politik : An Introduction To Political Science.


Yogyakarta : Indie Book Corner
Susanto, E.H. 2013. DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM
PEMILIHAN UMUM. Jurnal Kajian Komunikasi. 1(2) : 163-172.
Vardiansyah, D. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta : PT
Indeks

Anda mungkin juga menyukai