Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMUNIKASI POLITIK

“Keberagaman Sistem Politik dan Pengaruh Timbal Balik antara


Sistem Politik dengan Komunikasi Politik”

Disusun Oleh:

1. Danes Derwatama 602210008


2. Sulthan 602210018

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dangan harapan.

Penyusunan makalah ini penulis sajikan sebagai panduan pembelajaran


bagi penulis dan para pembaca. Di dalam makalah ini pembaca dapat
mempelajari tentang “Keberagaman Sistem Politik dan Pengaruh
Timbal Balik antara Sistem Politik dengan Komunikasi Politik “

Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah


mempelajari makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Rabu, 29 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

BAB I............................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................4

1.1 Latar belakang....................................................................................4


1.2 Rumusan masalah..............................................................................5
1.3 Tujuan penulisan................................................................................5
BAB II...........................................................................................................6

PEMBAHASAN............................................................................................6

2.1 Konsep Sistem Politik Indonesia........................................................6


2.2 Konsep Komunikasi Politik Indonesia.................................................7
2.3 Pengaruh Timbal Balik antara Sistem Politik dengan Komunikasi
Politik…………………………………………………………………………...8
BAB III........................................................................................................16

PENUTUP..................................................................................................16

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………17
3.2 Saran…..…………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA.…………………………………………………………..19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menurut David Easton yang dimaksud dengan sistem politik adalah


interaski yang di abstraksikan dari nilai-nilai sosial dan dialokasikan
secara otoritas dalam masyarakat.

Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi


manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di
dalam keluarga maupun bermasyarakat komunikasi dibutuhkan dan tidak
memilih tempat khusus. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat
komunikasi, maka karena pentingnya komunikasi di dalam kehidupan
manusia, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di dalam bernegarapun
komunikasi di butuhkan. Dimana didalamnya menurut Goetano Mosca
terdapat sekelompok orang yang memerintah dan orang yang diperintah.
Orang yang memerintah yang biasanya disebut elite politik sedangkan
orang yang diperintah adalah masyarakat atau rakyat (kelompok massa).

Komunikasi politik menurut Wikipedia adalah komunikasi yang melibatkan


pesan-pesan politik dan faktor-faktor politik atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian
ini sebagai ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru.
Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang
memahami dan yang diperintah.1

Menurut Alfian dalam bukunya ”Komunikasi Politik dan Sistem


Politik (1993), bahwa komunikasi politik diasumsikan sebagai yang
menjadikan sistem politik itu hidup dan dinamis. Komunikasi politik
mempersembahkan semua kegiatan sistem politik, sehingga aspirasi dan
kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_politik
1.2 Rumusan masalah

1. Apa konsep Keberagaman Sistem Politik?


2. Apa Konsep Komunikasi Politik?
3. Apa Pengaruh Timbal Balik antara Sistem Politik dengan
Komunikasi Politik?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk Mengetahui Konsep Keberagaman Sistem Politik


2. Untuk Mengetahui Konsep Komunikasi Politik
3. Untuk mengetahui timbal balik antara system politik dengan
komunikasi politik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keberagaman Sistem Politik

Gabriel Almond (dalam Alfian, 1991 : 1) pernah


mengkategorikannya sebagai satu dari 118 empat fungsi input sistem
politik. Kemudian mereka yang memakai pendekatan komunikasi politik
terhadap sistem politik telah menjadikan komunikasi politik sebagai
penyebab bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik. Ia, kata Alfian,
diibaratkan sebagai sirkulasi darah dalam tubuh. Bukan darahnya, tapi
apa yang terkandung di dalam darah itu yang menjadikan sistem politik itu
hidup. Komunikasi politik, sebagai layaknya darah, mengalirkan pesan-
pesan politik berupa tuntutan, protes, dan dukungan (aspirasi dan
kepentingan) ke jantung (pusat) pemrosesan sistem politik; dan hasil
pemerosesan itu, yang tersimpul dalam fungsi-fungsi out-put, dialirkan
kembali oleh komunikasi politik yang selanjutnya menjadi feedback sistem
politik. Begitulah, komunikasi politik menjadikan sistem politik itu hidup
dan dinamis.

2.1.1 Fungsi Sistem Politik Menurut Alfian

Alfian membagi system politik menjadi 4 macam, yaitu:

1. Sistem Politik Ototriter

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a) Pemerintah mempunyai kepentingan yang sangat kecil terhadap
kehidupan sehari-hari
b) Oposisi tidak diperbolehkan
c) Adanya partai tunggal
d) Rakyat dijauhkan dari proses-proses politik
e) Tidak boleh melakukan kritik terhadap pemerintah dan negara

2. Sistem Politik Anarki

Para ahli ilmu-ilmu politik modern pada umumnya mendefinisikan


"negara' sebagai sebuah institusi yang tersentralisir, hirarkis dan berkuasa
yang mengembangkan sebuah monopoli atas penggunaan kekuasaan
fisik yang terlegitimasi. Para anarkis percaya bahwa setiap negara secara
tak terelakkan akan didominasi oleh elit-elit politik dan ekonomi, yang
dengan demikian secara efektif menjadi sebuah organ dominasi politik.
Sebuah transisi yang berarti masyarakat tanpa negara, dan akan
membutuhkan sebuah represi atas para kapitalis yang apabila dibiarkan
tentu akan membangun kembali kekuatannya. Serta akan dibutuhkan juga
eksistensi negara dalam sebuah bentuk yang dikontrol oleh para
pekerjanya. Dengan demikian, kaum anarkis berusaha untuk
menghancurkan negara yang eksis saat ini, serta segera
menggantikannya dengan konsil-konsil pekerja, sindikat-sindikat atau
berbagai metoda organisasional yang desentralis dan non-hirarkis.

Sebagai sebuah aliran, anarkisme merupakan teori politik yang


bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam
politik, ekonomi, maupun sosial). Para Anarkis berusaha mempertahankan
bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat
diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan
individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari
kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling
membangun antara satu dengan yang lainnya.

3. Sistem Politik Demokrasi

Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,


dan untuk rakyat. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang dan di
dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan
dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik.
Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih
memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan.

Ciri-ciri Negara yang menganut sistem politik demokrasi adalah:

1. Adanya pembagian kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif yang


memiliki kedudukan setara.

2. Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia yang fundamental


seperti hak hidup, hak mendapat perlindungan, hak mengejar
kebahagiaan, hak kemerdekaan (kemerdekaan dalam berbicara,
kemerdekaan dalam berpikir, kemerdekaan terbebas dari kelaparan,
kemerdekaan terbebas dari rasa takut, dan kebebasan beragama)

3. Adanya organisasi penyalur aspirasi rakyat yang biasanya berjumlah


lebih dari satu. Sebab apabila organisasi parpol hanya satu, rakyat tidak
mempunyai pilihan untuk menyampaikan aspirasinya sehingga rakyat
tidak mendapat kebebasan dalam berpikir, berpendapat, dan berbuat.

4. Adanya pemilu yang berasaskan LUBER (Langsung, Umum, Bebas,


Rahasia) adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).

5. adanya keikutsertaan masyarakat dalam pemerintahan melalui pemilu


yang bebas berlakunya rule of law (pemerintahan berdasarkan hukum)

6. adanya pers yang bebas untuk melindungi kepentingan rakyat.

7. Adanya social control yang dilakukan oleh suprastruktur dan


infrastruktur terhadap pemerintahan atau parpol yang sedang memerintah
agar selalu menaati konstitusi sehingga tetap memihak rakyat.

4. Sistem Politik Demokrasi dan Transisi


Sistem politik ini hampir sama dengan sistem politik demokrasi.
Namun ada penekanan, yaitu mena transisi/perpindahan. Pemimpin atau
pejabat negara yang sudah tidak layak akan mengalami transisi ke
generasi yang lebih baru dan layak. Sistem politik dan hukum yang ada
pun akan terus bertransisi sesuai perkembangan zaman. Perubahan
politik di suatu negara bisa diikuti dengan transisi atau bisa tidak (bila
hanya sekadar pergeseran kepala pemerintahan tanpa pergantian rezim).
Transisi politik berarti peralihan rezim dari suatu bentuk pemerintahan
kepada bentuk pemerintahan yang lain. Transisi merupakan selang waktu
(interval) antara satu rezim politik dengan rezim (aturan main) yang lain.

5. Pembangunan Politik Indonesia

Menurut Alfian (1990) dalam bukunya yang berjudul Masalah dan


Prospek Pembangunan Politik Indonesia

Pembangunan politik pada hakikatnya adalah manifestasi dari ikhtiar


suatu masyarakat dalam mencari, memelihara, atau mengembangkan
suatu sistem politik yang dianggap sesuai dengan kebutuhan atau cita-cita
2
masyarakat tertentu. Ikhtiar ini merupakan suatu proses panjang yang
tidak selamanya berlangsung mulus, seringkali menemui berbagai
hambatan yang bisa menyebabkan sistem politik yang ada itu justru
menyimpang dari apa yang semula dicita-citakan. Ikhtiar ke arah cita-cita
ini tentu saja membutuhkan suatu proses transformasi, baik transformasi
struktural maupun transformasi budaya politik. Pembangunan politik di
Indonesia juga sedang dalam proses tersebut. Dalam buku ini DR Alfian
menggambarkan proses pembangunan politik di Indonesia dengan
menganalisa lima persoalan pokok yang dianggap berpengaruh dalam
proses tersebut:

1) pertama, dimensi politik dalam pembangunan nasional

2
http://librarystftws.org/perpus/index.php?p=show_detail&id=3558&keywords=
2) kedua, mekanisme dan proses politik
3) ketiga, peranan aparat anggota dan partai politik dalam
pembangunan politik
4) keempat, masalah kepemimpinan dan politik dan
5) kelima, masalah Pancasila dan proses transformasi budaya politik.

2.2 Konsep Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi berupa


lambang, simbol, pesan atau kegiatan yang bersifat politik, dari seseorang
atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka
wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku
khalayak yang menjadi target politik.

Komunikasi politik merupakan sebuah proses komunikasi yang


mempunyai implikasi dan konsekuensi terhadap aktivitas politik yang
terjadi baik secara faktual maupun potensial. Faktor paling penting dalam
komunikasi politik terletak pada isi pesan yang bermuatan politik. Hal ini
juga yang membedakannya dengan disiplin komunikasi lainnya dalam
studi ilmu komunikasi.

Komunikasi politik memainkan peran yang penting dalam sistem politik.


Komunikasi politik menjadi elemen dinamis dan menjadi bagian
menentukan dari sosialisasi politik, partisipasi politik, dan pengrekrutan
politik.

Menurut McNair (2003), komunikasi politik bukan hanya sebagai


komunikasi dari aktor-aktor politik kepada pemilih dengan maksud untuk
mencapai tujuan tertentu, tetapi juga komunikasi yang ditujukan kepada
para politisi oleh pemilih dan kolumnis surat kabar, serta komunikasi
tentang aktor-aktor politik dan aktivitas mereka, sebagaimana terdapat
pada berita, editorial, dan bentuk diskusi politik media lainnya.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Politik

Tujuan komunikasi politik berhubungan dengan pesan politik yang


akan disampaikan, yaitu: informasi politik, pembentukan citra politik,
pembentukan public opinion (pendapat umum) dan menjawab pendapat
atau tuduhan lawan politik. Menurut Arifin (2003:1), terdapat tujuan tujuan
komunikasi politik, yaitu sebagai berikut:

1. Membangun Citra Politik


Salah satu tujuan komunikasi politik adalah membangun citra politik
yang baik bagi khalayak. Citra politik itu terbangun atau terbentuk
berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun
melalui media politik, termasuk media massa yang bekerja untuk
menyampaikan pesan politik yang umum dan aktual.

2. Membentuk dan Membina Pendapat Umum


Pembentukan pendapat umum dalam komunikasi politik, sangat
ditentukan oleh peranan media politik terutama media massa.
Selain memiliki fungsi memberi informasi, media massa juga
mendidik, menghubungkan dan menghibur, juga terutama
membentuk citra politik dan pendapat umum yang merupakan
dimensi penting dalam kehidupan politik. Setiap sistem politik
mengembangkan jaringan komunikasi politiknya sendiri, dan
mengakui pentingnya sumber-sumber khusus; sedang saluran-
saluran dan para pendengar akan berbeda menurut jenis media
yang digunakan.
3. Mendorong Partisipasi Politik
Partisipasi politik sebagai tujuan komunikasi politik dimaksudkan
agar individu-individu berperan serta dalam kegiatan politik
(partisipasi politik). Sehingga salah satu bentuk partisipasi politik
yang penting adalah ketika seseorang (khalayak) mau memberikan
suaranya untuk seorang politikus maupun partai politik tertentu
dalam pemilihan umum.

2.2.2 Bentuk-Bentuk Komunikasi Politik


Menurut Arifin (2003:65), terdapat beberapa bentuk komunikasi
politik yang dilakukan oleh komunikator politik untuk mencapai
tujuan politiknya,yaitusebagaiberikut:

1. Retorika, berasal dari bahasa yunani yaitu Rhetorica, yang artinya


seni berbicara, asalnya digunakan dalam perdebatan-perdebatan di
ruang sidang pengadilan untuk saling mempengaruhi sehingga
bersifat kegiatan antar personal. Kemudian berkembang menjadi
kegiatan komunikasi massa yaitu berpidato kepada khalayak. 
2. Agitasi Politik, berasal dari bahasa yunani yaitu Agitare, yang
artinya bergerak atau menggerakkan. Agitasi bertujuan untuk
membangkitkan rakyat kepada suatu gerakan politik, baik lisan
maupun tulisan dengan merangsang dan membangkitkan emosi
khalayak. Dimulai dengan cara membuat kontradiksi dalam
masyarakat dan menggerakkan khalayak untuk menentang
kenyataan hidup yang dialami. 
3. Propaganda, berasal dari bahasa latin Propagare, yang artinya
menanamkan tunas suatu tanaman. Propagandis adalah orang
yang melakukan propaganda yang mampu menjangkau khalayak
kolektif lebih besar, biasanya dilakukan politikus atau kader partai
politik yang memiliki kemampuan yang mudah terkena sugesti.
4. Public Relations Politics, merupakan suatu upaya alternatif dalam
mengimbangi propaganda yang dianggap membahayakan
kehidupan sosial dan politik. Public Relations Politics bertujuan
untuk menciptakan hubungan saling percaya, harmonis, terbuka
atau akomodatif antara politikus, profesional atau aktivis
(komunikator) dengan khalayak (kader, simpatisan, masyarakat
umum). 
5. Kampanye Politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan
orang atau kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu untuk
memperoleh dan memperkuat dukungan politik dari rakyat atau
pemilih. Kampanye politik merupakan serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
6. Lobi Politik, istilah lobi mengacu pada tempat para tamu
menunggu untuk berbincang-bincang di hotel. Dalam lobi politik
pengaruh dari pribadi seorang politikus sangat berpengaruh seperti
kompetensinya, penguasaan masalah dan karisma. Lobi politik
adalah gelanggang terpenting bagi pembicaraan para politikus atau
kader tentang kekuasaan, pengaruh, otoritas, konflik dan
konsensus. 
7. Media Massa, sebagai perluasan panca indra manusia (sense
extention theory) dan sebagai media pesan dalam hal pesan politik
untuk mendapatkan pengaruh, kekuasaan otoritas, membentuk dan
mengubah opini publik atau dukungan serta citra politik, untuk
khalayak yang lebih luas atau yang tidak bisa terjangkau oleh
bentuk komunikasi yang lain.

2.3 Pengaruh Timbal Balik antara Sistem Politik dengan Komunikasi


Politik

Beberapa ilmuan melihat komunikasi politik sebagai suatu


pendekatan dalam pembangunan politik. Oleh karena itu komunikasi
politik dianggap memiliki fungsi yang sangat istimewa sebagai dasar untuk
menganalisis permasalahan yang muncul dan berkembang dalam
keseluruhan proses dan perubahan politik suatu bangsa. Bahkan Plano
(1982: 24) melihat bahwa komunikasi politik merupakan proses
penyebaran, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu
sistem politik”. Secara formal objek komunikasi politik adalah dampak
atau hasil yang bersifat politik (political outcames) disamping sebagai
salah satu fungsi yang menjadi syarat untuk berfungsinya sistem politik.
Jika komunikasi politik dipandang sebagai jembatan metodologis antara
disiplin ilmu komunikasi dan ilmu politik maka objek formal komunikasi
politik juga adalah proses penciptaan kebersamaan dalam makna (the
commoness in meaning) tentang fakta dan peristiwa politik

Komunikasi politik merupakan bagian dari Body of Knowledge yang


terdiri dari berbagai unsur yaitu sumber komunikasi (komunikator), pesan,
media atau saluran, penerima dan efek. Menurut Cangara (2009:31),
unsur-unsur komunikasi politik adalah sebagai berikut:

a. Komunikator Politik 

Komunikator politik yaitu individu-individu yang berada dalam suatu


institusi, asosiasi, partai politik, lembaga-lembaga pengelola media massa
dan tokoh-tokoh masyarakat. Komunikator politik dapat pula berupa
negara, badan-badan internasional dan mereka yang mendapat tugas
atas nama negara. Komunikator politik merupakan bagian integral dalam
berlangsungnya proses komunikasi.

b. Pesan Politik 

Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis


maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal, tersembunyi
maupun terang terangan, baik disadari maupun tidak disadari yang isinya
mengandung bobot politik. Misalnya pidato politik, undang-undang
kepartaian, undang-undang pemilu, pernyataan politik, artikel atau isi
buku/brosur dan berita, surat kabar, radio, televisi, internet yang berisi
ulasan politik dan pemerintahan, puisi politik, spanduk/baliho, iklan politik
atau propaganda, perang urat saraf (psywar), warna logo, warna baju,
warna bendera, bahasa tubuh (body language), dan semacamnya.

c. Saluran atau Media Politik 

Saluran atau media politik adalah alat atau sarana yang digunakan oleh
para komunikator politik dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya.
Misalnya media cetak, media elektronik, media format kecil, media luar
ruang dan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk membangun
citra (Image Building). Saluran Komunikasi Kelompok berupa Partai
Politik, organisasi profesi, ikatan alumni, organisasi sosial, keagamaan,
karang taruna dan semacamnya. Saluran Komunikasi Publik berupa
Stadion, aula, balai desa, alun alun, panggung kesenian. Saluran
Komunikasi Sosial berupa Pertunjukan wayang, Pesta Rakyat, pesta tani
dan semacamnya.

d. Sasaran atau Target Politik 

Sasaran atau target politik adalah anggota masyarakat yang diharapkan


dapat memberi dukungan dalam bentuk dukungan suara kepada partai
atau kandidat dalam pemilihan umum. Mereka adalah semua kalangan
masyarakat warga negara yang mempunyai hak pilih dan siswa
warganegara yang akan menjadi calon pemilih dengan ketentuan cukup
umur.

e. Pengaruh dan Efek Komunikasi Politik 

Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman


terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya
akan bermuara pada pemberian suara (vote) dalam pemilihan umum.
Pemberian suara ini sangat menentukan terpilih tidaknya seorang
kandidat untuk posisi mulai tingkat Presiden dan Wakil Presiden, anggota
DPR, MPR, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Walikota dan Wakil Walikota, sampai tingkat DPRD. 3

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut David Easton yang dimaksud dengan sistem politik adalah
interaski yang di abstraksikan dari nilai-nilai sosial dan dialokasikan
secara otoritas dalam masyarakat.
Fungsi system politik menurut Alfian
3
https://www.kajianpustaka.com/2018/10/tujuan-unsur-dan-bentuk-komunikasi-politik.html
1. Sistem politik otoriter
2. Sistem politik anarki
3. Sistem politik demokrasi
4. Sistem politik demokrasi dan transisi
5. Pengembangan politik indonesia
Menurut Alfian dalam bukunya ”Komunikasi Politik dan Sistem Politik
(1993), bahwa komunikasi politik diasumsikan sebagai yang menjadikan
sistem politik itu hidup dan dinamis. Komunikasi politik
mempersembahkan semua kegiatan sistem politik, sehingga aspirasi dan
kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.
Tujuan dan fungsi komunikasi politik menurut Arifin (2003:1)
1. Membangun citra politik
2. Membentuk dan membina pendapat umum
3. Mendorong partisipasi politik

Bentuk komunikasi menurut arifin (2003:65)

1. Retorika
2. Agitasi politik
3. Propaganda
4. Public Relation Politics
5. Kampanye politik
6. Lobi politik
7. Media massa

3.2 Saran
Penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan
kami sangat berharap atas kritikan dan saran yang bersifat
membangun. mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, 1993, Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, Jakarta:
Gramedia

Arifin, Anwar, 2003, Komunikasi Politik, Filsafat-Pradigma-Teori-Tujuan-


Strategi-dan Komunukasi Poliitk Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

https://www.kajianpustaka.com/2018/10/tujuan-unsur-dan-bentuk-
komunikasi-politik.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_politik
http://librarystftws.org/perpus/index.php?
p=show_detail&id=3558&keywords
https://repository.unikom.ac.id/35368/1/Komunikasi%20Politik%20dalam
%20Sistem%20Politik%20_4_.pdf

Anda mungkin juga menyukai