Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEKOMRASI DAN HAM

Makalah untuk memenuhi tugas Pendidikan HAM

Dosen Pengampu:

Didit Yulian Kasdriyanto, S.pd., M.pd

Disusun Oleh :

Sri Rahayu : 234420002

Holifatuz Jannah :234420009

Rimadani Laila Syafitri : 234420062

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan kepada
kami sehingga makalah yang berjudul “Demokrasi dan HAM” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat menambah
pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik
dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Probolinggo, 16 Desember 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4

C. TUJUAN......................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Pengertian Demokrasi..................................................................................6

B. Norma-norma Dalam Padangan Hidup Demokrasi.....................................7

C. Hubungan Dekomrasi Dan HAM................................................................8

D. Pengertian HAM........................................................................................11

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

A. Kesimpulan...............................................................................................13

B. Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permasalahan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia merupakan isu
Internasional yang sangat menonjol. Ini tentunya memerlukan perhatian yang
serius karena dimensi pengaruhnya dalam kehidupan Nasional dan Internasional
sangat besar. Di era globalisasi ini dengan kemajuan teknologi komunikasi dan
transportasi menuntut setiap negara untuk mengkaji permasalahan tersebut secara
intensif.
Informasi yang masuk ke suatu negara tidak hanya melalui interaksi internal
akan tetapi dapat diperoleh melalui interkoneksi dan interdependensi (interface)
antar bangsa, bilateral maupun multilateral. Interface tersebut tentunya akan
mempengaruhi pengetahuan dan kesadaran (awareness dan acquintance)
seseorang maupun kelompok masyarakat dan dalam perkembangannnya akan
mempengaruhi juga penilaian (assessment) dan perilaku (behaviour dan attitude)
yang bersangkutan.
Di indonesia, isu Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) juga semakin
menguat setelah adanya gerakan reformasi, dan ini merupakan tahap awal bagi
transisi demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahan yang
terkait dengan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia diantaranya :
1. Definisi Demokrasi ?
2. Norma-norma dalam pandangan hidup Demokrasi ?
3. Hubungan Demokrasi Dan HAM ?
4. Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) ?
C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah diatas maka, tujuan penulisan makalah ini,yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian Demokrasi.
2. Untuk mengetahui norma-norma dalam pandangan hidup.
3. Untuk mengetahui hubungan demokrasi.
4. Untuk mengetahui pengertian HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan terminologi yang sarat dengan makna dan tafsir.
Terminologi ini berkaian erat (lingkage) dengan sistem sosial yang
mendukungnya. Demokrasi mengandung unsur-unsur yang universal (common
deminator) dan juga muatan-muatan kontekstual yang melekat pasa suatu sistem
sosial tertentu (cultural relativism).
Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
Yunani (Greek) yaitu demos yang artinya rakyat dan cartein atau cratos yang
artinya kekuasaan atau kedaulatan. Secara bahasa demo-cratein atau demo-cratos
(demokrasi) adalah keadaaan negara dimana dalam system pemerintahannya
kedaulatan berada ditanga rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.
Demokrasi merupakan sustu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperolah kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat [Joseph A.
Schementer]. Demokrasi merupakan bentuk suatu sistem pemerintahan dimana
pemerintah dimintai tanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah
publik oleh warga negara yang bertindak secara langsung melalui kompetisi
dengan para wakil mereka yang telah teripilih [Philipe C. Schmitter dan Terry
Lynn Karl].
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan
bahwwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala
berdasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan [Henry. B. Mayo]
Affan Gaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu
pemaknaan secara normatif dan empirik. Demokrasi normatif adalah demokrasi
yangseara ideal hendak dilakukan oleh sebuah negara. Sedangkan demokrasi
empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik praktis.
Dengan demikian dari pendapat tersebut maka demokrasi pada dasarnya
merupakan sistem sosial bermasyarakat, bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaaan ditangan rakyat yang
mengandung pengertian berikut :
1) Pemerintah dari rakyat (government of the people)

2) Pemerintah oleh rakyat (government by the people)

3) Pemerintah untuk rakyat (government of people)

Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya


dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa, oleh karena itu
demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat pendukung yaitu
budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind set(kerangka berpikir)
dan setting social (rancangan masyarakat). Bentuk konkrit dari manifestasi
tersebut dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup (way of life) dalam
setiap aspek kehidupan bernegara baik oleh rakyat (masyarakat) maupun
pemerintah.
Pemerintahan yang demokratis membutuhkan kultur demokrasi untuk
membuatnya eksis dan tegak. Kultur demokrasi itu berada pada masyarakat itu
sendiri. Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil apabila
masyarakat pad umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma
dasar demokrasi. Oleh sebab itu masyarakat harus menjadikan demokrasi
pandangan hidup.

B. Norma-Norma dalam Pandangan Hidup Demokrasi


Adapun norma-norma yang menjadikan pandangan hidup demokrasi
sebagai berikut:
1) Pentingnya kesadaran akan pluralisme
2) Musyawarah
3) Pertimbangan moral
4) Pemufakatan yang jujur dan sehat
5) Pemenuhan segi-segi ekonomi
6) Kerjasama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai itikad baik masing-
masing
7) Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan
sistem pendidikan.
Tegaknya demokrasi sebagai tata kehidupan sosial dan sistem politik sangat
bergantung kepada tegaknya unsur-unsur penopang demokrasi itu sendiri. Unsur-
unsur yang dapat menopang tegaknya demokrasi antara lain:
1) Negara hukum
2) Masyarakat Madani (Civil Society);
3) Infrastruktur politik

Dalam rangka upaya membangun demokrasi di Indonesia maka diperlukan


adanya faktor pendukung sebagai berikut:
1) Keterbukaan sistem politik
2) Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan
3) Rakyat yang terdidik, cerdas, dan peduli
5) Partai politik yang tumbuh dari bawah
6) Penghargaan terhadap hukum
7) Masyarakat Madani yang tanggap dan bertanggung jawab

C. Hubungan Demokrasi Dan HAM


Hak Asasi Manusia dengan demokrasi tidak dapat dipisahkan,
karena dalam upaya penegakan demokrasi harus menghormati, menghargai,
dan menjunjung tinggi HAM yang dimiliki warga negaranya. Maka, bila salah
seorang ataupun Negara melanggar HAM, pasti ada sanksi tegas yang berlaku.
 Apa arti demokrasi dalam system pemerintahan Negara ?
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui
oleh hampir semua orang. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik
yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung
(demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang
dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) “rakyat” dan κράτος (Kratos) “kekuasaan”,
merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4
SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat
pada tahun 508 SM.

 Apa arti demokrasi Pancasila ?


Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai
berikut:
a) Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan
gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung
unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
b) Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh
rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
c) Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi
harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
d) Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan
cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan,
sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.

Apa bedanya Demokrasi Pancasila dengan Demokrasi yang lain ?


1) DEMOKRASI LIBERAL
Demokrasi Liberal adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan
badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan
dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri
dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi
parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
Demokrasi Liberal sering disebut sebagai demokrasi parlementer. Di
indonesia demokrasi ini dilaksanakan setelah keluarnya Maklumat Pemerintah
NO.14 Nov. 1945. Menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
Demokrasi liberal lebih menekankan pada pengakuan terhadap hak-hak warga
negara, baik sebagai individu ataupun masyarakat. Dan karenanya lebih bertujuan
menjaga tingkat represetansi warganegara dan melindunginya dari tindakan
kelompok atau negara lain.

Ciri-ciri Demokrasi Liberal :


a) Kontrol terhadap negara, alokasi sumber daya alam dan manusia dapat terkontrol;
b) Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional;
c) Kekuasaan eksekutif dibatasi oleh peraturan perundangan; dan
d) Kelompok minoritas (agama, etnis) boleh berjuang, untuk memperjuangkan
dirinya.
2) DEMOKRASI KOMUNIS
Demokrasi Komunis adalah demokrasi yang sangat membatasi agama
pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan
nyata.
Demokrasi komunis muncul karena adanya komunisme. Awalnya komunisme
lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu
mementingkan individu pemilik dan mengesampingkanburuh.
Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialismesebagai alat
kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi.
Komunis murni melarang :
1) Adanya kepercayaan kepada Tuhan YME;
2) Membenci kelompok intelektual dan cendekiawan; dan
3) Mengagung-agungkan kelompok pekerja, buruh dan petani.
3. DEMOKRASI PANCASILA
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada
kepribadian dan filsafat bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945. DASAR Demokrasi Pancasila.
Dalam demokrasi Pancasila Rakyat adalah Subjek demokrasi, yaitu rakyat
sebagai keseluruhan berhak ikut serta aktif “menentukan” keinginan-keinginan
dan juga sebagai pelaksana dari keinginan-keinginan itu. Keinginan rakyat
tersebut disalurkan melalui lembaga-lembaga perwakilan yang ada yang dibentuk
melalui Pemilihan Umum.
Di samping itu perlu juga kita pahami bahwa demokrasi Pancasila
dilaksanakan dengan bertumpu pada:
a) Demokrasi yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa;
b) Menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia;
c) Berkedaulatan rakyat;
d) Didukung oleh kecerdasan warga negara;
e) Sistem pemisahan kekuasaan negara;
f) Menjamin otonomi daerah;
g) Demokrasi yang menerapkan prinsip rule of law;
h) Sistem peradilan yang merdeka, bebas dan tidak memihak;
i) Mengusahakan kesejahteraan rakyat; dan
j) Berkeadilan sosial.

D. Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun
1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).

Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau


kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja
atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi
dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM).
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat
diperiksa dan diputus oleh :

 Pengadilan HAM meliputi :


1. Kejahatan genosida.

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan


maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara :

1. Membunuh anggota kelompok.


2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok.
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil,
berupa:

1. Pembunuhan;
2. Pemusnahan;
3. Perbudakan;
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
Yunani (Greek) yaitu demos yang artinya rakyat dan cartein atau cratos yang
artinya kekuasaan atau kedaulatan. Secara bahasa demo-cratein atau demo-cratos
(demokrasi) adalah keadaaan negara dimana dalam system pemerintahannya
kedaulatan berada ditanga rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hukum di Indonesia memang telah lama lumpuh. Untuk kasus-kasus besar,
terutama berbau politik dan kekuasaan, sudah menjadi rahasia umum bahwa
pengadilan beserta keputusan hakim pun dapat dibeli. Oleh karena itu, semua
peraturan yang ada bagaikan aksesoris yang membuat perih derita korban
pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia.

B. SARAN
Di atas telah dicontohkan beberapa kasus yang bisa dinilai sebagai
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan
oleh masyarakat diakibatkan rendahnya kesadaran hukum dari masyarakat.
Seharusnya setiap kasus memiliki ruang publik yang luas untuk didiskusikan,
dicari jalan tengahnya dan menghindari konflik horizontal. Ini juga harus benar-
benar ada niat baik dari pemerintah untuk melindungi Hak Asasi Manusia warga
negaranya.

DAFTAR PUSTAKA

Zaini, A. (2020). Negara hukum, demokrasi, dan ham. Al Qisthas Jurnal Hukum
dan Politik, 11(1), 13-48.

Rosana, E. (2016). Negara demokrasi dan hak asasi manusia. Jurnal Tapis: Jurnal
Teropong Aspirasi Politik Islam, 12(1), 37-53.

Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara hukum dan demokrasi pancasila dalam
kaitannya dengan hak asasi manusia (HAM). Jurnal Pembangunan
Hukum Indonesia, 1(1), 128-145.

Sari, E. (2003). Demokrasi dan Hak asasi Manusia. Jurnal Demokrasi, 2(1).

Suarlin, S., & Fatmawati, F. (2022). Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia. Penerbit
Widina.

Anda mungkin juga menyukai