Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA

LOGO

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh :
Nama ( NIM)

UNIVERSITAS

JURUSAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Kewarganegaraan yang membahas tentang demokrasi di Indonesia ini. Tulisan ini memuat
beberapa hal tentang konsep demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia, prospek demokrasi
di Indonesia, dan studi kasus demokrasi. Makalah ini kami selesaikan bersama sebagai dasar
penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi kami
untuk memberikan pengetahuan kepada semua pembaca agar mereka dapat memahami
demokrasi dan dapat menambah pengetahuan yang telah mereka miliki tentang demokrasi itu
sendiri. Makalah ini merupakan sumber pendidikan yang efektif untuk semua siswa. Dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk menguasai makalah ini. Kritik dan saran yang dapat membangun
dan membantu kami mengembangkan isi makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumber dan referensi
kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Kota , 30 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Konsep Demokrasi...........................................................................................................3
2.2 Sejarah Demokrasi di Indonesia.......................................................................................4
2.3 Prospek Demokrasi di Indonesia......................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata "demokrasi" selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sipil dan
politisi dan telah menjadi konsumsi sehari-hari publik di negeri ini. Selain itu, tampaknya
demokrasi tidak lagi ambigu. Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat dimuliakan dalam
sejarah pemikiran manusia tentang sistem sosial politik yang ideal. Memang, mungkin untuk
pertama kalinya dalam sejarah, demokrasi telah digembar-gemborkan sebagai nama yang
paling tepat dan alami untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan
oleh para pendukung berpengaruh. Posisi sentral demokrasi ini telah menghancurkan teori-
teori lain tentang sistem kekuasaan yang baik yang dikemukakan oleh para filsuf, ahli hukum,
dan ilmuwan politik.

Dimulai dengan kemenangan Blok Sekutu (Eropa Barat dan Amerika Serikat) atas Blok
Poros (Jerman, Italia dan Jepang) dalam Perang Dunia II (1945), dan kemudian runtuhnya
Uni Soviet atas dasar komunisme di Akhir abad ke-20, pemahaman tentang demokrasi yang
dianut oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara telah menjadi pemahaman yang
melingkupi kehidupan manusia di dunia saat ini. Tidak ada bangsa atau masyarakat di abad
kedua puluh satu yang akan diakui sebagai warga negara yang beradab kecuali menerima dan
menerapkan demokrasi sebagai dasar untuk mengatur sistem kehidupan bernegara.
Sedangkan bangsa atau masyarakat yang menolak demokrasi dianggap sebagai
bangsa/masyarakat yang tidak beradab.

Hampir di seluruh dunia, demokratisasi kehidupan politik telah menjadi fenomena yang
tak terelakkan dalam mengubah persepsi sejarah tentang bagaimana kekuasaan dijalankan
secara etis, rasional, dan bertanggung jawab. Jelas bahwa demokrasi memiliki kekuatan untuk
memberikan yang terbaik bagi umat manusia, terutama dalam melindungi hak-hak kekuasaan
negara dan pemerintahan. Demokrasi di Indonesia menganggap dirinya esensial dan sesuai
dengan karakter bangsa Indonesia. Selain latar belakang penggunaan sistem demokrasi di
Indonesia. Hal ini dapat kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di
Indonesia, serta banyaknya suku, budaya dan bahasa yang semuanya merupakan anugerah
Tuhan yang patut kita syukuri.

1
1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang diatas, beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah konsep dari demokrasi ?
2. Bagaimana sejarah demokrasi di Indonesia ?
3. Bagaiman prospek demokrasi di Indonesia ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penyusunan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep dari demokrasi


2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui prospek demokrasi di Indonesia

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah Manfaat dari makalah ini adalah dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi misi khusus pendidikan
kewarganegaraan dan sebagai media pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan
bagi penyusun dan pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Demokrasi

Makna demokrasi dapat diamati pada tataran empiris, menurut Affan Jafar (1999)
melalui indikator sebagai berikut: (1) Akuntabilitas. (ii) Rotasi daya; (3) rekrutmen politik
terbuka; (4) pemilihan umum yang demokratis; (5) Warga negara menikmati hak-hak
dasarnya (HAM). Sedangkan di Indonesia sendiri, setelah terjadi perubahan sistem demokrasi
sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 yang bercirikan demokrasi
langsung oleh rakyat, oleh rakyat dan oleh rakyat, kepala negara yang sebelumnya
amandemen dipilih oleh MPR RI , telah berubah dan dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilihan presiden, wakil presiden bahkan kepala daerah (pilkada). Demokratisasi bertujuan
untuk mencapai keadilan dalam politik. Selain itu, demokrasi dapat membawa keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, dan lain-lain. (Martha
2011:337).

Kini di era modern dimana tanah dan jumlah penduduk sudah sangat besar dan
permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, demokrasi langsung tidak bisa lagi
dilaksanakan. Demokrasi yang dapat dilaksanakan adalah demokrasi perwakilan (tidak
langsung) dengan berbagai variasinya. Ada dua tingkatan pemikiran dalam demokrasi yang
harus dipisahkan satu sama lain. Yang pertama adalah demokrasi sebagai ide atau konsep dan
yang kedua adalah demokrasi sebagai praktik atau kebiasaan.

a. Demokrasi sebagai konsep

Literatur ilmu politik umumnya menyajikan konsep dasar demokrasi. Apapun sebutan
atau predikat yang diberikan kepadanya, konsep demokrasi mengacu pada pemerintahan oleh
rakyat. Penerapan konsep demokrasi di tingkat nasional dalam negara-bangsa skala besar
adalah bahwa tindakan pemerintahan tidak dilakukan secara langsung oleh warga negara
tetapi melalui perwakilan rakyat yang dipilih atas dasar prinsip kebebasan persamaan. Dalam
kajian politik secara umum, praktik demokrasi jenis ini dikategorikan sebagai demokrasi
tidak langsung (Sunarto et al. 2013:43-44).

b. Demokrasi sebagai praksis (kebiasaan)

3
Sebagai aplikasi praktis, demokrasi telah menjelma menjadi sistem penyelenggaraan
pemerintahan. Karena telah menjadi sebuah sistem, maka berfungsinya demokrasi terikat
pada seperangkat aturan tertentu. Jika ada orang atau kelompok dalam sistem demokrasi ini
yang dalam menjalankan kegiatan demokrasinya tidak mematuhi aturan main yang telah
ditetapkan, kegiatan ini, meskipun dapat dianggap demokratis dari segi ide atau konsep, akan
merugikan demokrasi yang ada dengan kata lain, kegiatan ini dalam konteks sistem.
Demokrasi yang ada menjadi tidak demokratis atau anti demokrasi.

2.2 Sejarah Demokrasi di Indonesia

Sejarah Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia


Indonesia merupakan negara yang menerapkan demokrasi dalam sistem
pemerintahannya. Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai suatu negara, para pendiri
negara Indonesia menetapkan melalui UUD 1945 bahwa negara kesatuan Republik Indonesia
menganut paham demokrasi, dimana kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat dan selesai. Itu
dilaksanakan oleh Dewan Permusyawaratan Rakyat. Dengan demikian, berarti pula negara
kesatuan Republik Indonesia tergolong sebagai negara yang menganut paham demokrasi
perwakilan. Dalam praktik kehidupan bernegara sejak awal kemerdekaan hingga sekarang,
ternyata gagasan demokrasi perwakilan yang diterapkan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang berbeda satu sama lain.
Demokrasi berbeda di setiap negara, dan ini tergantung pada sejarah, pandangan hidup,
budaya, dan fondasi negara tersebut. Menurut pandangan hidup, demokrasi Indonesia
mengacu pada dasar ideal dan konstitusional UUD 1945. Pelaksanaannya didasarkan pada
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 “Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sesuai dengan
Konstitusi”. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut. Hal ini ditandai
dengan perubahan bentuk demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Miriam Boedihardjo
(2008: 127-128) menyatakan bahwa jika dilihat dari sejarah perkembangan demokrasi
Indonesia hingga era Orde Baru, dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu:
1. Masa Republik I yang dinamakan masa demokrasi parlementer;
2. Masa Republik II, yaitu masa demokrasi terpimpin;
3. Masa Republik III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang menonjolkan sistem
presidensial

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi kedalam lima periode.


a. Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi (1945-1950)

4
Pada tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang dengan Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia. Saat itu, pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Ini karena masih ada
revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terjadi sentralisasi kekuasaan, hal ini dapat
dilihat pada Pasal 4 Peraturan Peralihan UUD 1945 yang menyatakan bahwa sebelum
terbentuknya DPR dan Rakyat serta MPR sesuai dengan dengan Konstitusi ini, semua
kekuasaan dijalankan. Oleh Presiden dengan bantuan KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa
Indonesia adalah negara absolut, maka pemerintah mengeluarkan hal-hal sebagai berikut:

 Proklamasi Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP menjelma


menjadi lembaga legislatif.
 Keputusan Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik.
 Keputusan Pemerintah 14 November 1945 mengubah sistem pemerintahan
presidensial menjadi sistem parlementer.

b.  Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama (1950-1965)


Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Demokrasi liberal dilaksanakan sesuai dengan konstitusi yang berlaku pada saat itu,
UUD Sementara 1950. Persyaratan ini telah ada sejak keputusan pemerintah 16 Oktober 1945
dan keputusan 3 November 1945, tetapi kemudian terbukti bahwa demokrasi liberal atau
parlementer meniru tatanan Eropa. Barat tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia. Tahun
1950-1959 merupakan masa aktifnya partai politik. Dua partai terkuat saat itu (PNI &
Masyumi) bergantian memimpin pemerintahan. Perubahan yang sering terjadi pada waduk
sering menyebabkan ketidakstabilan di bidang politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Ciri-
ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut:
 Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat
 Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah
 Presiden bisa dan berhak berhak membubarkan DPR
 Perdana Menteri diangkat oleh Presiden

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Demokrasi terarah adalah sistem demokrasi di mana semua keputusan dan gagasan
dipusatkan pada pemimpin negara. Konsep sistem demokrasi terarah pertama kali dicetuskan
oleh Presiden Sukarno pada pembukaan Majelis Konstituante pada tanggal 10 November
1956. Periode demokrasi terarah (1957-1965) dimulai dengan jatuhnya demokrasi

5
parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai dengan pengunduran diri Ali
Sastromydjogo sebagai Perdana Menteri. Namun penekanan pada pelaksanaan demokrasi
terarah dimulai setelah pembubaran badan-badan konstituen dan dikeluarkannya dekrit
presiden pada 5 Juli 1959. Ketegangan politik yang terjadi setelah pemilihan umum 1955
membuat situasi politik menjadi tidak menentu. Kekacauan politik ini membuat negara dalam
keadaan darurat. Hal ini diperparah dengan Konstituante yang menemui jalan buntu dalam
menyusun konstitusi baru, sehingga negara Indonesia tidak memiliki landasan hukum yang
kokoh. Di bawah ini adalah latar belakang munculnya implementasi demokrasi yang
diarahkan Presiden Sukarno.

c. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru (1966-1998)


Disebut juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi rezim baru ditandai dengan
dikeluarkannya perintah pada 11 Maret 1966. Rezim baru bertekad untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsisten. Awal dari sistem baru memberikan
harapan baru kepada rakyat pembangunan di segala bidang melalui Pelita I, II, III, IV dan V
dan pada era rezim baru berhasil menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997. Berakhirnya masa rezim ditandai dengan peralihan kekuasaan
baru dari Presiden Suharto kepada Wakil Presiden PJ Habibie pada 21 Mei 1998.

d. Pelaksanaan Demokrasi Masa Transisi (1998-1999)


Masa transisi berlangsung dari tahun 1998-1999. Pada saat ini terjadi peralihan
kekuasaan dari Presiden Suharto yang mengundurkan diri kepada Wakil Presiden B. c.
Habibi pada tanggal 21 Mei 1998, sehingga Presiden Republik Indonesia saat itu digantikan
oleh Bei J. Inilah yang disebut masa transisi, yaitu peralihan pemerintahan. Demokrasi
terarah, disebut juga demokrasi terkelola, adalah istilah untuk pemerintahan demokratis yang
lebih otokratis. Pemerintah suatu negara dilegitimasi melalui pemilihan umum yang
meskipun bebas dan adil, digunakan oleh pemerintah untuk mengejar kebijakan dan tujuan
yang sama. Dengan kata lain, pemerintah telah belajar untuk mengontrol pemilihan sehingga
pemilih dapat menggunakan semua hak mereka tanpa benar-benar mengubah kebijakan
publik. Terlepas dari kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dasar demokrasi, mungkin ada
sedikit penyimpangan dari otoritarianisme. Dalam demokrasi terarah, pemilih dicegah untuk
secara signifikan mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh negara melalui efektivitas
teknik kinerja humas yang berkelanjutan.

6
e. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1999-Sekarang)
Demokrasi yang berkembang pada masa reformasi pada hakikatnya adalah demokrasi
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan memperbaiki pelaksanaannya dan
menyempurnakan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga tinggi dan negara yang lebih tinggi dengan menekankan fungsi wewenang dan
tanggung jawab mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan pengaturan hubungan yang
jelas antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Demokrasi Indonesia dimulai hari ini
dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat (MPR) hasil pemilihan umum 1999 yang
memilih presiden dan wakil presiden serta pembentukan lembaga-lembaga tinggi lainnya.
Masa reformasi berusaha untuk membangun kembali kehidupan demokrasi, antara lain:

1. Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Utama


2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang Penghapusan Hak Pers MPR Atas
Referendum
3. Ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Bebas
KKN
4. Ketetapan MPR RI No. XIII/MPR/1998 Penetapan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia
5. Perubahan UUD 1945 mencapai amandemen pertama, kedua, ketiga dan keempat
Selama masa reformasi, ia berhasil menyelenggarakan dua pemilihan umum, yaitu pada
1999 dan 2004.

2.3 Prospek Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia yang dilalui dalam 3 periode telah mengalami perubahan drastis
di bidang politik, ekonomi, militer dan budaya. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana
prospek demokrasi di Indonesia. Indonesia adalah negara demokrasi. Prinsip ini sering
terdengar di telinga orang. Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana semua orang
berpartisipasi dan memerintah melalui mediasi perwakilan mereka. Dalam demokrasi, ada
hak, kewajiban, dan perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam kehidupan nyata
pemerintahan Indonesia, demokrasi tersebut di atas tidak dilaksanakan dengan baik.
Demokrasi di Indonesia hanyalah semboyan untuk penyempurnaan sistem ketatanegaraan.
Diduga absennya kehidupan demokrasi di Indonesia dimulai dari atas (pemerintah), peralatan
pemerintah dan tentara. Banyak masalah yang masih terjadi di Indonesia. Kemungkinan yang
mungkin terjadi adalah meningkatnya demonstrasi yang muncul karena demokrasi itu sendiri
adalah pemerintahan yang diperintah oleh rakyat melalui perwakilan. Protes atas upah, gaji,

7
pekerjaan, perumahan, peraturan, dan banyak lagi. Masyarakat Indonesia seringkali
menyalahgunakan hak dan kewajibannya sebagai manusia. Mereka lebih mementingkan hak
daripada kewajiban.

Indonesia mengalami beberapa kali transisi kekuasaan, dan pra-transisi tersebut terjadi
sebelum jatuhnya rezim yang berkuasa. Biasanya pada tahap ini terjadi krisis ekonomi dan
politik yang sulit dikendalikan, resistensi yang kuat dari massa, perpecahan di kalangan elit,
dan tantangan yang kuat terhadap perubahan sistem politik. Sementara itu, emansipasi politik
terjadi setelah pergantian rezim yang diikuti dengan perluasan hak-hak politik rakyat. Selain
itu, pada titik ini juga terjadi ketidakpastian dan ledakan partisipasi politik dan ketidakpastian
dalam banyak hal. Konsolidasi ditandai dengan relatif terorganisirnya organ sistem politik
dan disertai dengan pemilihan umum yang demokratis dengan pemerintahan dengan
legitimasi yang semakin kuat. Konsolidasi demokrasi membutuhkan waktu yang relatif lebih
lama. Kemudian keempat tahapan tersebut akan kita gunakan untuk mengkaji prospek
demokrasi di Indonesia.
Sejak pertengahan 1990-an, Indonesia berada pada tahap pra-transisi. Tahap ini
dipercepat dengan timbulnya krisis moneter, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi.
Sementara itu, liberalisasi politik terjadi pada masa pemerintahan Habibie. Saat ini terjadi
perluasan hak politik rakyat, ketidakpastian, ketidakmampuan memerintah, dan ledakan
partisipasi politik. Fase ini berakhir dengan pemilihan umum 1999 yang "relatif demokratis"
dibandingkan dengan pemilihan rezim baru. Kemungkinan yang terjadi adalah menurunnya
kapasitas politik masyarakat di Indonesia. Anak muda saat ini semakin menolak menjadi
golput dalam pemilu. Setiap tahun, jumlah kasus penurunan jumlah anak muda yang abstain
meningkat. Karena rasa ketidaktahuan dan keengganan untuk mengenal dunia politik.
Sebenarnya demokrasi dipimpin oleh rakyat, tetapi anak muda tidak mau ikut campur dan
tidak ikut memecahkan masalah di Indonesia.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melihat pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:


1. Demokrasi tidak langsung adalah sistem pemerintahan yang digunakan dalam
negara kesatuan Republik Indonesia.
2. Dalam sejarah demokrasi di Indonesia, banyak terjadi penyimpangan dalam
beberapa periode kekuasaan.
3. Prospek demokrasi di Indonesia dalam beberapa hal sangat baik, namun masalah
KKN dan kecurangan pemilu dapat menghambat proses demokrasi.
3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran dari para pembaca tetap
diperlukan untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Utama.

Djafar, T. (2015). Krisis Politik & Proporsisi Demokratisasi Perubahan Politik Orde Baru
ke Reformasi. Jakarta: PT. Bumi Aksar.

Jailani. (2015). Sistem Demokrasi di Indonesia Ditinjau Dari Sudut Hukum Ketatanegaraan.
Jurnal Inovatif. Vol. 8, 136-137.

Pigome, M. (2011). Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi Dalam Struktur


Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945. Jurnal Dinamika Hukum. Vol 11,
335-337.

Sari, E. (2003). Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Demokrasi. Vol. 11, 25-27.

10

Anda mungkin juga menyukai