Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

TANTANGAN INDONESIA DALAM TRANSISI MENUJU


DEMOKRASI

DISUSUN OLEH:
GITA AFWAH YONDA 1901124475

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“TANTANGAN INDONESIA DALAM TRANSISI MENUJU DEMOKRASI”
dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang sejarah dalam
demokrasi . Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah
SWT karuniai kepada penulis sehingga makalah ini dapat penulis susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Harapan penulis, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada
makalah ini, penulis mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya

Wassalamualaikum Wr.Wb
Pekanbaru, 17 April 2022

Gita Afwah Yonda

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
1 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Tantangan Demokrasi di Indonesia .......................................................... 3
2.2 Demokrasi secara Ideal............................................................................. 4
2.3 Masalah Demokrasi .................................................................................. 4
2.3.1 Masalah Krusial .......................................................................... 5
2.3.2 Parpol Melemah .......................................................................... 6
2.3.3 Media Sosial ............................................................................... 6
2.3.4 Kemunduran ............................................................................... 7
2.4 Kebebasan dari PBB ................................................................................. 7
3 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9
3.2 Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tantangan demokrasi di Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan yang
besar dan multikultur, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
menerapkan demokrasi dalam kehidupan bernegara masyarakatnya. Secara
etimologis, dalam bahasa Yunani demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan
kratos (kekuatan), yang secara harfiah apabila digabungkan memiliki makna
kekuatan rakyat. Dalam konteks demokrasi, Franklin D. Roosevelt menegaskan
bahwa masyarakat memiliki kekuasaan penuh atas negara, sedangkan filsuf
Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa demokrasi terjadi ketika masyarakat
miskin memegang kekuasaan. Definisi demokrasi lainnya yang paling sering kita
dengar adalah oleh Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln, yang
mengatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Di Indonesia sistem demokrasi mulai semarak kembali sejak era Orde Baru
(1966) karena di masa pemerintahan Soeharto masyarakat Indonesia dilibatkan
secara langsung dalam menentukan pemimpin negara melalui Pemilihan Umum
yang bersifat Luber (langsung, umum, bebas, dan rahasia). Selain itu, lembaga-
lembaga perwakilan rakyat seperti DPR baik di pusat maupun daerah, MPR, dan
lain-lainnya juga mulai menjalankan fungsinya untuk menampung suara rakyat.
Meskipun demikian, praktik demokrasi juga tidak bisa dikatakan maksimal di era
ini karena sistem pemerintahan Soeharto yang opresif dan militeristik, khususnya
terhadap kelompok minoritas dan kelompok agama. Namun, sejauh ini prinsip
atau sistem demokrasi merupakan pilihan tepat untuk negara Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) mengingat masyarakatnya yang sangat pluralis. Oleh
karena itu, sejauh ini Demokrasi Pancasila yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sistem pemerintahan yang paling

1
mungkin diterapkan di Indonesia dibandingkan dengan konsep Demokrasi
Liberal, Demokrasi Kapitalis, dan Demokrasi Terpimpin yang dalam catatan
sejarah perjalanan bangsa pernah gagal diterapkan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari latarbelakang yaitu :
1. Apa tantangan demokrasi di Indonesia ?
2. Bagaimana seharusnya demokrasi dijalankan secara ideal ?
3. Apa saja masalah demokrasi ?
4. Sebutkan 4 kebebasan menurut PBB !

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini ialah :
1. Mengetahui tantangan demokrasi di Indonesia
2. Mengetahui bentuk ideal dari demokrasi
3. Mengetahui masalah dari demokrasi
4. Mengetahui 4 kebebasan menurut PBB

2
2 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tantangan Demokrasi di Indonesia


Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi semakin nyata
didengungkan. Hal ini terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di
kalangan masyarakat dalam mengkritik pemerintah. Dicabutnya larangan ekspresi
budaya Tionghoa oleh Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid menandakan bahwa
prinsip Demokrasi Pancasila masih diminati oleh bangsa ini. Namun di sisi lain,
era reformasi juga membawa dilema untuk bangsa ini. Salah satunya adalah
karena kebebasan berpendapat kerap disalahgunakan sebagai penegasan terhadap
identitas kelompok tertentu atas nama mayoritas. Hal tersebut tentunya menjadi
permasalahan tersendiri bagi bangsa ini dan secara potensial ini dapat mencederai
hakikat Demokrasi Pancasila.
Sebagai contohnya, banyak kita temukan konflik berbasis perbedaan agama
dan budaya terjadi di masyarakat, maraknya ujaran kebencian terhadap kelompok
minoritas, serta bermunculannya ideologi intoleran dan kejahatan terorisme. Di
level pemerintahan dan politik, kondisi demokrasi di Indonesia, khususnya dari
aspek supremasi hukum, juga cukup mengkhawatirkan. Salah satunya bisa kita
soroti dari banyaknya tindakan pelanggaran HAM, minimnya pelibatan aspirasi
publik terhadap Rancangan berbagai Undang-Undang seperti Revisi UU KPK,
RKUHP, keberadaan UU ITE yang menyulitkan pejuang HAM, beberapa
penerbitan Perpu yang tidak dilandaskan pada kajian yang objektif dan masih
banyak lagi. Hal tersebut sangat ironis karena kedaulatan ada di tangan rakyat dan
partisipasi rakyat adalah hal yang mutlak sekaligus kunci dari demokrasi itu
sendiri.
Selain itu, jika kita melihat situasi politik belakangan ini, banyak politikus
yang memanfaatkan isu-isu SARA untuk saling menyerang lawan politik mereka
demi mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu, beberapa contoh

3
di atas berpotensi mencederai Demokrasi Pancasila dan memecah belah persatuan
dan kesatuan bangsa. Kita seakan lupa bahwa negeri ini menjadi kuat karena
dibangun dari perbedaan.

2.2 Demokrasi secara Ideal


Sebagai bangsa demokratis, negara harus mengakomodasi aspirasi atau
suara rakyat (khususnya kaum minoritas) karena dalam sistem demokrasi rakyat
memegang kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin secara
konstitusional. Oleh karena itu, sebagai upaya menjalankan demokrasi yang
bebas, adil, dan jujur, penentuan pemimpin harus dilakukan melalui pemilihan
umum yang melibatkan penuh asprirasi rakyat, atau kata kuncinya adalah
legitimasi. Dengan kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolok ukur apakah
prinsip demokrasi dijalankan dengan sebaik-baiknya atau tidak karena legitimasi
merupakan representasi dari suara rakyat yang seharusnya dijadikan referensi
utama oleh negara dalam menentukan pemimpin.
Musyawarah untuk mencapai mufakat yang merupakan prinsip utama
demokrasi juga harus dilakukan secara bertanggung-jawab karena dengan cara
inilah rakyat dapat menentukan harapan bersama dengan tetap menjaga harmoni
dan stabilitas sosial-politik. Selain itu, di lingkup sosial, literasi masyarakat
tentang prinsip dan hakikat demokrasi juga harus disuarakan. Media massa dan
negara melalui sektor pendidikan harus memberikan pendidikan politik dan
demokrasi yang baik supaya kebebasan berpendapat dapat diutarakan dengan
kritis, santun, dan bertanggungjawab. Satu hal yang terpenting dari penerapan
demokrasi yang kita jalankan harus bermuara pada kemanusiaan karena secara
filosofis prinsip demokrasi adalah merangkul dan mengakomodasi suara rakyat
baik mayoritas maupun minoritas demi terciptanya suatu masyarakat yang adil,
makmur, dan beradab.

2.3 Masalah Demokrasi


Indonesia masih berada pada transisi jalan di tempat yang berlarut-larut,
bahkan di beberapa tempat mengalami kemunduran yang membuat kita masih
jauh dari harapan demokrasi terkonsolidasi.

4
Demokrasi Indonesia belum terkonsolidasi yang ciri-cirinya:
1. Demokrasi bisa berjalan dan berproses dalam masa waktu yang lama;
2. Ada penegakan hukum berjalan baik
3. Pengadilan yang independen
4. Pemilu yang adil dan kompetitif
5. Civil society yang kuat
6. Terpenuhinya hak-hak sipi, ekonomi, dan budaya warga negara.

2.3.1 Masalah Krusial


Masalah demokrasi Indonesia yang terlihat krusial adalah absennya
masyarakat sipil yang kritis kepada kekuasaan, buruknya kaderisasi partai politik,
hilangnya oposisi, pemilu biaya tinggi karena masifnya politik uang dalam
pemilu, kabar bohong dan berita palsu, rendahnya keadaban politik warga,
masalah pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang belum tuntas hingga
kini, kebebasan media dan kebebasan berkumpul, dan berserikat, serta masalah
masalah intoleransi terhadap kelompok minoritas.
Saat ini indonesia mengalami situasi krisis suara kritis kepada kekuasaan
karena hampir semua elemen masyarakat sipil dari mulai LSM, kampus, media
dan mahasiswa telah merapat dengan kekuasaan atau sekurang-kurangnya
memilih untuk diam demi menghindari "stigma" berpihak kepada kelompok
intoleran yang anti-Pancasila dan anti-demokrasi. Sedikit-banyak ini disebabkan
oleh polarisasi politik yang tajam yang membelah Indonesia menjadi dua kubu,
yang membuat setiap suara mengkritik pemerintah segera dikelompokkan ke kubu
anti-pemerintah. Padahal absennya suara kritis adalah kehilangan besar untuk
demokrasi yang membutuhkan kekuatan yang sehat untuk mengontrol kekuasaan.
Kampus perlu mendapat catatan secara khusus karena baru kali ini sejak
era Reformasi kampus begitu berlomba-lomba merapat kepada kekuasaan, terlihat
dari maraknya praktik kooptasi ikatan alumni dengan orang-orang di lingkaran
istana yang jadi ketuanya, pemberian gelar doctor honoris causa kepada elite
politik yang tidak didasarkan kepada kontribusi nyatanya kepada masyarakat dan
ilmu pengetahuan melainkan lebih karena pertimbangan politik, absennya gerakan

5
mahasiswa yang membawa gagasan bernas dan berani bersuara kritis kepada
kekuasaan, dan kekuasaan sangat besar yang dimiliki pemerintah untuk
menentukan rektor terpilih.
Pengawasan atau surveilance atas aktivitas dosen baik di media sosial
ataupun di dunia nyata merupakan gejala penghalang kebebasan akademik lainnya
yang semakin melemahkan suara kritis dari kampus.

2.3.2 Parpol Melemah


Persoalan demokrasi terbesar kita saat ini ada pada lemahnya partai
politik. Bukti persoalan partai politik bermula dari rekrutmen kader sebagian
besar tidak serius dan asal-asalan. Tokoh masyarakat yang berkualitas, dosen,
peneliti semakin sedikit yang terlibat di eksekutif maupun legislatif. Dua dekade
setelah Reformasi, partai belum mulai menunjukkan ikhtiar yang serius dalam
melakukan rekrutmen dan kaderisasi partai politik hanya dilakukan pada masa
menjelang pemilu.
Di sisi lain, pemilu dalam sistem proporsional terbuka tidak memperkuat
pelembagaan partai politik karena kader yang loyal terhadap partai bisa
dikalahkan oleh kader pendatang baru yang memenangkan kompetisi karena
mampu mempraktikkan politik uang dengan lebih masif. Akhirnya sistem politik
nasional diisi oleh kader-kader instan
Pemilu biaya tinggi karena masifnya praktik politik uang merupakan
catatan lainnya. Ed Aspinall dan Ward Berenchot (2019) mencatat bahwa dari
masa ke masa, pemilu di era Reformasi semakin mahal dari mulai level lokal
sampai nasional dengan Pemilu 2019 sebagai pemilu termahal. Biaya pemilu yang
tinggi ini berdampak pada maraknya praktik korupsi di berbagai level lembaga
negara karena para calon terpilih baik di legislatif berkepentingan mengembalikan
modal yang telah mereka keluarkan.

2.3.3 Media Sosial


Lemahnya internalisasi keadaban sipil (civic virtue) di antara warga negara
sebagaimana tampak dalam perseteruan yang tajam, dangkal, dan kurang beradab
antara netizen di media sosial merupakan catatan penting lainnya. Warga negara

6
perlu belajar untuk berbeda pendapat atau pilihan politik sambil tetap berteman,
bersahabat, dan bersaudara sebagai sesama anak bangsa. Maraknya ujaran
kebencian, intoleransi, dan diskriminasi terhadap minoritas agama dan suku
merupakan gejala yang mengkhawatirkan. Perbedaan pilihan politik atau
keyakinan tidak boleh menggerus modal sosial kita berupa rasa saling percaya,
toleransi, saling tolong menolong, dan saling menghargai perbedaan.
Ancaman kebebasan media dan berekspresi seperti pemberangusan buku,
pencekalan diskusi buku dan film, ancaman pidana untuk ilmuwan dari luar yang
melakukan penelitian di Indonesia merupakan masalah lainnya. Penggunaan UU
ITE untuk mempidanakan warga atau jurnalis merupakan ancaman lainnya untuk
kebebasan berekspresi.

2.3.4 Kemunduran
Setelah 4 tahun pemerintahan berjalan, kritik dari pada analis dalam negeri
maupun luar negeri mulai muncul. Ed Aspinal (2018), Tom Powel dan Eve
Warburton (2018 dan 2019) menganalisis perkembangan demokrasi di Indonesia
dan berargumen bahwa terjadi kemandekan dan bahkan kemunduran demokrasi di
mana Presiden Jokowi mulai melakukan praktik non demokratis seperti
membubarkan ormas tanpa proses hukum, meningkatnya intoleransi, semakin
kuatnya polarisasi politik, masifnya kabar bohong dan pelanggaran hak asai
manusia.
Perlu partisipasi semua pihak baik intelektual, aktivis CSO's, jurnalis, dan
partai politik untuk menyadari situasi kemandekan bahkan kemunduran
demokrasi di Indonesia untuk bersama-sama berjuang menyelamatkan demokrasi
di Indonesia. Rendahnya dialog dan sinergi di antara berbagai elemen itu adalah
masalah demokrasi kita hari ini.

2.4 Kebebasan dari PBB


The Four Freedoms(empat kebebasan), yaitu:
1. Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat ( freedom of
Speech)

7
2. Kebebasan beragama(freedom of religion)
3. Kebebasan dari ketakutan(freedom from fear)
4. Kebebasan dari kemelaratan(freedom from want)
Hak yang keempat yaitu kebebasan dari kemelaratan, khususnya
mencerminkan perubahan dalam alam pikir umat manusia yang menganggap
bahwa hak – hak politik pada dirinya tidak cukup untuk menciptakan kebahagiaan
baginya. Dianggap bahwa hak politik seperti misalnya hak untuk menyatakan
pendapat atau hak memilih dalam pemilihan umum yang diselenggarakan sekali
dalam empat atau lima tahun, tidak ada artinya jika kebutuhan manusia yang
paling pokok, yaitu kebutuhan akan sandang, pangan dan perumahan, tidak dapat
dipenuhi. Menurut anggapan ini hak manusia harus juga mencakup bidang
ekonomi, sosial dan budaya

8
3 BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari bagian pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Salah satu tantangan demokrasi di Indonesia yaitu perbedaan agama pada
suatu daerah dapat memicu perpecahan.
2. Demokrasi yang ideal adalah negara harus mengakomodasi aspirasi atau suara
rakyat (khususnya kaum minoritas) karena dalam sistem demokrasi rakyat
memegang kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin secara
konstitusional.
3. Masalah demokrasi terbagi menjadi :
a) Masalah Krusial
b) Parpol Melemah
c) Media Sosial
d) Kemunduran
4. 4 Kebebasan menurut PBB yaitu
a) Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat ( freedom of
Speech)
b) Kebebasan beragama(freedom of religion)
c) Kebebasan dari ketakutan(freedom from fear)
d) Kebebasan dari kemelaratan(freedom from want)

3.2 Saran
Dari pembahasan yang menjawab rumusan masalah terdapat beberapa
penjelasan dari teori dari peneliti lain yang dapat memperkuat jawaban dari
rumusan masalah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Masalah-Masalah Demokrasi Kita Hari Ini. (2019, Agustus 03). Dipetik April 16,
2022, dari Detik.com: https://news.detik.com/kolom/d-4650749/masalah-
masalah-demokrasi-kita-hari-ini
Tantangan Demokrasi di Indonesia. (2020, Juli 16). Dipetik April 16, 2022, dari
Universitas Pakuan FISIB: https://fisib.unpak.ac.id/berita/tantangan-
demokrasi-di-indonesia
Tantangan Demokrasi di Indonesia. (2020, Juni 12). Dipetik April 17, 2022, dari
Kompas.com:
https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/12/102904765/tantangan-
demokrasi-di-indonesia?page=all#page2
BBC. (2014, December 30). AirAsia QZ8501: Does bad weather cause plane
crashes? Diambil kembali dari BBC: http://www.bbc.com/news/world-
30631968
Dwi Sulisworo, T., Wahyuningsih, D., & Baehaqi, A. (2012, - -). Hibah Materi
Pembelajaran Non Konvensial 2012. Hak Asasi Manusia, hal. 7-8.

10

Anda mungkin juga menyukai