Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DEMOKRASI INDONESIA

“Tugas Pada Mata Kuliah Ilmu Negara.”

DISUSUN OLEH :

Septian Egy Erjoe


(2204010055)

Dosen Pengampuh : Ardi Muthahir, S.H,. M.H.

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN SOSIAL HUMANIORA


UNIVERSITAS BINA INSAN
LUBUKLINGGAU
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan maksimal, Untuk
diajukan sebagai syarat menyelesaikan tugas pada mata kuliah Ilmu Negara di
Universitas Bina Insan Lubuklinggau.

Dalam penulisan Makalah yang berjudul “Demokrasi Indonesia.” Penulis


telah berusaha sebaik mungkin untuk menyajiakan makalah ini, baik dari segi isi
maupun dari segi desain. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya
masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki. Oleh karena itu dalam rangka melengkapi kesempurnaan dari penulisan
makalah ini diharapkan adanya saran dan kritik yang diberikan bersifat
membangun.

Terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Lubuklinggau, 06 Desember 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan Penulis ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen Penegak Demokrasi Indonesia ..........................................3
B. Prinsip- Prinsip Demokrasi ..................................................................4
C. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia ..............................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pembahasan demokrasi ini akan mengantarkan saudara pada


pemahaman tentang hakikat atau pengertian demokrasi, prinsip-prinsip demokrasi,
komponen penegak demokrasi, dan perkembangan demokrasi di Indonesia.

Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi


perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai
masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh
masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat, cendikiawan, mahasiswa, kaum
profesional lainnya. Pada berbagai kesempatan mulai dari obrolan warung kopi
sampai dalam forum ilmiah seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik,
dan sebagainya. Semaraknya perbincangan tentang demokrasi semakin memberi
dorongan kuat agar kehidupan bernegara , berbangsa , dan bermasyarakat
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi seringkali
dikaitkan dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi menjadi alternatif
system nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, dan Negara.

Demokrasi sepertinya sebuah kata yang sudah tidak asing bagi siapa saja.
Oleh karena itu , untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional Indonesia, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, ada baiknya kita sebagai calon tenaga pendidik
mengetahui hakikat dari demokrasi ini. Maka, penulis tertarik untuk membahas
sebuah makalah dengan judul “ Demokrasi Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Dengan berlatarbelakang tersebut di atas sehingga menimbulkan


masalah-masalah, yang harus dibahas di antaranya adalah:

1. Apa saja komponen penegak Demokrasi Indonesia?


2. Apa saja prinsip- prinsip Demokrasi?

1
3. Bagaiman perkembangan demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hakikat Demokrasi
Indonesia.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen penegak Demokrasi
Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan Demokrasi di Indonesia.

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Komponen Komponen Penegak Demokrasi


Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen yang
mengawantahkan tegaknya demokrasi antara lain:
1. Negara Hukum
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara
memberikan perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia.
Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD
1945 bahwa “Negara Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum
dan bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka”.
Adapun cirri-ciri sebagai berikut:
a Adanya perlindungan HAM
b Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintah.
c Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.
d Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat terbuka,
masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara,
masrakat yang berpartisipasi aktif sertamasyarakat egaliter merupakan bagian
yang integral dalam menegakkan demokrasi. Selain itu masyarakat madani
merupakan elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi
sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo wignyosoebroto, Adi Suryadi
Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris sebagai
prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah
terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam proses-proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara atau pemerintahan.

3
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan,
dan kelompok penrkanan. Partai politik adalah struktur kelembagaan politik
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang
sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik
dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya.
Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok gerakan dan
kelompok penekanan merupakan perwujutan adanya kebebasan
berorganisasi, kebebasan menyampaokan pendapat dan melakukan oposisi
terhadap Negara dan pemeruntahan.
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai institusi penegak demokrasi, pres mempunyai peran yang
sangat strategis. Salah satu peranan strategis pres adalah sebagai penyedia
informasi bagi masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan
pemerintahan maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat.
B. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power)
Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan (power)
dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undang-undang dengan
pelaksanaan undang-undang, agar terjadi pengawasan atau control (
checking power with power )
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )
Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau anggota-
anggota perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri diperlukan
pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh
lembaga independen.
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu
keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud

4
bila manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan , menerapkan
akuntabilitas public.
4. Adanya kebebasan individu
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap
lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan
kebebasan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Apabila mahasiswa, wartawan, aktivis partai resmi yang bersuara lantang
lalu diciduk , hal ini sama sekali tidak demokratis.
5. Adanya peradilan bebas
Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit) dalam
peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilan harus
bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga keluarga pejabat pemerintah itu
sendiri dapat diproses di pengadilan dan dapat diputuskan hukumannya
dengan adil.
6. Adanya pengakuan hak minoritas
Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada
pengakuan baik terhadap agama yang minoritas penganutnya atau terhadap
golongan ekonomi lemah seperti pedagang kaki lima.
7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum
Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka (
machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi. Dengan
demikian warga Negara sama kedudukannya di depan hukum dan lembaga
peradilan.
8. Adanya pers yang bebas
Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan pemerintahan
yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin tegaknya demokrasi,
per situ sendiri harus bebas menyuarakan hati nurani rakyat, baik
penyampaian kritik terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintah
maupun terhadap diri seorang pejabat public juga dalam penyampaian
informasi pembangunan lainnya. Informasi yang disampaikan pers
hendaknya didukung oleh akurasi data.

5
9. Adanya multi partai politik
Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai politik,
system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai politik bebas
dan mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan masyarakat untuk
disampaikan kepada Negara atau pemerintahan. Dalam alam demokrasi,
partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat dukungan
mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara dan dukungan
mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas. Partai politik yang
mendapat dukungan mayoritas berkesempatan memimpin pemerintahan ,
sedangkan partai politik yang mendapat dukungan minoritas berada dalam
parlemen atau diluar parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang )
pemerintah, sehingga akan timbul check and balance.
10. Adanya musyawarah
Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya protes dan
demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan dengan
musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan dan intimidasi
apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian dalam system
demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan sesuatu
yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan dengan
damai.
11. Adanya persetujuan parlemen
Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif terutama
pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan orang
banyak, dalam Negara demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih dahulu
dari pihak legislative dan refresentasi rakyat. Sehingga segala kebijakan dan
keputusan eksekutif dapat dikontrol oleh pihak legislative.
12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu kekuasaan
yang tidak terbatas, maka pemerintah harus berdasarkan atas system
konstitusi ( hukum dasar ). Karena konstitusi sebagai aturan dasar dalam
penyelenggaraan Negara.

6
13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan kenegaraan,
diperlukan adanya ketentuan tentang pendemokrasian yaitu Undang-
Undang Dasar suatu Negara mesti tercantumkan secara tertulis ,bahwa
kedaulatannya berada di tangan rakyat.
14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam mencapai tujuan nasional
yaitu kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan kemerdekaan secara damai,
mutlak dibutuhkan adanya pengawasan terhadap jalannya danpengaturan
administrasi public itu sendiri.
C. Sejarah dan Perkembangan di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan


yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti
dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat dikaitan
dengan gagasan kedaulatan rakyat ( penulis menyebut gagasan demokrasi ) di
wilayah nusantara ini terutama yang terjadi di pedesaan. Dengan demikian bangsa
Indonesia tradisi berdemokrasi sebenarnya telah dimulai sejak zaman kerajaan
Nusantara. Karena itu potensi tumbuhnya alam demokrasi sangat besar.

1. Demokrasi periode 1945-1959


Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer. Sistem
demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan 1950,
ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat berjalan secara
memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan yang dapat digalang
selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor dan tidak dapat dibina
menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena
lemahnya benih-benih demokrasi system parlementer memberi peluang untuk
dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.

7
Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system parlementer
dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara
konstitusional ( constitutional head ) beserta mentri-mentrinya yang
mempunyai tanggung jawab politik.
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya perdebatan
yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota parlemen dari partai
yang berbeda. Karena seperti diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era
multi partai. Era multi partai diikuti oleh adanya alam kebebasan ( tumbuhnya
paham liberalism ) yang tumbuh pada periode ini.
Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945. Keluarnya
Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi presiden terhadap parlemen.
Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa demokrasi berdasarkan
system parlemen berakhir.
2. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden,
terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik
pemerintahan, pada periode ini telah banyak melakukan distorsi terhadap
praktik demokrasi.
Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno,
yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi. Demokrasi
terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system demokrasi yang sebenarnya
melainkan sebagai suatu bentuk otoriterian. Karena itu pada periode ini
sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak muncu, karena yang sebenarnya
terjadi dalam praktik pemerintahan adalah rezim pemerintah sentralistik
otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala Soekarno berakhir dengan lahirnya
Gerakan 30 September 1965 yang didalangi oleh PKI ( Partai Komunis
Indonesia).

8
3. Demokrasi periode 1965-1998
Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30 september
yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah Pancasila,
Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat yang mendasari
kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan memurnikan
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya
sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis atau
penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini
sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Seperti
dikatakan oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ; dominan
peranan ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam
berbagai urusan partai politik dan public, Masa mengambang, Monolitisasi
idologi Negara, Inkorporasi lembaga non-pemerintahan. Tujuan cir tersebut
menjadikan hubungan Negara versus masyarakat secara berhadap-hadapan dan
subordinat, dimana Negara atau pemerintah sangat mendominasi. Dengan
demikian kejadian pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi juga terjadi
dalam demokrasi Pancasila pada masa rezim Soeharto.
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde
Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai
yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang dianggap tidak
demokratis, meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi Negara dengan
menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan , dan tata hubungan yag jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif , legislatif, dan yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah

9
dimulai dengan terbentuknya DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
Presiden dan Wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi
lainnya. Dalam perkembangannya, pemerintah fokus pada pembagian
kekuasaan antar Presiden dan Parpol dalam DPR, sehingga rakyat diabaikan.

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian demokrasi, secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu
tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi “demos-
cratos” atau demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa, pemerintahan
rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.
2. Komponen Penegak Demokrasi
a. Negara Hukum
b. Masyarakat Madani
c. Infrastruktur Politik
d. Pers yang bebas dan bertanggungjawab
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Adanya pembagian kekuasaan
b. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
c. Adanya kebebasan Individu
d. Adanya peradilan yang bebas
e. Adanya pengakuan hak minoritas
f. Adanya pemerintah yang berdasarkan huum
g. Adanya pers yang bebas
h. Adanya multi partai politik
i. Adanya musyawarah
j. Adanya persetujuan parlemen
k. Adanya pemerintah yang constitutional
l. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
m. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
4. Perkembangan demokrasi di Indonesia, terdiri dari empat periode, yaitu :
a. Demokrasi periode 1946-1959
b. Demokrasi periode 1959-1965

11
c. Demokrasi periode 1965-1998
d. Demokrasi 1998 - sekarang

B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan implementasi dan
pengaplikasian pengetahuan yang didapatkan pembaca dari hasil karya penulis
untuk kehidupan pembaca dalam ranah pendidikan yang semakin berkembang saat
ini dan yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan


Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000

I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press,


2017

Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006

Subiakto, Henry, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, Jakarta : Kencana


Prenada media grup , 2012
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di
SD/MI), Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

13

Anda mungkin juga menyukai