OLEH:
WULAN MUSLYANDARI
H1A1 18 328
KELAS F
SEMESTER 4
FAKULTAS HUKUM
KENDARI
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya yang telah membuka pikiran serta memberikan kekuatan,
kemampuan dan kesehatan kapada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul HUKUM DAN HAM DALAM KEBEBASAN
BEREKSPRESI DI ERA DEMOKRASI ini sebagai mana mestinya.
Makalah ini dibuat karena merupakan tugas wajib yang harus di susun
oleh para mahasiswa dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh nilai
yang maksimal. Dalam penyusunan Makalah ini, penulis telah mencurahkan
segala daya dan kemampuan yang ada, namun demikian tetap penulis sadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, kelemahan dan masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan, guna perbaikan penyusunan Makalah berikutnya.
Terwujudnya Makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis merasa bersyukur dan menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN .................................................................................................. 7
A. HAM dalam Sistem Politik Demokratis ....................................................... 7
B. Prospek Demokratisasi di Indonesia ............................................................ 8
C. Kebebasan Berekspresi Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia .................... 10
D. Pembatasan Kebebasan Berekspresi Dalam Hak Asasi Manusia ................. 14
BAB III.............................................................................................................. 17
PENUTUP ......................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
Jurnal.............................................................................................................. 19
Peraturan Perundang-undangan....................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
hak demokrasi itu sendiri. Hak tersebut merupakan bagian yang penting dalam
perjalanan kebangsaan memngingat bahwa upaya demokratisasi yang
berujung pada kebebasan demokrasi tersebut dari waktu ke waktu yang kian
terus mengalami perkembangan.
5
B. Rumusan Masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
dihindari. Sebab sikap ini menjadikan kita tidak mampu menatap diri sendiri
secara objektif.
8
diwarnai oleh berbagai distorsi dimana orang berpikir dan melangkah tanpa
kendali nilai dan tanpa sisa kepercayaan pada institusi sosial yang tersedia. 5
Pratransisi berlangsung sebelum kejatuhan rezim yang berkuasa. Biasanya
dalam tahapan ini terjadi krisis ekonomi dan politik yang sulit dikelola,
perlawanan yang kuat dari massa, perpecahan di tubuh elit, serta kuatnya
tuntutan akan perubahan terhadap sistem politik. Sementara itu liberalisasi
politik terjadi setelah pergantian rezim yang diiringi oleh meluasnya hak-hak
politik rakyat.
Disamping itu pada tahapan ini juga terjadi ungovernability, ledakan
partisipasi politik serta terbentuknya ketidakpastian dalam banyak hal.
Selanjutnya tahapan ketiga yaitu transisi. Tahap ini diawali oleh terbentuknya
pemerintahan baru dengan legitimasi yang kuat. Pemerintahan transisi harus
mampu melakukan penataan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak
dari sistem politik. Perangkat keras meliputi :
1. pergantian pelaku
9
C. Kebebasan Berekspresi Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat padadiri
manusia, hak asasi manusia bersifat universal dan langgeng, sehingga harus
dihormati, dilindungi, dan dipenuhi serta tidak boleh diabaikan , dikurangi
atau dirampas oleh siapapun. Tugas penghormatan, perlindungan dan
pemenuhan HAM selain kewajiban dan tanggung jawab pemerintah,
dibutuhkan juga peran dan partisipasi dari masyarakat. 6 Diskursus demokrasi
di Indonesia sebenarnya telah melewati sejarah yang panjang. Usaha untuk
mewujudkan pemerntahan demokratis dapat dilihat dari rumusan model
demkrasi di Indonesia di dua zaman pemerintahan Indonesia, yakni Orde
Lama dan Orde Baru. Era Soekarno dikenalkan model demokrasi terpimpin,
sedang era Soeharto dimunculkan Demokrasi Pancasila. Namun, alih-alih
terbentuk suatu pemerintahan yang demokratis, model demokrati yang
ditawarkan di dua rezim tersebut malah memunculkan pemerintah otoritarian,
yang membelenggu kebebasan politik warganya. 7Di awal era reformasi di
Indonesia penegakan HAM memang menjadi tuntutan utama bagi masyarakat.
Masyarakat menuntut dan menghendaki adanya kesempatan untuk dapat
menyampaikan pendapat dengan baik melalui tulisan ataupun lisan, dapat
berpartisapasi dalam pemerintahan dan kemudian dapat berorganisasi. Dengan
lahirnya tuntutan dari masyarakat tersebut maka dapat dikatakan bahwa pada
masa Orde Baru kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengemukakan
pendapat memang terbelenggu oleh kekuasaan pemerintah.
11
kebebasannya merupakan perwujudan dari ketundukan berbicara secara lisan
atau tertulis di setiap media tanpa ada halangan dari setiap partai. Kebebasan
mengemukakan pendapat merupakan bagian yang mendasar dari hak asasi.
Selanjutnya dalam pasal 20 Deklarasi Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa:
12
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia”. 10 Selain itu dalam
dalam Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik yang terdapat
dalam pasal 9 ayat (2) juga menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas
kebebasam untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan
ide/gagasan apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan, baik secara
lisan, tulisan, cetakan, dalam bentuk karya seni atau melalui media lain
sesuai dengan pilihannya.”
13
bahwa kebebasan berekpresi dianggap sebagai elemen yang mendasar bagi
keikutsertaan warga dalam kehidupan politik serta mendorong gagasan kritis.
Hubungan kebebasan berekspresi dengan demokrasi yang kemudian diakui
dalam hukum internasional hak asasi manusia yang menyatakan bahwa
kebebasan berekspresi menjadi prasyarat dalam terwujudnya prinsip
transparansi dan akuntabilitas yang pada akhirnya sangat esensial bagi
pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. Kebebasan berekspresi
kemudian juga digunakan sebagai pintu bagi dinikmainya kebebasan
berkumpul, berserikat dan pelaksanaan hak untuk memilih.
14
dan mengorbankan kebencian, atau etnisitas, kebangsaan, asal usul,
xenophobia (kebencian terhadap orang asing), dan agama.
15
bentuk tulisan, gambar, atau audio yang didalamnya berisi seruan atau
propaganda untuk perang. Selain itu pembatasan dalam kebebasan berekspresi
juga dibatasasi dalam hal menyuarakan akan kebencian atas dasar kebangsaan,
ras, agama yang merupakan suatu tindakan penghasutan untuk melakukan
diskriminasi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
dalam berlangsungnya demokrasi serta partisipasi publik dalam
melaksanakan haknya secara efektif baik dalam hal partisipasinya dalam
pengambilan sebuah kebijakan publik atau dalam hal pemungutan suara.
18
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
19
Peraturan Perundang-undangan
20
21
22
23
24
25