PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sengketa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Sengketa dapat terjadi
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara
kelompok dengan kelompok, antara perusahaan dengan perusahaan, antara
perusahaan dengan negara, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan kata
lain, sengketa dapat bersifatpublik maupun keperdataan dan dapat terjadi baik
dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional.
Sengketa adalah suatu perkara yang terjadi antara para pihak yang bersengketa
di dalamnya mengandung sengketa yang harus diselesaikan oleh kedua belah
pihak. Sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia berarti pertentangan atau konflik.
Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan antara orang-orang, kelompok-
kelompok, atau organisasi-organisasi terhadap satu objek permasalahan.
pegelompokkan sengketa:
a. litigasi
Prosedur dalam jalur litigasi ini sifatnya lebih formal dan teknis,
menghasilkan kesepakatan yang bersifat menang kalah, cenderung menimbulkan
masalah baru, lambat dalam penyelesaiannya, membutuhkan biaya yang mahal,
tidak responsif dan menimbulkan permusuhan diantara para pihak yang
bersengketa. Kondisi ini menyebabkan masyarakat mencari alternatif lain yaitu
penyelesaian sengketa di luar proses peradilan formal. Penyelesaian sengketa di
luar proses peradilan formal ini lah yang disebut dengan “Alternative Dispute
Resolution” atau ADR (Yahy Harahap, 2008: 234).
2. penyesaian sengketa di luar pengadilan
a. Arbitrase
1) Mekanisme Arbitrase
2) Putusan Arbitrase
b) Putusan Akhir
c) Putusan Perdamaian
d) Putusan Verstek.
2. Hasil pemeriksaan setempat yang dilakukan aleh arbiter. (pasal 37 ayat 4).
5. Perincian bukti yang diajukan oleh para pihak (pasal 46 ayat 2).
7. Pernyataan yang sah dan berharganya sita jaminan yang telah dilaksanakan
penyitaannya.
Contoh alasan yang tidak disebutkan dalam Pasal 70, akan tetapi menurut
UU Arbitrase nampaknya dapat digunakan oleh pengadilan dalam hal pembatalan
putusan arbitrase, adalah alasan bahwa sengketa yang diputus menurut hukum
tidak dapat diarbitrasekan (non-arbitrable). Dalam hal ini, ketentuan penjelasan
Pasal 72 (2) menyebutkan bahwa: "Ketua Pengadilan Negeri dapat memutuskan
bahwa setelah diucapkan pembatalan, arbiter yang sama atau arbiter lain
akanmemeriksa kembali sengketa bersangkutan atau menentukan bahwa suatu
sengketa tidak mungkin diselesaikan lagi melalui arbitrase. Berdasarkan ketentuan
ini, UU Arbitrase jelas mengatur kewenangan pengadilan untuk mengabulkan
permohonan pembatalan putusan arbitrase dan menentukan bahwa suatu sengketa
tidak mungkin diselesaikan lagi melalui arbitrase.
Mekanisme arbitrase
sengketa
Arbitrase
Dipimpin oleh:
Dalam
-arbitrase waktu 30
Arbitrase hari
-majelis umum
Acara institusional
Pemeriksaan
30 Hari
Tidak dapat di
Di laksanakan
laksanakan
kasasi kasasi
b. Mediasi
1) Pengertian Mediasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mediasi memberikan arti sebagai
proses mengikut sertakan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan
sebagai penasihat. Pengertian tersebut mengandung tiga unsur penting, yaitu:
1. Mediasi merupakan proses penyelesaian perselisihan atau sengketa yang
terjadi antar dua pihak atau lebih.
keputusan yang dilakukan pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga
yaitu mediator. Bahwa kewenangan pengambilan keputusan sepenuhnya adalah
ditangan para pihak bersengketa dan posisi mediator hanyalah membantu para
pihak dalam mengambil keputusan tersebut.
Defenisi mediasi yang terdapat di dalam PERMA No. 1 Tahun 2008 ini
tidak jauh berbeda dengan defenisi para ahli. Namun, di dalam PERMA No.1
Tahun 2008 ini mediasi lebih menekankan bahwa yang penting di dalam sebuah
mediasi itu adalah mediator. Mediator harus mampu mencari alternatif-alternatif
penyelesaian sengketa tersebut. Apabila para pihak sudah tidak menemukan lagi
jalan keluar untuk menyelesaikan sengketa tersebut maka mediator tersbut harus
dapat memberikan solusi-solusi kepada para pihak. Solusi-solusi tersebut haruslah
kesepakatan bersama dari si para pihak yang bersengketa. Disinilah terlihat jelas
peran penting mediator.
dan tidak memihak (impartial) kepada para pihak yang bersengketa serta diterima
kehadirannya oleh para pihak yang bersengketa. Pihak ketiga tersebut dinamakan
“mediator” atau “penengah”, yang tugasnya membantu para pihak yang
bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan
untuk mengambil keputusan.
2) Model-Model Mediasi
2. Facilitative mediation, yang juga disebut sebagai mediasi yang berbasis kepentingan
(interest-based) dan problem solving yang bertujuan untuk menghindarkan para
pihak yang bersengketa dari posisi mereka dan menegosiasikan kebutuhan dan
kepentingan para pihak hak-hak legal mereka secara kaku.
3) Fungsi Mediator
4) Tahapan-tahapan mediasi
Suatu caucus merupakan pertemuan sendiri para pihak pada satu sisi atau
suatu pertemuan sendiri antara para pihak pada satu sisi dengan mediator.
Mediator menggunakan caucus (bilik kecil) untuk mengadakan pertemuan pribadi
dengan para pihak secara terpisah, dalam hal ini mediator dapat melakukan tanya
jawab secara mendalam dan akan memperoleh informasi yang tidak diungkapkan
pada suatu kegiatan mediasi bersama. Mediator juga dapat membantu suatu pihak
untuk menentukan alternatif-alternatif untuk menyelesaikannya, mengeksplorasi
serta mengevaluasi pilihan-pilihan, kepentingan dan kemungkinan penyelesaian
secara lebih terbuka. Apabila mediator akan mengadakan caucus, harus
menjelaskan penyelenggaraan caucus ini kepada para pihak, menyusun perilaku
mediator sehubungan dengan caucus yang mencakup kerahasiaan yaitu mediator
tidak akan mengungkapkan apapun pada pihak lain, kecuali sudah diberi
wewenang untuk itu. Hal ini untuk menjaga netralitas dari mediator dan akan
memperlakukan yang sama pada para pihak.
Akhirnya para pihak yang sepakat berhasil membuat keputusan bersama, yang
kemudian dituangkan dalam bentuk perjanjian. Mediator dapat membantu untuk
menyusun ketentuan-ketentuan yang akan dimuat dalam perjanjian agar seefisien
mungkin, sehingga tidak ada keuntungan para pihak yang tertinggal di dalam
perundingan
Mekanisme mediasi
Perorangan
Mediator
Mediasi
Lembaga negara
Didaftarkan pada
pengadilan negeri
Tidak
dilaksanakan
dilaksanakan
Permohonan fiat
eksekusi
eksekusi
c. Negosiasi,
Negosiasi yaitu cara untuk penyelesaian masalah melalui diskusi (musyawarah)
secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa yang hasilnya diterima oleh para
pihak tersebut. Jadi, negosiasi tampak sebagai suatu seni untuk mencapai kesepakatan
dan bukan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Dalam praktik, negosiasi dilakukan
karena 2 alasan, yaitu :
(1) untuk mencari sesuatu yang baru yang tidak dapat dilakukannya sendiri,
misalnya dalam transaksi jual beli, pihak penjual dan pembeli saling
memerlukan untuk menentukan harga, dalam hal ini tidak terjadi sengketa; dan
(2) untuk memecahkan perselisihan atau sengketa yang timbul diantara para pihak.
1. Strategi Negosiasi
1). Bersaing (competiting); Negosiasi dengan cara bersaing atau kompetitif, disebut juga
“hard bargaining” (tawar-menawar bersikeras),distributif, posisional, “zero-sum
bargaining” (menang tawar- menawar sebesar kekalahan pihak lawan) atau “win-lose
bargaining” (tawar-menawar menang kalah). Negosiasi bersaing mempunyai maksud
memaksimalisasi keuntungan yang didapat pelaku tawar- menawar kompetitif
terhadap pihak lain, yaitu untuk mencari kemenangan, berupaya mendapatkan harga
termurah, laba yang besar, biaya rendah, persyaratan yang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan pihak lain.
2. Tahapan negosiasi
Dalam tahap ini seorang perunding melakukan strategi tentang siapa yang harus
lebih dahulu menyampaikan tawaran, bagaimana menyikapi tawaran awal tersebut.
Apabila ada dua tawaran dalam perundingan, biasanya midpoint (titik diantara dua
tawaran) merupakan solusi atau kesepakatan, sebelum midpoint dijadikan kesepakatan
hendaknya dibandingkan dengan level aspiration para pihak.
Konsesi yang harus dikemukakan tergantung pada konteks negosiasi dan konsesi
yang diberikan oleh pihak lawan. Seorang perunding harus melakukan kalkulasi yang
tepat tentang agresifitas, seperti bagaimana menjaga hubungan baik dengan pihak lawan,
empati terhadap pihak lawan, dan fairness. Negosiator mempunyai peranan penting dalam
konsesi dan menjaga posisi tawar sampai pada tingkat yang diinginkan.
Mekanisme negosiasi
kesepakatan Sepakat/setuju
negosiasi
negosiasi Oleh negosiator para pihak
Pendaftaran perjanjian
mediasi
akta kesepakatan pada
pengadilan negeri
d. Konsultasi
e. penilaian AHLI
Penilaian Ahli adalah suatu upaya mempertemukan pihak yang berselisih dengan
cara menilai pokok sengketa yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang ahli di
bidang terkait dengan pokok sengketa untuk mencapai persetujuan. Penilaian ahli berupa
keterangan tertulis yang merupakan hasil telaahan ilmiah berdasarkan keahlian yang
dimiliki untuk membuat terang pokok sengketa yang sedang dalam proses. Penilaian ahli
ini dapat diperoleh dari seseorang atau Tim ahli yang dipilih secara ad hoc.