MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Firnanisa 210101010111
Nur Rahmi Latifah 210101010118
Alhamdulillah segala puja dan puji bagi Allah Swt. karena atas limpahan rahmat,
taufik, hidayah, dan inayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan semaksimal mungkin. Sholawat serta salam juga tidak lupa
selalu tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Saw. keluarga, sahabat, serta
para pengikut beliau hingga hari akhir.
Atas izin Allah Swt. dan kerja sama dari teman-teman telah menyalurkan ide dan
pemikirannya. Alhamdulillah kami kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Demokrasi Pancasila Dan Civil Society ini dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pengampu kami Ibu Dese Yoeliani Wikaryo, M.Pd. Pada mata kuliah
Kewarganegaraan yang telah membimbing sekaligus memberikan arahan
kepada kami.
Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan atau wawasan kami.
Oleh karena itu kami memohon maaf jika terdapat banyak kesalahan didalam
pembuatan makalah ini. Dan sekiranya kami bisa menerima kritik dan saran yang
dapat membangun dari para pembaca agar kedepannya bisa lebih baik lagi. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat
ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan kendala dari sana sini.
Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem demokrasi di
Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-bebasnya
sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-
masing. Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara
yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.
Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu
bisa kita temukan dari banyaknya agama yang masuk dan berkembang di Indonesia,
selain itu banyaknya suku, budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan
yang patut kita syukuri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka maka rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana sejarah dan makna demokrasi?
2. Bagaimana perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia?
3. Bagaimana Perkembangan civil society dalam demokrasi?
1
C . Tujuan Penulisan Makalah
Adapun penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah dan makna demokrasi
2. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan civil society dalam demokrasi
BAB II PEMBAHASAN
2
A. Sejarah Dan Makna Demokrasi
1. Sejarah Demokrasi
Terminologi demokrasi kini tak ubahnya sebuah slogan yang sangat menggoda
saling berdampingan, hal mana antara rakyat dan penguasa dapat duduk bersama
secara harmonis. Pada awal kelahirannya system demokrasi tidak diminati oleh
banyak orang.
yang relatif kecil dalam politik saat itu. Polybius dan penulis lainnya melebarkan
demokrasi bisa stabil. Namun secara umum demokrasi saat itu dianggap agresif dan
tidak stabil serta cenderung mengarah pada tirani, seperti tercantum dalam buku
berubah seiring dengan adanya perbaikan- perbaikan ide demokrasi itu sendiri.
Dasar bagi perluasan itu dibentuk oleh kenyataan bahwa demokrasi merupakan
suatu istilah Yunani, dengan alasan khusus untuk menggambarkan suatu perangkat
1 Edmund Burke, Speech to the Electors of Bristol; 3 November 1794. Lihat pula .Keneth Minogue,
“Democracy” dalam Adam Kuper & Jessica Kuper, The Social Sciences Encyclopedia, Second Edition
(London and New York: Routledge, 2004), h. 214. Lihat pula yang diadaptasi dari Aristoteles “Politics”
diterjemahkan oleh Benyamin Jowett, (Oxford University Press, 1921), h. 26-30.
3
kelembagaan yang berakar pada masa abad pertengahan. Unsur terpenting adalah
perwakilan. 2
Demokrasi sebagai suatu konsep ideal yang begitu meluas terutama sejak abad ke-
refleksif selalu melihat pilihan-pilihan yang terbuka bagi mereka secara luas.
demokrasi yang kadang juga irrasional. Mungkin ada benarnya, beberapa kalangan
mengatakan bahwa apatisme politik jauh lebih disukai daripada antusiasme politik
Yunani Kuno, yang dipandang sebagai pendiri peradaban Dunia Barat, oleh para
demokrasi perdana tersebut menjadi suatu pola dasar baru bagi organisasi politik
pascamonarki.4
4
OED Online. Oxford University Press. Diakses tanggal 28 November 2014.
4 Morris I. The Measure Of Civilization: How Social Development Decides The Fate Of Nations [buku
elektronik]. Princeton: Princeton University Press; 2013. Tersedia di: eBook Academic Collection
(EBSCOhost), Ipswich, MA. Diakses 18 Mei 2017.
4
Perjalanan sejarah demokrasi di Indonesia telah membuktikan bahwa tidak
negara dipaksa mengikuti kemauan dan kekuatan elite politik yang sedang berkuasa
2. Makna Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya
rakyat, kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi artinya pemerintahan rakyat,
yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang kendali penuh dalam menentukan
sistem pemerintahan. Dengan demikian menurut Dahl demokrasi dapat diartikan
sebagai sistem pemerintahan yang berlawanan dengan sistem pemerintahan yang
hanya di tangan seseorang (monarchi atau tirani) atau pemerintahan yang dipimpin
oleh beberapa orang saja (aristokrasi atau oligarki). 6
Dalam “The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby, et
al., 1962:261) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “democracy” adalah : 7
a) Country with principles of government in which all adult citizens share
through their ellected representatives;
b) Country with government which encourages and allows rights of citizenship
such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion
6 Fachrudin, F. (2006). Agama dan Pendidikan Demokrasi : Pengalaman Muhammadiyah dan NU. Jakarta :
PT Alvabet. hlm. 26.
7 Hornby, A. S., Gatenby, E. V. Dan Wakefield, H. (1962) The Advanced Learner’s Dictionary of Current
English, London : Oxford University Press. hlm. 261.
5
of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of
minorities.
c) Society in which there is treatment of each other by citizens as equals”
8 Syarbaini, Syahrial. Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, Graha
Ilmu Yogyakarta, 2006. hlm. 114-115.
10 Pabottinggi M, (2002) Demokrasi: Dimana Berkiprah Dimana Sekarat, Jakarta: Indonesian Center for
Civic Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah. Hlm. 12.
11 Ibid., hlm. 39.
6
Dalam pandangan Nurcholish Madjid (sebagaimana dikutip oleh Sukron
Kamil, 2002), ditegaskan bahwa demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih
merupakan kata kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis.12
Presiden Soeharto dalam Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus 1967
merumuskan bahwa : “Demokrasi Pancasila berarti Demokrasi, Kedaulatan Rakyat
yang dijiwai dan diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.'13
Menurut Noer demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberikan
pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam
masalah masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai
kebijakan negara, karena kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat
(Noer, 1983: 207).
Menurut Mayo, sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh
rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik (Mayo,
1960: 70).
Menurut Budiarjo Ide demokrasi itu dianggap ambiguity atau mempunyai
arti ganda yaitu ketentuan mengenai lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai
untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kultural serta historis yang
mempengaruhi istilah ide dan praktik demokrasi (Budiarjo, 1982: 50).
Sedangkan Menurut Mahasin pemakaian demokrasi sebagai prinsip hidup
bernegara sebenarnya telah melahirkan fiksi-yudiris ini telah terjadi tolak-tarik
kepentingan, atau kontrol, tolak-tarik antara negara masyarakat karena kemudian
negara terlihat memiliki pertumbuhannya sendiri sehingga lahirlah konsep tentang
negara organis (Mahasin, 1984: 2).14
13 Sihombing, Frans Bona, Demokrasi Pancasila Dalam Nilai-Nilai Politik, Erlangga: Jakarta, 1982. Hlm. 9.
14 Rahayu, Ani Sri, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Bumi Aksara: Jakarta, 2014.hlm.
55-56.
7
dengan UUD 1945 setelah diamandemen pada tahun 2002. Secara konsepsional,
masing- masing UUD merumuskan pengertian dan pengaturan hakekat demokrasi
menurut visi penyusun konstitusi yang bersangkutan.
Pada awal kemerdekaan ketika UUD 1945 menjadi hukum dasar tertulis bagi
segenap bangsa Indonesia, muncul pergeseran gagasan ketatanegaraan yang
mendominasi pemikiran segenap pemimpin bangsa. Semula gagasan tentang
peranan negara dan peranan masyarakat dalam ketatanegaraan lebih dikedepankan.
Gagasan itu disebut gagasan pluralisme. Selanjutnya dengan melihat realita belum
mungkin dibentuknya lembaga-lembaga negara seperti dikehendaki UUD 1945
sebagai aparatur demokrasi yang pluralistik, muncullah gagasan organisme.
Gagasan tersebut memberikan legitimasi bagi tampilnya lembaga MPR, DPR, DPA
untuk sementara dilaksanakan Presiden dengan bantuan Komite Nasional15.
Praktek demokrasi berdasar UUD mengalami perkembangan demokrasi dalam tiga
masa. 16
15 Moh. Mahfud MD., Demokrasi Dan Konstitusi Di Indonesia, Rineka, Jakarta, 2003 hal. 44
16
Ibid., hal 45.
16 Darmawan Harefa, S.Pd., M.Pd.Drs. Fatolosa Hulu, M.M, Demokrasi Pancasila di Era
Kemajemukan. Jakarta: PM Publisher.2020.
8
Soehino meninjau dari segi perkembangan sistem demokrasi yang dianut dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahannya, maka dikemukakan masa masa dianutnya
sistem demokrasi di Indonesia sebagai berikut;
1) 18 Agustus 1945 - 14 november 1949 menganut sistem demokrasi
konstitusional;
2) 14 November 1949 - 5 juli 1959 menganut sistem demokrasi liberal;
3) 5 Juli 1959 - 21 Maret 1968 menganut sistem demokrasi terpimpin;
4) 21 Maret 1968 - sekarang (berjalan hingga berakhirnya pemerintahan orde
baru 1998 menganut sistem demokrasi pancasila).
Pada periode ini diletakkan beberapa hal yang menjadi dasar dari perkembangan
demokrasi Indonesia. Berikut beberapa hal mendasar tersebut yaitu:
Berikut beberapa karakteristik demokrasi Pancasila pada masa orde baru, yaitu:
10
3. Hak dasar rakyat terjamin dengan adanya kebebasan berpendapat.
Masyarakat madani atau civil society berasal dari terjemahan istilah latin,
civilis societas, yang mula-mula dipakai oleh Marcos Tullios Cicero (106–43 S.M),
seorang orator dan pujangga Roma, pengertian itu mengacu pada gejala budaya
perorangan dan masyarakat. Masyarakat sipil sebagai sebuah masyarakat politik
(political society) yang memiliki kode hukum sebagai dasar pengaturan hidup.17
Yang mengatur pergaulan antar individu menandai keberadaban suatu jenis
masyarakat tersendiri itulah fungsi adanya hukum. Masyarakat seperti itu, pada
zaman dahulu adalah masyarakat yang berada di kota.
Dalam kehidupan kota, penghuninya telah berada hidupnya di bawah satu
bentuk hukum sipil (civil law) sebagai dasar dan yang mengatur kehidupan
bersama. Dan dapat dikatakan bahwa proses pembentukan masyarakat sipil itulah
yang sesungguhnya membentuk masyarakat kota.
Rahardjo menyatakan bahwa masyarakat madani merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris, civil society. Istilah civil society sudah ada sejak Sebelum
Masehi. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah ini ialah Marcos Tullios
Cicero. Civil society menurut Marcos Tullios Cicero ialah suatu komunitas politik
yang beradab seperti yang dicontohkan oleh masyarakat kota yang memiliki kode
hukum sendiri. Dengan konsep civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota),
maka kota dipahami bukan hanya sekadar konsentrasi penduduk, melainkan juga
sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.
Pada zaman modern, istilah itu diambil dan dihidupkan lagi oleh John
Locke (1632–1704) dan Rousseau (1712–1778) untuk mengungkapkan
pemikirannya mengenai masyarakat dan politik. Locke umpamanya,
mendefinisikan masyarakat sipil sebagai “masyarakat politik” (political society).
Pengertian tersebut dihadapkan dengan pengertian tentang gejala “otoritas paternal”
(peternal authority) atau “keadaan alami” (state of nature) suatu kelompok manusia.
17 Asep Sulaiman, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung : CV. Arfino Raya: 2015. Hlm.
11
Ciri masyarakat sipil yaitu tata kehidupan politiknya yang terikat pada
hukum, dan adanya kehidupan ekonomi yang didasarkan kepada sistem uang
sebagai alat tukar, terjadinya kegiatan tukar-menukar atau perdagangan dalam suatu
pasar bebas, demikian pula terjadinya perkembangan teknologi yang dipakai
153
untuk menyejahterakan dan memuliakan hidup sebagai ciri dari suatu masyarakat
yang telah beradab.18
Dalam konsep Locke dan Rousseau belum dikenal pembedaan antara
masyarakat sipil dan negara. Karena pengertian negara lebih terkhusus lagi,
pemerintah, adalah bagian dan salah satu bentuk masyarakat sipil. Bahkan,
keduanya beranggapan bahwa masyarakat sipil adalah pemerintahan sipil, yang
membedakan diri dari masyarakat alami atau keadaan alami.
18 Ibid,.hlm 154.
19 Ibid.,hlm. 155.
12
bermasyarakat. Paham ini digunakan untuk mengantisipasi perubahan sosial akibat
revolusi industri dan kapitalisme serta mencoloknya perbedaan antara publik dan
individu.
Kemudian pada tahun 1792, muncul wacana masyarakat madani (civil
society) yang memiliki penekanan dengan sebelumnya. Konsep ini memunculkan
Thomas Paine (1737–1803) yang menggunakan istilah masyarakat madani (civil
society) sebagai kelompok masyarakat yang memiliki posisi secara diametral
(sebagian bertentangan) dengan negara, bahkan dianggap sebagai antithesis
(pertentangan) dari negara. Dengan demikian, masyarakat madani (civil society)
menurut Thomas Paine adalah ruang di mana warga dapat mengembangkan
kepribadian dan memberi peluang bagi pemuasan kepentingannya secara bebas dan
tanpa paksaan.
Perkembangan wacana civil society selanjutnya dikemukakan oleh G.W.F
Hegel (1770–1831), Karl Marx (1818–1883), dan Antonio Gramsci (1891–1837).
Wacana masyarakat madani yang dikembangkan oleh ketiga tokoh ini menekankan
kepada masyarakat madani elemen ideologi kelas dominan. Pemahaman ini lebih
merupakan sebuah reaksi dari model pemahaman yang dilakukan oleh Paine (yang
menganggap masyarakat madani sebagai bagian terpisahnya dari negara).
Kehidupan bangsa Indonesia pasca reformasi dipusatkan dalam membangun
masyarakat Indonesia baru, dalam bentuk format civil society. Contohnya dari
program pendidikan, program pendidikan kewarganegaraan harus lebih
dikonsentrasikan sebagai :
1. Bidang kajian ilmiah yang difokuskan terhadap aspek sosial kultural
muitikultural.
2. Program dalam upaya membangun "kebajikan multikultural warga negara"
civic virtue) dan “budaya multikultural” (Civic culture)
3. Program kurikuler yang memiliki visi dan misi dalam mengembangkan kualitas
warga negara yang cerdas, demokratis dan religius.
13
warga negara perlu direkonstruksi (dirancang kembali), dalam arti warga negara
harus dimaknai sebagai “mitra negara” yang mempunyai kedudukan sejajar.
Menurut Hikam Konseptualisasi civil society, hal ini dapat dikemukakan
sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi yang bercirikan,
antara lain :
a. Kesukarelaan (voluntary)
b. Keswasembadaan (self-generating), yaitu mampu mencukupi kebutuhan sendiri
c. Keswadayaan (self supporting), yaitu menghargai dan mengedepankan
kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain.
d. Kemandirian tinggi berhadapan dengan negara
e. Keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh
warganya
20 Al Hakim, Suparlan, Pendidikan Kewarganegaraan, cetakan pertama, Madani, Malang, 2014, halaman
195-196.
14
5. Mencari dasar norma sebagai pembenar hubungan antara warga negara dengan
negara, yang bersumber dan jiwa dan nilai konstitusi.
A. Kesimpulan
Dalam perkembangannya, demokrasi dapat dimetaforakan sebagai lahan yang subur
dalam pengembangan politik pemerintahan. Tidak diragukan lagi bahwa pada setiap
perkembangan kearah pemerintahan demokrasi, tidak pernah sempurna sehingga
sering mengecewakan pendukungnya.
Ciri khas demokrasi-demokrasi modern adalah dua keistimewaan yang secara hakiki
membedakannya dari bentuk-bentuk pemerintahan yang lahir sebelumnya.
Makna demokrasi adalah kehidupan negara atau masyarakat yang mana warga negara
dewasa turut andil dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat, menegakkan “rule of law”, dan adanya pemerintahan
mayoritas yaitu menghormati hak-hak kelompok minoritas: dan masyarakat yang
warga negaranya saling memberi peluang yang sama. Dan konsep dasar demokrasi
adalah ”suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau the
government from the people, by the people, and for the people.
Perkembangan demokrasi pancasila di indonesia terbagi beberapa periode, antara
lain:
B. Saran
Demikianlah pembahasan tentang demokrasi pancasila dan civil society yang dapat
kami jelaskan melalui makalah ini, semoga para pembaca, pendengar dan dosen
pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya, Terima kasih banyak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari era reformasi 1998 sampai saat
ini adalah sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan dan kendala dari sana sini.
19