Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji dan segenap rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT , karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah dengan judul “
Demokrasi di Indonesia” tepat pada waktunya. Dan atas izin Beliau juga,
Penulis dapat menulis dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan.

Di dalam makalah ini, akan dibahas pengertian demokrasi dan pendidikan


demokrasi, sejarah demokrasi, teori dan konsep demokrasi , implementasi
pendidikan demokrasi , dan esensi demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan rekan-rekan dan bimbingan dari Dosen. Untuk itu, penulis menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis juga menyadari, bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
baik dari segi materi maupun dari segi penyusunanannya. Karena makalah ini
dibuat dengan struktur yang sederhana. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata, jika terdapat kesalahan dalam makalah ini penulis meminta
maaf, semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya, dan dapat dipegunakan sebaik-baiknya, amin ya rabbal Alamin.

Makassar, 1 April 2018

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 4

B. Rumusan masalah ............................................................. 4

C. Tujuan Penulisan .............................................................. 5

D. Manfaat Penulisan ............................................................. 5

BAB I PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR DEMOKRASI.................................... 6

B. SEJARAH PERTUMBUHAN/PERJALANAN DEMOKRASI

DI INDONESIA................................................................ 11

C. TEORI, KONSEP, MODEL-MODEL DEMOKRASI...... 18

D. KAITAN DEMOKRASI DAN BENTUK

PEMERINTAHAN........................................................... 21

E. POLA PENDIDIKAN DEMOKRASI DAN IMPLEMENTASI

PENDIDIKAN DEMOKRASI......................................... 22

F. ESENSI DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAN

PEMERINTAHAN DAERAH......................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 31

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat wilayah,


masyarakat, dan pemerintah. Negara dikatakan suatu organisasi karena di
dalamnya terdapat stuktur contohnya presiden yang dibantu oleh wakil
presiden dan menteri - menterinya. Terbentuknya suatu negara harus
mempunyai tiga syarat utama yaitu wilayah, masyarakat, dan pemerintah.
Setiap negara memiliki sistem atau bentuk pemerintahan tersendiri. Bentuk-
bentuk pemerintahan itu diantaranya Oligarki,Anarki,
Moboraksi, Diktator, dan Demokrasi.
Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang
banyak. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditoadakan
dengan dihapusnya lembaga perwakilan rakyat dan keputusan hukum tertinggi
ada pada tangan segelintir orang tersebut.
Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak ada
peraturan yang benar-benar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan
kehendaknya sendiri-sendiri tanpa aturan yang jelas.
Moboraksi adalah pemerintahan yang dikuasai olah kelompok orang untuk
kepentingan kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat.
Biasanya mobokrasi dipimpin oleh sekelompok orang yang mempunyai
motivasi yang sama.
Diktator ialah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa
mutlak (otoriter), dan Demokrasi adalah kekuatan rakyat atau suatu bentuk
pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Dari beberapa
bentuk pemerintahan ini, demokrasi  yang paling umum digunakan dalam
suatu sistem pemerintahan termasuk Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi,
untuk di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang paling terbaik
menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan
itu. Nah pada kesempatan ini, kami akan menyusun sebuah makalah tentang
Demokrasi di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa


masalah yang
dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah:

4
1.    Apakah konsep dasar demokrasi?
2.    Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perjalanan demokrasi di
Indonesia?
3.    Bagaimana teori, konsep, dan model-model demokrasi?
4.    Apa kaitan demokrasi dan bentuk pemerintahan?
5.    Bagaimana pola pendidikan demokrasi dan implementasi pendidikan
demokrasi?
6.    Seperti apa esensi dalam penyelenggaraan pemeritahan daerah?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui


perkembangan
demokrasi di Indonesia.

D. Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini, yaitu pembaca khususnya mahasiswa


dapat memahami bagaimana proses perkembangan demokrasi di Indonesia,
serta mendorong adar mahasiswa cinta akan tanah air.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR DEMOKRASI


1. Pengertian demokrasi
Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa yunani “Demokratia”  yang
dibagi dalam dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang
berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat
atau pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat
menentukan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuatan rakyat atau suatu
bentuk pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Berikut
ini pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :
 Menurut Aristoteles Demokrasi adalah suatu negara suatu kebebasan karena
melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa  saling berbagi kekuasaan di
dalamnya.
 Menurut Abraham Lincoln  Democracy is government of the people, by the
people, and for the people (Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat).
 Menurut Hans Kelsen Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk
rakyat. Yang melaksanakan kekuasaannegara ialah wakil-wakil rakyat yang
terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan
kepentingannya akan diperhatikan didalam melaksanakan kekuasaan negara.
 Menurut Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa. 
 Menurut Mohammad Hatta Demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan
penggantian kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat. 

2. Bentuk Demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan (tak langsung). Berikut penjelasan tentang dua hal
tersebut :
 Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka
memilih pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Di era
modern, sistem ini tidak praktis karena umumnya suatu populasi negara cukup
besar dan mengumpulkan seluruh rakyat ke dalam satu forum tidaklah mudah,
selain itu sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat, sedangkan

6
rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari setiap
permasalahan politik yang terjadi di dalam negara.
 Demokrasi perwakilan (tidak langsung) merupakan demokrasi yang dilakukan
oleh masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat
dan mengambil keputusan bagi mereka.
 Pemerintahan Monarki(monarki mutlak, monarki konstitusional, dan monarki
parlementer)
 Pemerintahan Republik: berasal dari bahasa latin, RES yang artinya
pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat
diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan
orang banyak.

Sifat Demokrasi dalam Sistem Pemerintahanh Negara


Terdapat lima sifat Demokrasi, yaitu dua sifat demokrasi hasil Revolusi
Perancis 1789 ditambah dengan tiga sifat lagi menurut Piagam, sehingga
menjadi sebagai berikut :
a Demokrasi bersifat Politik
b. Demokrasi bersifat Yuridis
c. Demokrasi bersifat Ekonomis
d. Demokrasi bersifat Sosialis
e. Demokrasi bersifat Kultural

Sistem pemerintahan diartikan sebagai tatanan yang terdiri dari komponen


pemerintahan yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan dan fungsi
pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti
kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan
pemerintahan, kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan membentuk undang-
undang, dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap
pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis
besar meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Pengelompokkan Sistem Pemerintahan :

1. Sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem pemerintahan presidential merupakan sistem pemerintahan di mana kepala
pemerintahan dan kepala negara dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak
bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab
kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara
sekaligus kepala pemerintahan. Beberapa negara yang menganut sistem

7
pemerintahan presidensial diantaranya Amerika Serikat, Pakistan, Argentina,
Filiphina, termasuk Indonesia.

Ciri pemerintahan Presidensial:


 Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan.
 Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif.
 Kabinet bertanggung jawab kepada presiden.
 Eksekutif dipilih melalui pemilu.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :


 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat
diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :


 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan
memakan waktu yang lama.

2. Sistem Pemerintahan Parlementer


Sistem pemerintahan parlementer merupakan suatu sistem pemerintahan di mana
pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem
pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai
kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan
perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Beberapa negara yang
menggunakan sistem pemerintahan ini diantaranya kerajaan Inggris, Belanda,
India, Australia, serta Malaysia.

8
Ciri Pemerintahan Parlementer:
 Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan.
 Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan
eksekutif, dan antara presiden dan kabinet.
 Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:


 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan
eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public
jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :


 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer.
Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.

3. Sistem Pemerintahan Campuran


Sistem pemerintahan campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer. Mengapa demikian? Ini ditandai
dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan.Contoh Negara yang menggunakan sistem pemerintahan
campuran yaitu Perancis.

9
2. Dilihat dari dasar atau paham ideologi yang dianut
a. Demokrasi liberal : Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada
ideologi liberalis yang cenderung pada kebebasan individu atau perseorangan.
b.    Demokrasi rakyatatau proletariat (komunis) : Yaitu demokrasi yang cenderung
kepada kepentingan umum (dalam hal negara ini) sehingga hak-hak politik
rakyat dan kepentingan perseorangan kurang diperhatikan.
c.    Demokrasi pancasila : Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya
mencakup bidang politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

3.  Dilihat dari perkembanga paham


a.    Demokrasi kalsik : Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada
pengertian politik kekuasaan atau politik pemerintahan negara.
b.    Demokrasi modern : Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup
bidang politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya dan
menwujudkan kesejahteraan rakyat.
4. Dilihat dari hubungan antara pemerintahan dengan rakyat
a.    Demokrasi liberal : Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang-
undang dan pemilihan umum yang bebas diselenggarakan dalam waktu yang
tetap.
b.    Demokrasi terpimpin : Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para
pemimpin bahwa semua tindakan mereka dipercaya oleh rakyat, tetapi menolak
persaingan dalam pemilihan umum untuk menduduki kekuasan.
c.    Demokrasi sosial : Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan
sosial dan egalitarianisme (paham persamaan) bagi persyaratan untuk
memperoleh kepercayaan politik.
d.   Demokrasi partisipasi : Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik
antara penguasa atau pemimpin dengan yang dipimpin.
e.    Demokrasi konstitusional : Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus
bagi kelompok-kelompok budaya dan menekankan kerja sama yang erat
diantara elite yang mewakili bagian budaya umum.
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
1.    Prinsip budaya demokrasi
a.    Kebebasan : Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam
pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama
atas kehendak sendiri, tanpa tekanan dar pihak manapun.
b.    Persamaan : Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun
dalam negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan
harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.

10
c.    Solidaritas : Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena
dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan
kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena
adanya tujuan bersama.
d.   Toleransi : Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
e.    Menghormati kejujran : Kejujuran berarti kesediaan ataketerbukaan untuk
menyatakan suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi
semua pihak.
f.     Menghormati penalaran : Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang
memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal
serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya
solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
g.    KeadaaKeadaban adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin atau
kebaikan budi pekerti. Seseorang yang berperilaku beradab berarti memberikan
penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin melalui tindakan,
bahasa tubuh, dan cara berbicara.

B. SEJARAH PERTUMBUHAN /PERJALANAN DEMOKRASI DI


INDONESIA
Sejarah tentang paham demokrasi itu menarik; sedangkan sejarah
tenteng demokrasi itu sendiri menurut Held membingungkan. Ada dua fakta
historis yang penting.
Pertama, hampir semua orang pada masa ini mengaku sebagai
demokrat. Beragam jenis rezim politik di seluruh dunia di mendeskripsikan
dirinya sebagai demokrasi. Namun demikian, apa yang  dikatakan dan
diperbuat oleh rezim yang satu dengan yang lain sering berbeda dengan  cara
substansial. Demokrasi kelihatannya melegitimasi kehidupan polotik modern:
penyusunan dan penegakan hukum di pandang adil dan benar jika ‘demokrasi’
kenyataannya tidak selalu demikian. Dan zaman Yunani kuno  hingga sekarang
mayoritas teoretikus di bidang politik banyak melontarkan kritik terhadap teori
dan peraktik demokrasi. Komitmen umum terhadap demokrasi merupakan
fenomena yang terjadi baru-baru ini saja.
Kedua, sementara banyak Negara sekarang ini menganut paham
demokrasi, sejarah lembaga politiknya mengungkap adanya kerapuhan dan
kerawanan tatanan demokrasi. Sejarah Eropa pada abad ke-20 sendiri
mengambarkan dengan jelas bahwa demokrasi merupakan bentuk pemerintah
yang sangat sulit untu diwujudkan dan dijaga: Fasisme, Nazisme, Stalinisme

11
hamper saja menhancurkannya. Demokrasi telah berkembang melalui
perlawanan sosial yang intensif. Demokrasi juga sering di korbankan dalam
perlawanan serupa.
Demokrasi merupakan asas dan sistem yang paling banyak di dalam
sistem politik dan ketatanegaraan kranya tidak dapat di bantah. Pemikiran dan
Preformasian politik dari berbagai Negara menemukan suatu titik terang dan
demokrasi adalah pilihan terbaik dari berbagi pilihan lainnya. Sebuah laporan
studi yang di seponsori salah satu organ PBB, yakni UNESCO pada awal
1950-an bahwa tidak ada satupun yang menolak tanggapan “demokrasi”
sebagai landasan dan sistem yang paling tepat dan ideal bagi semua organisasi
polotik dan organisasi modern. Studi melibatkan 100 orang sarjana barat dan
timur itu dapat dipandang sebagai jawaban yang sangat penting bagi studi-studi
tenttang demokrasi.
Permasalahan yang belum samapai pada titik temu di sekitar perdebatan
tentang demokrasi itu adalah bagaimana mengimplementasikan demokrasi itu
di dalam praktik.oleh sebab itu studi-studi tentang politik sampai pada
identifikasi bahwa fenomena demokrasi itu dapat dibedakan atas demokrasi
normatif dan demokrasi empirik.
 Demokrasi normatif gagasan atau idealita tentang demokrasi yang terletak dalam
alam filsafat.
 Demokrasi empirik pelaksanaannya di lapangan yang tidak selalu parallel dengan
gagasan normatifnya.
Ada yang menyebut istilah lain untuk demokrasi normative dan empiric
yakni sebagai “essence” dan demokrasi sebagai “freformance” di dalam istilah
hukum yang sering di pakai adalah demokrasi  “das sollen” dan demokrasi “das
sein”. Karena sering terjadi persilangan antara demokrasi normative dan
demokrasi empirik itulah, maka diskusi-diskusi tentang pelaksanaan demokrasi
menjadi objek senantiasa menarik.
Pada awal pertumbuhan demokrasi mencakup beberapa asas dan nilai yang
di wariskan kepadanya dari masa lampau, yaitu gagasan mengenai demokrasi
dari kebudayaan Yunani kunodan gagasan mengenai kebebasan mengenai
kebebasan beragama yang dihasilkan oleh aliran reformasi serta perang perang
agama yang menyusulnya.
Sistem demokrasi yang terdapat di Negara kota (city state)  Yunani kuno
abad ke-6 sampai abad ke-3 SM merupakan demokrasi langsung (direct
democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan  dimana  menbuat hak keputusan
–keputusan polotik dijalankan secara langsung oleh masyarakat yang bertindak
berdasarkan perosedur mayoritas. Dan ketentuan –ketentuan demokrasi hanya
berlaku untuk warga Negara yang resmi, yang hanya merupakan bagian kecil
dari penduduk. Untuk mayoritas yang terdiri dari budak belian dan pedagang

12
asing demokrasi tidak berlaku. Dalam Negara modern demokrasi tidak lagi
bersifat langsung, tetapi bersifat demokrasi berdasarkan perwakilan
(representative democracy).
Kebudayaan Yunani yang masih dikenal, dikatakan oleh suku bangsa
Eropa dan Benua Eropa memasukia abad pertengahan (600-1400). Masyarakat
abad pertengahan di cirikan oleh struktur sosial yang feudal; yang kehidupan
sosial serta sipritualnya dikuasai oleh paus dan pejabat-pejabat agama lainnya;
yang kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antara para
bangsawan satu sama lain. Dilihat dari sudut perkembangan nya demokrasi
abad pertengahan menghasilkan suatu dokumen penting, yaitu Magna Charta
Piagam Besar 1215.
Sebelum abad pertengahan berakir pada permulaaan abad ke-16 munculah
Negara-negara nasional (national State). Eropa barat mengalami beberapa
perubahan sosial dan cultural yang mempersiapkan jalan untuk memasuki
zaman yang lebih modern dimana akal dapat memerdekakan diri dari
pembatasan-pembatasannya. Dua kejadian ini ialahrenaissance (1350-1650)
dan berpengaruh di Eropa selatan seperti Italia, dan Reformasi (1500-1650)
yang mendapatkan banyak pengikutnya di Eropa utara, seperti Jerman, Swiss,
dan sebagainya.
Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minta kepada
kesusasteraan dan kebudayaan Yunani kuno yang selama abad pertengahan
telah disisihkan. Aliran ini membelokkan perintah yang tadinya semata-mata
diarahkan kepada tulisan-tulisan keagamaan kearah soal-soal keduniawian dan
mengakibatkan timbulnya pandangan-pandangan baru. Reformasi serta perang-
perang agama melepaskan diri dari penguasaan greja,  baik dari bidang
spiritual dalam bentuk dogma, maupun di bidang social dan politik. Hasil dari
pergumulan ini ialah timbulnya gagasan perlu adanya kebebasan beragama
serta adanya garis pemisah yang tegas antara soal agama dengan soal-soal
keduniawian, khususnya di bidang pemerintahan. Ini dinamakan “pemisahan
antar gereja dan Negara”.
Kedua aliran pemikiran itu atas mempersiapkan orang Eropa barat dalam
masa1650-1800 menyelami masa aliran “Aufklarung” (Abad Pemikiran)
beserta rasionalisme, suatu aliran Pemikiran manusia aliran pikiran yang ingin
memerdekakan pemikiran manusia dari batasan-batasan yang ditentukan oleh
gereja dan mendasarkan pikiran atas akal (ratio)semata-mata. Kebebasan
berfikir membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang politik.
Timbullah gagasan bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak
boleh diselewengkan. Oleh raja dan mengakibatkan dilontarkanya kecaman-
kecaman terhadap raja, yang menurut pola yangsudah lazim pada itu
mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas. Pendobrakan kedudukan raja-raja

13
absolute ini didasarkan atas suatu teori rasionalitas yang umumnya di kenal
sebagai social contract (kontrak social).

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada


tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding
Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945)
telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya
disebut NKRI menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan
(kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representative Democracy).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan
antara rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara
Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari
kenyataan bahwa sebahagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan Barat,
baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropah Barat (khususnya
Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan
pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di
Indonesia sejak beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab
dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropah Barat dan
Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-
negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang
Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan
hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di
Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling
berbeda satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950)
Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau
dinamakan juga Demokrasi Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang
panjang tentang instabilitas pemerintahan (eksekutif = Kabinet) dan nyaris
berujung pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI
tersebut di atas, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden yang memberlakukan kembali UUD 1945, dan
sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang diklaim sesuai
dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang mengajarkan
tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun

14
dilaksanakan-ny Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali
terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa
G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari
jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI
dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama
dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan
sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita
sedih dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal
23 Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan
krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan
terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama
kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan
negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan
dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan
sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi
yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era
Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi (atau untuk keperluan tulisan ini
dinamakan saja sebagai Demokrasi Reformasi, karena memang belum ada
kesepakatan mengenai namanya) yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun
terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya
untuk mengarah-kan tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil (ajek),
sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu lembaga eksekutif
(Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD)
telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan
sebagai mekanisme demokrasi.

15
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi
antara lain:
1.Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 - 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolutepemerintahmengeluarkan:

a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah


menjadi lembaga legislatif.

b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai


Politik.

c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem


pemerintahn presidensil menjadi parlementer

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama ( 1950 - 1966 ).


a.Masa Demokrasi Liberal 1950 – 1959;
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau
berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan:
 Dominannya partai politik,

 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah,

 Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.


Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
:

 Bubarkan Badan Konstituante,

 Kembali ke UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD S 1950,

 Segera dibentuk MPRS dan DPAS.

b.Masa Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966 Pengertian demokrasi terpimpin


menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan

16
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan
nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

 Dominasi Presiden

 Terbatasnya peran partai politik

 Berkembangnya pengaruh PKI Penyimpangan masa demokrasi terpimpin

 Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

 Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR,

 Jaminan HAM lemah,

 Terjadi sentralisasi kekuasaan,

 Terbatasnya peranan pers,

 Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur).


Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang
menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

3.Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde baru ( 1966 - 1998 ) Dinamakan juga
demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya
Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan
baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan
pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal.
Hal ini disebabkan oleh:

a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada,

b. Rekrutmen politik yang tertutup,

c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis,

d. Pengakuan HAM yang terbatas,

e. Tumbuhnya KKN yang merajalela.

17
Sebab jatuhnya Orde Baru:

a. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi ),

b. Terjadinya krisis politik,

c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba,

d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun


jadi Presiden.

3. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi ( 1998 – sekarang ) Berakhirnya masa


orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi berusaha
membangun kembali kehidupan bangsa Indonesia yang demokratis antara lain:

a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi,

b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum,

c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN,

d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI,

e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.


Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua
kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

f. Penutup
Sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 , para Pendiri Negara
Indoneia melalui UUD 1945 telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia menganut paham atau ajaran demokrasi , dimana kekuasaan tertinggi
ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan
demokrasi yang pernah ada di Indonesia.

C. TEORI, KONSEP, DAN MODEL-MODEL DEMOKRASI

Di antara sekian banyak aliran pikiran yang dinamakan demokrasi ada dua
kelompok aliran yang paling penting. Yaitu demokrasinya konstitusional dan
satu kelompok aliran yang menamakan dirinya demokrasi, tetapi pada
hakikatnya mendasarkan dirinya atas komunisme. Perbedaan fundamental
diantara kedua aliran itu ialah bahwa demokrasi konstitusional mencita-citakan
pemerintah yang  terbatas kekuasaanya, suatu Negara hukum (rechtsstaat),

18
yang tunduk pada rule of  law. Sebaliknya demkrasi mendasarkan dirinya atas
komunisme mencita-citakan pemerintah yang tidak boleh di batasi
kekuasaannya (machtsstaat),dan yang bersifat totalioner.

1. Demokrasi konstitusional

Ciri khas dari demokrasi konstitusional adalah gagasan bahwa pemerintah yang
demokrasi adalah pemerintahan yang terbatas kekuasaannya dan tidak di
benarkan sewenang-wenang terhadap warga Negara nya. Kekuasaan di bagi
sedemikian rupa sehingga kesempatan penyalahgunaan di perkecil, yaitu
dengan cara menyerahkan kepada beberapa orang atau badan dantidak
memusatkan kekuasaan dalam satu tangan dan satu badan. Perumusan yudiris
dari perinsip-perinsip ini terkenal dengan rechtsstaat (Negara Hukum) dan rule
of law.

2. Demokrasi Yang Berdasarkan atas Paham Komunis

Dalam pandangan kelompok aliran demokrasi yang mendasarkan dirinya atas


paham komunis selalu bersifat ambivalen terhadap Negara. Ngara dianggap
sebagai suatu alat pemaksa yang akhinya sendiri dan muncul oleh masyarakat
komunis. Kata Max dan Engels, Negara tak lain tak bukan hanyalah mesin
yang dipakai satu kelas untuk menindas kelas lain” dan “ Negara hanya
sebuah lembaga transisi yang dipakai dalam perjuangan untuk menindak
lawan-lawan dengan kekerasan. penindasan dengan kekerasan terhadap kaum
penghisap dan penindas”. Menurut Lanin demokrasi sudah merupakan
perbaikan terhadap demokrasi borjusi yang menurut Leninmerupakan
demokrasi untuk minoritas yang tidak mempunyai  hak demokratis.

3. Demokrasi Rakyat

Menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat ialah bentuk khusus


demokrasi yang memenuhi fungsi dictator proletar. Demokrasi rakya
merupakan “Negara kearah sosialisme” ( a state in the transitional period to
development on the path socialism). Ciri-ciri demokrasi rakyat berbentuk dua;
(a) suatu wadah front perstuan (united fornt) yang merupakan landasan
kerjasama dari partai komunis dengan golongan-golongan lainnya dalam
masyarakat di mana partai komunis berperan sebagi penguasa; (b) pengguaan
beberapa lembaga pemerintahan dri Negara yang lama.

4. Demokrasi Nasional ( National Denocratic State)

Pada akhir 1950-an kaum kominis meninjau kembali hubungan-hubungan


dengan Negara-negar baru di asia dan di afrika yang telah mencapai
kemerdekaan setelah berakhir nya perang dunia ke II. Harapan kaum komunis
bahwa dinegara jajahan perjuangan kemerdekaan, yang oleh mereka
dinamakan “ bourgeois democratic revolution”, akan meluas menjadi revolusi

19
proleter ternyata hampa sekalipun komunis sebagai ideology mengalami
kemajuan. Gagasan Khrushchev dirumuskan secara lebih rincilagi dicetuskan
suatu pola baru, yaitu Negara denokrasi nasional ( national democratic state) .
demokrasi nasional dianggap sebagi sutau tahap dri perkembangan Negara
demokrasi rakyat sebagi suatu bentuk dictator proletariat.

Pada akhir 1964 di dasari bahwa konsep demokrasi nasional tidak realistis,
oleh karena beberapa Negara yang tadinya di anggap sudah matang untuk
terbentuknya demokrasi nasional, seperti Guinea, Gahana, Mali, Aljazair, dan
Burma ada yang tidak memperhatikan cara kemajuan dekokrasi kearah
demokrasi rakya,malah ada diantaranya yang membuberkan partai
komunis.setampat. Penyeusaian ini mengakibatkan nya dilepaskanya gagasan-
gagasan yang sangat pokok, yaitu peranan mutlak partai komunis serta
pertentangann kelas, dan di cetuskan konsep mengenai demokrasi parlementer.
Dikatakan “transisi kea rah non kapitalis (yang berarti perkembangan kearah
komunisme dengantidak melalui tahap kapitalisme) dapat di capai bahwa
pimpinan kaum democrat yang revolusioner dan tidak di bawah pimpinan
kaum buruh saja.” (taranstion ot the non capitalist road can  be achieved under
the leadership of the revolutionary democrats and not under the leadership of
the revolutionary democrats and not under that of the  working class),

Model-Model Demorasi

Model demokrasi Prinsip-prinsip penilaian

Model I Warga Negara seharusnya menikmati


Demokrasi kelasik kesetaraan politik agar mereka bebas
memerintah dan diperintah secara bergiliran.
Model II Partisipasi politik merupakan sebuah kondisi
Republikanisme yang penting bagi kebebasan peribadi; jika para
warga tidak menguasai merka sendiri, mereka
protektif akan di dominasi orang lain.
Model IIa Para waraga Negara harus menikmati 
Republikanisme persamaan politik dan ekonomi agar tidak
seorang on yang jadi penuasa dan semuanya
dan perkembangan dapat menikmati perkembangan dan kebebasan
yang sama pada peruses tekad diri bagi
kebaikan bersama.
Model III Penduduk membutuhkan perlidungan dari
Demokrasi pemimpin, begitulah dri sesamanya, untun
menjamin adanya kepastian pemimpin yang
protektif melaksanakan kebiajakan yang sepadan dengan
kepentingan penduduk secara keseluruan.

Moedel IIIa Perlindungan politik tidak hanya untuk satu


Demokrasi individu saja tetapi untuk seluruh rakyat yang
tahu, megabdi, den berkembang. Dan
develomental keterlibatan politik penting bagi kapasitas
individu yang tertinggi dan harmonis.
Model IV Pembanguna yang bebas bagi setiap orang

20
Demokrasi hanya dapat diraih. Kebebasan membutuhkan
langsung dan akhir berakhirnya eksploitasi dengan benar-benar
lengkap kesetaraan yang menjamin keadaan
dari politik yang di perlukan untuk merealisasikan
kemampuan manusia sehingga setiap orang
mampu memberi sesuai dengan kemampuan
dan menerima apa yang mereka butuhkan .
Model V          -Metode melakukan elite politik yang
Demokrasi terampil dan imajinatif yang mampu
kompetisi Elite mengambil keputusan-keputusan yang
diperlukan dalam legislative dan
administeratif.
        - Hambatan bagi kepimpinan politik
yang berlebihan.
Model VI Menjamin pemerintah minoritas dengan
Demokrasi demikian, penghambat tumbuhnya Faksi-faksi
dengan kekuasaan berlebihan dan Negara yang
Pluralisme tidak responsive.

Model VII Perinsip mayoritas sebuah cara efektif dan


Demokrasi legal selalu di perlukan menjaga individu-
individunya  dari kesewenangan pemerintah
dan mempertahankan kebebasan. Dan untuk
menjadi inisiatif dan kebebasan individu
kekuasaan myaoritas harus dibatasi oleh
peraturan Hukum prinsip myoritas dapat
berfungsi dengan pantas dan bijak.
Model VIII Kesamaan hak ,kebebasn, pengembangan diri,
Demokrasi yang di peroleh deri sebuah masyarakat yang
membantu perkembangan sebuah keampuhan
partisipatif pada nilai politik, memelihara sebuah urusan
terhadap masalah-masalah kolektif dan
menyumbangkan formasi kep[ada setiap warga
Negara sebuah kepentingan tetap dalam peroses
memerintah.
Model IX Persyaratan kelompok polotik yang dilakuakn
Demokrasi kesepakatan warganegara yang bebas
berdasarkan nalar. Kemampuan justifikasi
Deliberatif mutual keputusan politik merupakan dasar
utama untuk mencari solusipermasalahan
kolektif.
Model X Masyarakat harus menikmati hak yang setara,
Otonomi kewajiaban yang setara serta siknifikan
kerangka kerjan politik menciptakan dan
demokrasi membatasi kesempatan-kesempatan yang di
sediakan oleh masyarakat; yaitu artinya mereka
aharus bebas menentukan kondisi kehidupan
mereka sendiri selama mereka tidak
menyebarluaskan kerangka kerja untuk
menigkari menyangkal atau melanggar hak
orang lain.
Model Xa Di dunia yanghubungan global dan regional
yang semangkin intensif, dengan ‘komunitas

21
Demokrasi nasib’ yang salin melengkapi, perinsip ekonomi
Kosmopolitan membutuhkan penegakan dalam jaringan-
jaringan regional dan global merupakan
pemerintah local dan nasional.

D. KAITAN DEMOKRASI DAN BENTUK PEMERINTAHAN

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk


rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi,
yang diketahui oleh hampir semua orang. Sedangkan Penegakan hukum
adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu
lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara

Demokrasi adalah memburaskan (memperbincangkan) tentang


kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Ia
adalah sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan
etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia. Pelaku utama
demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu
diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan. Menjaga proses
demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki,
menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun
yang berusaha melanggar hak-hak itu. Demokrasi pada dasarnya adalah
aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis
warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam
mengatur pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah
keputusan berdasarkan suara terbanyak. Di Indonesia, pergerakan
nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan
membentuk masyarakat sosialis.

Merujuk teori ketatanegaraan klasik yang dikemukakan


Aristoteles, konsep negara hukum (rule of law) merupakan pemikiran
yang dihadapkan (contrast) dengan konsep rule of man. Indonesia
berdasarkan UUD 1945 berikut perubahan-perubahannya adalah negara
hukum artinya negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan
kekuasaan belaka. Negara hukum didirikan berdasarkan ide kedaulatan
hukum sebagai kekuasaan tertinggi

Langkah-langkah dalam penegakan hukum agar menjadi lebih baik

1. Melakukan reformasi birokrasi agar segera bersih dari system,


prosedur dan pejabat-pejabat yang korupsi.

22
2. Tegakan hukum tanpa memandang siapapun orang yang terkena
hukuman mau itu pejabat atau petinggi-petinggi lainnya harus
dihukum seberat-beratnya sesuai dengang hukum yang berlaku.

3. Membangun system rekrutmen politik yang demokratis dan


terbuka melalui pemilu dengan system proporsional terbuka.
Pemilu dengan system proporsional terbuka dapat
menyeimbangkan peran partai politik untuk menyeleksi anggota-
anggotanya dan peran rakyat menentukan sendiri wakil yang akan
duduk dilegislatif.

4. Jangan budayakan warisan pada saat masa orde baru dalam


persoalan KKN. Hukum seberat-beratnya kepada pelaku KKN
agar memberik efek jera.

Kesimpulan antara hubungan demokrasi dengan hukum di Indonesia


adalah sebagai berikut:

Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan


bahwa negara demokrasi pada dasarnya adalah negara hukum. Namun,
negara hukum belum tentu negara demokrasi. Negara hukum hanyalah
satu ciri dari negara demokrasi. Franz Magnis Suseno (1997) menyatakan
adanya 5 gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri negara
demokrasi tersebut adalah :

1. Negara hukum

2. Pemerintah di bawah control nyata masyarakat

3. Pemilihan umum yang bebas

4. Prinsip mayoritas

5. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

Berdasarkan perkembangannya, tumbuhnya negara hukum, baik formal


maupun materiil bermula dari gagasan demokrasi konstitusional, yaitu
negara demokrasi yang berdasarkan atas konstitusi. Adapun demokrasi
sebagai sikap hidup ditunjukkan dengan adanya perilaku yang taat pada
aturan main yang telah disepakati bersama.

E. POLA PENDIDIKAN EKONOMI DAN IMPLEMENTASI


PENDIDIKAN DEMOKRATIS

23
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga Negara.
Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat
berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada
generasi muda akan pengetahuaun dankesadaraan akan nilai-nilai
demokrasi.
Pada tahap selanjutnya, pendidikan demokrasi akan menghasikan
masyarakat yang mendukung sistem politik yang demokratis. Sistem
politik demokrasi hanya akan langgeng apabila didukung oleh masyarakat
demokratis, yaitu masyarakat yang berlandaskan pada nilia-nilai
demokrasi serta berpartisipasi aktif mendukung kelangsungan
pemerintahan demokrasi di negaranya. Oleh karena itu, setiap
pemerintahan akan melaksanakan sosialisasi nilai-nilai demokrasi kepada
generasi muda. Kelangsungan pemerintahan demokrasi bersandar pada
pengetahuan dan kesadaran demokrasi warga negaranya. Pendidikan pada
umumnya dan pendidikan demokrasi pada khususnya akan memberikan
seluas-luasnya pada bagi seluruh warganya. Warga Negara yang
berpendidikan dan memiliki kesadaran politik tinggi sangat diharapkan
oleh Negara demokrasi. Hal ini bertolak belakang dengan Negara otoriter
atau model diktator yang takut dan merasa terancam oleh warga yang
berpendidikan (Winarno,2007:112).
Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah
adalah mengenai kurikulum pendidikan demokrasi. Kurikulum pendidikan
demokrasi menyangkut dua hal ; penataan materi. Penataan menyangkut
pemuatan pendidikan demokrasi dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler
(mata pelajaran atau mata kuliah). Isi materi berkenaan dengan kajian atau
bahan apa sajakah yang layak dari pendidikan demokrasi
(Winarno,2007:112).
Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem
pendiddikan nasional dinyatakan pula bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

24
peradaban bangsa yangb bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan untuk menjadikan warga negar yang demokratis dan
bertanggung jawab adalah pendidikan demokrasi.
Sekarang ini banyak kalangan menghendaki pendidikan
kewarganegaraan baik sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata
kuliah di perguruan tinggi mengemban misi sebagai pendidikan
demokrasi. Tuntutan demikian tidak salah oleh karena secara teoritis,
pendidikan kewarganegarraan adalah salah satu ciri dari pemerintahan
yang demokratis. International Commission of Jurist tahun 1965
mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya
pemerintah yang demokratis di bawah Rule Of Law ialah (mirraiam
Budiarjo, 1977):
a. Perlindungan konstitusionil, dalam arti bahwa kontitusi, selain
menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara
procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang
dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and
impartial tribunals)
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat / berorganisasi dan beoposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education )

Thomas Jefferson sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan


Amerika, dalam Wahab (2001), menyatakan bahwa: “that the knowledge,
skills, behaviors of democratic citizenship do not just occur naturality in

25
oneself-but rather they must be taught consciously through schooling to
teach new generation. i.e. they are learned behaviors”.

Maksudnya pengetahuan, skil, prilaku warga negara yang


demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan
kepada generasi penerus. (Winataputra.2001) dalam disartasinya
memberikan penjelasan bahwa pendidikan demokrasi adalah upaya
sistematis yang dilakukan Negara dan masyarakat untuk memfasilitasi
individu warga negara agar memahami, menghayati, mengamalkan dan
mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status
perannya dalam masyarakat.

Menurut Affandi (2005:7) ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan


dalam menanamkan pendidikan demokrasi kepada generasi muda, yaitu
pengetahuan dan kesadaran akan hal:

Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang


paling menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri.

Kedua, Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat


begitu saja meniru dari masyarakat lain.

Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan


mentranformasikan nilai-nilai demokrasi: kebebasan, persamaan dan
keadilan serta loyal kepada sistem politik yang bersifat demokrasi.

Berdasarkan pendapat tersebut, menunjukan bahwa pendidikan


demokrasi tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain, akan tetapi
harus benar-benar digali dari budaya masyarakat itu sendiri. Kemudian
demokrasi itu akan terus berlangsung dan berkembang manakala kita dapat
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, persamaan
dan keadilan serta loyal kepada sistem politik yang bersifat demokratis.

26
Demokrasi bisa tertanam dalam diri siswa dan juga bisa tumbuh
dan berkembang dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
negara, selain perlu keteladan dari orang tua, guru, tokoh masyarakat dan
aparat, juga perlu pembelajaran dan pembudayaan demokrasi secara
terencana, bertahap, dan berkesinambungan. Hal ini sebagaimana
dikemukakan Djiwandono dkk (2003:34): “Oleh karena itu, sebenarnya
praktek demokrasi tidak mungkin langsung jadi, semuanya butuh tahap
belajar dari perkembangan masing-masing negara”.

Pembahasan tentang peranan Negara dan masyarakat tidak dapat


dilepaskan dari telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan yaitu:

a. Hampir semua Negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi


sebagai asasnya yang fundamental sebagai telah ditunjukkan oleh
studi UNESCO pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari
100 sarjana barat dan timur, sementara Negara-negara demokrasi itu
pemberian peranan kepada Negara dan masyarakat  hidup dalam porsi
yang berbeda-beda.
b. Demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara
sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata berjalan dalam jalur yang
berbeda-beda.

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem


pemerintahan, demokrasi juga melahirkan sistem yang bermacam-macam
seperti:

a. Sistem presidensial yang menyejajarkan antara parlemen dan presiden


dengan member dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala
Negara dan kepala pemerintahan.
b. Sistem Parlementer yang meletakkan pemerintahan dipimpin oleh
perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai pemerintahan dan

27
bukan kepala Negara sebab kepala Negara bisa diduduki oleh raja atau
presiden yang hanya sebagai symbol kedaulatan dan persatuan.
c. Sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai bagian dari
parlemen. Di beberapa Negara ada yang menggunakan system
campuran antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain
dapat dilihat dari system ketatanegaraan di Prancis atau Indonesia
berdasar UUD 1945( Serli Marlina, 2011:79).

F. ESENSI DEMOKRASI DALAM PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN DAERAH

Sejak diproklamasikan kemerdekaan RI dan disyahkan UUD 1945


sebagai konstitusi Negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI ( Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ). Secara formal Indonesia menganut
demokrasi konstitusional. Namin sejak proklamasi kemerdekaan sampai
sekarang telah terjadi perubahan konstitusi Negara sebagai berikut:
a. Periode 1945-1949 menggunakan UUD 1945
b. Periode 1949-1950 menggunakan UUD RIS
c. Periode 1950-1959 menggunakan UUDS
d. 1959-sekarang menggunakan UUD 1945

Perubahan penggunaan UUD ini berimplikasi pada system


pemerintahan, begitu pula praktik pemerintahannya tidak jarang menyimpang
dari landasan dasarnya. Sistem pemerintahan adalah presidential namun
dalam prakteknya parlementer, sampai digunakan UUD RIS dan UUDS
bentuk pemerintahan menggunakan system parlementer. Jadi system
presidensil murni dapat dilakukan setelah dekrit presiden 1959. Maka untuk
melihat perkembangan demokrasi di Indonesia secara sederhana, kita dapat
membagi menjadi 3 periode yaitu:

a. Masa demokrasi parlementer tahun 1945-1959


b. Masa demokrasi terpimpin tahun 1959-1965
c. Masa demokrasi pancasila tahun 1965 sampai sekarang

28
Dalam pelaksanan pemilu meskipun dirasakan kekurangan, namun
kalau kita lihat dari proses perkembangan tampak adanya kemajuan.
Beberapa pelanggaran terjadi oleh peserta pemilu sebagai akibat dari upaya
masing-masing peserta pemilu untuk memperoleh dukungan masyarakat. Hal
yang perlu dicatat pada masa orde baru adalah adanya upaya pengembangan
demokrasi Pancasila yaitu demokrasi yang dilandasi nilai-nilai Pancasila.
Dalam Demokrasi Pancasila ada dua nilai dasar yang dikembangkan sebagai
budaya politik yaitu tidak dikenalnya istilah oposisi dan nilai musyawarah
untuk mencapai mufakat. Budaya politik oposisi sebagai wujud budaya barat
tidak dikenal atau sekurang-kurangnya belum dapat diaplikasikan dalam
masyarakat Indonesia.

Salah satu wujud dan mekanisme demokrasi di daerah adalah


pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) secara langsung. Selain
sebagai sarana manifestasi kedaulatan dan pengukuhan bahwa pemilih adalah
masyarakat di daerah, pilkada juga memiliki fungsi penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pertama, memilih kepala daerah sesuai dengan kehendak bersama


masyarakat di daerah sehingga diharapkan dapat memahami dan mewujudkan
kehendak masyarakat di daerah.

Kedua, melalui pilkada diharapkan pilihan masyarakat di daerah


didasarkan pada misi, visi,program,serta kualitas dan integritas calon kepala
daerah, yang sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
di daerah.

Ketiga, pilkada merupakan sarana pertanggungjawaban sekaligus


sarana evaluasi dan kontrol publik secara politik terhadap seorang kepala
daerah dan kekuatan politik yang menopang.

Karena itu, pilkada sebagai bagian dari pemilu harus dilaksanakan


secara demokratis sehingga betul-betul dapat memenuhi peran dan fungsi

29
tersebut. Pelanggaran dan kelemahan yang dapat menyesatkan atau
membiaskan esensi demokrasi dalam pilkada harus diperbaiki dan dicegah.

Daftar pustaka

Haezersianturi.blogspot.sg/2015/03/konsep-dasar-demokrasi-dan-
sistem.html

Taufiqabd.blogspot.sg/2017/05/makalah-demokrasi-di-indonesia.html

https://nabillafaras.wordpress.com/2015/03/15/konsep-dasar-demokrasi-
dan-sistem-pemerintahan-negara/

www.smkmuh2ska.sch.id/berita-14-perjalanan-demokrasi-di-
indonesia.html

sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.sg/2015/11/sejarah-
perkembagan-demokrasi-di.html

venantiuspanjaitan.blogspot.sg

Riyasni, Selma. Demokrasi dan Praktiknya di Indonesia. Makalah. 2012.

30
https://intanjulianaa.wordpress.com/2013/04/01/konsep-dan-bentuk-
pemerintahan-demokrasi-dalam-negara/

31

Anda mungkin juga menyukai