Puji dan segenap rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT , karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah dengan judul “
Demokrasi di Indonesia” tepat pada waktunya. Dan atas izin Beliau juga,
Penulis dapat menulis dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan rekan-rekan dan bimbingan dari Dosen. Untuk itu, penulis menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis juga menyadari, bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
baik dari segi materi maupun dari segi penyusunanannya. Karena makalah ini
dibuat dengan struktur yang sederhana. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata, jika terdapat kesalahan dalam makalah ini penulis meminta
maaf, semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya, dan dapat dipegunakan sebaik-baiknya, amin ya rabbal Alamin.
(Penulis)
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 4
BAB I PEMBAHASAN
DI INDONESIA................................................................ 11
PEMERINTAHAN........................................................... 21
PENDIDIKAN DEMOKRASI......................................... 22
PEMERINTAHAN DAERAH......................................... 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
1. Apakah konsep dasar demokrasi?
2. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perjalanan demokrasi di
Indonesia?
3. Bagaimana teori, konsep, dan model-model demokrasi?
4. Apa kaitan demokrasi dan bentuk pemerintahan?
5. Bagaimana pola pendidikan demokrasi dan implementasi pendidikan
demokrasi?
6. Seperti apa esensi dalam penyelenggaraan pemeritahan daerah?
C. Tujuan
D. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bentuk Demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan (tak langsung). Berikut penjelasan tentang dua hal
tersebut :
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka
memilih pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Di era
modern, sistem ini tidak praktis karena umumnya suatu populasi negara cukup
besar dan mengumpulkan seluruh rakyat ke dalam satu forum tidaklah mudah,
selain itu sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat, sedangkan
6
rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari setiap
permasalahan politik yang terjadi di dalam negara.
Demokrasi perwakilan (tidak langsung) merupakan demokrasi yang dilakukan
oleh masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat
dan mengambil keputusan bagi mereka.
Pemerintahan Monarki(monarki mutlak, monarki konstitusional, dan monarki
parlementer)
Pemerintahan Republik: berasal dari bahasa latin, RES yang artinya
pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat
diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan
orang banyak.
7
pemerintahan presidensial diantaranya Amerika Serikat, Pakistan, Argentina,
Filiphina, termasuk Indonesia.
8
Ciri Pemerintahan Parlementer:
Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan.
Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan
eksekutif, dan antara presiden dan kabinet.
Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.
9
2. Dilihat dari dasar atau paham ideologi yang dianut
a. Demokrasi liberal : Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada
ideologi liberalis yang cenderung pada kebebasan individu atau perseorangan.
b. Demokrasi rakyatatau proletariat (komunis) : Yaitu demokrasi yang cenderung
kepada kepentingan umum (dalam hal negara ini) sehingga hak-hak politik
rakyat dan kepentingan perseorangan kurang diperhatikan.
c. Demokrasi pancasila : Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya
mencakup bidang politik saja, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
10
c. Solidaritas : Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena
dengan adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan
kepentingan tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena
adanya tujuan bersama.
d. Toleransi : Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
e. Menghormati kejujran : Kejujuran berarti kesediaan ataketerbukaan untuk
menyatakan suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi
semua pihak.
f. Menghormati penalaran : Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang
memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal
serupa dari orang lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya
solidaritas antarwarga masyarakat demokratis.
g. KeadaaKeadaban adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin atau
kebaikan budi pekerti. Seseorang yang berperilaku beradab berarti memberikan
penghormatan terhadap pihak lain yang dapat tercermin melalui tindakan,
bahasa tubuh, dan cara berbicara.
11
hamper saja menhancurkannya. Demokrasi telah berkembang melalui
perlawanan sosial yang intensif. Demokrasi juga sering di korbankan dalam
perlawanan serupa.
Demokrasi merupakan asas dan sistem yang paling banyak di dalam
sistem politik dan ketatanegaraan kranya tidak dapat di bantah. Pemikiran dan
Preformasian politik dari berbagai Negara menemukan suatu titik terang dan
demokrasi adalah pilihan terbaik dari berbagi pilihan lainnya. Sebuah laporan
studi yang di seponsori salah satu organ PBB, yakni UNESCO pada awal
1950-an bahwa tidak ada satupun yang menolak tanggapan “demokrasi”
sebagai landasan dan sistem yang paling tepat dan ideal bagi semua organisasi
polotik dan organisasi modern. Studi melibatkan 100 orang sarjana barat dan
timur itu dapat dipandang sebagai jawaban yang sangat penting bagi studi-studi
tenttang demokrasi.
Permasalahan yang belum samapai pada titik temu di sekitar perdebatan
tentang demokrasi itu adalah bagaimana mengimplementasikan demokrasi itu
di dalam praktik.oleh sebab itu studi-studi tentang politik sampai pada
identifikasi bahwa fenomena demokrasi itu dapat dibedakan atas demokrasi
normatif dan demokrasi empirik.
Demokrasi normatif gagasan atau idealita tentang demokrasi yang terletak dalam
alam filsafat.
Demokrasi empirik pelaksanaannya di lapangan yang tidak selalu parallel dengan
gagasan normatifnya.
Ada yang menyebut istilah lain untuk demokrasi normative dan empiric
yakni sebagai “essence” dan demokrasi sebagai “freformance” di dalam istilah
hukum yang sering di pakai adalah demokrasi “das sollen” dan demokrasi “das
sein”. Karena sering terjadi persilangan antara demokrasi normative dan
demokrasi empirik itulah, maka diskusi-diskusi tentang pelaksanaan demokrasi
menjadi objek senantiasa menarik.
Pada awal pertumbuhan demokrasi mencakup beberapa asas dan nilai yang
di wariskan kepadanya dari masa lampau, yaitu gagasan mengenai demokrasi
dari kebudayaan Yunani kunodan gagasan mengenai kebebasan mengenai
kebebasan beragama yang dihasilkan oleh aliran reformasi serta perang perang
agama yang menyusulnya.
Sistem demokrasi yang terdapat di Negara kota (city state) Yunani kuno
abad ke-6 sampai abad ke-3 SM merupakan demokrasi langsung (direct
democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana menbuat hak keputusan
–keputusan polotik dijalankan secara langsung oleh masyarakat yang bertindak
berdasarkan perosedur mayoritas. Dan ketentuan –ketentuan demokrasi hanya
berlaku untuk warga Negara yang resmi, yang hanya merupakan bagian kecil
dari penduduk. Untuk mayoritas yang terdiri dari budak belian dan pedagang
12
asing demokrasi tidak berlaku. Dalam Negara modern demokrasi tidak lagi
bersifat langsung, tetapi bersifat demokrasi berdasarkan perwakilan
(representative democracy).
Kebudayaan Yunani yang masih dikenal, dikatakan oleh suku bangsa
Eropa dan Benua Eropa memasukia abad pertengahan (600-1400). Masyarakat
abad pertengahan di cirikan oleh struktur sosial yang feudal; yang kehidupan
sosial serta sipritualnya dikuasai oleh paus dan pejabat-pejabat agama lainnya;
yang kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antara para
bangsawan satu sama lain. Dilihat dari sudut perkembangan nya demokrasi
abad pertengahan menghasilkan suatu dokumen penting, yaitu Magna Charta
Piagam Besar 1215.
Sebelum abad pertengahan berakir pada permulaaan abad ke-16 munculah
Negara-negara nasional (national State). Eropa barat mengalami beberapa
perubahan sosial dan cultural yang mempersiapkan jalan untuk memasuki
zaman yang lebih modern dimana akal dapat memerdekakan diri dari
pembatasan-pembatasannya. Dua kejadian ini ialahrenaissance (1350-1650)
dan berpengaruh di Eropa selatan seperti Italia, dan Reformasi (1500-1650)
yang mendapatkan banyak pengikutnya di Eropa utara, seperti Jerman, Swiss,
dan sebagainya.
Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minta kepada
kesusasteraan dan kebudayaan Yunani kuno yang selama abad pertengahan
telah disisihkan. Aliran ini membelokkan perintah yang tadinya semata-mata
diarahkan kepada tulisan-tulisan keagamaan kearah soal-soal keduniawian dan
mengakibatkan timbulnya pandangan-pandangan baru. Reformasi serta perang-
perang agama melepaskan diri dari penguasaan greja, baik dari bidang
spiritual dalam bentuk dogma, maupun di bidang social dan politik. Hasil dari
pergumulan ini ialah timbulnya gagasan perlu adanya kebebasan beragama
serta adanya garis pemisah yang tegas antara soal agama dengan soal-soal
keduniawian, khususnya di bidang pemerintahan. Ini dinamakan “pemisahan
antar gereja dan Negara”.
Kedua aliran pemikiran itu atas mempersiapkan orang Eropa barat dalam
masa1650-1800 menyelami masa aliran “Aufklarung” (Abad Pemikiran)
beserta rasionalisme, suatu aliran Pemikiran manusia aliran pikiran yang ingin
memerdekakan pemikiran manusia dari batasan-batasan yang ditentukan oleh
gereja dan mendasarkan pikiran atas akal (ratio)semata-mata. Kebebasan
berfikir membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang politik.
Timbullah gagasan bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak
boleh diselewengkan. Oleh raja dan mengakibatkan dilontarkanya kecaman-
kecaman terhadap raja, yang menurut pola yangsudah lazim pada itu
mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas. Pendobrakan kedudukan raja-raja
13
absolute ini didasarkan atas suatu teori rasionalitas yang umumnya di kenal
sebagai social contract (kontrak social).
14
dilaksanakan-ny Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali
terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa
G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya Ir. Soekarno dari
jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI
dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama
dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan
sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita
sedih dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal
23 Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan
krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan
terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama
kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan
negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan
dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan
sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi
yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era
Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi (atau untuk keperluan tulisan ini
dinamakan saja sebagai Demokrasi Reformasi, karena memang belum ada
kesepakatan mengenai namanya) yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun
terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya
untuk mengarah-kan tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil (ajek),
sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu lembaga eksekutif
(Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD)
telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan
sebagai mekanisme demokrasi.
15
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi
antara lain:
1.Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 - 1950 ).
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan
dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolutepemerintahmengeluarkan:
16
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan
nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
Dominasi Presiden
Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR,
3.Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde baru ( 1966 - 1998 ) Dinamakan juga
demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya
Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan
baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan
pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal.
Hal ini disebabkan oleh:
17
Sebab jatuhnya Orde Baru:
c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN,
d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI,
f. Penutup
Sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 , para Pendiri Negara
Indoneia melalui UUD 1945 telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia menganut paham atau ajaran demokrasi , dimana kekuasaan tertinggi
ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan
demokrasi yang pernah ada di Indonesia.
Di antara sekian banyak aliran pikiran yang dinamakan demokrasi ada dua
kelompok aliran yang paling penting. Yaitu demokrasinya konstitusional dan
satu kelompok aliran yang menamakan dirinya demokrasi, tetapi pada
hakikatnya mendasarkan dirinya atas komunisme. Perbedaan fundamental
diantara kedua aliran itu ialah bahwa demokrasi konstitusional mencita-citakan
pemerintah yang terbatas kekuasaanya, suatu Negara hukum (rechtsstaat),
18
yang tunduk pada rule of law. Sebaliknya demkrasi mendasarkan dirinya atas
komunisme mencita-citakan pemerintah yang tidak boleh di batasi
kekuasaannya (machtsstaat),dan yang bersifat totalioner.
1. Demokrasi konstitusional
Ciri khas dari demokrasi konstitusional adalah gagasan bahwa pemerintah yang
demokrasi adalah pemerintahan yang terbatas kekuasaannya dan tidak di
benarkan sewenang-wenang terhadap warga Negara nya. Kekuasaan di bagi
sedemikian rupa sehingga kesempatan penyalahgunaan di perkecil, yaitu
dengan cara menyerahkan kepada beberapa orang atau badan dantidak
memusatkan kekuasaan dalam satu tangan dan satu badan. Perumusan yudiris
dari perinsip-perinsip ini terkenal dengan rechtsstaat (Negara Hukum) dan rule
of law.
3. Demokrasi Rakyat
19
proleter ternyata hampa sekalipun komunis sebagai ideology mengalami
kemajuan. Gagasan Khrushchev dirumuskan secara lebih rincilagi dicetuskan
suatu pola baru, yaitu Negara denokrasi nasional ( national democratic state) .
demokrasi nasional dianggap sebagi sutau tahap dri perkembangan Negara
demokrasi rakyat sebagi suatu bentuk dictator proletariat.
Pada akhir 1964 di dasari bahwa konsep demokrasi nasional tidak realistis,
oleh karena beberapa Negara yang tadinya di anggap sudah matang untuk
terbentuknya demokrasi nasional, seperti Guinea, Gahana, Mali, Aljazair, dan
Burma ada yang tidak memperhatikan cara kemajuan dekokrasi kearah
demokrasi rakya,malah ada diantaranya yang membuberkan partai
komunis.setampat. Penyeusaian ini mengakibatkan nya dilepaskanya gagasan-
gagasan yang sangat pokok, yaitu peranan mutlak partai komunis serta
pertentangann kelas, dan di cetuskan konsep mengenai demokrasi parlementer.
Dikatakan “transisi kea rah non kapitalis (yang berarti perkembangan kearah
komunisme dengantidak melalui tahap kapitalisme) dapat di capai bahwa
pimpinan kaum democrat yang revolusioner dan tidak di bawah pimpinan
kaum buruh saja.” (taranstion ot the non capitalist road can be achieved under
the leadership of the revolutionary democrats and not under the leadership of
the revolutionary democrats and not under that of the working class),
Model-Model Demorasi
20
Demokrasi hanya dapat diraih. Kebebasan membutuhkan
langsung dan akhir berakhirnya eksploitasi dengan benar-benar
lengkap kesetaraan yang menjamin keadaan
dari politik yang di perlukan untuk merealisasikan
kemampuan manusia sehingga setiap orang
mampu memberi sesuai dengan kemampuan
dan menerima apa yang mereka butuhkan .
Model V -Metode melakukan elite politik yang
Demokrasi terampil dan imajinatif yang mampu
kompetisi Elite mengambil keputusan-keputusan yang
diperlukan dalam legislative dan
administeratif.
- Hambatan bagi kepimpinan politik
yang berlebihan.
Model VI Menjamin pemerintah minoritas dengan
Demokrasi demikian, penghambat tumbuhnya Faksi-faksi
dengan kekuasaan berlebihan dan Negara yang
Pluralisme tidak responsive.
21
Demokrasi nasib’ yang salin melengkapi, perinsip ekonomi
Kosmopolitan membutuhkan penegakan dalam jaringan-
jaringan regional dan global merupakan
pemerintah local dan nasional.
22
2. Tegakan hukum tanpa memandang siapapun orang yang terkena
hukuman mau itu pejabat atau petinggi-petinggi lainnya harus
dihukum seberat-beratnya sesuai dengang hukum yang berlaku.
1. Negara hukum
4. Prinsip mayoritas
23
Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga Negara.
Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat
berperilaku dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada
generasi muda akan pengetahuaun dankesadaraan akan nilai-nilai
demokrasi.
Pada tahap selanjutnya, pendidikan demokrasi akan menghasikan
masyarakat yang mendukung sistem politik yang demokratis. Sistem
politik demokrasi hanya akan langgeng apabila didukung oleh masyarakat
demokratis, yaitu masyarakat yang berlandaskan pada nilia-nilai
demokrasi serta berpartisipasi aktif mendukung kelangsungan
pemerintahan demokrasi di negaranya. Oleh karena itu, setiap
pemerintahan akan melaksanakan sosialisasi nilai-nilai demokrasi kepada
generasi muda. Kelangsungan pemerintahan demokrasi bersandar pada
pengetahuan dan kesadaran demokrasi warga negaranya. Pendidikan pada
umumnya dan pendidikan demokrasi pada khususnya akan memberikan
seluas-luasnya pada bagi seluruh warganya. Warga Negara yang
berpendidikan dan memiliki kesadaran politik tinggi sangat diharapkan
oleh Negara demokrasi. Hal ini bertolak belakang dengan Negara otoriter
atau model diktator yang takut dan merasa terancam oleh warga yang
berpendidikan (Winarno,2007:112).
Hal yang sangat penting dalam pendidikan demokrasi di sekolah
adalah mengenai kurikulum pendidikan demokrasi. Kurikulum pendidikan
demokrasi menyangkut dua hal ; penataan materi. Penataan menyangkut
pemuatan pendidikan demokrasi dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler
(mata pelajaran atau mata kuliah). Isi materi berkenaan dengan kajian atau
bahan apa sajakah yang layak dari pendidikan demokrasi
(Winarno,2007:112).
Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem
pendiddikan nasional dinyatakan pula bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
24
peradaban bangsa yangb bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan untuk menjadikan warga negar yang demokratis dan
bertanggung jawab adalah pendidikan demokrasi.
Sekarang ini banyak kalangan menghendaki pendidikan
kewarganegaraan baik sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata
kuliah di perguruan tinggi mengemban misi sebagai pendidikan
demokrasi. Tuntutan demikian tidak salah oleh karena secara teoritis,
pendidikan kewarganegarraan adalah salah satu ciri dari pemerintahan
yang demokratis. International Commission of Jurist tahun 1965
mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya
pemerintah yang demokratis di bawah Rule Of Law ialah (mirraiam
Budiarjo, 1977):
a. Perlindungan konstitusionil, dalam arti bahwa kontitusi, selain
menjamin hak-hak individu, harus menentukan pula cara
procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang
dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and
impartial tribunals)
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat / berorganisasi dan beoposisi
f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education )
25
oneself-but rather they must be taught consciously through schooling to
teach new generation. i.e. they are learned behaviors”.
26
Demokrasi bisa tertanam dalam diri siswa dan juga bisa tumbuh
dan berkembang dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
negara, selain perlu keteladan dari orang tua, guru, tokoh masyarakat dan
aparat, juga perlu pembelajaran dan pembudayaan demokrasi secara
terencana, bertahap, dan berkesinambungan. Hal ini sebagaimana
dikemukakan Djiwandono dkk (2003:34): “Oleh karena itu, sebenarnya
praktek demokrasi tidak mungkin langsung jadi, semuanya butuh tahap
belajar dari perkembangan masing-masing negara”.
27
bukan kepala Negara sebab kepala Negara bisa diduduki oleh raja atau
presiden yang hanya sebagai symbol kedaulatan dan persatuan.
c. Sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai bagian dari
parlemen. Di beberapa Negara ada yang menggunakan system
campuran antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain
dapat dilihat dari system ketatanegaraan di Prancis atau Indonesia
berdasar UUD 1945( Serli Marlina, 2011:79).
28
Dalam pelaksanan pemilu meskipun dirasakan kekurangan, namun
kalau kita lihat dari proses perkembangan tampak adanya kemajuan.
Beberapa pelanggaran terjadi oleh peserta pemilu sebagai akibat dari upaya
masing-masing peserta pemilu untuk memperoleh dukungan masyarakat. Hal
yang perlu dicatat pada masa orde baru adalah adanya upaya pengembangan
demokrasi Pancasila yaitu demokrasi yang dilandasi nilai-nilai Pancasila.
Dalam Demokrasi Pancasila ada dua nilai dasar yang dikembangkan sebagai
budaya politik yaitu tidak dikenalnya istilah oposisi dan nilai musyawarah
untuk mencapai mufakat. Budaya politik oposisi sebagai wujud budaya barat
tidak dikenal atau sekurang-kurangnya belum dapat diaplikasikan dalam
masyarakat Indonesia.
29
tersebut. Pelanggaran dan kelemahan yang dapat menyesatkan atau
membiaskan esensi demokrasi dalam pilkada harus diperbaiki dan dicegah.
Daftar pustaka
Haezersianturi.blogspot.sg/2015/03/konsep-dasar-demokrasi-dan-
sistem.html
Taufiqabd.blogspot.sg/2017/05/makalah-demokrasi-di-indonesia.html
https://nabillafaras.wordpress.com/2015/03/15/konsep-dasar-demokrasi-
dan-sistem-pemerintahan-negara/
www.smkmuh2ska.sch.id/berita-14-perjalanan-demokrasi-di-
indonesia.html
sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.sg/2015/11/sejarah-
perkembagan-demokrasi-di.html
venantiuspanjaitan.blogspot.sg
30
https://intanjulianaa.wordpress.com/2013/04/01/konsep-dan-bentuk-
pemerintahan-demokrasi-dalam-negara/
31