Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PARADIGMA PKn ABAD 21


Tentang
“Warga Negara Yang Demokrasi”

Disusun Oleh :
19 BKT 07

Kelompok 2
Angella Fatika (19129003)
Anggi Wicaksono(19129190)
Balqis Salsabil Asyraf (19129095)
Mezza Ranny (19129260)

Dosen Pembimbing : Atri Waldi, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriringan salam kami haturkan untuk
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke alam berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.

Semoga dengan adanya makalah Paradigma PKn Abad 21 ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.Dalam penulisan makalah ini mungkin banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu,kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami
kedepannya.

Terima kasih kepada dosen kami, Bapak Atri Waldi, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.

Bukittinggi, 22 September 2020


Hormat kami,

(Kelompok 2)
DAFTAR ISI

KATA PENGANT……….................................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujan...................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi…………………………………….…………………..3
B. Pengertian Warga Negara yang Demokrasi……………………..…………....4
C. Upaya Mewujudkan Warga Negara yang Demokrasi…..…………….............4
D. Soko Guru/Ciri Demokrasi……………………………….………………….10
E. Pilar Demokrasi Konstitusional………………………………….……………8
F. Karakteristik Warga Negara yang Demokrasi……………………………….11
G. Sistem Tata Kehidupan Bangsa………………………………………………15
H. Pembelajaran PKn untuk Mewujudkan Warga Negara yang Demokrasi……18
I. Penilaian Pembelajaran PKn Berbasisi Porto Folio……………………….…20

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................. 26
B. Saran............................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia telah mengalami perkembangan
yang sangat dinamis dengan segala liku-liku permasalahannya. Sejak diproklamirkan
kebangsaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini, bangsa dan
negara Indonesia telah mengalami pasang surut dalam instrumentasi dan praktisi
kehidupannya, walaupun secara formal landasan filosofinya tetap, yakni Pancasila. Kini
konteks kehidupan global itu ditandai oleh semakin terbukanya kerja sama dan sekaligus
persaingan antarbangsa/antar negara, yang berarti juga semakin kompleksnya bangsa
Indonesia mengarungi era reformasi di berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Dalam proses perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat madani, yakni
masyarakat bangsa dan negara yang berpijak dari dan bermuara pada konsep dan nilai
Pancasila dan UUD 1945, sebagai salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar,
menengah, dan pendidikan tinggi, perlu menyesuaikan diri secara adaptif dan koheren
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang selalu berubah.  Pada hakikatnya proses
pembangunan karakter dan bangsa harus dengan sengaja dimaksudkan untuk membangun
masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang demokratis, religius, beradab, bersatu, dan
berkeadilan sosial.  Dalam proses itulah, pembangunan karakter dan bangsa harus
disikapi dan diperlukan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak yang secara konseptual
dan programatik memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru. Misi PKn dengan
paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang secara
psikopedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok
warga negara yang demokratis, yakni kecerdasan warga negara, tanggung jawab warga
negara, dan partisipasi warga negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. ApaPengertian Demokrasi?
2. Apa Pengertian Warga Negara yang Demokrasi?
3. Apa saja Upaya Mewujudkan Warga Negara yang Demokrasi?
4. Apa saja Soko Guru/Ciri Demokrasi ?
5. Apa saja Pilar Demokrasi Konstitusional ?
6. Apa saja Sistem Tata Kehidupan Bangsa ?
7. Apa saja Pembelajaran PKn untuk Mewujudkan Warga Negara yang Demokrasi ?
8. Apa saja Penilaian Pembelajaran PKn Berbasisi Porto Folio ?

C. Tujuan Penulisan
 Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahamiPengertian Demokrasi
2. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Warga Negara yang Demokrasi
3. Untuk mengetahui dan memahami Upaya Mewujudkan Warga Negara yang
Demokrasi
4. Untuk mengetahui dan memahami Soko Guru/Ciri Demokrasi
5. Untuk mengetahui dan memahamiPilar Demokrasi Konstitusional
6. Untuk mengetahui dan memahami Sistem Tata Kehidupan Bangsa
7. Untuk mengetahui dan memahami Pembelajaran PKn untuk Mewujudkan Warga
Negara yang Demokrasi
8. Untuk mengetahui dan memahami Penilaian Pembelajaran PKn Berbasisi Porto Folio
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat dan Kratos
yang memiliki arti kekuasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi adalah gagasan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara.
Berikut ini adalah pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :
1. Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh
tiga lembaga atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama,
legislatif yang merupakan pemegang kekuasaaan untuk membuat undang-undang, kedua,
eksekutif yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga
adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan undang-
undang. Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa
dipengaruhi oleh institusi lainnya.
2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
3. Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasan atau prinsip
demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa
saling berbagi kekuasaan didalam negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila
seseorang hidup tanpa kebebasan dalam memilih cara hidupnya, maka sama saja seperti
budak.
4. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat, karenanya
kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk
mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan
yang diserahkan untuk memerintah.
5. Demokrasi menurut International Commission of Juris tadalah bentuk pemerintahan
dimana hak dalam membuat suatu keputusan politik harus diselenggarakan oleh rakyat
melalui para wakil yang terpilih dalam suatu proses pemilu.

B. Pengertian Warga Negara Yang Demokrasi


Demokrasi (adjektiva) berarti ‘bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut
serta memerintah melalui perantaraan wakilnya’, ‘pemerintahan rakyat’.Negara demokrasi
adalah Negara yang menganut bentuk dan system pemerintahan oleh rakyat.Demokrasi juga
berarti ‘gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan bagi semua warga negara’, misalnya berpaham demokrasi. Demokratis (adjektiva)
berarti ‘bersifat demokrasi’, seperti Negara yang demokratis ‘negara yang bersifat demokrasi’
atau ‘negara yang bersifat mengutamakan persamaan hak, kewajiban, dan perlakuan bagi semua
warga negara’. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa demokrasi untuk menyatakan
‘bentuk dan system pemerintahan negara’, sedangkan demokratis untuk menyatakan sifat
Negara, misalnya bukan feodalistis ataupun bukan kerajaan. Demokrat (nomina) berarti
‘penganut paham demokrasi’, misalnya Organisasi ini adalah organisasi demokrat sejati. Oleh
karena itu, semua anggota mempunyai hak, kewajiban, dan perlakuan yang sama terhadap
organisasi. Demokratisasi semakna dengan pendemokrasian, yakni ‘proses, perbuatan, atau cara
mendemokrasikan’.

C. Upaya Menjadikan Warga Negara Yang Demokratis


Upaya-upaya tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Formalpemerintah/kekuasaan
a. Pemerintah dan pejabat publik perlu pengawasan melekat (waskat) dari aparat
berwenang, DPR, dan masyarakat luas sehingga yang terbukti bersalah diberikan sanksi
yang tegas tanpa diskriminasi.
b. Mengefektifkan peran dan fungsi aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan,
para hakim, serta komisi pemberantas korupsi.
c. Pembekalan secara intensif dan sistematis terhadap aparatur pemerintah dan pejabat
publik dalam hal nilai-nilai agama dan sosial budaya.
d. bold;">Menegakkan supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten dan
bertanggungjawab serta menjamin dan menghormati hak asasi manusia.
e. Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, dan demokrastis sesuai dengan
hukum dan perundang-undangan.
f. Menata kehidupan politik agar distribusi kekuasaan dalam berbagai tingkat struktur
politik dan hubungan kekuasaan dapat berlangsung dengan seimbang.
g. Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam penyenggaraan
negara, serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial secara
konstruktif dan efektif.
2. Organisasi nonpemerintah dan media massa
a. Keterlibatan lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau NGO (Non-Government
Organization) dalam mengawasi setiap kebijakan publik yang dibuat pelaksana
pemerintahan, seperti ICW, MTI, GOWA, dan sebagainya.
b. Adanya kontrol sosial untuk perbaikan komunikasi yang berimbang antara pemerintah
dan rakyat melalui berbagai media massa elektronik maupun cetak.
3. Pendidikan dan masyarakat
a. Memperkenalkan sejak dini melalui pembelajaran di sekolah tentang pentingnya
pemerintah yang transparan dan adil melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
b. Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang mampu membuka wacana dan dialog
interaktif di dalam masyarakat sehingga dapat menjawab tantangan yang dihadapi sesuai
dengan visi Indonesia di masa depan.
c. Meningkatkan kekurangan sosial antara pemeluk agama, suku, dan kelompok-kelompok
masyarakat lainnya melalui dialog dan kerja sama dengan prinsip kebersamaan,
kesetaraan, toleransi, dan saling menghormati.
d. Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang demokratis sehingga
dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas, bertanggung jawab, menjadi panutan
masyarakat, dan mampu mempersatukan bangsa dan Negara.
D. Soko Guru dan Ciri-Ciri Demokratis

Alamudi (1991) yang memiliki pendapat tentang Soko Guru Demokrasi seperti yang dijelaskan


berikut ini.

a) Kedaulatan Rakyat

Selain sebagai syarat diakuinya sebuah negara, kedaulatan rakyat juga berperan penting
sebagai tolak ukur sistem demokrasi sebuah negara.Rakyat harus mempunyai dan memegang
kuat hak-hak yang telah menjadi milik mereka.

Contohnya seperti hak untuk hidup, hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk bekerja,
dan lain sebagainya. Jika pilar atau pondasi ini belum terwujud atau tercipta optimal, maka
sistem demokrasi dalam negara yang bersangkutan Sistem Pemerintahan Sesuai Kesepakatan
dari yang Diperintah

Sistem demokrasi sangat menghargai rakyat dan bergantung juga dari pendapat mereka.Maka
jika ada suatu negara yang menerapkan sistem pemerintahan di luar keinginan rakyat, dapat
dipastikan negara tadi menjalankan sistem lain, yakni monarki absolut.

Monarki absolut merupakan sistem yang berbanding terbalik dengan demokrasi.Sementara


dalam negara demokrasi, pemerintah harus mampu mengontrol serta dikontrol rakyat dan
memastikan tujuannya sejalan dengan bangsa dan negara.

b) Kekuasaan dalam Genggaman Kaum Mayoritas

Pilar dalam Soko Guru Demokrasi berikutnya adalah tentang kaum mayoritas dan


minoritas.Keberadaan dua kaum ini memang tidak terelakkan dan negara harus mampu
mengadakan musyawarah untuk dapat memperoleh hasil kesepakatan.
Namun, cara tadi kadang tidak berhasil. Dibutuhkan pemungutan suara dengan pemilih
terbanyak alias mayoritas untuk menentukan hasilnya.Selain itu, kaum mayoritas dalam negara
demokratis dianggap sebagai wakil suara terbanyak rakyat dan dinilai lebih berkuasa.

c) Hak-hak dari Kaum Minoritas

Di sisi lain, negara demokrasi juga menjunjung dan menjaga hak-hak dari kaum minoritas.
Kekuasaan kaum mayoritas hanya dilandaskan pada kekuasaan yang memberi dampak kebijakan
pemerintahan, bukan untuk menguasai atau malah merenggut hak-hak kaum minoritas.

Jadi, pemerintah di negara-negara demokrasi seperti Indonesia harus menjaga dan tentunya
memberikan kesempatan bagi kaum minoritas untuk memiliki haknya.

d) Jaminan untuk Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia termasuk hak untuk hidup layak didapatkan masyarakat yang tinggal di
negara-negara demokrasi seperti Indonesia.Dalam deklarasi Hak Asasi Manusia atau HAM
sudah ditegaskan bahwa jenis hukuman mati telah dicabut, sehingga sangat dilarang untuk
dilakukan.

Pilar Soko Guru Demokrasi ini pun mencakup hak untuk bekerja dengan layak, tetapi juga
harus mendapat pengawasan dan peninjauan khusus dari pemerintah.

e) Pemilihan Umum Secara Bebas dan Jujur

Seperti yang sudah disebutkan, salah satu syarat mutlak dari negara demokrasi adalah adanya
rakyat. Di Indonesia, suara rakyat memberikan pengaruh dan dampak yang sangat besar,
khususnya saat gelaran pemilihan umum berlangsung.

Bukan hanya membutuhkan rakyat, pemilihan umum juga harus memberi kebebasan yang
disertai kejujuran dari kedua belah pihak (rakyat dan pemerintah).Tanpa kedua hal ini, mustahil
sebuah negara dapat berdiri secara demokratif.
f) Mempunyai Kedudukan yang Sama di Mata Hukum

Sistem di negara-negara demokrasi haruslah adil alias tidak pandang bulu. Hukum perlu
ditegakkan tanpa melihat apakah orang yang akan mendapat sangsi adalah anak pejabat atau
rakyat jelata, kaya atau miskin, tua atau muda, dan lain sebagainya.

Sayangnya, pilar ini masih disalahgunakan berbagai pihak yang ingin lolos dari jerat
hukum.Dalam hal ini, pemerintah harus bisa bersikap tegas dan juga mampu menolak berbagai
sogokan supaya hukum dapat berjalan dengan adil.

g) Melakukan Proses Hukum yang Sesuai dan Wajar

Seperti yang sudah disebutkan, Soko Guru Demokrasi memungkinkan setiap manusia untuk


mempunyai hak asasi. Hak-hak tersebut tidak boleh diganggu gugat oleh pihak lain.

Pada dasarnya, hukum dibuat untuk ketertiban, bukan untuk memicu timbulnya dendam atau
kericuhan dari pihak-pihak tertentu.Maka dari itu, proses hukum perlu disesuaikan dengan syarat
dan ketentuan yang ada dan tidak ditegakkan sewajarnya untuk memberikan efek jera.

h) Undang-undang Sebagai Pembatas Konstitusional

Dalam sebuah negara demokrasi, undang-undang berperan sebagai pembatas konstitusional


bagi pihak pemerintah. Seluruh komando, sistem pemerintahan, dan lain sebagainya sudah
terkandung di dalam UU sebagai bentuk kesepakatan bersama.

Selain itu, baik pemerintah dan rakyat, tidak boleh melanggar UU tersebut.Sehingga siapa
saja dapat terkena hukum setimpal.Demokrasi harus menjadi pembatas antara pemerintah dengan
kebebasan masyarakat.

i) Pluralisme di Bidang Sosial, Ekonomi, dan Politik

Pilar dalam Soko Guru Demokrasi selanjutnya berkaitan dengan pluralisme.Pluralisme


adalah salah satu hal yang sangat dekat dengan Indonesia, mengingat masyarakatnya yang begitu
majemuk.
Meski begitu, perbedaan yang terdapat di negara demokrasi harus dijunjung tinggi. Jangan
sampai perbedaan tersebut malah membuat Anda mendiskriminasi pihak lain dan memicu
perselisihan. Sebab, demokrasi baru akan terjadi berkat kesatuan di tengah keberagaman
masyarakatnya.

j) Nilai Kerja Sama, Toleransi, Pragmatisme, dan Mufakat

Walaupun Indonesia adalah negara hukum, masih ada toleransi yang diterapkan dalam
beberapa kasus.Untuk menyelesaikannya, dibutuhkan mufakat atau kesepakatan.Bila kasus
tersebut tak mencapai kata sepakat, maka demokrasi pun secara tidak langsung mustahil untuk
tercapai.

Selain itu, sebuah negara demokrasi juga harus mengedepankan gotong-royong di tengah
masyarakat. Di sisi lain, pemerintah juga perlu berperan penuh dalam menjaga nilai kerja sama,
toleransi, pragmatisme, dan mufakat.

Sebelas pilar tadi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda, mengingat semuanya
melekat kuat dengan Indonesia.Sekarang, sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya
Anda memegang dan menjalankan Soko Guru Demokrasi dengan baik untuk menciptakan sistem
demokrasi yang sempurna.

Berikut ini sejumlah ciri-ciri demokrasi :

1. Seluruh Keputusan yang Ditetapkan oleh Pemerintah

selalu berlandaskan atas aspirasi dan kepentingan warga negara. Jadi bukan atas dasar
kepentingan pribadi atau kelompok.Sehingga bisa mencegah praktek korupsi yang
merajalela.

2. Menerapkan Ciri Konstitusional

Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat.Dimana hal itu
tercantum di dalam penetapan hukum atau undang-undang.Hukum yang tercipta harus
seadil-adilnya.
3. Mempunyai Perwakilan Rakyat
Seperti di Indonesia terdapat lembaga legeslatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).Sehingga urusan negara, kekuasaan dan kedaulatan rakyat diwakilkan pada
anggota dewan.Mereka sudah terpilih melalui pemilihan umum.
4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum

Pesta rakyat ini harus digelar secara berkala, sehingga terpilih perwakilan atau pemimpin
untuk menjalankan roda pemerintahan.

5. Terdapat Sistem Kepartaian

Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi.Dengan adanya
partai rakyat bisa dipilih sebagai wakil rakyat sebagai penerus aspirasi.Sehingga
pemerintah bisa mewujudkan keinginan rakyat.Sekaligus wakil rakyat bisa mengontrol
kerja pemerintah.Kalau terdapat penyimpangan, wakil rakyat bisa mengambil tindakan
hukum.Supaya tidak merugikan rakyat dan negara. Partai juga akan mewakili rakyatnya
untuk memilih dan mengusung pemimpin negara dan pemimpin daerah. Harapannya bisa
menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

E. Pilar Demokrasi Konstitusional

Berikut merupakan 10 pilar demokrasi konstitusional indonesia menurut pancasila dan UUD 
1945 adalah sebagai berikut :

1. Demokrasi yang berketuhanan yang mana esa, yang dimaksud ialah bahwa dalam
demokrasi selalu dijiwai dan diliputi oleh nilai-nilai ketuhanan yang maha esa dalam
penerapannya sesuai atau tidak bertentangan dengan norma agama .
2. Demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, sering kali orang
menggunakan hak nya tetapi melupakan bahwa orang lain pun juga mempunyai hak yang
sama. Dengan memiliki hak seseorang dibatasi oleh hak lain sehingga tercapai ketertiban
keamanan, dan ketenangan hidup bersama.
3. Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat, dalam arti kepentingan rakyat yang
banjar kita makan wakil-wakil rakyat selalu memperjuangkan peningkatan kualitas
kehidupan rakyat dalam berbagai aspek kehidupan.
4. Demokrasi yang didukung oleh kecerdasan warga negara. warga negara yang cerdas
adalah warga yang mengerti tentang hak dan kewajibannya serta yang dapat melakukan
peranannya dalam demokrasi.
5. Demokrasi yang menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan, maksudnya bahwa negara
Republik Indonesia menganut sistem pemisahan kekuasaan yang jelas.
6. Demokrasi yang menjamin berkembangnya otonomi daerah, maksudnya bahwa setiap
warga daerah memiliki wewenang atau kesempatan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensinya daerahnya masing-masing sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
7. Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum. undang-undang dasar merupakan
hukum dasar yang tertulis yang menjadi pedoman untuk menyusun dan
menyelenggarakan negara dengan berbagai peraturan perundangan dan peraturan
pelaksanaan yang berlaku.
8. Demokrasi yang menjamin terselenggaranya peradilan yang bebas, merdeka, dan tidak
memihak. maksudnya ialah peradilan yang tidak terpengaruh dan dipengaruhi oleh pihak
lain.
9. Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maksudnya ialah demokrasi yang
kita tumbuhkembangkan dalam berbagai aspek kehidupan bertujuan untuk menjamin dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala
aspek kehidupan baik lahir maupun batin.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial, maksudnya adalah bahwa tujuan akhir upaya
pelaksanaan ketatanegaraan ialah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
F. Karakteristik Warga Negara Yang Demokratis

Untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadaban, maka setiap
warga negara haruslah memiliki karakter atau jiwa yang demokratis juga.Ada beberapa
karakteristik bagi warga negara yang disebut sebagai warga yang demokrat. Yakni antara lain:
a) Rasa Hormat Dan Tanggung Jawab

Sebagai warga negara yang demokratis, hendaknya memiliki rasa hormat terhadap sesama
warga negara terutama dalam konteks adanya pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri dari
berbagai etnis, suku, ras, keyakinan, agama, dan ideologi politik.Selain itu, sebagai warga negara
yang demokrat, seorang warganegara juga dituntut untuk turut bertanggung jawab menjaga
keharmonisan hubungan antar etnis serta keteraturan dan ketertiban negara yang berdiri diatas
pluralitas tersebut.

Contoh:

 Kita sebagai warga negara harus memiliki rasa hormat kepada sesama manusia
 Kita sebagai warga negara yang baik harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas
segala perbuatan yang kita lakukan

b) Bersikap Kritis

Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan
empiris (realitas soaial, budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supra empiris (agama,
mitologi, kepercayaan).Sikap kritis juga harus ditunjukkan pada diri sendiri.Sikap kritis pada diri
sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini
harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang harus dikritisi.

Contoh:

 Sebagai warga negara yang baik harus memiliki sikap keritis, karena sikap keritis itu di
dukung oleh tanggung jawab terhadap apa yang telah kita lakukan

c) Membuka Diskusi Dan Dialog

Perbedaan pendapat dan pandangan serta perilaku merupakan realitas empirik yang pasti
terjadi ditengah komunitas warga negara, apalagi ditengah komunitas masyarakat yang plural
dan multi etnik.Untuk meminimalisasikan konflik yang ditimbulkan dari perbedaan tersebut,
maka membuka ruang untuk berdikusi dan berdialog merupakan salah satu solusi yang bisa
digunakan. Oleh karenanya, sikap membuka diri untuk berdialog dan diskusi merupakan salah
satu ciri sikap warga negara yang demokrasi

Contoh:

 Kita sebagai warga negara demokrasi hendaklah memiliki sikap diskusi dan berdialog
dengan sesama warga negara sendiri maupun asing

d) Bersifat Terbuka

Sikap terbuka merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasan sesama manusia,


termasuk rasa menghargai terhadap hal-hal yang tidak biasa atau baru serta pada hal-hal yang
mungkin asing. Sikap terbuka yang didasarkan atas kesadaran akan pluralisme dan keterbatasan
diri akan melahirkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak secepatnya menjatuhkan
penilaian dan pilihan.

Contoh :

 Kita sebagai warga negara demokrasi harus memiliki sikap terbuka demi ketentraman
negara kita

e) Rasional

Bagi warga negara yang demokrat, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara
bebas dan rasional adalah sesuatu hal yang harus dilakukan. Keputusan-keputusan yang diambil
secara rasional akan mengantarkan sikap yang logis yang ditampilkan oleh warga negara.
Sementara, sikap dan keputusan yang diambil secara tidak rasional akan membawa implikasi
emosional dan cenderung egois. Masalah-masalah yang terjadi di lingkungan warga negara, baik
persoalan plitik, budaya, sosial, dan sebagainya, sebaiknya dilakukan dengan keputusan-
keputusan yang rasional.

Contoh:

 Kita sebagai warga negara yang baik harus memiliki rasa rasional demi kesejateraan
negara kita

f) Jujur

Memiliki sifat dan sikap yang jujur bagi warga negara merupakan sesuatu yang
mutlak.Kejujuran merupakan kunci bagi terciptanya keselarasan dan keharmonisan hubungan
antar warga negara.Sikap jujur bisa diterapkan disegala sektor, baik politik, sosial, dan
sebagainya.Kejujuran politik adalah bahwa, kesejahteraan warga negara merupakan tujuan yang
ingin dicapai, yaitu kesejahteraan dari masyarakat yang memilih para politisi.Ketidak jujuran
politik adalah seorang politisi mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau mencari keuntungan
demi partainya, karena partai itu penting bagi kedudukannya.

Contoh:

 Kita sebagai warga negara yang baik harus memiliki sikap jujur kepada setiap
masyarakat, karena kejujuran adalah kuci terciptanya keselarasan dan keharmonisan
hubungan antar warga negara

Beberapa karakteristik warga yang demokrat diatas, merupakan sikap dan sifat yang seharusnya
melekat pada seorang warga negara. Hal ini akan menampilkan sosok warga negara yang
otonom, yakni mampu mempengarui dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ditingkat
lokal secara mandiri. Sebagai warga negara yang otonom, ia mempunyai karakteristik lanjutan
sebagai berikut :

 Memiliki kemandirian. Mandiri berarti tidak mudah dipengaruhi atau dimobilisasi, teguh
pendirian, dan bersikap kritis pada segenap keputusan publik.
 Memiliki tanggung jawab pribadi, politik, dan ekonomi sebagai warga negara, khususnya
dilingkungan masyarakat yang terkecil seperti RT, RW, Desa, dan seterusnya. Atau juga
dilingkungan sekolah dan perguruan tinggi.
 Menghargai martabat manusia dan dan kehormatan pribadi. Menghargai berarti
menghormati hak-hak asasi dan privasi pribadi setiap orang tanpa membedakan ras,
warna kulit, golongan, ataupun warga negara yang lain.
 Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan dengan pikiran dan sikap yang santun.
Warga negara yang otonom secara efektif mampu mempengarui dan berpartisipasi dalam
proses-proses pengambilan kebijakan pada level sosial yang paling kecil dan lokal,
misalnya dalam rapat kepanitiaan, pertemuanrukun warta, termasuk juga mengawasi
kinerja kebijakan parlemen dan pemerintahan.
 Mendorong berfungsinya demokrasi konstitusional yang sehat. Tidak ada demokrasi
tanpa aturan hukum dan konstitusi. Tanpa konstitusi, demokrasi akan menjadi anarkhi.

G. Sistem Tata Kehidupan Bangsa

Bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki fondasi dan pedoman yang kokoh dan jelas.
Fondasi dan pedoman suatu bangsa disebut sebagai dasar negara. Dasar negara merupakan suatu
nilai-nilai yang mengatur tatanan kehidupan berbangsa serta mengatur tatanan pemerintahan
suatu bangsa. Para pejuang negeri ini telah merumuskan dan menitipkan suatu fondasi dalam
bentuk ide, gagasan, atau prinsip yang dijadikan sebagai dasar kehidupan bersama bangsa ini.
Fondasi yang diambil dari bahasa sansekerta yaitu, Pancasila yang mana panca yang berarti lima
dan sila yang berarti prinsip menjadi landasan dan pedoman bangsa ini dalam menyikapi cara
berkehidupan yang baik. Ide yang diambil dari perjuangan bangsa ini dalam memperjuangkan
kemerdekaan dirangkum dan dirumuskan ke dalam lima prinsip.

a) Ketuhanan Yang Maha Esa

Menjadi prinsip pertama dari dasar negara bangsa ini.Prinsip ini mengambil sisi rohani dalam
kehidupan bersama bangsa ini. Pentingnya keintiman dengan sang pencipta adalah salah satu
maksud dari prinsip ini. Pejuang bangsa ini sadar bahwa perjuangan mereka dalam
memperjuangkan kemerdekaan pastinya ada campur tangan dari sang pencipta. Melalui prinsip
tersebut para pejuang bangsa ini menitipkan pesan bahwa bangsa ini ada atas kehendak Tuhan
Yang Maha Esa, maka dari itu sebagai upaya dalam melanjutkan perjuangan mereka setiap insan
di bangsa ini harus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Prinsip ini menjadi landasan keberagaman agama dan kepercayaan seluruh insan bangsa ini.
Prinsip ini menjelaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan dan setiap insan di
bangsa ini bebas memeluk agama dan kepercayaan mereka masing-masing serta negara
menjamin dan melindungi agama dan kepercayaan mereka. Prinsip ini mengajarkan pentingnya
keintiman dengan Tuhan, sikap saling menghormati , menjaga kerukunan antar umat beragama,
dan setiap insan bangsa tidak boleh memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang
lain.

b) Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Menjadi prinsip kedua dari dasar negara bangsa ini. Salah satu maksud dari prinsip ini adalah
setiap insan bangsa ini memiliki derajat, hak, dan kewajiban yang sama. Prinsip ini mengambil
sisi kemanusiaan bahwa setiap insan harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
menghormati setiap perbedaan, serta membela segala kebenaran. Suatu maksud yang sangat
penting bahwa setiap insan harus mencintai sesama manusia serta menjadikan nilai-nilai
kemanusiaan sebagai salah satu landasan hidup mereka dalam menciptakan kehidupan yang
harmonis dan berkemanusiaan.

c) Persatuan Indonesia

Menjadi prinsip ketiga dari dasar negara bangsa ini. Indonesia terdiri atas beragam
pulau,bahasa daerah, suku, ras, etnis, agama, kepercayaan, serta warna kulit. Disinilah peran dari
prinsip ini, melalui prinsip ini setiap insan bangsa ini mendapatkan persamaan kedudukan dan
persamaan kesejahteraan yang diatur dibawah naungan negara guna untuk menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Pentingnya prinsip ini telah diterapkan pada masa
pemberontakan G30S PKI, peristiwa tersebut menjadi bukti pentingnya semangat dan tekad
untuk mempertahankan keutuhan negara melalui sepakatnya segenap bangsa indonesia untuk
menjaga persatuan bangsa. Mencintai, menjaga, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
bangsa adalah nilai terpenting dari prinsip ini.

d) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan


Perwakilan

Menjadi prinsip keempat dari dasar negara bangsa ini. Terkandung 2 kata kunci dalam
prinsip ini yaitu kerakyatan , menjelaskan rasa kecintaan terhadap rakyat, memperjuangkan cita-
cita rakyat dan memiliki jiwa kerakyatan. Dan musyawarah, menjelaskan pentingnya
bekerjasama dalam mengambil keputusan, menghargai setiap keputusan, dan mengedepankan
kepentingan bersama. Prinsip ini juga mengajarkan untuk tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain, menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan gotong royong serta setiap
keputusan harus diterima dan dipertanggung jawabkan.

e) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Menjadi prinsip terakhir dari dasar negara bangsa ini.Keadilan berarti menerima hak dan
memberi kewajiban sesuai kebutuhan masing-masing individu. Prinsip ini mengajarkan hal-hal
penting yaitu, bangsa Indonesia tidak mengenal adanya golongan mayoritas ataupun minoritas
maka dari itu semua status setiap individu di bangsa ini hakikatnya adalah sama. Prinsip ini
menjelaskan bahwa memperlakukan sesuatu harus secara adil dalam segala aspek kehidupan
baik dalam bidang ekonomi, hukum, kebudayaan, dan sosial, serta mengajar sikap berani
memperjuangkan keadilan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain.

Pentingnya pancasila sebagai dasar kehidupan bersama bangsa indonesia dapat tercermin dari
maksud dan tujuan kelima prinsip dalam pancasila. Pemahaman yang baik dari setiap prinsip
pancasila dapat membantu terjalinnya hubungan yang harmonis antar setiap insan bangsa ini.
Perbedaan tak lagi menjadi alasan bangsa ini terpecah melainkan perbedaan haruslah dijadikan
sebagai kekuatan yang besar yang membawa bangsa ini ke level yang lebih tinggi. Pancasila
menuntun setiap insan bangsa agar berketuhanan, berkemanusiaan, bersatu dalam keberagaman,
mementingkan kepentingan bersama, serta berkeadilan.
H. Pembelajaran PKn Untuk Mewujudkan Warga Negara Yang Demokrasi

Dalam proses perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat madani, yakni masyarakat
bangsa dan negara yang berpijak dari dan bermuara pada konsep dan nilai Pancasila dan UUD
1945, pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, perlu menyesuaikan diri secara adaptif dan
koheren dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang selalu berubah. Proses pembangunan
karakter dan bangsa (national and character building) yang sejak Proklamasi kemerdekaan RI
telah mendapat prioritas, perlu secara konsisten dan sinambung dilakukan dan dikembangkan
secara sistematis dan sistemik agar sesuai dengan suasana kebatinan, nilai, dan norma yang
secara tersurat dan tersirat terkandung dalam sistem konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada hakikatnya proses pembangunan karakter dan bangsa harus dengan sengaja
dimaksudkan untuk membangun masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang demokratis,
religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial. Dalam proses itulah, pembangunan karakter
dan bangsa harus disikapi dan diperlakukan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak yang
secara konseptual dan programatik memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru.

Misi PKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang
secara psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok
warga negara yang demokratis, yakni civic intelligence atau kecerdasan warga negara, civic
responsibility atau tanggung jawab warga negara dan civic participation atau partisipasi warga
negara.Kecerdasan warga negara demokratis yang perlu dikembangkan bukan hanya kecerdasan
rasional melainkan juga dalam kecerdasan spiritual, emosional dan sosial.Dengan demikian
paradigma baru PKn secara konseptual dan programatik bersifat multidimensional.Bagaimana
PKn mengembangkan warga negara yang demokratis melalui tiga misi pokoknya itu?
Jawabannya akan diuraikan pada kegiatan belajar pertama modul ini.

Selanjutnya, perlu dikemukakan bahwa untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis


melalui pendidikan kewarganegaraan diperlukan suatu strategi dan pendekatan pembelajaran
khusus yang sesuai dengan paradigma baru PKn. Dalam modul ini Anda akan diperkenalkan
dengan model proyek-belajar berbasis masalah, yang secara nasional lebih dikenal “Proyek-
belajar Kewarganegaraan Kami Bangsa Indonesia (PKKBI)”. Proyek-belajar ini merupakan
salah satu model belajar unggulan dan dinilai paling komprehensif dalam mewadahi proses
pengembangan ketiga karakteristik warga negara yang perlu dikembangkan sebagai paradigma
baru PKn. Model pembelajaran PKn untuk warga negara yang demokratis ini akan diuraikan
pada kegiatan belajar kedua modul ini.

Dalam modul ini Anda akan diajak menganalisis berbagai sisi kehidupan warga negara yang
demokratis dan bagaimana pembelajaran untuk membentuk warga negara yang demokratis itu
melalui paradigma baru PKn. Sehingga dengan mempelajari modul ini Anda diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kualitas warga negara Indonesia yang


demokratis.
2) Mampu menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran PKn untuk
menghasilkan karakteristik kewarganegaraan yang demokratis.

Kemampuan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kualitas warga negara Indonesia


yang demokratis, secara konseptual merupakan subjectspecifik pedagogy atau didaktik-metodik
khusus terkait substansi atau materi PKn. Sementara itu, kemampuan menerapkan dan
mengembangkan model pembelajaran PKn untuk menghasilkan karakteristik kewarganegaraan
yang demokratis merupakan subject-specifik pedagogy terkait aspek learning experiences atau
pengalaman belajar atau peserta didik Anda sebagai mahasiswa-guru atau student-teacher.

Oleh karena itu, kemampuan di atas sangat penting bagi Anda sebagai mahasiswa calon
sarjana PGSD yang harus membelajarkan PKn sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran PKn
di SD. Selain itu, penguasaan Anda mengenai paradigma baru PKn baik tentang kualitas warga
negara yang demokratis maupun pembelajaran untuk mengembangkan warga negara yang
demokratis sangat berguna dalam mengatasi kesulitan memilih dan menyusun materi serta
menentukan model pembelajaran yang cocok untuk pokok bahasan tertentu. Keunggulan dari
paradigma baru PKn dengan model pembelajarannya merupakan pemikiran maju dalam
menerapkan pendekatan pembelajaran student-active learning, yakni pembelajaran yang
memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif dan inquiry approach, yaitu pendekatan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses penggalian informasi dalam rangka
pemecahan masalah atau perumusan generalisasi. Model pembelajaran PKn dengan paradigma
baru memiliki karakteristik sebagai berikut: membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis;
memfasilitasi siswa untuk mengenal, memilih dan memecahkan masalah; dan melatih siswa
dalam berpikir sesuai dengan metode ilmiah dan keterampilan sosial lain yang sejalan dengan
pendekatan inkuiri.

Dengan memahami dan menguasai materi ini diharapkan Anda akan tercerahkan dan dapat
mengatasi kesulitan dalam menguasai materi dan membelajarkan PKn yang sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang. Dengan demikian,
kemampuan Anda dalam menerapkan model pembelajaran PKn akan menjadi semakin kaya.
Implikasi lebih lanjut, para siswa akan semakin menyenangi belajar PKn karena gurunya
memiliki kemampuan yang memadai. Dengan kata lain, para siswa pun akan merasakan
manfaatnya dalam proses belajarnya sehingga Anda akan mendapat sambutan yang positif dari
para siswa.

I. Penilaian Pembelajaran Pkn Berbasis Portofolio

Dalam setiap langkah siswa belajar secara mandiri dalam kelompok kecil dengan fasilitasi
dari guru dan menggunakan aneka ragam sumber belajar di sekolah dan di luar sekolah
(manusia, bahan tertulis, bahan terekam, bahan tersiar, alam sekitar, artifak, situs sejarah,). Di
situlah berbagai keterampilan dikembangkan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain ,
mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang
perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian,
berargumentasi.

Portofolio adalah tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis yang melukiskan
proses berpikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan, yang secara utuh melukiskan
“integrated learning experiences” atau pengalaman belajar yang terpadu yang dialami oleh siswa
dalam kelas sebagai suatu kesatuan. Portofolio terbagi dalam dua bagian yakni “Portofolio
tampilan”, dan “Portofolio dokumentasi”. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka
berlipat yang secara berurutan menyajikan:

1) Rangkuman Permasalahan yang dikaji.


2) Berbagai Kebijakan Pemecahan Masalah.
3) Usulan Kebijakan untuk Memecahkan Masalah.
4) Pengembangan Rencana Kerja/Tindakan.

Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya yang
disusun secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan.

Portofolio tampilan dan Dokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu simulasi “Public
Hearing” atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan
masalah portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau
dalam suatu acara “Show Case” atau “Gelar Kemampuan” bersama dalam suatu acara sekolah,
misalnya di akhir catur wulan. Bila dikehendaki arena “Show case” tersebut dapat pula dijadikan
arena “contest” atau kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik untuk selanjutnya dikirim
ke dalam “Show case and Contest” antar sekolah dalam lingkungan Kabupaten/Kota madya atau
malah untuk acara regional propinsi atau nasional. Tujuan semua itu antara lain untuk saling
berbagi ide dan pengalam belajar antar “young citizens” yang secara psiko-sosial dan sosial-
kultural pada gilirannya akan dapat menumbuhkembangkan “ethos” demokrasi dalam konteks
“harmony in diversity”. Setelah acara dengan pendapat, dengan fasilitasi guru diadakan kegiatan
“refleksi” yang bertujuan untuk secara individual dan bersama merenungkan dan mengendapkan
dampak perjalanan panjang proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa sebagai warga
negara.

Namun demikian, perlu Anda ingat bahwa model pembelajaran ini perlu disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan kebutuhan siswa bahkan tingkat perkembangannya. Guru dapat
memodifikasi model ini dengan tidak mengubah prinsip-prinsip pokok.
Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang
diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.Panduan-panduan ini beragam tergantung
pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio.Portofolio dalam pembelajaran PKn
merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas
siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka,
baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.Portofolio kelas berisi bahan-bahan
seperti pernyataan-pernyataan tertulis, peta, grafik, fotografi, dan karya seni asli. Bahan-bahan
ini menggambarkan:

1) hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang telah mereka
pilih
2) hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan alternatif-alternatif pemecahan
terhadap masalah tersebut
3) kebijakan publik yang telah dipilih atau dibuat oleh siswa untuk mengatasi masalah
tersebut
4) rencana tindakan yang telah dibuat siswa untuk digunakan dalam mengusahakan agar
pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.

Dengan demikian, portofolio merupakan karya terpilih kelas/siswa secara keseluruhan yang
bekerja secara kooperatif membuat kebijakan publik untuk membahas pemecahan terhadap suatu
masalah kemasyarakatan.

Dalam menilai portofolio, “karya terpilih” merupakan istilah yang sangat penting.Yang harus
menjadi akumulasi dari segala sesuatu yang dapat ditemukan para siswa pada topik mereka
bukanlah seksi penayangan dan bukan pula seksi pendokumentasian.Melainkan, portofolio harus
memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya, serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana
yang paling penting.Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para
siswa dan mendidik mereka untuk menerapkan secara kontekstual metode dan langkah-langkah
yang digunakan dalam proses politik, khususnya dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan civic committment atau komitmen aktif para
siswa terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya dengan cara:

1) membekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara


efektif
2) membekali pengalaman praktis yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan
efektivitas partisipasi
3) mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga Negara. Pembelajaran
ini akan memperluas wawasan dan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan
memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana bangsa Indonesia, yakni kita semua,
dapat bekerja sama mewujudkan masyarakat yang lebih baik.

Pembelajaran ini bertujuan untuk membantu siswa belajar bagaimana cara mengungkapkan
pendapat, bagaimana cara menentukan tingkat pemerintahan dan lembaga pemerintah manakah
yang paling tepat dan layak untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi oleh mereka, dan
bagaimana cara mempengaruhi penetapanpenetapan kebijakan pada tingkat pemerintahan
tersebut. Pembelajaran ini mengajak para siswa untuk bekerja sama dengan teman-temannya di
kelas dan, dengan bantuan guru serta para relawan, agar tercapai tugas-tugas pembelajaran
berikut :

1) Mengidentifikasi masalah kontekstual yang akan dikaji


2) Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi dari berbagai sumber berkenaan
Mengkaji pemecahan masalah secara interdisipliner
3) Membuat kebijakan publik untuk lingkungan terbatas
4) Membuat rencana tindakan terkait kebijakan publik yang diusulkan.

Dalam usaha mencapai tugas-tugas pembelajaran ini ditempuh melalui enam tahap kegiatan
sebagai berikut

Tahap I : Mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik di Masyarakat.

Tahap II : Memilih Satu Masalah untuk dijadikan fokus Kajian Kelas.


Tahap III : Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang Akan Dikaji Kelas.

Tahap IV : Membuat Portofolio Kelas.

Tahap V : Menyajikan Portofolio.

Tahap VI : Refleksi terhadap Pengalaman Belajar.

Dalam pembelajaran PKn yang berbasis portofolio, kelas dibagi ke dalam empat
kelompok.Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio kelas.

1. Kelompok Portofolio Satu:

Menjelaskan Masalah Kelompok portofolio satu ini bertanggung jawab untuk menjelaskan
masalah yang telah dipilih untuk dikaji oleh kelas.Kelompok ini pun harus menjelaskan mengapa
masalah tersebut penting dan mengapa lembaga pemerintahan tersebut harus menangani masalah
tersebut.

2. Kelompok Portofolio Dua:

Menilai Kebijakan Alternatif yang Diusulkan untuk Memecahkan Masalah Kelompok ini
bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan saat ini dan/atau kebijakan alternatif yang
dirancang untuk memecahkan masalah.

3. Kelompok Portofolio Tiga:

Membuat Satu Kebijakan Publik yang akan Didukung oleh Kelas Kelompok ini bertanggung
jawab untuk membuat satu kebijakan publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh
mayoritas kelas serta melakukan justifikasi terhadap kebijakan tersebut.

4. Kelompok Portofolio Empat:

Membuat Suatu Rencana Tindakan agar Pemerintah Mau Menerima Kebijakan Kelas
Kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu rencana tindakan yang menunjukkan
bagaimana warga negara dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang
didukung oleh kelas.

Bahan-bahan dalam portofolio memuat dokumentasi terbaik yang telah dikumpulkan oleh
kelas dan kelompok dalam meneliti masalah. Bahan-bahan dalam portofolio itu pun hendaknya
memuat bahan-bahan tulis tangan asli dan/atau karya seni asli para siswa.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat dan Kratos
yang memiliki arti kekuasaan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi
adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara.demokrasi untuk menyatakan ‘bentuk dan system
pemerintahan negara’, sedangkan demokratis untuk menyatakan sifat Negara, misalnya bukan
feodalistis ataupun bukan kerajaan. Demokrat (nomina) berarti ‘penganut paham demokrasi’,
misalnya Organisasi ini adalah organisasi demokrat sejati. Oleh karena itu, semua anggota
mempunyai hak, kewajiban, dan perlakuan yang sama terhadap organisasi. Demokratisasi
semakna dengan pendemokrasian, yakni ‘proses, perbuatan, atau cara mendemokrasikan’.Bangsa
yang kuat adalah bangsa yang memiliki fondasi dan pedoman yang kokoh dan jelas. Fondasi dan
pedoman suatu bangsa disebut sebagai dasar negara. Dasar negara merupakan suatu nilai-nilai
yang mengatur tatanan kehidupan berbangsa serta mengatur tatanan pemerintahan suatu bangsa.

B. SARAN
Menyadari betapa pentingnya proses pembudayaan demokrasi dan pemberdayaan peserta
didik sebagai warga negara demokratis sepanjang hayat, perlu diberi pemberian keteladanan,
pembangunan kemauan dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
PKn. Sehingga tujuan dari pendidikan kewarganegaraan dapat tercapai.Guru berpengaruh
penting dalam pembentukan siswa yang berkarakter dan mempunyai tenggnag rasa dalam hidup
bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA Yogyakarta.

Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung: Laboratorium


Pendidikan Kewarganegaraan.

Sumarsono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5c38de8a798f624eab38b1fe6f7e97ff.pd
f

Anda mungkin juga menyukai