Maulina
17 Bb 05
Adapun tujuan dari penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009) antara lain:
a. Menguji hipotesis yang telah disampaikan.
b. Untuk meneliti populasi atau sampel tertentu
c. Untuk mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat di
ukur.
d. Untuk pengujian terhadap keraguan-keraguan tentang validitas pengetahuan, teori dan
produk tertentu.
Penelitian evaluasi yaitu suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan
kebijakan dengan mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta
mempertimbangkan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses penelitian (Arikunto, 2007).
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan namun
tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini
diarahkan untuk menilai keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu
program kegiatan dari suatu unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah
pengetahuan tentang kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut,
serta membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005).
Menurut Arikunto (2007) penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian ilmiah pada umumnya.
b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang program yang
diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa komponen atau unsur yang
saling berkaitan antara satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dan objek
yang dievaluasi.
c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu adanya
identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan
program.
d. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator yang
dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan program.
e. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk
mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada identifikasi
komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan sampai pada indikator
dan program yang dievaluasi.
f. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat
sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
g. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/rekomendasi bagi kebijakan
atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan
evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai standar,
kriteria, atau tolak ukur.
4. PTK
Pada awalnya PTK dilakukan dengan tujuan untuk mencari solusi terhadap masalah
sosial yang berkembang dalam masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh
suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematik, kemudian hasil kajian itu dijadikan
dasar untuk mengatasi masalah tersebut (Sunendar, 2008). Sunendar (2008) menyebutkan
bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi sosial Amerika yang
bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah kemudian dikembangkan oleh
ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, dan Dave Ebbutt. Pada
awalnya, penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang
pekerjaan tertentu, dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan,
kesehatan, maupun pengelolaan sumberdaya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama
dalam bidang pendidikan ialah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan
mengelola sekolah. Dengan demikian, yang menjadi subjek penelitian adalah situasi di kelas
atau individu siswa dalam kelas. Para guru dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus
pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.
Elliot (dalam Sulipan, 2008) menyatakan bahwa PTK adalah kajian tentang situasi sosial
untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Pendapat yang hampir senada
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988) yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu
bentuk refleksi diri secara kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik tertentu maupun terhadap situasi
tempat dilakukan praktik-praktik tersebut. Adapun Mils (2000) mendefinisikan penelitian
tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor
sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi
ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflective practice” yang
berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar
siswa. Sedangkan Menurut Wardhani dan Kuswaya (2013) PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendirimelalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian
yang dilakukan dalam rangka agar seorang guru bersedia untuk mengintrospeksi, bercermin,
merefleksi, atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai guru bisa
ditingkatkan.
Kunandar (2008) menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut:
a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan
profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru.
b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus mengingat
masyarakat berkembang secara cepat.
c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran.
d. Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru,
mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.
e. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
f. Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan
mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
g. Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
h. Menumbuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan proses
pembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga
untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di
dalamnya
Menurut Chein (dalam Suwarsih, 2008) dan Sulipan (2008) ada empat jenis PTK, yaitu
sebagai berikut:
a. PTK diagnostik adalah penelitian tindakan yang dirancang untuk menuntun peneliti ke
arah suatu tindakan tertentu. Dalam hal ini, peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi
yang terdapat dalam latar penelitian. Misalnya, jika peneliti berupaya menangani
perselisihan, pertengkaran, atau konflik yang terjadi antarsiswa yang terdapat dalam suatu
sekolah atau kelas.
b. PTK partisipan. Suatu penelitian tindakan kelas disebut sebagai PTK partisipan apabila
orang yang melakukan penelitian terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak
awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan,
peneliti senantiasa terlibat, demikian pula pada saat memantau, mencatat, mengumpulkan
dan menganalisis data, sampai penyusunan laporan.
c. PTK empirik adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan cara
merencanakan, mencatat pelaksanaan, dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar arena kelas;
jadi dalam penelitian jenis ini, peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang
melaksanakan tindakan dalam kelas.
d. PTK eksperimental. Suatu PTK dikategorikan sebagai PTK eksperimental jika PTK
dilaksanakan dengan cara menerapkan berbagai teknik, metode, dan atau strategi dalam
proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran, teknik dan atau strategi yang diterapkan dimungkinkan terdapat lebih dari
satu strategi atau teknik yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui PTK
eksperimen, diharapkan peneliti dapat menentukan cara atau strategi mana yang paling
efektif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Menurut Sulipan (2008) objek yang dapat diteliti melalui PTK dapat dikelompokkan
menjadi sejumlah unsur yakni (1) unsur siswa, (2) unsur guru, (3) unsur materi pembelajaran,
(4) unsur peralatan atau sarana pembelajaran, (5) unsur hasil pembelajaran, (6) unsur
lingkungan, dan (7) unsur pengelolaan.
Mundilarto (2004) menyarankan langkah-langkah dalam perencanaan PTK meliputi (1)
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, (2) menganalisis masalah, (3) merumuskan
hipotesis tindakan, (4) membuat rencana tindakan dan pemantauannya, (5) melaksanakan
tindakan dan mengamatinya, (6) mengolah dan menafsirkan data, dan (7) melaporkan.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindak Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mc, T. R., & Kemmis, S. 1988. The Action Research. Planner. Victoria: Deakim University.
Margono.
Mulyasa. 2012. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. 2012. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mundilarto, Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Ditjendikti, Depdiknas.
Nazir. 1985. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sudjana, N . 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wardhani, I., & Kuswaya, W. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Banten: Universitas Terbuka.