Anda di halaman 1dari 11

13 JENIS-JENIS PENELITIAN

1.3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan


Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua jenis penelitian, yaitu penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik, dan prosedur penelitian yang
berbeda (Sugiyono, 2005).

a. Asumsi tentang Realita


Penelitian kuantitatif didasarkan atas konsep positivism yang bertolak dari asumsi bahwa realita
bersifat tunggal,fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaan individual. Realita terdiri
atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrumen.
Penelitian kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme, yang memiliki pandangan bahwa realita
bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah. Realita bersifat
terbuka, kontekstual, secara sosial meliputi persepsi dan pandangan-pandangan individu dan kolektif,
diteliti de-
ngan menggunakan manusia sebagai instrumen.

b. Tiljuan Penelitian
Penelitian kuantitatif bertujuan mencarİ hubungan dan menjelaskan
sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur. Penelitian
kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
perspektif partisipan. İni diperoleh melalui pengamatan partisipatif dalam
kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.

c. Metode dan Proses Penelitian


Penelitian kuantitatif memiliki serangkaian langkah-langkah atau
prosedur baku yang menjadi pegangan para peneliti. Penclitian kualitatif
menggunakan Strategi dan prosedur penelitian yang sangat flekSibel.
Penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian terbuka (emergent
design) yang disempurnakan selama pengumpulan data. Penelitian kuantitatif
menggunakan rancangan penelitian tertutup, sudah tersusun sempurna sejak
awal.

d. Kajian Khas
Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian eksperimental
atau korelasional sebagai kajian khasnya (protypical studies) untuk
mengurangi kekeliruan, bias, variabel-variabel ekstraneus. Penelitian kualitatif
menggunakan kajian etnografis untuk memahamİ keragaman perspektif dalam
situasi yang diteliti, sebagaİ ciri khasnya. Dalam penelitian kuantitatif bias dan
subjektivitas sangat dihindari, sedang dalam penelitian kualitatif hal-hal
subjektif termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis data.

e. Peranan Peneliti
Dalam penelitian kuantitatif peneliti terlepas dari objek yang diteliti,
malah dicegah jangan şampai ada hubungan atau pengaruh dari peneliti.
Dalam penelitian kualitatif peneliti lebur (immersed) dengan situasİ yang
diteliti. Peneliti adalah pengumpul data, orang yang ahlİ dan memiliki
kesiapan penuh unluk memahami situasi, ia peneliti sekaligus sebagai
instrumen. Penelitian kualitatif disebut juga "penelitian sübjektif" (disciplined
subjectivity) atau "penelitian reflektif” (reflexivity), peneliti melakukan
pengujian sendiri secara kritis (critical selfexamination) selama proses
penelitian.
Pentingnya Konteks dalam Penelitian
Penelitian kualitatif sebaliknya meyakini pengaruh situasi terhadap hal
yang dicermati. Seorang peneliti sosial tidak akan dapat memahami perilaku
manusia tanpa memahami kerangka kehidupan dari situasi di mana orang-
orang itu berada. Mereka berpikir, berperasaan dan berbuat dalam konteks
kerangka kehidupannya. Penelitian kualitatif mengembangkan generalisasi
dalam kesatuan konteks. Penelitian kuantitatif dan kualitatif mempunyai
asumsi dan pijakan-pijakan filosifis dan konsep yang berbeda. Beberapa
peneliti memandang keduanya merupakan dua ekstrem yang sangat populer.
Dewasa ini beberapa ahli mempunyai pandangan lain, bahwa keduanya bukan
mustahil untuk bisa dipertemukan bahkan disatukan. Perbedaan antara kedua
pendekatan bukan hal yang absolut. Para peneliti berpengalaman dapat
memadukan kedua pendekatan tersebut, yaitu penelitian kuantitatif dan
kualitatif untuk meneliti sesuatu masalah penelitian (Sugiyono, 2005).

1.3.2 Jenis-jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya


Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik Pernyataan
sederhana ini banyak mengundang pertanyaan. Apakah penelitian dapat
mengembangkan batang ilmu? Bagaimana mungkin pengetahuan ilmiah yang
bersifat tidak praktis dapat memperbaiki praktik teknologi informasi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan hal baru, selalu muncul terhadap fungsi
penelitian. Pemahaman tentang bagaimana penelitian berperan dalam
mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki praktik teknologi informasi
dikaitkan dengan perbedaan jenis-jenis penelitian berkenaan dengan
fungsinya. Secara umum dan mendasar dapat dibedakan tiga jenis penelitian,
yaitu penelitian dasar atau basic research, penelitian terapan atau applied
research dan penelitian evaluasi atau evaluative research (Suwarsih, 2006).
Penelitian dasar mempunyai andil yang sangat besar dalam
mengembangkan batang ilmu pengetahuan atau "a scientific body
ofknowledge". Generalisasi merupakan perluasan temuan suatu penelitian
sebagai pengetahuan bagi populasi dan situasi lain. Temuan-temuan penelitian
dasar dapat memperkaya teori. Penelitian terapan dan evaluatif ditujukan
untuk meneliti praktik, meneliti penerapan teori atau mengevaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan. Hasil-hasil penelitian tersebut dapat
digunakan untuk memperbaiki praktik pendidikan,
a. Penelitian dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure
research) atau penelitian pokok (fundamental research), diarahkan pada
pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan
hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan
besar terhadap pengembangan dan pengujian teori-teori. Bertolak dari suatu
teori, prinsip dasar atau generalisasi, penelitian dasar diarahkan untuk
mengetahui, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan
sosial. Teori bisa didukung atau tidak didukung oleh pengalaman. Teori yang
didukung oleh kenyataan-kenyataan empiris disebut hukum ilmu (scientific
law).
Hukum ilmiah merupakan suatu generalisasi yang dapat menjelaskan
kasus-kasus individual. Dalam generalisasi terkandung abstraksi yang
merupakan salah satu kekuatan dari ilmu, dan abstraksi ini ditarik dari
kenyataan-kenyataan sehari-hari. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial. Para ilmuwan berperan
mengembangakn pengetahuan dan tidak perlu selalu memiliki implikasi
praktis. Hasil-hasil penelitian dasar memengaruhi kehidupan praktis setelah
periode waktu tertentu, sebab pengetahuan baru akan memberikan tantangan
terhadap nilai dan dogma-dogma yang telah terbentuk. Pengetahuan baru
secara tidak langsung akan memengaruhi pemikiran dan persepsi orang, yang
akibatnya bisa memengaruhi atau tidak memengaruhi perbuatan. Tujuan
penelitian dasar adalah: pertama, menambah pengetahuan kita dengan prinsip-
prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, dan kedua, meningkatkan pencarian
dan metodologi ilmiah.

b. Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan
kenyataankenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar
berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-
masalah umum, penelitian terapan berfungsi mencari solusi tentang masalah-
masalah dalam bidang tertentu.
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah, mengetahui
hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari
penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum, bukan
rekomendasi yang merupakan tindakan langsung. Penelitian terapan seperti
halnya penelitian dasar bersifat abstrak dan umum dalam bidang tertentu,
menggunakan bahasa yang Iazim dalam bidang tersebut. Penelitian ini
difokuskan pada pengetahuan teoretis dan praktis dalam bidang tertentu, bukan
pengetahuan yang bersifat universal. Hasil penelitian terapan menambah
pengetahuan yang berbasis penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Dampak
dari penelitian terapan terasa setelah periode waktu tertentu. Setelah sejumlah
hasil studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu,
pengetahuan tersebut akan memengaruhi cara berpikir dan persepsi para
praktisi. Penelitian terapan mendorong penelitian lebih Ianjut, menyarankan
teori dan praktik baru serta mendorong pengembangan metodologi.

c. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan
dalam suatu unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program,
proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi,
ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan,
sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Apakah suatu
kegiatan, program atau pekerjaan memberikan manfaat, sumbangan atau hasil
seperti rang diharapkan? Apakah sesuatu kegiatan, program atau pekerjaan
layak dilihat dari segi biaya, biaya pengembangan, implementasi dan
penyebaran, biaya untuk bahan-bahan, tempat, pengembangan staf, dukungan
masyarakat.
Penelitian evaluasi berbeda dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa
dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya, tidak
membutuhkan latihan-latihan khusus. Untuk dapat melakukan penelitian
evaluasi membutuhkan latihan khusus dalam beberapa disiplin ilmu,
metodologi dan keterampilan berhubungan dan komunikasi secara
interpersonal. Penelitian evaluasi yang bersifat komprehensif membutuhkan
data kuantitatif dan kualitatif dari beberapa studi terkait yang dilaksanakan
dalam berbagai tahapan kegiatan.
Pelaksanaan penelitian evaluasi membutuhkan kemampuan
berkomunikasi dengan bahasa praktis sesuai dengan situasi yang diteliti, teta-

Anda mungkin juga menyukai