Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 1

A. Ta’rif ilmu Mantik


B. Sejarah Perkembangan Logika

Takrif (al-ta’rif) secara etimologi berarti pengertian atau Logika pertama-tama disusun oleh Aristoteles
batasan sesuatu. Takrif disebut juga al qaul al- (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang hukum-
syarih (ungkapan yang menjelaskan) atau al-had,yaitu hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari setiap
kekeliruan. Logika sebagai ilmu baru pada waktu itu,
disebut dengan nama “analitika” dan “dialektika”.
‫ْئ‬ َّ ‫قَ ْو ٌل دَا ٌل َعلَى َما ِهيَ ِة ال‬
ِ ‫شي‬ Kumpulan karya tulis Aristoteles mengenai logika diberi
nama Organon, terdiri atas enam bagian.
“Kalimat yang menunjukkan hakikat sesuatu.” Theoprastus (371-287 sM), memberi
sumbangan terbesar dalam logika ialah penafsirannya
Sedangkan ta’rif secara mantiki adalah teknik tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah
menerangkan baik dengan tulisan maupun lisan, yang sifat asasi dari setiap kesimpulan. Kemudian, Porphyrius
dengannya diperoleh yang jelas tentang sesuatu yang (233-306 M), seorang ahli pikir di Iskandariah
diterangkan / diperkenalkan. menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran logika.
Bagian baru ini disebut Eisagoge, yakni sebagai pengantar
Ta’rif dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ta’rif had (tam dan Categorie. Dalam bagian baru ini dibahas lingkungan-
naqish), ta’rif rasm (tam dan naqish), ta’rif dengan lafadz lingkungan zat dan lingkungan-lingkungan sifat di dalam
dan ta’rif dengan mitsal. alam, yang biasa disebut dengan klasifikasi. Dengan
demikian, logika menjadi tujuh bagian.
Syarat-syarat ta’rif, yaitu harus jami’ mani’, harus lebih Tokoh logika pada zaman Islam adalah Al-
jelas dari yang dita’rifkan, harus sama pengertiannya Farabi (873-950 M) yang terkenal mahir dalam bahasa
dengan yang dita’rifkan, tidak berputar-putar, bebas dari Grik Tua, menyalin seluruh karya tulis Aristoteles dalam
penggunaan kata majazi dan kata yang mngandung berbagai bidang ilmu dan karya tulis ahli-ahli pikir Grik
banyak makna. lainnya. Al-Farabi menyalin dan memberi komentar atas
tujuh bagian logika dan menambahkan satu bagian baru
sehingga menjadi delapan bagian.
Pengertian Ilmu mantik
Karya Aristoteles tentang logika dalam buku
Ada beberapa pengertian dari para sarjana tentang ilmu
Organon dikenal di dunia Barat selengkapnya ialah
mantiq. Pertama, mantiq adalah ilmu yang membahas
sesudah berlangsung penyalinan-penyalinan yang sangat
tentang aturan-aturan berpikir yang harus dijaga dan
luas dari sekian banyak ahli pikir Islam ke dalam bahasa
dipelihara agar seseorang tidak jatu dalam kesalahan
Latin. Penyalinan-penyalinan yang luas itu membukakan
berpikir. Kedua, ilmu yang membahas hukum-hukum atau
masa dunia Barat kembali akan alam pikiran Grik Tua.
kaidah yang tujuannya adalah sebagai pemelihara dari
kekeliruan berpikir. Ketiga, ilmu yang mempelajari Petrus Hispanus (meninggal 1277 M) menyusun
ketentuan yang menjadi pedoman seseorang dalam pelajaran logika berbentuk sajak, seperti All-Akhdari
berpikir. dalam dunia Islam, dan bukunya itu menjadi buku dasar
bagi pelajaran logika sampai abad ke-17. Petrus Hispanus
Menurut para ahli hadis, mantiq merupakan ilmu yang inilah yang mula-mula mempergunakan berbagai nama
membahas gambaran berpikir. Yaitu kaidah hubungan untuk sistem penyimpulan yang sah dalam perkaitan
antar bagian-bagian kalimat yang terkait dengan konteks bentuk silogisme kategorik dalam sebuah sajak. Dan
lafadz dengan syarat-syarat tertentu. kumpulan sajak Petrus Hispanus mengenai logika ini
bernama Summulae.
Aristoteles berpendapat, logika itu bukan ilmu, tetapi alat Francis Bacon (1561-1626 M) melancarkan
ilmu-ilmu. Alasannya karena objek kajiannya tidak wujud serangan sengketa terhadap logika dan menganjurkan
(abstrak). Karena Aristoteles sendiri berpendapat bahwa penggunaan sistem induksi secara lebih luas. Serangan
ilmu itu menyaratkan perkara-perkara yang wujud Bacon terhadap logika ini memperoleh sambutan hangat
empirik. dari berbagai kalangan di Barat, kemudian perhatian lebih
ditujukan kepada penggunaan sistem induksi.
Immanule Kant, filosof Jerman, berpendapat bahwa Pembaruan logika di Barat berikutnya disusul
logika adalah ilmu yang fungsinya adalah menegakkan oleh lain-lain penulis di antaranya adalah Gottfried
bukti-bukti rinci atas kaidah-kaidah pikiran. Wilhem von Leibniz. Ia menganjurkan penggantian
pernyataan-pernyataan dengan simbol-simbol agar lebih
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mantiq umum sifatnya dan lebih mudah melakukan analisis.
merupakan ilmu tentang kaidah berifikir. Yaitu mempelari Demikian juga Leonard Euler, seorang ahli matematika
tentang definisi, dalil, hujjah, argumentasi berdasarkan dan logika Swiss melakukan pembahasan tentang term-
akal sehat dengan tujuan sampai kepada kebenaran. term dengan menggunakan lingkaran-lingkaran untuk
melukiskan hubungan antarterm yang terkenal dengan
sebutan circle-Euler.
John Stuart Mill pada tahun 1843
mempertemukan sistem induksi dengan sistem deduksi.
Setiap pangkal-pikir besar di dalam deduksi memerlukan
induksi dan sebaliknya induksi memerlukan deduksi bagi َ‫قُلْ فَ ِللّ ِه ْال ُح َّجةُ ْالبَا ِلغَةُ فَلَ ْو شَاء لَ َهدَا ُك ْم أَجْ َمعِين‬
penyusunan pikiran mengenai hasil-hasil eksperimen dan
penyelidikan. Jadi, kedua-duanya bukan merupakan Artinya: “Katakanlah: “Allah mempunyai hujjah yang
bagian-bagian yang saling terpisah, tetapi sebetulnya jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia
saling membantu. Mill sendiri merumuskan metode- memberi petunjuk kepada kamu semuanya”.—QS. Al
metode bagi sistem induksi, terkenal dengan sebutan Four An’am:149.
Methods.

3. Macam-macam Hujjah
Logika Formal sesudah masa Mill lahirlah
sekian banyak buku-buku baru dan ulasan-ulasan baru 1. Naqliyah (Argumentasi-Docmatical)
tentang logika. Dan sejak pertengahan abad ke-19 mulai
lahir satu cabang baru yang disebut dengan Logika- ‫حجة نقلية هي ما كان من الكتاب والسنة واإلجماع‬
Simbolik. Pelopor logika simbolik pada dasarnya sudah
dimulai oleh Leibniz. Adalah suatu keterangan, bukti, alasan, atau
Logika simbolik pertama dikembangkan oleh argumentasi yang diambil (dinukil) dari firman Allah (al-
George Boole dan Augustus de Morgan. Boole secara Qur’an) dan sunnah rosul-Nya (al-Hadits) serta sunnah
sistematik dengan memakai simbol-simbol yang cukup para sahabatnya (khulafa al-Rosyidin) dan ijma’ mereka.
luas dan metode analisis menurut matematika, dan Sedang penggabungan sunnah Khulafa al-Rosyidin ke
Augustus De Morgan (1806-1871) merupakan seorang dalan hujjah naqliyyah itu berdasarkan pada sabda nabi
ahli matematika Inggris memberikan sumbangan besar Muhammad SAW:
kepada logika simbolik dengan pemikirannya tentang
relasi dan negasi. ‫ فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ رواه أبو داود والترميذي وابن حاتم عن أبيه‬.‫المهديين عضوا عليها بالنواجد‬
Tokoh logika simbolik yang lain ialah John
Venn (1834-1923), ia berusaha menyempurnakan analisis Rosulullah SAW bersabda: “Berpeganglah dengan
logik dari Boole dengan merancang diagram lingkaran- sunnahku dan sunnah khulafaur Rasyidin yang
lingkaran yang kini terkenal sebagai diagram Venn mendapatkan petunjuk”. (HR. Abu Dawud, Turmudzi dan
(Venn’s diagram) untuk menggambarkan hubungan- Ibn Hatim dari ayahnya)
hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari
silogisme. Untuk melukiskan hubungan merangkum atau ‫فعليكم بما عرفتم من سنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين‬
menyisihkan di antara subjek dan predikat yang masing-
masing dianggap sebagai himpunan. “Maka hendaklah kamu berpegang teguh pada sunnahku
Perkembangan logika simbolik mencapai dan sunnah alkhulafa al rasyidin sesudah aku”. (HR.
puncaknya pada awal abad ke-20 dengan terbitnya 3 jilid Ahmad Ibn Hanbal). Contoh dari hujjah ini adalah:
karya tulis dua filsuf besar dari Inggris Alfred North
Whitehead dan Bertrand Arthur William Russell berjudul 1. Perintah sholat lima waktu
Principia Mathematica (1910-1913) dengan jumlah 1992 ‫فرض هللا على أمتي ليلة اإلسراء خمسين صالة فلم أزل أراجعه وأسأله‬
halaman. Karya tulis Russell-Whitehead Principia .‫التحقيق حتى صلها خمسا‬
Mathematica memberikan dorongan yang besar bagi
pertumbuhan logika simbolik. 2. Perintah puasa bulan Ramadhan
.‫فمن شهد منكم الشهر فليصمه‬
Di Indonesia pada mulanya logika tidak pernah
menjadi mata pelajaran pada perguruan-perguruan umum. 2. ‘Aqliyah (Argumentasi Rasional)
Pelajaran logika cuma dijumpai pada pesantren-pesantren Hujjah ‘Aqliyyah maksudnya keterangan, alasan,
Islam dan perguruan-perguruan Islam dengan bukti atau argumentasi yang berdasarkan pada hasil
mempergunakan buku-buku berbahasa Arab. Pada masa pemikiran manusia secara logis dan sistematis. Berfikir
sekarang ini logika di Indonesia sudah mulai berkembang seperti inilah yang kemudian menjadikan sebuah metode
sesuai perkembangan logika pada umumnya yang pengembangan ilmu sebagai salah satu bukti akan
mendasarkan pada perkembangan teori himpunan. berkembangnya konsep epistimologi dalam Islam. Hal ini
dapat dapat dibuktikan dengan cara memperlihatkan
bagaimana ilmu itu diturunkan kepada orang, dan untuk
C. HUJJAH DALAM ILMU MANTIK menjawab pertanyaan ini tidak bisa dengan hanya
Hujjah atau Hujjat (bahasa Arab: ‫ )الحجة‬adalah istilah melakukan observasi dan eksperimen saja, sebab untuk
yang banyak digunakan di dalam Al-Qur’an dan literatur memulai progam pengkajian, diperlukanlah hipotesis dan
Islam yang bermakna tanda, bukti, dalil, alasan atau untuk bisa sampai pada jumlah hipotesis diperlukanlah
argumentasi. Sehingga kata kerja “berhujjah” diartikan adanya proses berfikir dan berimajinasi yang intens,
sebagai “memberikan alasan-alasan”. Kadangkala sehingga dari hipotesis tersebut dapat dilakukan observasi
kata hujjah disinonimkan dengan kata burhan yaitu dan eksperimen untuk kemudian mendapatkan suatu hasil
argumentasi yang valid, sehingga dihasilkan kesimpulan penelitian atau penemuan-penemuan sekalipun hasil
yang dapat diyakini dan dipertanggungjawabkan akan akhirnya masih sangat terbatas. Dan hujjah ini dibagi
kebenarannya. Hujjah dalam bahasa artinya keterangan, menjadi 5, yaitu :
alasan, bukti, tanda, dalil, alasan atau argumentasi.
a. Khitabiyyah ( ‫ ) خﻄابية‬atau Argumentasi Retorical
Sedang dalam istilah ahli manthiqiy pengertian yaitu hujjah yang disusun dari muqodimah (premis-
hujjah dikonotasikan sama dengan pengertian menurut premis) yang dinisbatkan atau diatas namakan kepada
bahasa, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an: orang yang dianggap dipercaya. Contoh: diskusi tentang
ilmu apa yang lebih dahulu dipelajari utnuk memudahkan 2 itu setengah dari 4
pembelajaran ilmu-ilmu selanjutnya. 2. Musyahadah (Observasi)
Dloruriy Musyahadah ialah suatu premis yang
b. Syi’riyah ( ‫ ) شعرية‬/ (Argumentasi-Poetikal) yaitu validitas kebenarannya lnangsung bisa diyakini, lantaran
hujjah yang tersusun dari muqodimah (premis-premis) disaksikan langsung oleh pancaindra atau dengan
yang bisa menyenangkan hati. Contoh:Obat ini meskipun observasi langsung di lapangan. Contoh: Api itu bisa
pahit tetapi menyembuhkan . ucapan ini biasa di utarakan membakar
oleh seorang ayah kepada anaknya yang malas minum 3. Mujarrobat (Eksperimental)
obat. Dloruriy Mujaroobat ialah suatu premis yang
validitas kebenarannya bisa diyakini karena sudah
c. Jadaliyyah ( ‫( ) جدلية‬Argumentasi-Topikal) yaitu dilakukan eksperimen berulang-ulang. Contoh: STMJ itu
hujjah yang tersusun dari muqodimah (premis-premis) menambah stamina. Tembakau Deli itu bagus untuk
yang sudah terkenal dan diakui kebenarannya oleh orang cerutu
banyak atau yang biasanya dipakai untuk mematahkan 4. Mutawatiroh (Informatif)
argumentasi yang dikeluarkan oleh lawan diskusi atau Dloruriy Mutawatiroh ialah suatu premis yang
bahkan membuat orang awam tunduk kepadanya. Contoh validitas kebenarannya bisa diterima akal lantaran adanya
dalam bentuk qiyas: Syukron anti Pancasila berita yang diterima oleh banyak informan yang mana
Setiap yang anti Pancasila adalah anti ideologi negara tidak mungkin mereka bersepakat untuk membuat
Setiap yang anti ideologi negara adalah penghianat negara kebohongan publik.
Setiap penghianat negara adalah penghianat bangsa Contoh: Di Yogyakarta ada candi Borobudur. Di Jakarta
Setiap penghianat bangsa harus dihukum ada Monas dan Istana Negara.
Jadi: Syukron harus dihukum

d. Safsataniyah ( ‫) سفسﻄنية‬/(Argumentasi-Sufistik) yaitu 5. Hadatsiyyah (Sensasi Sensasional)


hujjah yang tersusun dari muqodimah (premis-premis) Dlorury Hadatsiyyah ialah suatu premis yang
yang seakan-akan benar tapi sebenarnya salah. Contoh : validitas kebenarannya bisa diyakini berdasarkan pada
seorang penjual berkata pada si pembeli bahwa barang ini adanya penemuan ilmiah yang solid. Contoh: Bumi itu
asli Karena itu harganya mahal padahal barang palsu. bulat. Matahari merupakan pusat tata surya.
6. Dloruriy wijdaniyyah atau mahsusiyyah (sufistik)
e. Burhaniyah ( ‫) برهانية‬/ (Argumentasi-Demontratif) Dloruriy wijdaniyyah ialah suatu premis
yaitu suatu hujjah yang tersusun dari muqodimah (muqoddam) yang validitas kebenarannya langsung bisa
yaqiniyat (premis-premis yang disertai fakta yang diyakini lantaran bisa dirasakan oleh perasaan atau indra
meyakinkan) yang bisa menghasilkan kesimpulan yang bathin. Contoh: Lapar itu karena belum makan.
meyakinkan pula.
B. Burhan Nadloriy (Kontemplatif)
Dari kelima argumentasi rasional logis tersebut,
yang bisa dipertanggungjawabkan validitas kebenarannya Nadlori dalam bahasa artinya melihat, menalar,
secara ilmiah hanyalah hujjah ‘aqliyyah burhaniyyah, memikirkan, atau mempertimbangkan. Artinya suatu
sebab argumentasi yang dipakainya terdiri dari premis- muqoddimah yang validitas kebenarannya bisa diyakini
premis yang bobot validitas kebenarannya sangat dengan cara berfikir panjang, sebab tidak dengan mudah
meyakinkan. Sedang premis-premis yang validitas premis-premis tersebut dipahami.
kebenarannya berbobot tersebut dapat diklasifikasikan Burhan Nadloriy dalam istilah manthiq adalah qodliyah
menjadi dua macam, yaitu: burhan dloruriy dan burhan atau muqoddimah-muqoddimah yang validitas
nadloriy. kebenarannya bisa diyakini dengan melalui pemikiran
yang panjang dengan berbagai pertimbangan. Contoh:
A. Burhan Dloruriy (Nacessarium-Demontratif) Rumah ini baru dibangun
Dan untuk meyakini validitas contoh di atas masih
Dloruriy dalam bahasa artinya sangat perlu atau membutuhkan pemikiran yang panjang dengan cara
sesuatu yang niscaya. Kemudian para ahli manthiq menyusun dua qiyas atau lebih, sehingga kesimpulan yang
mengartikan sama dengan kata badihiy yang artinya dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
terang, jelas atau pasti dan tidak memerlukan penjelasan - Rumah itu dibangun
yang artinya mudah dimengerti dan diyakini tanpa berfikir - Rumah itu berubah
panjang. Sedangkan menurut istilah ahli manthiq yang - Setiap yang berubah itu dibangun
dimaksud dengan burhan dloruriy adalah premis-premis Jadi: Rumah ini dibangun
yang validitas kebenarannya dapat diyakini dan dipercaya
secara mudah dan tentunya tanpa berfikir panjang.
Contoh: 1 + 1 = 2 . Faedah ilmu mantiq (‫) فائدته‬:
1 adalah setengah dari 2
2+2=4
Burhan dloruriy diklasifikasikan menjadi enam macam: ‫عصمة الذهن عن الخطء فى الفكر‬

1. Awwaliyyah (Introduction) Artinya: Menjaga kesalahan dalam berpikir.

Dloruriy Awwaliyyah ialah suatu premis yang Kata Imam Ghazali:


secara sepintas saja langsung bisa diyakini akan
kebenarannya. Contoh: 1 + 1 = 2
1. ‫ من ال معرفة له بعلم المنﻄق ال يوثق بعلمه‬Artinya:
Barangsiapa tidak tahu ilmu mantiq (ilmu
logika), maka tidak bisa dipercaya ilmunya.

Pertemuan 2

A. Ilmu “ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan)


orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan
masdar dari ‘alima – ya’lamu yang berarti tahu atau ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu
biasanya dipadankan dengan kata science, permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus
sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa dituntut oleh setiap muslim dengan hukum wajib (fardu),
Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka
juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini
konseptual mengacu paada makna yang sama.
Syech Zarnuji dalam kitab Ta’liimu AL Muta‘alim (t. t.
Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode :4) ketika menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. wajib bagi setiap muslim menyatakan :

Menurut Prof. KH. M Taib Thahir Abd. Mu’in, ilmu “Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap
adalah mengenal sesuatu yang belum dikenal. Menurut muslim dan muslimah menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang
Muhammad Nur Al-Ibrahim mengemukakan pengertian diwajibkan adalah menuntut ilmu perbuatan (‘ilmu AL
ilmu menurut ahli mantik sb : Pencapaian objek yang hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik ilmu adalah
belum diketahui dengan cara meyakini atau menduga Ilmu perbuaytan dan sebagus –bagus amal adalah
keadaannya bisa sesuai dengan realita atau sebaliknya. menjaga perbuatan”.
Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya
Menurut Islam, ilmu adalah sistem untuk memperoleh Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok
pengetahuan berdasarkan empirisme, eksperimen, dan yaitu 1). Ilmu Fardu a’in, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah,
naturalisme metodologis, serta merupakan tubuh
pengetahuan manusia yang terorganisir yang diperoleh kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu
dari penelitian. Banyak Muslim setuju bahwa tersebut sebagai berikut :
mencari/mempelajari ilmu adalah tindakan kebajikan
keagamaan, bahkan tugas kolektif komunitas Muslim. “Ilmu fardu a’in . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang
wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu
ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL
qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang fardu a’in “ (1979 : 82)
tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak
“Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat
memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut
ilmu. dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi “
(1979 : 84)
Didalam Al qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di
gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan
Islam sebagaimana tercermin dari AL qur’an sangat oleh Ibnu Khaldun yang membagi kelompok ilmu ke
kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu,
sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam dalam dua kelompok yaitu :
sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi 1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia,
Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ;
‘’Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir.
lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu 2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).
(sains), Al quran dan Al –sunah mengajak kaum muslim
untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta bila kita lihat pengelompokan di atas ,
menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah ,
derajat tinggi’’
ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;’an surat dan 2). Ilmu naqliyah.
AL Mujadalah ayat 11 yang artinya: Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan
:
“Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan Para pakar mantiq membagi ilmu sebagai berikut:
falsafah. Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat
1. Tashawwur
manusia karena alam berpikirnya, yang dengan indra—
indra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada objek- Tashawwur, yaitu memahami sesuatu tanpa mengenaka
objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan (meletakkan) sesuatu (sifat) yang lain kepadanya, seperti
memahami kata Husein, manusia, kerbau, rumah, gunung
aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan dan sebagainya. Tashawwur juga bisa diartikan dengan
penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang mengetahui hakikat-hakikat objek tunggal dengan tidak
menyertakan penetapan kepadanya atau meniadakan
benar dan yang salah, sesuai dengan kedudukannya penetapan drinya.[5]
sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional
(naqli dan wadl’i. Ilmu itu secara keseluruhannya 2. Tasdhiq

disandarkan kepada berita dari pembuat konvensi syara Tasdhiq, yaitu memahami hubungan antara dua kata, atau
“ (Nurcholis Madjid, 1984 : 310) menempatkan sesuatu (kata) atas sesuatu (kata) yang lain.
Ketika anda memahami Husein tanpa menetapkan sesuatu
yang lain kepadanya maka ilmu anda mengenai Husein itu
Ilmu pengetahuan merupakan cara untuk menghasilkan Tashawwur. Tetapi, ketika anda mengatakan Husein sakit,
dan menguji kebenaran pernyataan mengenai berbagai berarti anda memahaminya dengan menetapkan
peristiwa yang terjadi di dunia pengalaman manusia. (meletakkan) sakit kepada Husein. Pemahaman anda pada
waktu itu sudah berpindah dari Tashawwur kepada
Paling tidak ada empat cara untuk menghasilkan dan Tashdiq.
menguji kebenaran pernyataan empiris, yaitu:
Ilmu Tashawwur dan Tashdiq masing-masing dibagi
1) Otoriter, pencapai pengetahuan yang berbobot menjadi dua, yaitu Badihi dan Nazhari.
(ketua adat, uskup, raja, dll).
2) Mistik, sebagian dihubungkan dengan cara otoriter a. Badihi
seperti para wali, pelantara, dewa-dewa, dll.
Otoriter lebih berorientasi bagaimana sosial Pemahaman tentang sesuatu yang tidak memerlukan
sedangkan mistik bersumber dari bribadi pemakai. pikiran atau penalaran, seperti mengetahui diri merasa
3) Logika Rasional, sejalan dengan pemikiran sosial. lapar karena terlambat makan; mangetahui diri merasa
4) Cara Ilmiah, menggabungkan suatu kepercayaan dingin karena tidak memakai jaket, mengetahui satu
terhadap akibat yang diamati. adalah setengah dari dua, dan semacamnya.

Ilmu menurut para pakar Mantiq, adalah mengerti dengan b. Nazhari


yakin atau mendekati yakin (zhan) mengenai sesuatu yang
belum diketahui, baik paham itu sesuai dengan realita
maupun tidak Pemahaman (Ilmu) yang memerlukan pemikiran,
penalaran atau pembahasan, seperti ilmu tentang
matematika, gas bumi, kimia, teknologi radio, televisi,
Contoh: komputer dal semacamnya. Demikian juga halnya dengan
ilmu pengetahuan tentang alam sebagai sesuatu yang
Anda, ketika berada dalam sinar cahaya bulan yang baharu yang harus ada penciptanya, termasuk ilmu
samara-samar, kebetulan melihat baying-bayang hitam pngetahuan tentang alam kubur dan kebangkitan di hari
setinggi manusia. Anda lantas memahami bahwa bayang- akhirat.
bayang itu adalah bayangan manusia dan anda yakin akan
paham anda itu. Kebetulan, ternyata bahwa bayang-
bayang itu adalah benar bayangan manusia. Pemahaman
anda itu merupakan lmu yang yakin dan sesuai dengan
realitas (ilmu yaqini muthabiq lil-waqi’) akan tetapi, jika
anda mempunyai pengertian yang mendekati yakin (zhan)
bahwa bayang-bayang itu adalah bayangan
manusia.Kebetulan, ternyata bahwa bayang-bayang itu
adalah benar bayangan manusia. Maka pengertian anda itu
merupakan ilmu yang mendekati yakin (zhan) dan sesuai
dengan realitas (ilmun zhanni muthabiq lil-waqi’).

Sebaliknya dari contoh diata, ada Ilmun yaqimi ghairu


muthabiq lil-waqi’ dan Ilmun zhanni ghairu mhuntabiq lil-
waqi’.

Pembagian Ilmu Menurut Para Pakar Mantiq


PERTEMUAN 3

Memahami sesuatu dari sesuatu yang lain

P
Al Madhul e Al-Dall
m
a
h
a
m
a
n
Petunjuk/Penerang

Lafziyah (Kata/Suara Ghairu Lafziyah

Thaliyah (Petunjuk Alami : Tertawa)

Aqliyah (dibentuk Akal: Teriakan)

Wadh’iyah (Petunjuk Benda: Pisang)

Muthabaqiyah (Makna Lengkap : Rumah)


Tadhammuniyah (Makna bagian : Perbaiki rumah)
Iltizamiyah (bermakna tapi terikat : perbaiki atap rumah
yang runtuh
DILALAH Dilalah ghairu lafzhiyah adalah petunjuk yang bukan

A. DEFINISI DILALAH berupa kata-kata atau suara.

Dilalah , dari segi bahasa berarti daala-yadulu- Dilalah Ghairu Lafdziyah terbagi menjadi tiga

dilalah (petunjuk atau yang menunjukan). Dilâlah macam:

(penanda) dari sisi etimologi adalah al-Hidâyah a. Dilalah Ghairu Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu

(petunjuk). ‫ما كان الدال فيهاعقال‬

Dilaalh menurut istilah, proses pencarian makna Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata-kata atau

dari al-dâl (penunjuk) kepada al-madlûl (objek yang suara yang berupa pemahaman

ditunjuk). melalui akal pikiran (rasional).

Contoh : a. Adanya asap di balik bukit, berarti ada api Contoh:

dibawahnya. Hilangnya barang-barang di rumah menjadi

Dalam hal ini asap dilalah adanya pencuri yang mengambil.

disebut dal atau dalil (yang menunjukan atau Petunjuk. b. Dilalah Ghairu Lafzhiyah

Sedangkan api disebut madlul (yang ditunjuk Thabi’iyah, yaitu

atau yang diterangkan). ‫ما كان الدال فيها عرضا طبيعيا‬

b. Terdengar raungan harimau di suatu semak Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata atau suara

adalah dilalah (petunjuk atau tanda) bahwa yang berupa sifat alami atau

adanya harimau di dalam semak tersebut. Suara spontanitas (tanpa berpikir dahulu).

raungan harimau Contoh:

disebut dal atau dalil (yang menunjukan Menutup hidung menjadi dilalah bagi

atau petunjuk), sedangkan adanya menghindarkan bau kentut dan

harimau disebut madlul (yang ditunjuk atau malu.

yang diterangkan). c. Dilalah Ghairu Lafzhiyah Wadh’iyah

Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata atau suara

B. MACAM-MACAM DILALAH yang dengan sengaja dibuat oleh manusia untuk

‫ وإلى لفظ‬،‫والدال ينقسم إلى غير لفظ‬ suatu isyarat atau tanda berdasarkan kesepakatan.

Dilalah / Dalalah terbagi menjadi dua macam yaitu Maksudnya yang menentukan bukanlah akal dan

Dilalah ghoiru lafdziyah dan Dilalah bukan tabiat manusia, tetapi memang sengaja dibuat

Lafdziyah . oleh sekelompok manusia.

1. Dilalah Ghairu Lafzhiyah Contoh:

‫ماكان الدال فيها غير لفظ او صوت‬


Bendera kuning dipasang di depan rumah orang Orang Sumbawa, misalnya sepakat menetapkan

Indonesia pada umumnya, menggambarkan kata “berang” menjadi dilalah bagi Sungai.

adanya keluarga yang meninggal.

Dilalah (tanda) yang menjadi obyek pembahasan dalam

2. Dilalah Lafzhiyah ilmu mantiq adalah Dilalah

‫كان الدال فيها لفظا او صوتاما‬ Lafzhiyah Wadh’iyyah (tanda yang berbentuk kata yang

Dilalah lafzhiyah adalah Petunjuk yang berupa kata bersifat penetapan).

atau suara. Dilalah ini terbagi menjadi tiga bagian :

· a. Dilalah Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu


MACAM-MACAM DILALAH LAFDZIYAH
‫ما كان الدال فيها عقال‬
WADH’IYAH
Dilalah (petunjuk) yang dilalah (tanda) yang
Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah dibagi menjadi tiga:
berdasarkan akal pikiran (rasional).
1. Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah
Contoh:
Muthabaqiyah, yaitu
Suara teriakan ‘Maling’ di sebuah rumah menjadi
‫داللة اللفظ على تمام معناه الموضوع له‬
dilalah bagi adanya maling yang sedang melakukan
Dilalah lafadz (petunjuk kata) pada
pencurian.
makna secara keseluruhan.
·
Contoh:
b. Dilalah Lafzhiyah Thab’iyah, yaitu
Kata rumah memberi petunjuk (Dilalah) kepada
. ‫ما كان الدال فيها عرضا طبيعيا‬
bangunan lengkap yang bisa dijadikan tempat
Dilalah (tanda) yang besifat alamiah atau pembawaan.
tinggal yang nyaman. Jika anda menyuruh seorang
Contoh :
tukang membuat rumah, maka yang dimaksudkan
Suara “aduh” (rintian) menunjukkan rasa sakit .
adalah rumah secara keseluruhan , bukan hanya

dindingnya atau atapnya saja.


· c. Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah, yaitu

‫ما كان الدال فيها وضعا اصﻄالحا‬


2. Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah
Dilalah (petunjuk) yang berupa kata yang
Tadhammuniyah, yaitu
ditunjukkan untuk suatu makna tertentu.
‫داللة اللفظ على جزء معناه الموضوء له‬
Dan dengan sengaja dibuat oleh manusia untuk
Dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada bagian-bagian
suatu isyarat atau tanda (apa saja) berdasarkan
maknanya, artinya hanya sebagian dari lafadz
kesepakatan bersama.
saja,bukan secara keseluruhan.
Contoh:
Contoh: maknanya, tetapi terikat amat erat terhadap makna

Jika anda, misalnya menyuruh tukang memperbaiki yang dikandungnya.

rumah maka yang anda Contoh: Seorang anak bertanya pada ibunya : “Bu,

maksudkan bukanlah seluruh rumah, tetapi bagian- sambal itu apa?”

bagiannya yang rusak saja. Ibunya menjawab : “sambal Itu suatu

yang pedas yang menambah

3. Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Iltizamiyah, yaitu Keterangan : enaknya makanan. “kata sambal”

‫داللة اللفظ على شيء خارج عن معناه الزم له‬ diartikan “pedas” itu kurang tepat dengan keadaan

Dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada sesuatu yang yang sebenarnya, karena semua bahan tercampur

di luar makna lafadz yang disebutkan, yang disana. Tapi pedas itu pasti ada pada sambal.

merupakan keharusan bagi sesuatu tersebut.Dapat

juga dikatakan sesuatu di luar kandungan

PERTEMUAN 4

LAFAZH ilaih. Contohnya : ‫عبد‬


Pengertian ‫(هللا‬Abdullah), ‫(ابو هرير‬Abu Hurairah) tidak
Lafadz dalam bahasa arab, adalah kata-kata diartikan bapak kucing, tetapi nama seseorang
dalam bahasa Indonesia. Lafadz adalah satu nama bernama Abu Hurairah.
yang diberikan pada rangkaian huruf abjad atau d. Lafazh yang mempunyai bagian-bagian yang
susunan beberapa huruf yg mempunyai arti. Jika masing masing mempunyai arti sendiri.
lafadz tidak mempunyai arti maka rangkaian huruf Contoh : ٌ‫ نَاطِ ق َحيَ َوان‬masing – masing kata ini
itu tidak dapat disebut sebagai lafadz. mengandung arti sendiri yaitu, tetapi yang
Pembagian Lafazh dimaksudkan adalah satu yaitu Insan.
1. lafazh Mufrad ( ‫)مفرد‬
Lafazh mufrad terdiri dari dua kata yaitu,
Pembagian Lafazh Mufrad
lafazh dan Mufrad. lafazh artinya kata-kata, 1. Isim ; adalah lafazh (kata-kata) yang mempunyai
sedangkan Mufrad artinya satu kata. Dlam istilah arti sendiri tanpa terikat dengan waktu, seperti:
ilmu mantiq, lafazh adalah kata-kata yang tidak masjid, madrasah, rumah, gunung dan sebagainya.
mempunyai bagian yang masing-masing bagian itu 2. Fi’il adalah lafazh (kata-kata) yang mempunyai
menunjuk kepada makna yang dikandungnya artis sendiri yang terikat dengan waktu. Seperti :
sendiri. dzahaba =sudah pergi, Yadzhabu = sedang pergi dll.
Berdasarkan bagian-bagian katanya lafazh 3. Adat adalah (menurut ilmu Nahwu) = harf seperti
mufrad terbagi : Bi, Min, wa, ila dll.
Pembagian Isim
a. Lafazh yang tidak mempunyai suku kata sama Dilihat dari segi Mafhum (konsep yang
sekali, misalnya lafazh yang terdiri dari satu dikandungnya), isim terbagi ;
huruf. Contoh Wa artinya dan (bahasa Arab). 1. Kulli (isim kulli) adalah lafazh mufrad yg ketika
U artinya kelapa (bahasa Aceh). I artinya air disebutkan lantas menunjukkan kepada semua arti
(bahasa Aceh). Wa artinya dan (bahasa Arab) atau maknanya. Contoh : Ketika menyebutkan Nahr
b. Lafazh yang mempunyai bagian kata (huruf), (sungai), maka semua sungai terkena Nahr. Ketika
tetapi jika dipisahkan, bagian itu tidak menyebut rumah, maka semua rumah terkena oleh
mempunyai arti sama sekali. Contoh : Huruf kata rumah tersebut.
Sho pada lafazh Shomadun (bahasa Arab). 2. Juz’i (isim juz’i) adalah lafazh mufrad yg ketika
Huruf Ba pada lafazh Baabun (bahasa Arab) disebutkan lantas menunjukkan kpd satu bagian saja
dari kesluruhan makna yg terkandung oleh lafzh
c. Lafazh yang mempunyai bagian kata dan kulli. Contoh ketika menyebut Nahr maka semua
masing-masing bagian itu mempunyai arti sungai akan terkena nahr di dalamnya. tetapi ketika
sendiri. Rangkaian kata seperti ini dalam menyebut Nahr Nil, maka kata ini akan berubah
bahasa Arab disebut Mudhaf dan Mudhaf menjadi Juz’i, karena yg terkena hanya satu bagian
saja.
• Ahmad adalah Bapak Guru MI Safinatun Najah
Pembagian Kulli dan Juz’i Gedung MAN Tlogo
Kulli dan Juz’i dilihat dari pengertiannya :
 Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum) 2. Lafazh Murakkab Naqish, adalah rangkaian
atas sesuatu secara menyeluruh. Contoh : Orang kata yang belum memberikan pengertian efektif
kampung itu memindahkan sebuah rumah. atau sempurna (kalimat gantung). Contoh :
maksudnya bahwa smua orang kampung itu secara – Orang sombong itu
masing-masing memindahkan seluruh isi rumah. – Seorang pemulung
Ada yang membawa piring, lemari dan lain-lain. – Pujaan hati
 Kulliyat artinya menetapkan suatu ketentuan atas
sesuatu secara satu persatu. Contoh : Orang Pembagian Murakab Tam
kampung itu memindahkan sebuah rumah. 1. Murakkab Khabari, adalah murakkab tam yang
Maksudnya semua orang kampung itu (kulli) secara isinya mungkin benar dan mungkin juga salah
bersam-sama memindahkan sebuah rumah, bukan (mengandung keraguan). Contoh :
bagian-bagiannya. – Nanas itu sejenis buah-buahan
Juz’i dan Juz’iyat – Presiden AS datang ke Indonesia
 Juz’i artinya menetapkan sesuatu ketentuan 2. Murakkab Insya’i, adalah murakkab tam yang
(hukum) atas sebagian secara keseluruhan dari yg tidak mungkin benar dan tidak mungkin pula salah.
sebagian itu. Contoh : sebagian orang kampung itu Contoh :
mengangkat lemari besar dari sebuah gedung. – Pergilah ke luar negeri untuk menambah
Maksudnya sebagian orang kampung secar pengalaman (amr).
bersama-sama mengangkat sebuah lemari besar dari – Jangan lekas putus asa dalam menghadapi
sebuah gedung. lenyataan (nahyi).
 Juz’iyat artinya menetapkan sesuatu ketentuan – Apakah anda telah melaksanakan kewajiban
(hukum) atas sebagian secara masing-masing dari dengan baik (istifham).
yg sebagian itu. Contoh : sebagian orang kampung
itu masing-masing memindahkan isi lemari besar Mafhum dan Mashadaq
dari sebuah gedung. Maksudnya sebagian orang  Pengertian lafazh kulli selalu memberi dua dilalah
kampung secara bersama-sama mengangkat sebuah (petunjuk). Dilalah pertama menunjuk kepada
lemari besar dari sebuah gedung. konsep atau pengertian dan dilalah kedua menunjuk
Bagian Isim kepada yang terkena atau yg dikenai konsep atau
 Muhashal adalah lafazh mufrad yang menunjuk pengertian tadi.
kepada suatu benda yang ada atau suatu sifat yang Lafazh insan, misalnya, memberi dua dilalah.
ada. Contoh : 1) Kota, sungai, neraka, surga. (suatu Pertama, adalah dilalah konsep atau pengertiannya,
yang ada) 2) Alot, dermawan, sombong. (sifat yang yaitu bahwa insan adlh hayawanun natiq. Dilalah
ada) yg pertama ini dlm ilmu mantiq disebut mafhum.
 Ma’dul adalah Lafazh mufrad yang menunjuk Kedua dilalah kpd diri insan atau yg terkena oleh
kepada ketidakadaan sesuatu atau ketidakadaan lafazh insan, yaitu manusia yg sudah milyaran di
sifat (kebalikan Muhashal). Contoh : 1) Bukan kota, permukaan bumi. Dilalah yg kedua ini dlm ilmu
bukan Jakarta, tidak neraka (ketidakadaan benda) ; mantik disebut al mashadaq (benda yg ada dlm
2) Tidak pelit, tidak sombong, tidak jujur realita yg dikenai lafadz).
(ketidakadaan sifat)  Semakin betambah mafhum (konsep) lafazh kulli
 ‘Adami adalah lafazh mufrad yang menunjuk semakin sedikit memberi al-mashadaqnya.
kepada ketidakadaan sifat yang lazimnya ada. Sebaliknya, semakin sedikit penambahan mafhum
Contoh : 1) Buta menunjuk kepada pengertian tidak kepada lafazh kulli semakin banyak mashadaq-nya.
melihat, padahal melihat adalah suatu sifat yang Perbandingan Antara Lafadz Kulli dengan
lazimnya ada pada manusia ataupun hewan ; 2) Tuli Artinya
menunjuk kepada pengertian tidak mendengar, 1. Lafazh Mutawathi’. adalah lafazh kulli yg
padahal mendengar adalah salah satu sifat yang mempunyai makna banyak atau mafhum-nya satu
lazimnya ada pada hewan dan manusia. mashadaq-nya banyak. Contoh : Insan, Hewan,
tumbuh-tumbuhan
2. Lafazh Murakkab (‫)مركب‬ Lafazh insan mempunyai makna : Hindun,
Lafazh murakkab terdiri dari dua kata yaitu Fathimah,Maimun, Malin, Agung, Karsum, Iyan,
Lafazh dan Murakkab. Lafzah artinya kata-kata dan dan lain-lainnya. Hakikat dari nama-nama itu sama
murakkab artinya disusun atau dirangkai. Jadi, dalam hal manusia. Mereka hanya berada dalam
lafazh murakkab artinya kata-kata yang disusun jenis dan sifat-sifat saja. Demikian juga lafazh
atau dirangkai baik dari 2, 3, 4, ataupun lebih dari hewan, dapat mengandung arti kambing, unta, sapi,
itu. burung, dan lain-lain. Lafazh tumbuh-tumbuhan
Pembagian Lafazh Murakkab dapat berupa sawi, kurma, anggur, wortel, kacang,
1. Lafazh Murakkab Tam, adalah kata-kata yang dan lain-lain.
dirangkai atau disusun sedemikian rupa sehingga 2. Lafazh Musyakkik, adalah lafazh kuli yang
memberi pengertian yang lengkap. Dalam bahasa kualitas artinya berbeda. Artinya, lafazh musyakkik
Indonesia, murakkab tam disebut kalimat efektif itu satu, tetapi kualitasnya berbeda. Contoh : Putih,
atau kalimat sempurna. Contoh : tinggi, besar.
• Drs. H. Humam adalah Bapak Dosen Ilmu Lafazh putih mempunyai arti bisa sangat
Pendidikan Islam STIT al-Muslihuun Tlogo Blitar. putih, kurang putih, sedikit putih, atau putih sedang.
Lafazh tinggi bisa sangat tinggi, kurang tinggi, dan
seterusnya. Demikian juga halnya dengan lafazh hewan yang dapat berpikir. Hewan adalah jins qarib
besar, bisa sangat besar, kurang besar, dan (dekat) kepada insan karena tidak ada lagi jins di
seterusnya. bawahnya. Artinya, di bawah hewan tidak ada lagi
3. Lafazh Mutabayyin (sama dengan lafazh kulli yang terkategori jins, kecuali insan yang
perbandingan tabayun) adalah dua lafazh yang terkategori nau’. sedang dapat berpikir adalh fashl.
bacaanya berbeda dan artinya berlainan. Contoh : b. Ta’rif had naqish adalah ta’rif yang : (1)
– Insan, Ardh, sama’ (bahasa Arab : manusia, menggunakan jins ba’id dan fashl, atau (2)
binatang, langit) menggunakan fashl qarib saja. Contoh (1) : Insan
– Kuda, kambing, rambutan, kelapa, (bahasa adalah jism (tubuh) yang dapat berfikir. jism adalah
Indonesia) jins ba’id bagi insan dan dapat berfikir adalah fashl
Lafazh-lafazh itu memperlihatkan perbedaan dari baginya.
segi mafhum dan mashadaq-nya. Dengan kata lain Contoh (2) : Insan adalah yang dapat
lafazhnya berbeda dan artinya pun berlainan. berpikir (tanpa menyebutkan jins).
Lafazh jenis ini adalah yang terbanyak 2. Ta’rif Rasm, adalah ta’rif yang menggunakan jins
4. Lafazh Muradif (sama dengan dan ‘irdhi khas. Contoh : Insan adalah hewan yang
perbandingan taraduf) adalah dua kata atau lebih bisa tertawa. Hewan adalah jins dan tertawa adalah
lafazh yang berbeda, tetapi mengandung arti ‘irdhi khas (sifat khusus) manusia.
sama. Contoh :
– Nar dengan Sa’ir (neraka) Ta’rif rasm terbagi ke dalam dua bagian
– Jannah dengan ‘Addn (surga) a. Ta’rif rasm tam adalah ta’rif definisi yang
– Arloji dengan Jam Tangan menggunakan lafazh jins qarib dan fashl. Contoh :
5. Lafazh Musytarak, adalah lafazh kulli yang Insan adalah insan yang dapat tertawa. Hewan
mempunyai lebih dari satu arti. Contoh : adalah jins qarib bagi insan. Sedangkan tertawa
– ‘Ain, nar, jannah (bahasa Arab) adalah ‘irdhi khas baginya.
– Lagu, saran, ribut (bahasa Indonesia ) b. Ta’rif rasm naqish adalah ta’rif yang menggunakan
‘Ain (bahasa Arab) bisa mengandung arti (1) lafazh jins ba’id dengan ‘irdhi khas, atau (2)
mata dan mata air. Nar bisa mengandung arti api dan menggunakan lafazh ‘irdhi khas saja.
neraka. Jannah bisa mengandung arti kebun dan – Contoh (1): Insan adalah jisim yang bisa ketawa.
syurga. – Contoh (2): Insan adalah yang ketawa
Lagu (bahasa Indonesia) bisa mengandung 3. Ta’rif dengan Lafadz, adalah ta’rif yang
arti ragam suara, nyanyi, tigkah laku. menggunakan lafazh lain yang sama artinya saja.
Saran (bahasa Indonesia)bisa mengandung Contoh : Tepung adalah terigu Insan adalah
arti pendapat, anjuran, propaganda. manusia
Ribut (bahasa Indonesia) bisa mengandung 4. Ta’rif dengan Mitsal, adalah ta’rif dengan
arti sibuk, gaduh, kencang. memberikan contoh (mitsal). Contoh : Lafazh kulli
adalah insan. Lafazh juz’i adalah seperti
Muhammad, Karsum, Agung, Kosraman
TA’RIF Syarat-syarat Ta’rif
Pengertian Ta’rif menjadi benar dan dapat diterima, jika
 secara lughawi berarti memperkenalkan, syarat-syaratnya terpenuhi :
memberitahukan sampai jelas dan terang mengenai • Ta’rif harus jami’ mani’ : ta’rif tidak boleh lebih
sesuatu. umum atau lebih khusus dari yang
 Dlm ilmu mantiq, ta’rif adalah teknik menerangkan dita’rifkan. Contoh : manusia adalah hewan yg
baik dengan tulisan maupun lisan, yang dengannya dapat membaca
diperoleh pemahaman yang jelas tentang sesuatu • Ta’rif harus lebih jelas dan mudah diterima akal.
yang diterangkan/diperkenalkan. Jadi ta’rif tidak boleh sama samarnya atau lebih
 Dalam bahasa Indonesia, ta’rif tersebut dapat samar dari yang dita’rifkan. Contoh : Mertua adalah
diungkapkan dengan perbatasan atau difinisi. nenek dari anak isteri
 Dalam ilmi mantiq, ta’rif berperan amat besar, • Ta’rif harus sama pengertiannya dengan yang
karena istidlal (penarikan kesimpulan) yang dita’rifkan.
merupakan tujuannya yang paling fundamental, • Ta’rif tidak boleh berputar-putar (daur)
tergantung amat erat kepada jelasnya ta’rif lafazh • Ta’rif tidak boleh memakai kata-kata majaz
yang dipakai untuk menyusun qadhiyah-qadhiyah (kiasan atau metaforik). Contoh : Pahlawan adalah
(kalimat-kalimat) yang darinya ditarik natijah singa yang gugur. Menta’rifi ulama dengan
(kesimpulan). Jika ta’rif lafaz tidak jelas, maka samudra.
kesimpulan yang dihasilkan mungkin sekali keliru • Tidak boleh mengandung lafadz yang ghaib
atau salah. • Tidak boleh menyalahi aturan bahasa
Pembagian Ta’rif • Ta’rif tidak boleh menggunakan kata-kata
1. Ta’rif Had, adalah ta’rif yang menggunakan musytarak (mempunyai lebih dari satu arti). Contoh
rangkaian lafazh kulli jins dan fashl. Contoh : : Arloji adalah pukul yang dipakai di tangan . Pukul
Insan adalah hewan yang berfikir. dalam ta’rif tersebut mempunyai dua arti, yaitu jam
Hewan adalah jins dan berpikir adalah fashl bagi dan pukulan. Oleh karenanya, ta’rif itu tidak benar.
manusia. Ia akan menjadi benar jika disempurnakan dengan
qarinah, yang memberi petunjuk kepada makna
Ta’rif had terbagi ke dalam dua bagian : yang dimaksudkan. Contoh : Arloji adalah pukul
a. Ta’rif had tam adalah ta’rif dengan menggunakan yang dipakai di tangan untuk mengetahui waktu
lafazh jins qarib dan fashl. Contoh : Insan adalah (pukul berapa sekarang ?).

Anda mungkin juga menyukai