Anda di halaman 1dari 3

Konsep dan Sejarah Perkembangan Logika 

Pada diskusi minggu pertama ini, silahkan Anda simak terlebih dahulu materi Inisiasi
1 tentang: Konsep dan Sejarah Perkembangan Logika. Selanjutnya Anda jawab dan
diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Jelaskan konsep tentang ilmu pengetahuan Logika?

2. Jelaskan perkembangan ilmu pengetahuan Logika?

Jawaban Anda harus merujuk pendapat ahli ilmu pengetahuan Logika. 

Silahkan diskusikan,

Tutor

1. Logika berasal dari kata Yunani "logos" yang berarati "kata", "uraian pikiran", atau "teori". Secara
etimologis diartikan sebagai "ilmu tentang uraian pikiran". Logika merupakan cabang filsafat yang
bersifat praktis berpangkal pada penalaran, seklaigus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu.
Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan ilmu maka logika merupakan "jembatan penghubung" antara
filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan "teori tentang penyimpulan yang sah"
atau juga didefinisikan "sistem penalaran yang menelaah tentang prinsip-prinsip penyimpulan yang
sah".

2. Logika pertama kali dipelajari dan dikembangkan oleh ahli pikir Yunani yang bersifat tradisional atau
penalarannya bersifat selogistik, sebagai suatu teori kemudian masuk ke Arab pada zaman Islam yang
dikenal dengan ilmu mantiq. Di Indonesia logika pertama kali masuk yang dibawa oleh orang-orang Arab
yang kemudian dipelajari di pesantren-pesantren atau madrasah-madrasah. Penyusun logika pertama
adalah Aristoteles (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir guna memelihara
jalan pikiran dari setiap kesalahan. Mengenai logika Aristoteles membuat karya tulis yang terdiri dari
enam bagian, yaitu:

- Categoriae, berisikan pembahasan tentang cara menguraikan sesuatu objek dari sepuluh kategori
(pengertian umum).

- De Interpretatione, berisikan pembahasan bentuk-bentuk pernyataan dan penyimpulan langsung,


bagian ini biasa disebut Perihermenias.
- Analytica Priora, berisikan pembahasan tentang bentuk-bentuk silogisme atau susunan pikir yang
dipergunakan dalam penalaran.

- Analytica Posteriora, berisikan pembahasan tentang pelaksanaan dan penerapan pemikiran selogistik
dalam pembuktian ilmiah.

- Topica, berisikan pembahasan tentang perbincangan yang berdasarkan pada premis-premis yang boleh
jadi benar.

- Sophistici Elenchi, berisikan pembahasan tentang sifat dasar dan penggolongan sesat pikir.

Pada perkembangan logika di Yunani terdapat para ahli selain Aristoteles seperti Theoprastus, Kaum
Stoik dan Megaria, dan Porphyrius.

Pada perkembangan zaman Islam terdapat penyalinan-penyalinan logika sehingga pada masa itu Islam
mengalami zaman gemilang pada dua pusat, Bagdad di Timur dan Cordova di Barat. Penyalinan pertama
mengenai logika dilakukan oleh Johana bin Patrik (lahir 815 M) bernama Kategori karangan Aristo
(Maqulatul-Asyarat li-Aristu). Kemudian penyalinan terus dilakukan seperti oleh Ibnu Sikkit Jakub Al-
Nahwi (803-859 M), Jakub bin Ishak Al-Kindi (791-863 M), Ishak bin Hunain (meninggal 911 M), Said bin
Jakub Al-Dimsyiki (meninggal 914 M), Abubisyri Matta Al-Mantiqi (meninggal 940 M). Penyalinan pada
saat itu masih memiliki kelemahan yang kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Abu-Nasar
Muhammad bin Muhammad bin Ozluq bin Thurchan Al-Farabi (873-950 M). AL-Farabi menyalin seluruh
karya tulis Aristoteles dan membaginya dalam bidang logika menjadi empat buku, yaitu:

- Kutubuk Manthiqil-Tsamaniyat,

- Muqaddamat Isaquji allati wadha'aha Purpurius,

- Risalat fil-Manthiqi, al-qaulu fi Syaraitil-yaqini,

- Risalat fil-Qias, fushulun yuhtaiju ilaiha fi Shina'atil-manthiqi.

Peter Abelard (10790-1142 M) adalah orang yang pertama di Eropa menghidupkan kembali logika pada
perguruan tinggi yang dibangunnya di kota Paris. Dengan ditemukannya naskah-naskah tua peninggalan
Cicero tentang Topica dan komentar Apuleus tentang Perihermenias dan buah tangan Boethius tentang
De Syllogismo Hypothetico dan De Syllogismo Categorico dan sebuah komentar tentang De
Interpretatione yang kemudian disebut dengan Ars Vetus atau Logika Tua. Berkembangnya logika di
barat terjadi pada abad ke -13 ketika penyalinan himpunan komentar Ibnu Rasyid (Averroes) mengenai
logika secara serentak diedarkan di kota Paris dan kota Oxford. Keseluruhan himpunan pada masa itu
disebut dengan Ars Nova atau Logika Baru. Kemunduran logika juga terjadi pada abad ke -14 yang
dipengaruhi oleh kaum Scholastik, akibatnya banyak perdebatan mengenai hal-hal yang tidak berarti
antara kamu Nominalis dan kaum Realis sehingga logika kehilangan jiwanya yang dinamik. Hingga pada
tahun 1662 Antoine Arnauld dan Pierre Nicole yang dibantu oleh beberapa penulis lainnya menerbitkan
sebuah buku yang berjudul La Logique ou I'art de Pencer. Dengan adanya buku tersebut membawa
kesegaran baru dalam pelajaran logika kembali yang dimana para penulis tersebut berasal dari golongan
Port Royal.

Logika terus mengalami perkembangan hingga pada abad ke-19 muncul satu cabang baru yang disebut
dengan Logika-Simbolik. Pencetus dari logika-simbolik adalah Leibniz yang mengusulkan program
pembaruan dalam ilmu logika, program ini menghasilkan dua program yaitu, Characteristica universalis
(bahasa semesta) dan Calculus ratiocinator (disebut juga logica mathematica).

Sumber: ISIP4211/3SKS/MODUL 1-9

Anda mungkin juga menyukai