Anda di halaman 1dari 10

Adesblog Al-attas

Senin, 18 Februari 2013

FILSAFAT LOGIKA (SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT)

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala kemudahan sehingga
pembuat makalah dapat menyelesaikan makalah filsafat tentang logika dengan mudah dan
lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang logika dan peranannya di filsafat.
Pembahasan makalah ini meliputi sejarah logika filsafat, pengertian logika, macam-macam
logika, logika sebagai cabang fisafat, dan kegunaan logika.

Makalah ini disusun secara sistematis tentang logika filsafat dengan tujuan melengkapi
tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai logika filsafat bagi
mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.

pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaik-
baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata pepatah tak ada gading yang
tak patah. Semua yang ada dibumi ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna itu adalah
kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun
dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Amin
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis,
argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan
tidak logis adalah sebaliknya.

Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat
dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem
yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap
logika.

Sebagai suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari pemikir-pemikir
Yunani yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam perkembangannya, logika telah
menarik minat dan dipelajari secara luas oleh para filosof. Logika juga menarik minat filosof-
filosof muslim sehingga menjadi pembahasan yang menarik dalam masalah agama.

Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam
bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran
dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum
dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.

Banyak permasalah dihadapan kita yang dapat kita cari solusinya dengan cara menggunakan
logika. Tetapi tidak semua masalah dapat kita selesaikan dengan menggunakan logika. Apaka
sah jika semua permasalahan dalam hidup ini kita selesaikan dengan menggunakan logika?

Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan
harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B. Rumusan Masalah

Logika adalah salah salah satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam
memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga menimbulkan
beberapa pertanyaan sebagai berikut :

Apakah arti dari logika sebagai salah satu cabang dalam filsafat?

Bagaimana sejarah terlahirnya logika dalam filsafat?

Apa macam-macam dari logika?

Apakah fungsi logika dalam filsafat ilmu?

Apakah kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari?

PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika Dalam Kehidupan Sehari-hari

Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu (Logos) yang artinya hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara singkat, logika
berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai
logika Epiteme (Latin: logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan
rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus,
tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam
tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh
karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan,
silogisme.
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya
penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau
dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada
pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui
(Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.

Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran


dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang praktis. Dalam
proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan
pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang
berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran
logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang
sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut dapat
menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.

B. Sejarah Logika

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan
segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang
berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica
scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe
alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf
mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427
SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa
Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai
argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus
meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti
dari logika Aristoteles adalah silogisme.

Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum,
melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno
dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus
(130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan
logika dengan menerapkan metode geometri.
Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut merintis lahirnya
logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika
dikembangkan secara progresif oleh bangsa Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah.
Logika menjadi bagian yang menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam.
Namun juga mendapat reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi
menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik,
sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh
imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini
dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.

Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal
dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika seperti Isagoge dari Porphirius,
Fonts Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika
logika dari Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles.

Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus
Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat berbeda dengan logika Aristoteles yang
kemudian kita kenal sebagai logika modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars
Magna, semacam aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran
tertinggi. Francis Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum Organum
Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal serta
memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika Transendental yaitu logika yang
menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman. Selain itu George
Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat sebagai
tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15,
buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius
masih digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan
sistematisasi logika.

Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:

Petrus Hispanus 1210 - 1278)

Roger Bacon 1214-1292

Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars
Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.

William Ocham (1295 - 1349)


Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas
Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay
Concrning Human Understanding. Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif
yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873)
melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic.

Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:

Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna
dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih
mempertajam kepastian.

George Boole (1815-1864)

John Venn (1834-1923)

Gottlob Frege (1848 - 1925)

Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di
John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia
memperkenalkan dalil Peirce (Peirces Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum
mengenai tanda (general theory of signs).

Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia
Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914)
dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

C. Macam - Macam Logika

Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya
terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan
logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum
mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-
kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia
dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.

2. Logika Ilmiah

Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan
azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman.
Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat
dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran
dan akal budi.

D. Logika Sebagai Cabang Filsafat

Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari
segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun
dalam sebuah system pengetahuan rasional.

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di
Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-
filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan
kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan
yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai
cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.

Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan
tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil
kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat
menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff,
logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan
tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan
kesimpulan.

Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah
metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud
pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang
salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.

E. Kegunaan Logika

Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan
kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia
mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari
berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap
obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.
Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah
mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya
dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.

Selain itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang
cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan penalaran
yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu
bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan
program komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan argumen.

Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir
benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir
benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya dikembangkan
dalam bentuk silogisme.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:

Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,

tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.

Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas
sistematis.

Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan


serta kesesatan.
Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.

Karena yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan berpikir benar maka
tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi orang yang selalu benar dalam
berpikir. Itu semua tergantung seperti apa dia menerapkan aturan-aturan berpikir itu, disiplin
atau tidak dalam menggunakan aturan-aturan itu, sering berlatih, dan tentu saja punya tekad
dalam kebenaran.

Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin bertambah dan dimana
apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil keputusan dengan benar. Disamping itu
belajar logika juga sangat bermanfaat dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan
dasar ilmu psikologi yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir
dan daya analisis kita semakin berkembang.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang
mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang
betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh
Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles
dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika
alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat.
Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur
demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.
B. Saran

Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan tidak
salah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk
berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.

adesblog al-attas di 19.56

Berbagi

Beranda

Lihat versi web

Kontributor

Ade Setiawan

adesblog al-attas

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai