A. Pengantar Logika
Logika berasal dari kata yunani kuno (logos) yang beararti hasil pertimbangan
akal pikiran yang di utarakan lewat kata, Dan mengenai percakapan yang berkenaan
dengan bahasa.
Logos adalah kata atau pikiran yang benar, dengan demikian secara etimologi,
logika bearti suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan lewat bahasa.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berfikir secara
lurus, tepat, dan teratur,1 Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah Mantiq,
kata arab yang diambil dari kata kerja naqata yang bearti berkata atau terucap.2
Sedangkan logika yang dikatakan sebagai pengertian yang masuk akal, biasanya
di dalamnya terdapat du penalaran yang saling berlawanan, yakni antara yang betul
dan salah, karena itu Irving M. Copi mengatakan,’’ Logika adalah ilmu yang
mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan
penalaran yang betul dan penalaran yang salah.3
Logika dapat dibedakan dua macam, Namun keduanya tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya, Berikut macam-macam Logika:
a) Logika Kodratiah
Akal budi yang dapat berkerja menurut hukum-hukum logika
dengan cara spontan, tetapi dalam hal-hal yang sulit baik akal budinya
maupun seluruh diri manusia dapat dan nyatanya dipengaruhi oleh
keinginanan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan subyektif.
Selain itu perkembangan pengetahuan manusia itu sendiri masih terbatas.
b) Logika Ilmiah
Logika ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah
memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Berkat pertolongan
logika ini dapatlah akal budi bekerja dengan lebih cepat lebih teliti, lebih
mudah dan lebih aman.
Setelah kita memahami tentang Logika menurut defisini dan asal kata logika
itu sendiri, dapat kita simpulkan betapa pentingnya logika dalam kehidupan manusia
yang menjadi mahkluk ciptaan Allah Swt, Dimana logika akan selalu mempengaruhi
kehidupan manusia dalam menjalankan kehidupannya yang harus seriring sejalan
dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, Guna mencapai tujuan logika yaitu
dapat berfikir lurus, tepat dan teratur. Dengan berfikir demikianlah dapat memeproleh
kebenaran dan menghindari kesesatan. Dalam semua bidang kehidupan manusia
menggunakan fikirannya dan mendasari tindakan-tindakan atas Pemikirannya itu.
Untuk menjelaskan Pentingnya belajar Logika berikut teori-teori yang mendalam
tentang Logika.
- Kritis : mempertanyakan
segala sesuatu permasalahan yang dihadapi manusia.
Dengan demikian kita dapat memahami, bahwa betapa pentingnya logika itu
dan setuju sekali dengan apa yang dikatakan Imam al-Ghazali:
Mempelajari ilmu logika sama halnya dengan dengan ilmu pasti, yaitu tidak
secara langsung memperoleh manfaat dari ilmu itu sendiri. Tetapi ilmu itu sebagai
perantara, sebagai suatu jembatan untuk ilmu-ilmu lainnya. Disamping itu, untuk
melihat dan menimbang smpai dimana kebenaran ilmu itu.
Diatas telah disebutkan, bahwa ilmu logika adalah ilmu dari segala ilmu. Hal
ini bearti, ilmu logika pasti ada hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya. Sebagaimana
diketahui, bahwa ilmu adalah untuk mengetahui sesuati yang belum diketahui dengan
keyakinan dan perkiraan yang kuat. Sedangkan ilmu logika adalah untuk mencari
jalan dan dengan jalan itu akan mencapai yang dipandang benar.
Dengan demikian jelas lah bahwa hubungan ilmu logika dengan ilmu-ilmu
yang lainnya itu, sukar dipisahkan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas,
dikemukan contoh sebagai berikut:
Panca indera kita sering terbentur pada sesuatu yang belum diketahui,
sehingga akhirnya dapat mengetahui dan mengenal sifat-sifat sesuatu tadi yang belum
kita kenal. Seperti keadaan anak kecil melihat buah jambu atau jeruk. Dia rasai dan
dia cium baunya, dilihat dari bentuk dan warnanya, diraba dan dipegangnnya,
kemudian dicoba dimakannya. Pada suatu ketika anak mendengar nama buah jambu
dan jeruk dan melihatnya sebagaimana yang pernah dilihat sebelumnya, maka
mengertilah ia bahwa buah yang semacam itu adalah buah jambu atau jeruk.
Selanjutnya anak itu dapat membandingkan sifat jambu dan jeruk, pada suatu
ketika nanti ia akan tahu yang mana buah jambu dan yang mana buah jeruk. Dengan
demikian ia telah memiliki pengetahuan tentang jambu dan jeruk.
Teori-teori diatas tentang Pentingnya Belajar Logika merupakan
pemikiran-pemikran orang arab(islam), Dan yang mana kita ketahui
pemikira-pemikiran itu berasal ayat-ayat yang terdapat dalam al-Qur’an. Untuk
memperjelas dan mempertajam pengetahuan tetang Pentingnya belajar Logika,
sebagaimana kita ketahui pemikiran-pemikiran tentang Logika dan Pentingnya untuk
mempelajarinya itu adalah hasil pemikiran-pemikiran orang barat dimana asal kata
Logika itu berasal dari barat. Berikut adalah pemikir-pemikir (Filsup) yang
mengungkapkan tujuan mempelajari Logika.
1) Socretes
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal
pada tahun 399 SM. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada
permulaannya Socrates mau menuruti jejak bapaknya, sebagai tukang pembuat
patung. Namun, ia berganti haluan: dari membentuk batu jadi patung ia
membentuk watak manusia.
2) Plato
Plato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka
di Athena, ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika
bapaknya meninggal ibunya menikah lagi dengan adik ayahnya Plato yang
bernama Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang politikus, dan Plato
banyak terpengaruh dengan kehadiran pamannya ini. Karena sejak kehadiran
pamannya ini ia banyak bergaul dengan para politikus Athena.
Dalam menelurkan karya-karya fisafatnya Plato menggunakan metode
dialog, karena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan
melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara lisan di
akademia-nya.
Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa
yang ada di dunia ini sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab
menurutnya setiap manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya
pada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia
realitas jasmani pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja,
maka Plato menganggap juga seorang guru adalah mengingatkan muridnya
tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.
3) ARISTOTELES
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia,
Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM.
Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17
tahun, Aristoteles bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat
menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru
bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia
kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia
kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang
dipimpinnya sampai tahun 323 SM.
Sarana dasar persuasi Plato sudah tentu adalah Argumen. Terdapat dua istilah
khusus yang sering digunakan dalam konteks ini, yaitu Elenchus dan dialektik.
Elenchus adalah suatu alat socrates untuk menguji kebersuaraan dari pandangan lain.
Rincinya, seorang lawan bicara akan mebuat klaim moral yang tidak dapat diterimah
socrates. Kemudian dia menjaga lawan bicara untuk beberapa proposisi atau
kelompok propsisi lebih lanjut. Setelah itu, dia menerima hal ini dan mengolah
menununjukan bahwa proposisi-proposisi tersebut tidak konsisiten dengan klaim
awalnya. Ini adalah sarana untuk membeberkan masalah-masalah dengan keyakinan
dan ketidak konsistenan dalam satu perangkat keyakinan dari pada untuk menunjukan
mana yang benar dan mana yang salah.14
Ilmu logika dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles, filsuf asal Yunani.
Kemudian diterjemahkan oleh Hunain bin Ishaq ke dalam bahasa Arab. Subyek ilmu
logika atau hal-hal yang sering kita jumpai dan mendasar dalam ilmu logika adalah
definisi dan argumen. Ilmu logika ingin menunjukkan kepada kita bagaimana cara
benar berdefinisi dan beragumentasi.
Ilmu adalah sebuah gambaran yang muncul dalam pikiran. Logika adalah ilmu
yang mempelajari tentang aturan berpikir benar. Sedangkan, proses dari dari tidak
tahu (majhul) menjadi tahu (maklum) kita sebut dengan proses berpikir. Proses inilah
yang diatur oleh logika. Dengan mengetahui definisi dari ketiga hal diatas, itu artinya
kita telah sampai pada anak tangga pertama menuju pengetahuan puncak tentang
ilmu logika.
Imam ‘Ali as. pernah berkata : “ Ilmu adalah cahaya yang Allah Swt. berikan
kepada hati yang Ia kehendaki “. Itulah sebabnya mengapa Kita perlu berhati ikhlas
untuk mempelajari suatu ilmu. Ilmu logika merupakan ilmu yang sangat tepat
manakala Kita menjadikannnya landasan pengetahuan dan pembelajaran Kita. Agar
kedepannya, dalam mempelajari apapun Kita bisa menalar benar-tidaknya sebuah
definisi atau argumen. Pemicu perdebatan adalah ketidaksamaan dalam
mendefinisikan suatu topik yang diperdebatan. Si A mengatakan bahwa bumi itu bulat.
Semantara si B ngotot mengatakan bahwa bumi itu datar. Pemicu perdebatan juga
biasa terjadi karena ketidakjelasan argumentasi seperti berbicara hanya berdasar
asumsi bukan fakta, salah analogi atau over generalisasi.
Logika dipelajari agar orang yang mempelajarinya memiliki kecerdasan
logikadan mampu secara cerdas menggunakan logikanya.
menjawab suatu pertanyaan. Metode ilmiah ini secara singkat berarti membuat
menolak suatu teori, dan mengadakan eksperimen untuk menguji hipotesa tersebut.
Seseorang yangmemiliki kecerdasan logika akan dengan cerdas pula menggunakan
logikanya sehingggaakan memiliki salah satu atau lebih kemampuan di bawah ini:
ilmu pengetahuan.
Hal ini termasuk kemampuan untuk memperhatikan detil, melihat pola-pola
dalam segalanya, mulai dari angka-angka hingga perilaku manusia, danmampu
Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas atau Logika.
Kata kalam itu sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai terjemah dari logos
yang diadopsi dari bahasa yunani yang bearti pembicaraan.
Dari kata inilah muncul istilah Logika dan Logis yang diterjemahkan dalam
bahasa arab dengan istilah mantiq sehinga ilmu logika, khususnya Logika Formal
(sillogisme) danamakan mantiq. Karena diadopsi dari yunani, maka kerangka dan isi
pemikiran yunani memberikan kontribusi yang besar untuk memperkaya ilmu kalam.
Menurut ibnu khaldun bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan
menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang
yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunah.
Secara harfiah kalam bearti perkattan. Sedangkan ilmu kalam itu sendiri
dipahami sebagai suatu kajian ilmiah yang berupaya untuk memahami
keyakinan-keyakinan keagamaan dengan didasarkan pada argumentasi yang kokoh.
Al-lji pernah mengindentifikasikan beberapa sebab mungkin menjadi alasan
penamaan disipli keilmuan ini istilah Ilmu kalam, yaitu:
Tetapi patut dicata bahwa ilmu kalam yang berkembang dalam islam ini,
skealipun dalam pembahasannya banyak mempergunakan argumen-argumen rasional,
umumnya tetap tunduk pada wahyu. Perbedaan yang kerap muncul hanya terletak pada
tingkat pengakuan fungsi akal untuk memahami wahyu serta tingkat liberasi
interpretasi dari skripturalitas(keharfiahan) pembacaan atas teks. Pada locus ini ilmu
kalam dapa dibedakan dari filsafat maupun fikih.
Tasya kubra zadah mengatakan bahwa ilmu kalam bersandar kepada apa yang
datang dari agama tentang keyakinan-keyakinan kemudian mencari hujjah rasional
untuk , meneguhkannya. Sedangkan filsafat melakukan telaah dan rasio hingga
menimbulkan dalil-dalil yang menompang suatu simpulan yang pandangannya sebagai
kebenaran tanpa melihat lebih dulu apa yang ada dalam sumber otoritatif agama.