1. Pengertian Emosi
Emosi terdiri dari sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut dan lain sebagainya. Emosi
bukanlah marah, melainkan marah adalah bagian dari emosi. Emosi berkembang karena
motif dan derajat perasaan.1[1]
Bentuk-bentuk emosi seperti ketakutan, meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognisi
(situasi berbahaya), kesigapan untuk melakukan tindakan (menghindar), dan perasaan.
Kesigapan untuk melakukan tindakan bergantung pada sistem syaraf autonom ( sistem saraf
yang mengkontrol gerakan tak sadar dan mengatur fungsi tubuh seperti detak jantung,
pencernaan, tingkat pernapasan, buang air kecil, dll ) yang memiliki dua percabangan yaitu
sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Sistem saraf simpatetik memepersiapkan tubuh untuk merespon yang singkat, intens,
dan melawan atau melarikan diri yang penuh semangat, selain itu juga dapat mempercepat
denyut jantung sehingga menyebabkan tekanan darah dan lain. Saraf simpatetik itu terletak
di medula spinalis ( sumsum tulang belakang) didaerah dada dan juga pinggang. Sedangkan
sistem saraf parasimpatetik itu meningkatkan pencernaan dan proses lainya yang bertujuan
mengonservasi energi serta merta menyiapkan diri untuk peristiwa berikutnya. 2[2]
Jadi emosi merupakan perubahan mental dan fisik secara komplek, termasuk gejala
psikologi meliputi perasaan, proses kognitif, ekspressi yang terlihat, reaksi tingkah laku
khusus yang yang terjadi dalam merespon situasi yang diterima secara signifikan.
2. Komponen Emosi
Komponen emosi menurut Rita L. Atkinson, Edward Smith, Richard C. Atkinson dan
Daryl J. Bem, antara lain:
a. Respon Tubuh Internal, terutama yang melibatkan sistem saraf otonomik
b. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif tertentu
c. Ekspresi wajah
d. Reaksi terhadap emosi. 3[3]
B. STRESS
1. Pengertian Stres
Kata “stres” bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu.Sebagian individu
mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan ataurespon emosional.Para psikolog juga
mendefinisikan stres dalam berbagaibentuk.Stres bisa mengagumkan, tetapi bisa juga
fatal.Semuanyatergantung kepada para penderita.
Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai suatu
peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.
Peristiwa yang memunculkan stress dapat saja positif (misalnya: merencanakan perkawinan)
atau negatif (contoh: kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang
menekan (stressfull event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh
individu.8[8]
Siagian (2003) mengemukakan bahwa stres merupakan kondisi ketegangan yang
berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.9[9]
Sarafino (1994) menyatakan bahwa stres adalah kondisi yang disebabkan oleh
interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-
tuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari
seseorang.10[10]
Bishop (1994) menyatakan bahwa stres adalah interaksi antara individu dengan
lingkungan, menimbulkan suatu tekanan dalam diri individu akibat adanya suatu tuntutan
yang melebihi batas kemampuan individu untuk menghadapinya dan memberikan respon
fisik maupun psikis terhadap tuntutan yang dipersepsi.11[11]
Rathus dan nevid, stres adalah suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat
adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan.12[12] Menurut Hans Selye dalam bukunya
Hawari (2001) stress adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan
beban atasnya. Bila seseorang telah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau
lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjelaskan fungsi
pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut distres. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan
penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai
keluhankeluhan psikis.Tidak semua bentuk stres mempunyai konotasi negatif, cukup banyak
yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan eustres.13[13]
Atwarter (1983) bahwa stres merupakan tuntutan penyesuaian yang memerlukan
respon adaptif dari individu.14[14] Dari defenisi stres di atas dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu keadaan yang disebabkan adanya tuntutan-tuntutan internal dan eksternal
yang menyebabkan individu tersebut harus bereaksi secara psikologis dabn fisiologis dan
berusaha melakukan strategi untuk mengatasi situasi tersebut.
c. Variabel sosial-kognitif
Variabel sosial-kognitif meliputi: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, dan
kontrol pribadi yang dirasakan.
d. Hubungan dengan lingkungan social
Hubungan dengan lingkungan sosial adalah dukungan sosial yang diterima dan integrasi
dalam hubungan interpersonal.
e. Strategi koping
Strategi koping merupakan rangkaian respon yang melibatkan unsur-unsur pemikiran
untuk mengatasi permasalahan sehari-hari dan sumber stres yang menyangkut tuntutan dan
ancaman yang berasal dari lingkungan sekitar.16[16]
4. Jenis-Jenis Stress
Tidak semua stres itu buruk.Kenyataannya, banyak orang yang setuju kalau kita
memang membutuhkan stres sampai derajat tertentu agar tetap sehat. Namun, bagaimana
stres bisa menjadi sesuatu yang baik?Apabila stres dianggap sebagai sebuah motivasi positif,
stres dapat dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan.Apabila melebihi poin optimal
yang menguntungkan ini, stres ternyata lebih membawa keburukan daripada kebaikan.
Menurut (National Safety Council 2004), stres dibagi dalam dua jenis yaitu :
a. Stres baik (eustress).
Yaitu segala situasi dan kondisi apapun yang menurut anda dapat memotivasi atau
memberikan inspirasi.Promosi jabatan dan cuti yang dibayar adalah contoh-contoh dari stres
baik.
b. Stres buruk (distress). 17[17]
Adalah stres yang membuat anda menjadi marah, tegang, bingung, cemas, merasa bersalah,
atau kewalahan. Stres buruk (distress) dibagi menjadi dua bentuk yaitu stres akut dan stres
kronik.
1. Stres Akut(Acute Stress) merupakan reaksi terhadap ancaman yang segera, umunya dikenal
dengan respon atas pertengkaran atau penerbangan (fight or flight). Suatu ancaman dapat
terjadi pada situasi apa pun yang pernah dialami bahkan secara tidak disadari atau salah
dianggap sebagai suatu bahaya. Penyebab-penyebab stres akut antara lain:
a. Kebisingan
b. Keramaian
c. pengasingan,
d. lapar,
e. bahaya,
f. infeksi, dan
g. bayangan suatu ancaman atau ingatan atas suatu peristiwa berbahaya (mengerikan).
Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah dilalui, suatu respon menjadi tidak
aktif dan tingkat-tingkat hormon stres kembali normal, suatu kondisi yang disebut respon
relaksasi (relaxation response).
2. Stres Kronis (Chronic Stress). Kehidupan modern menciptakan situasi stres
berkesinambungan yang tidak berumur pendek. Penyebab-penyebab umum stres kronis
antara lain:
a. kerja dengan tekanan tinggi yang terus menerus,
b. problem-problem hubungan jangka panjang,
c. kesepian, dan
d. kekhawatiran finansial yang terus-menerus.
5. Ciri-Ciri Stres
Ciri-ciri stres yang baik:
a. Mengahadapi sesuatu dengan penuh harapan untuk melawan rasa takut dalam diri.
b. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal yang padat itu ada
aktivitas yang sangat diharapkandan sangat dinikmati.
c. Memiliki komitmen yang lebih terhadap apa yang Anda sayangi. Misalnya: pernikahan,
menjadi seorang ayah/ibu, menjadi pekerja, atau menjadi pegawai negeri.
d. Bekerja dengan tujuan tertentu dan Anda tahu kecepatan Anda saat bergerak akan berkurang
saat tujuan itu tercapai atau bahkan saat baru akan tercapai.
e. Merasa tertantang, siap dan bersemangat untuk menerima dan menyelesaikan tugas yang
akan Anda hadapi.
f. Merasakan kondisi badan yang cukup lelah namun akhirnya akan menikmati tidur yang lelap
dan nyaman.
Ciri-ciri stres yang jahat:
a. Menghadapi segala sesuatu dengan perasan takut, resah, gelisah dan khawatir.
b. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi tak ada satupun yang dapat Anda nikmati dan mau
tidak mau, harus Anda penuhi kewajiban itu.
c. Merasa bahwa semua yang Anda lakukan tidaklah penting, tidak memenuhi seluruh
kebutuhan Anda, dan tak sebanding dengan tenaga, pikiran dan waktu yang Anda curahkan.
d. Merasa tidak memegang kendali dan selalu merasa panic seakan-akan tidak ada jalan keluar
untuk menyelesaikan tugas, merasa tidak ada selesainya, dan merasa tidak ada yang
membantu menyelesaikannya.
e. Merasa lebih baik bekerja daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam kerja.
f. Memiliki tidur yang tidak lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit punggung dan
mempunyai sakit yang sifatnya menahun.
C. KESEHATAN
1. Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Wikipedia).
Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental,
dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
Dalam undang-undang no 9 tahun 1960 bab 1 pasal 2 menyebutkan bahwa kesehatan
meliputi kesehatan badan, rohani (mental), sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan.
2. Jenis-Jenis Kesehatan
a. Kesehatan Psikis atau Mental
Kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan
sesuai usianya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya sendiri, seperti
menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan dan masyarakat, serta
teman sebaya.
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing) yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas hidup
seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesehatan mental dari para ahli, yaitu
sebagai berikut:
1. Hadfield menyatakan bahwa, kesehatan mental adalah upaya memelihara mental yang sehat
dan mencegah agar mental tidak sakit.
2. Alexander Schneiders menyatakan bahwa, kesehatan mental adalah suatu seni yang praktis
dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan
kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis.
3. Carl Witherington menyatakan bahwa, kesehatan mental adalah ilmu pemeliharaan kesehatan
mental atau sisitem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang
sehat.
b. Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik adalah keadaa baik, artinya bebas dari sakit, seluruh badan serta bagian-
bagiannya. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
3. Cara Menjaga Kesehatan
a. Kesehatan psikis
Adapun cara menjaga kesehatan psikis, antara lain:
1. Menerima dan menghargai diri sendiri
2. Menjaga hubungan baik
3. Bercerita kepada orang lain
4. Tekun beribadah dan berakhlak mulia
5. Banyak latihan mengendaliakan diri,seperti tidak pemarah,tidak cemas, berfikir positif ,
mudah memafkan
b. Kesehatan fisik
Adapun cara menjaga kesehatan fisik, antara lain:
1. Berolahraga
2. Tidur yang cukup
3. Kurangi menonton televisi, film dan video/online gam
4. Mengapresiasi dan membuat karya seni
5. Lakukan kegiatan yang membangun rasa percaya diri.