Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PSIKOLOGI EKSPERIMEN

PENGARUH MENULIS PENGALAMAN EMOSIONAL TERHADAP STRES


AKADEMIK MAHASISWA UMS

Dosen Pengampu : Susatyo YuwonoS.Psi.,M.Psi.,Psi

Nama Asisten : Fetty Nur Tiyaningsih


Disusun Oleh :
Suci Lestari F100160016
Niken Prameswari F100160043
Laksmi Budi Rinjani F100160060
Adhi Trisnanto F100160139
Sekarning Intan Permatasari F100160204
Puji Lestari F100160229
Kelas :C

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1. Judul
Pengaruh Menulis Pengalaman Emosional terhadap Stres Akademik
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Latar Belakang
Menurut (Rahmawati, 2017), Mahasiswa sebagai bagian dari kelompok
individu yang merupakan bagian kelompok yang rentan untuk mengalami ketidak
seimbangan homeostatis akibat stres, yang berasal dari kehidupan
akademik.Tanggung jawab dan tuntutan kehidupan akademik pada mahasiswa
dapat terjadi bagian stres.Ada beberapa faktor penyebab stres pada mahasiswa
yaitu tuntutan akademik yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk,
tugas yang menumpuk, dan lingkungan pergaulan.Stres akademik merupakan
stres yang termasuk pada kategori distress.Stres akademik adalah keadaan dimana
siswa tidak dapat menghadapi tuntutan akademik dan mempersepsi tuntutan-
tuntutan akademik yang diterima sebagai gangguan. Stres akademik disebabkan
oleh academic stressor (Barseli, Ifdil, & Nikmarijal, 2017)Academic stressor
yaitu stres yang berpangkal dari proses pembelajaran seperti: tekanan untuk naik
kelas, lamanya belajar, mencontek, banyak tugas, rendahnyahnya prestasi yang
diperoleh, keputusan menentukan jurusan dan karir, serta kecemasan saat
menghadapi ujian (Rahmawati, 2017).

Dari 10 mahasiswa UMS 9 mahasiswa menyatakan bahwa


mengalami stress akademik penyebabnya beragam, antara lain tugas banyak,
deadline waktu yang singkat dan kegiatan praktikum yang dianggap terlalu
berat. Akibat yang ditimbulkan mahasiswa menjadi kurang tidur, sulit
berkonsentrasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari. 1 mahasiswa tidak
mengalami stress akademik karena mahasiswa tersebut menjalani kuliah
dengan santai dan tidak merasa tidak terbebani.
Kemudian fenomena yang lain, dari berita yang dituliskan oleh (Ibrahim,
2017) dalam detik news, berselang beberapa hari setelah Pemerintah Australia
mengumumkan akan memotong pendanaan universitas, sebuah laporan
mengungkapkan bahwa para mahasiswa di negara ini mengalami problem
kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang bukan mahasiswa.
Laporan lembaga bernama National Centre of Excellence in Youth Mental
Health, Orygen, menyebutkan alasan utama mengapa mahasiswa mengalami hal
tersebut.Di antaranya, kurangnya tidur, buruknya asupan makanan, jauh dari
keluarga, rasa kesepian di kalangan mahasiswa internasional, tekanan akademik,
ketidakpastian lapangan kerja, serta tekanan finansial.

Mengingat kurangnya data, laporan tersebut tidak secara langsung


menyimpulkan bahwa mahasiswa kini merasa lebih stres.Namun laporan itu
menunjuk bahwa konselor mahasiswa telah memperingatkan mengenai
meningkatnya permintaan layanan mereka sementara sumber dayanya tidak
cukup.Sebagian hal ini mungkin disebabkan oleh destigmatisasi kesehatan
mental, artinya lebih banyak mahasiswa mendatangi konselor.Namun menurut
analis senior Orygen, Vivienne Browne, ada penyebab yang lebih besar dari hal
itu. Vivienne mengatakan kita tahu sejumlah mahasiswa khawatir mereka
menumpuk hutang dalam jumlah besar untuk mendapatkan kualifikasi
akademik, mereka juga mengerti bahwa batasan untuk masuk ke dunia kerja
kini menjadi lebih tinggi, dan tidak ada harapan mereka akan langsung bekerja.
Singkatnya, SPP yang lebih mahal dan kecemasan mengenai pekerjaan
membuat mahasiswa stres.

Pendapat ini diperkuat oleh Jeremy Cass, psikolog dan manajer


layanan konseling di Universitas RMIT di Melbourne.Dia memperkirakan ada
peningkatan 10 persen permintaan layanan konseling di universitas tersebut
pada tahun lalu.Jeremy mengatakan yang utama adalah depresi dan kecemasan,
banyak mahasiswa mengalami stres karena kehidupan pada umumnya.
Akibat yang ditimbulkan dari mahasiswa yang mengalami stress
akademik cukup mengejutkan. Pada berita yang dituliskan (Purnama &
Virdhani, 2016) pada Sindonews menyebutkan bahwa mahasiswa UI bunuh
diri akibat nilai akademiknya turun. Petugas Polresta Depok menyatakan
Vinsensius Billy mahasiswa Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(FEUI) yang ditemukan tewas di kamar kosnya murni melakukan tindakan
bunuhdiri. Teguh menerangkan, diduga kuat Billy stres hingga nekat
mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Pasalnya, belakangan ini nilai
akademiknya merosot.Penurunan nilai itu sudah terjadi sejak Billy memasuki
semester empat.
Dari fenomena-fenomena diatas untuk mengurangi tingkat stress,
menurut Karen Baikei,seorang Clinical Psikologist di University Of New
Soulth Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatic, penuh tekanan serta
peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental.
Menulis bisa menyingkirkan hambatan mental dan menungkinkan untuk
menggunakan semua daya otak untuk memahami diri sendiri.Keinginan dan
harapan seorang mahasiswa yaitu bisa mengatasi stres akademik agar bisa
mampu tetap berkensentrasi pada setiap pembelajaran dimanapun berada.
Berdasarkan uraian diatas maka kami ingin membuktikan “apakah ada
pengaruh antara menulis pengalaman emosional terhadap penurunan stresspada
mahasiswa.”

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk Mengetahui Pengaruh Menulis Pengalaman
Emosional terhadap Stres Akademik Mahasiswa UMS.

4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat dalam
bidangpsikologi khususnya dibidang pendidikan agar dapat
menurunkanstres pada mahasiswa.
2)Menambah sumbangan keilmuan Psikologimengenai masalah stres,
terutama stressakademikpada mahasiswa.

b. Manfaat Praktis
1) Bagi subjek yaitu supaya mampu memberikan masukan atau saran
mengenaicara penurunan stres
2) Bagi peneliti selanjutnya yaitu untuk bahan rujukan kepada peneliti
selanjutnyayang akanmelakukan penelitian terhadap permasalahan
yangserupa.
3) Untuk lembaga pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Surakarta bisa menjadi bahan pertimbangan, upaya, ataupun
motivasi untuk menurunkan stres pada mahasiswa

5. Kerangka Berfikir
a. Stres Akademik
1. Pengertian
Stres akademik adalah persepsi subjektif terhadap suatu
kondisi akademik atau respon yang dialami siswa berupa reaksi fisik,
perilaku, pikiran, dan emosi negatif yang muncul akibat adanya
tuntutan sekolah atau akademik.(Barseli dkk, 2017).Weidner, dkk
dalam (Rakhmawati, Farida, & Nurhalimah, 2014) menguraikan
bahwa Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan yang terjadi dalam masa pendidikanyang disebabkan oleh
tuntutan yang timbul saat seseorang dalam masa pendidikan dan
terjadi bila mahasiswa mengalami ketegangan emosi saat ia gagal
mengatasi tuntutan tersebut.
Sedangkan menurut Nurmaliyah (2014) Stres akademik adalah
stressyang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa disekolah,
berupa ketegangan-ketegangan yang bersumberdari faktor akademik
yang dialami siswa, sehinggamengakibatkan terjadinya distorsi pada
pikiransiswa dan mempengaruhi fisik, emosi, dan
tingkahlaku.Berdasakan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwasannya Stres Akademik merupakan sebuah respon
dari dalam diri seseorang dikarenakan tuntutan-tuntutan yang berasal
dari sekolah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada diri
individu tersebut.

2. Aspek
Secara umum stress akademik dapat dilihat dalam dua aspek,
yaitu aspek biologis dan psikologis. Aspek biologis yang nuncul
sebagai gejala fisik yang seperti sakit kepala, gangguan tidur,
gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguan kulit dan produksi
keringat yang berlebihan. Sedangkan aspek psikologis berupa gejala
psikis, antara lain muncul dalam gejala kognisi, yaitu gangguan pada
proses berpikir, seperti gangguan pada daya ingat, perhatian dan
konsentrasi. (Ismiati, 2015)
Reaksi stress akademik terlihat dalam berbagai aspek, yaitu:
(1). Reaksi psikologis, biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi,
seperti mudah marah, sedih, ataupun mudah tersinggung; (2). Reaksi
fisiologis, biasanya muncul dalam keluhan fisik, seperti pusing, nyeri
tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal dikulit,
ataupun rambut rontok; (3) Reaksi kognitif, biasanya tampak dalam
gejala sulit berkonsentrasi, mudah lupa, ataupun sulit mengambil
keputusan; (4). Reaksi tingkah laku, tampak dari perilaku-perilaku
menyimpang, misalnya enyakiti diri sendiri atau orang lain atau
menghindar dari temannya. (Gamayanti, Mahardianisa, & Syafel,
2018)
Berdasakan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwasannya Aspek Stres Akademik merupakan aspek biologis dan
aspek psikologis yang merupakan gangguan yang dialami suatu
individu.

3. Faktor
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres akademik,
menurut (Puspitasari, W. 2013; Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara,
A. 2010) yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal
1) Pola pikir
Individu yang berpikir tidak dapat mengendalikan situasi,
cenderung mengalami stres lebih besar.
2) Kepribadian
Kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat
toleransinya terhadap stres.
3) Keyakinan
Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting dalam
menginterpretasikan situasi-situasi di sekitar individu.Penilaian
yang diyakini siswa dapat mengubah pola pikirnya terhadap
suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres
secara psikologis.
b) Faktor eksternal
1) Pelajaran lebih padat
Kurikulum dalam sistem pendidikan standarnya
semakin lebih tinggi.Akibatnya persaingan semakin ketat,
waktu belajar bertambah, dan beban siswa semakin
meningkat.hal tersebut menjadikan tingkat stres yang dihadapi
siswa meningkat.
2) Tekanan untuk berprestasi tinggi
Para siswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan
baik dalam ujian-ujian mereka.Tekanan ini terutama datang
dari orangtua, keluarga, guru, tetangga, teman sebaya, dan diri
sendiri.
3) Dorongan status sosial
Pendidikan selalu menjadi simbol status sosial. Orang-
orang dengan kualifikasi akademik tinggi akan dihormati
masyarakat dan yang tidak berpendidikan tinggi akan
dipandang rendah. Siswa yang berhasil secara akademik sangat
disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat.Sebaliknya, siswa
yang tidak berprestasi di sekolah disebut lambat, malas atau
sulit.
4) Orangtua saling berlomba
Pada kalangan orangtua yang lebih terdidik dan kaya
informasi, persaingan untuk menghasilkan anak-anak yang
memiliki kemampuan dalam berbagai aspek juga lebih
keras.Sedangkan menurut Santrock (dalam Nurmaliyah, 2014)
Ketidakmampuan menghadapituntutan-tuntutan itu
dapat terjadi pada siswadimanapun berada, tidak terkecuali
siswa di TK, SD,SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi.
Ketidakmampuanini dipicu oleh beberapa hal, antara lain:
1)kemampuan, kepribadian, dan kompetensi guru
dalammengajar; 2) muatan kurikulum yang padat; 3)
kemampuan,kebiasaan, kesiapan belajar, dan
keterampilanbelajar siswa yang buruk; 4) tuntutan tugas
sekolahdan tuntutan orangtua yang tidak dapat dipenuhi
sehingga menyebabkan frustasi, 5) keluarga yang
tidakharmonis, retak, orang tua yang terlalu menuntut,otoriter,
dan sebagainya; dan 6) faktor-faktor internalseperti rendah diri,
tidak yakin dengan kemampuansendiri, konflik dengan teman
maupun konflik dengandiri sendiri, penolakan diri, dan
sebagainya.
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan
bahwasannya faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik
adalah faktor internal yakni faktor yang behubungan dengan
diri individu itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari
lingkungan individu.

b. Menulis Pengalaman Emosional


1. Pengertian
Menurut Susanti dan Supriyantini (2013), Expressive writing
therapy atau terapi menulis ekspresif merupakan terapi yang
menggunakan aktivitas menulis sebagai sarana untuk merefleksikan
pikiran dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak
menyenangkan (menimbulkan trauma). Terapi menulis
merupakanterapi yang tidak mengutamakankeluhan fisik melainkan
pencerahanjiwa melalui pelepasan emosi danbisa dilakukan secara
bersamasamadengan dibimbing tutorpenulis kreatif atau terapis.
(Yulianti & Kurniawati, 2017)
Sedangkan menurut Susilowati dan Hazanat (dalam
Rohmadani Z. V., 2017) terapi menulis pengalaman emosional atau
menulis ekspresif diartikan sebagai suatu terapi dengan aktivitas
menulis mengenai pikiran dan perasaan yang mendalam terhadap
pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan kejadian-kejadian
yang menekan atau bersifat traumatik.
Maka dapat disimpulkan bahwa Menulis Pengalaman
Emosional merupakan kegiatan meluapkan perasaan dengan cara
menuliskan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.

2. Aspek
Menurut Zulela (2014), Peneliti mengidentifikasi aspek-aspek
menulis dari data yang didapat sesuai komponen dalam keterampilan
mengungkapkan ide atau gagasan atau isi tulisan, keterampilan
mengorganisasi tulisan sesuai narasi atau secara kronologis (awal
cerita, konflik-konflik atau peristiwa dan akhir cerita, pengungkapan
cerita melalui tokoh), pengungkapan bahasa yang dapat dipahami
(struktur kalimat dan kata) yang baik, penulisan dengan tata tulis yang
benar yang sesuai dengan pedoman dalam ejaan yang benar.
Aspek lain menurut Iskandarwassid dan Sunendar( dalam
Astuti dan Mustandi 2014) mengidentifikasi aspek-aspek menulis
karangan ada delapan, yaitu: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2)
organisasi dan penyajian cerita, (3) komposisi, (4) kohesi dan
koherensi, (5) gaya dan bentuk bahasa, (6) mekanik: tata bahasa,
ejaan, tanda baca, (7) kerapian tulisan dan kebersihan, dan (8) respon
afektif pengajar terhadap karya tulis. Penilaian karangan narasi dalam
penelitian ini memperhatikan empat aspek yaitu isi, organisasi, bahasa,
dan mekanik.
Berdasakan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwasannya Aspek Menulis pengalaman emosional merupakan
mengungkapkan ide atau gagasan, gaya dan bentuk bahasa
pengungkapan cerita sesuai dengan tujuan menulis.
3. Faktor
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan
menulis.Namun, pada prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua faktor
yakni faktor eksternal dan faktor internal.Faktor eksternal di antaranya
belum tersedia fasilitas pendukung, berupa keterbatasan sarana untuk
menulis.Faktor internal mencakup faktor psikologis dan faktor
teknis.Yang tergolong faktor psikologis di antaranya Faktor kebiasaan
atau pengalaman yang dimiliki. Semakin terbiasa menulis maka
kemampuan dan kualitas tulisan akan semakin baik. Faktor lain yang
tergolong faktor psikologis adalah faktor kebutuhan. Faktor kebutuhan
kadang akan memaksa seseorang untuk menulis. Seseorang akan
mencoba dan terus mencoba untuk menulis karena didorong oleh
kebutuhannya(Syarif, Zulkarnaini, & Sumarmo, 2009).
Penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan dalam
proses pembelajaran yang dapat dinyatakan dalam bentuk nilai.
Rosdiana Wijayanti (dalam Abdullah, 2018) mengatakan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :
1.Faktor eksternal, yaitu faktor di luar diri murid seperti lingkungan
sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, masyarakat
2.Faktor internal, yaitu faktor dalam diri murid yang terdiri atas:
motivasi positif dan percaya diri dalam belajar. Tersedia materi yang
memadai untuk memancing aktivitas siswa. Adanya strategi dan
aspek-aspek jiwa anak.
Berdasakan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwasanya Faktor Menulis pengalaman emosional merupakan faktor
eksternal, faktor internal dan faktor psikologis yang ada di dalam diri
individu.
c. Pengaruh Menulis Pengalaman Emosional Terhadap Stres Akademik
Mahasiswa UMS
Ada keterkaitan antara aspek menulis pengalaman emosional
dengan aspek stres akademik yaitu dari salah satu aspek menulis
adalah keterampilan mengungkapkan ide atau gagasan atau isi tulisan,
keterampilan mengorganisasi tulisan sesuai narasi (secara kronologis
awal cerita, konflik-konflik atau peristiwa dan akhir cerita,
pengungkapan cerita melalui tokoh), pengungkapan bahasa yang dapat
dipahami (struktur kalimat dan kata) yang baik, penulisan dengan tata
tulis yang benar yang sesuai dengan pedoman dalam ejaan yang benar.
(Zulela, 2014), sedangkan aspek stres akademik (1) Reaksi psikologis,
biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi, seperti mudah marah,
sedih, ataupun mudah tersinggung; (2) Reaksi fisiologis, biasanya
muncul dalam keluhan fisik, seperti pusing, nyeri tengkuk, tekanan
darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal dikulit, ataupun rambut rontok;
(3) Reaksi kognitif, biasanya tampak dalam gejala sulit berkonsentrasi,
mudah lupa, ataupun sulit mengambil keputusan; (4) Reaksi tingkah
laku, tampak dari perilaku-perilaku menyimpang, misalnya menyakiti
diri sendiri atau orang lain atau menghindar dari
temannya.(Gamayanti, Mahardianisa, & Syafel, 2018). Sedangkan ada
keterkaitan dari faktor stress akademik dengan menulis pengalaman
emosional yaitu faktor internal, eksternal dan faktor psikologis dalam
individu.
Sehinggamenulis pengalaman emosional dapat memiliki
banyak manfaat, diantaranya dapat sebagai sarana untuk merefleksikan
pikiran dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan menurunkan stres sehingga dapat menjadi media
relaksasi yang efisien dalam menurunkan stres, sehingga menulis
dapat menjadi relaksasi yang efisien dalam menurunkan stres pada
mahasiswa.Sehingga dapat disimpulkan bahwa menulis pengalaman
emosional ada kaitannya dapat menurunkan stres akademik pada
mahasiswa seperti yang terdapat dalam Menurut (Susanti &
Supriyantini, 2013)Expressive writing therapy atau terapi menulis
ekspresif merupakan terapi yang menggunakan aktivitas menulis
sebagai sarana untuk merefleksikan pikiran dan perasaan terdalam
terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan (menimbulkan trauma).
Aspek menulis yang mempengaruhi aspek stres akademik
adalah pada aspek menulis terdapat keterampilan mengungkapkan ide
atau gagasan atau isi tulisan, keterampilan mengorganisasi tulisan
sesuai narasi atau secara kronologis, penulisan dengan tata tulis yang
benar yang sesuai dengan pedoman dalam ejaan yang benar, dan
pengungkapan bahasa yang dapat dipahami. Aspek-aspek tersebut
dapat mempengaruhi aspek stres akademik yang berupa aspek
psikologis yaitu emosi dan kognitif, karena saat seseorang menulis
pengalaman emosionalnya seseorang akan melalukan proses berpikir
sehingga dapat mengubah bahasa kedalam bentuk tulisan.

6.Hipotesis
Ada Pengaruh Menulis Pengalaman Emosional terhadap Penurunan
Stres Mahasiswa.

7. Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas (X) : Menulis Pengalaman Emosional
b. Variabel tergantung (Y) : Stres Akademik
8.Definisi Operasional
a. Menulis Pengalaman Emosional
Merupakan sarana untuk merefleksikan pikiran dan perasaan dengan
cara menceritakan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan kejadian
emosional yang pernah dialami dalam bentuk tulisan. Subjek diberi kertas dan
bolpoin untuk menulis pengalaman emosional yang pernah dialaminya selama
±20 menit.

b. Stres Akademik
Merupakan sebuah respon dari dalam diri seseorang dikarenakan
tuntutan-tuntutan yang berasal dari sekolah sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan pada diri individu tersebut. Alat yang digunakan untuk
mengukur stres akademik adalah skala stres akademik yang diambil dari
skripsi yang disusun oleh Bayu Sukarno dengan judul Hubungan antara Stres
Akademik dengan Minat Berorganisasi Mahasiswa Psikologi UMS. Sebelum
diberi perlakuan, subjek akan mengerjakan pre-test berupa skala, setelah
diberikan perlakuan subjek mengerjakan post-test berupa skala juga tetapi
sudah diacak.

9. Subjek Penelitian
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
berjumlah ± 40 orang mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan secara
random pada seluruh Mahasiswa yang memenuhi syarat untuk diambil 40
orang. Kemudian dari 40 subjek yang sudah di dapatkan, dibagi lagi secara
random kedalam 2 kelompok yaitu 20 subjek kelompok kontrol dan 20 subjek
kelompok eksperimen. Pemilihan populasi ini dilatarbelakangi oleh alasan
bahwa mahasiswa adalah kelompok orang yang mengalami stres, baik
dibidang akademik maupun non akademik.sehingga membutuhkan sarana
untuk menyalurkan hambatan-hambatan yang ada di dalam diri melalui
tulisan. Kriteria subjek adalah meliputi usia 18-24 tahun. Rentang usia ini
adalah masa dewasa awal sehingga sudah memiliki emosi yang matang dan
kesadaran untuk memikul tanggung jawab dengan baik.

10.Alat Ukur
a. Skala
Alat yang digunakan untuk mengukur stres akademik adalah skala
stres akademik yang diambil dari skripsi yang disusun oleh Bayu Sukarno
dengan judul Hubungan antara Stres Akademik dengan Minat
Berorganisasi Mahasiswa Psikologi UMS pada tahun 2016.
Dari hasil yang dilakukan professional exper judgement
menunjukkan bahwa koefisien validitas aiken bergerak dari 0,6 sampai 0,8.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formula Aiken’s V, diperoleh 47
aitem skala stres akademik yang dinyatakan layak untuk digunakan dalam
penelitian. Aitem yang layak tersebut terdiri dari 23 aitem favorable dan 24
aitem unfavorable. Adapun rangkuman hasil skala reliabilitas skala stres
akademik dapat di lihat dari tabel berikut :

Variabel Nilai Koefisien Reliabilitas


Stres Akademik alpha(– 0,927)

b. Tabel Blue Print


Tabel Blue Print(Pre-test)
Aspek Nomor Item
No Jumlah Item
Stres Akademik Favorable Unfavorable
1 Frustasi 8, 12 10, 15, 21, 22, 27 7
2 Konflik - 37, 26 2
3 Tekanan 7 1, 18, 36 4
4 Perubahan 2, 3 6 3
5 Beban diri 23, 45, 14 5, 17, 30 6
Reaksi
Stres Akademik
6 Fisiologis 4, 9, 16, 24, 31, 38, 43 13
39, 40, 41,
42, 46, 11
7 Emosional - 44, 47 2
8 Perilaku 19, 20, 29, 13, 33, 35 7
32,
9 Kognitif 28 25, 34 3
Jumlah 23 24 47

Tabel Blue Print(Post-test)


Aspek Nomor Item
No Jumlah Item
Stres Akademik Favorable Unfavorable
1 Frustasi 7, 45 10, 19, 20, 33, 36 7
2 Konflik - 3, 40 2
3 Tekanan 30 13, 14, 22 4
4 Perubahan 23, 28 38 3
5 Beban diri 8, 16, 27 1, 11, 15 6
Reaksi
Stres Akademik
6 Fisiologis 5, 26, 29, 24, 32, 39 13
34, 35, 37,
41, 43, 46,
47
7 Emosional - 6, 44 2
8 Perilaku 4, 12, 21, 9, 17, 18 7
42
9 Kognitif 25 2, 31 3
Jumlah 23 24 47

Nilai Aitem Favorable dan Unfavorable


Nilai Favorable Unfavorable
TP :Tidak Pernah 1 4
J : Jarang 2 3
S : Sering 3 2
HWS : Hampir Setiap Waktu 4 1
11. Perlakuan
Subjek merupakan mahasiswa yang berjumlah 40 orang. Lalu dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
masing-masing kelompok berjumlah 20 orang. Kelompok eksperimen akan
diberikan 2 lembar kertas berwarna hijau dan pink, kertas digulung dan diikat
dengan pita serta diberi 1bolpoinlalu subjek diminta membuka gulungan
kertas tersebutuntuk menuliskan pengalaman mulai dari pengalaman
menyenangkan sampai pengalaman yang tidak menyenangkan+ 20 menit,
Sedangkan kelompok kontrol didiamkan selama + 10 menit.

12. Desain Eksperimen


Penelitian ini menggunakan eksperimen pretest-postest control group
design. Subjek akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen akan diberikan selembar
kertas dan pensil untuk menulis, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
stimulus.
R= Y1 – X – Y2 (KE)
Y3 – Xo – Y4 (KK)
Keterangan:
R : Random Assigment
Y1 :Pengukuran problem solvingkelompok eksperimen sebelum perlakuan
yaitu menulis pengalaman emosional
X : Pemberikan manipulasi tentang menulis pengalaman emosional ±20
menit
Y2 : Diberikan Skala (post-test) setelah diberikan perlakuan atau
manipulasi pada kelompok eksperimen.
Y3 :Diberikan Skala (pre-test)
Y4 :Diberikan Skala (post-test)
X :Untuk kelompok eksperimen diberikan selembar kertas dan pensil
untuk menulis Pengalaman Emosional sedangkan kelompok kontrol
tidak di berikan stimulus.

13. Prosedur Penelitian


a. Tata Cara Praktikum
Penelitian Praktikum Psikologi Eksperimen dilakukan di Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 14
November 2018, pukul ± 16.00 WIB sampai + 18.50 WIB selama ( + 170
menit) praktikum dilakukakan dengan jumlah subjek sebanyak+ 41 orang
Mahasiswa, yang berusia 18 – 24 tahun, yang sudah dibagi secara random
di 2 kelas menjadi 2 kelompok yang akan di tempatkan kedalam 2 ruangan,
dimana masing-masing ruangan terdapat + 20 orang. Semua anggota
kelompok melakukan persiapan praktikum pada pukul + 15.00 WIB
sampai + 16.00 WIB, Selama persiapan pengkondisian, mengkondisikan
cek diluar kelas untuk membagikan nametag KK dan KE secara random,
sedangkan instruktrur 1, instruktur 2, observer 1 dan observer 2
mempersiapkan ruangan yang akan di pakai KK dan KE, selanjutnya akan
di lakukan biefing selama + 10 menit pada pukul + 16.00 WIB sampai +
16.10 yang akan di lakukan oleh ketua terhadap anggota kelompok. Setelah
itu, pada pukul + 16.10 WIB sampai + 16.20 WIB selama + 10 menit,
moderator membuka kegiatan kemudian. Pada pukul + 16.20 WIB sampai
+ 16.35 WIB selama + 15 menit, , kemudian membagikan lembar skala 1
(Pre-test) pada subjek untuk diisi, sedangkan instruktur memberikan
penjelasan dalam pengisian Skala Stres Akademik, Setelah itu, pada pukul
+ 16.35 WIB sampai + 16.55 WIB selama + 20 menit untuk kelas
eksperimen diberikan perlakuan berupa Menulis pengalaman emosional
pada 2 lembar kertas dan menggunakan bolpoin. Sedangkan di kelas
kontrol,pada pukul + 16.35 WIB sampai + 16.45 WIB selama + 10menit
tidak di berikan perlakuan. Setelah perlakuan selesai, pada kelompok
kontrol pada pukul+ 16.45 WIB sampai + 17.00 WIB selama + 15 menit,
pemberian lembat post-test dan subjek di minta untuk mengerjakan lalu
pada pukul pada pukul + 16.55 WIB sampai + 17.10 WIB selama + 15
menit,pemberian lembat post-test dan subjek di minta untuk
mengerjakan.Untuk kelompok (kk) diberikan kertas untuk menulis
pengalaman selama + 10 menit. Setelah pengisian skala selesai, pada
pukul + 17.10 WIB sampai + 17.40 WIB selama + 30 menit, tester
melakukan interviuw kepada testee, kemudian pada pukul + 17.40 WIB
sampai + 17.50 WIB selama + 15 menit instruktur 1 dan instruktur 2,
menutup acara praktikum dan kemudian membagikan snack kepada
subjek.

b. Rundown
No Waktu Penanggung Jawab Keterangan
1. 15.30-16.00 WIB Pengkondisian Testee diminta untuk datang
+30 menit sebelum
praktikum dimulai.
15.30-16.00 WIB Semua Anggota Semua Anggota Kelompok
Kelompok mempersiapkan ruangan dan
juga alat-alat yang
digunakan pada saat
praktikum. Alat-alat disini
yaitu kertas HVS dan
bolpoin. Laptop dll.
2. 16.00-16.10 WIB Pengkondisian Testee diminta untuk masuk
ke ruangan praktikum.
3. 16.10-16.20 WIB Moderator 1 & 2 Pembukaan praktikum oleh
Moderator.
4. 16.20-16.35 WIB Instruktur 1, 2 & Pemberian lembar (Pre-
Observer 1, 2 (KK) test). Testee mengerjakan
Pretest baik dari kelompok
eksperimen maupun dari
kelompok kontrol.
5. 16.35-16.55 WIB Perlakuan 1 (KE) Untuk kelompok
eksperimen diberikan
perlakuan menulis
pengalaman emosional pada
selembar kertas selama + 20
menit,
16.35-16.45 WIB Instruktur 2 (KK) kelpompok kontrol tidak di
berikan stimulus selama +
10 menit.
6. 16.45-17.00 WIB Instruktur 2 Pemberian lembar (Post-
&Observer 2 (KK) test), Testee mengerjakan
Pretest pada kelompok
kontrol.
16.55-17.10 WIB Instruktur 1 & Pemberian lembar (Post-
Observer 1 (KE) test), Testee mengerjakan
Pretest pada kelompok
Eksperimen.
7. 17.00-17.05 WIB Perlakuan 2 (KK) Observer membagikan
lembar kertas, Testee
diminta menulis
pengalamannya selama + 5
menit.
9. 17.10-17.40 WIB Interviewer 1, 2 Setelah mengerjakan, tester
kelompok KE dan KK
melakukan interview kepada
testee.
10. 17.40-17.50 WIB Moderator Penutupan
11. 17.50-18.50 WIB Anggota Kelompok Tester melakukan, Sholat,
evaluasi bersama asisten
dan membersihkan ruangan.

c. Jobdesk
1. Ketua : Suci Lestari
2. Sekretaris : Laksmi Budi Rinjani
3. Bendahara : Sekarning Intan Permatasari
4. Pengkondisian :Adhi Tristanto
5. Instruktur / Moderator (KE) : Suci Lestari
6. Instruktur / Moderator 2 (KK) : Niken Prameswari
7. Perlakuan (KE) :Suci Lestari
8. Perlakuan (KK) : Niken Prameswari
9. Dokumentasi : Puji Lestari
10. Observer / Interviewer (KE) 1 : Sekarning Intan Permatasari
Interviewer (KE) 2 : Suci Lestari
11. Observer / Interviewer (KK) 1 : Laksmi Budi Rinjani
Interviewer (KK) 2 : Niken Prameswari
Interviewer (KK) 3 : Puji Lestari

d. Guide Interview
1. Kelas Eksperimen
1. Bagaimana sikap anda ketika anda mendapatkan tugas yang banyak?
2. Bagaimana pendapat anda setelah menulis tadi ?
3. Manfaat apa yang anda dapatkan setelah menulis tadi ?
4. Menurut anda dapatkah menulis bisa dilakukan semua orang ?
5. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi masalah perkuliahan ?
6. Menurut anda apakah menulis itu merugikan anda ?
2. Kelompok Kontrol
1. Setelah mengikuti kegiatan pada hari ini apa yang anda rasakan ?
2. Hal apa saja yang membuat anda merasa stres?
3. Apa akibatnya bagi anda saat merasakan stres ?
4. Dengan sistem perkulihan yang ada bagaimana tingkat stres anda ?
5. Apakah yang anda lakukan ketika anda mengalami stresakademik ?
6. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti kegiatan ini ?

14. Hasil Penelitian


a. Hasil Skoring
1. Kelompok Eksperimen
No. Pretest Posttest Hasil
1 104 96 8
2 87 86 1
3 100 96 4
4 99 91 8
5 96 96 0
6 97 93 4
7 95 94 1
8 103 102 1
9 104 98 6
10 113 119 6
11 111 107 4
12 91 88 3
13 114 104 10
14 84 85 1
15 109 104 5
16 107 102 5
17 109 110 1
18 105 101 4
19 95 95 0
20 93 90 3

2. Kelompok Kontrol
No. Pretest Posttest Hasil
1 106 105 1
2 110 112 2
3 93 92 1
4 101 100 1
5 113 114 1
6 111 112 1
7 103 101 2
8 106 104 2
9 106 104 2
10 105 103 2
11 87 85 2
12 119 113 6
13 81 75 6
14 82 84 2
15 114 109 5
16 110 111 1
17 115 111 4
18 85 80 5
19 107 106 1
20 104 100 4
21 99 98 1

b. Hasil Observasi
1) Kelompok Eksperimen
Praktikum Psikologi Eksperimen dilakukan pada hari Rabu
14 November 2018 di ruang 2.5 Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Mulai dari pukul ±16:00 WIB sampai
pukul ±19:00 WIB (selama ±120 menit). Ruangan menghadap ke
Barat dengan 1 pintu disebelah selatan dan 1 pintu disebelah utara.
Dibagian barat terdapat 1 jam dinding, 2 papan tulis dan layar
LCD yang menggantung di dinding. Dibagian utara terdapat 1 AC,
dan 6 jendela yang tertutup.Dibagian timur terdapat 2 glass
box.Dibagian selatan terdapat 6 jendela yang tertutup dan 1 AC.
Terdapat 6 lampu yang menyala ±40 watt.Terdapat LCD yang
menggantung di atas.Di dalam ruangan terdapat 38 kursi
menghadap ke barat dan 4 kursi menghadap ke timur.Terdapat 20
meja menghadap ke barat dan 2 meja menghadap ke timur.2 AC
menyala dengan suhu ±18ºC sehingga udaranya
sejuk.Pencahayaan terang karena lampu menyala.Ruangan bersih
karena tidak ada sampah berserakan. Handycam berada dibagian
pojok depan selatan 1, pojok depan utara 1, dan bagian timur 1 di
tengah.

Terdapat 23 orang yang berada didalam ruangan. 20 orang


subjek, 14 perempuan, 6 laki-laki. 2 praktikan sebagai instruktur
dan observer yang semuanya perempuan.Terdapat 1 asisten
perempuan yang mengawasi jalannya praktikum. Subjek bertugas
melakukan apa yang diperintahkan oleh praktikan. Tugas
instruktur sebagai pemandu kegiatan dan observer sebagai
pengamat kegiatan.Jarak antara subjek dengan praktikan
±1meter.Instruktur menghadap kearah timur, observer menghadap
ke barat, dan subjek menghadap kearah timur.Interaksi antara
subjek dan praktikan baik karena subjek mengikuti dan
mengerjakan semua instruksi yang diberikan.

Subjek merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah


Surakarta, subjek laki-laki maupun perempuan memiliki rentang
usia ±18 tahun sampai ±23 tahun dengan tinggi badan ±153 cm
sampai ±165cm serta berat badan laki-laki yang ±65kg sampai
±70kg dan perempuan memiliki berat badan ±55 kg sampai
±60kg. subjek menggunakan baju kemeja lengan panjang
(perempuan) lengan pendek (laki-laki) dan subjek menggunakan
celana panjang untuk laki-laki dan untuk perempuan ada yang
menggunakan celana panjang dan rok panjang. Semua subjek
perempuan menggunakan hijab. Semua subjek menggunakan
sepatu bertali dan beberapa perempuan menggunakan flatshoes,
ada yang menggunakan aksesoris berupa jam tangan, gelang dan
cincin

2) Kelompok Kontrol
Praktikum psikologi eksperimen yang diadakan pada hari
rabu, 14 November 2018 pada pukul ± 16.00 WIB sampai pukul ±
19.00 WIB selama ± 180 menit. Praktikum dilakukan diruangan 26
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ruangan
berukuran ± 8 x 6 x 4 m ruangan selatan dengan pintu yang tertutup
.Diruangan terdapat LCD diatas langit-langit yang menyala, 2
papan tulis menghadap barat 1 jam dinding disebelah
utara.Pencahayaan cukup terang karena terdapat 6 buah lampu yang
menyala yang berdaya ± 40 watt dan 12 jendela tertutup.Sirkulasi
udara udara cukup sejuk/lancar karena terdapat 1 AC yangmenyala
disebelah utara yang bersuhu 24℃.Ruangan bersih tidak ada
sampah yang berserakan ruangan yang menghadap barat terdapat
kursi dan meja sebanyak 58.
Didalam ruangan terdapat 24 orang yang yaitu 21 subjek, 2
praktikan dan 1 asisten. 21 subjek yaitu berjenis kelamin 10 laki-
laki dan 11 perempuan yang bertugas mengerjakan tes,2 praktikan
yaitu berjenis kelamin 2 perempuan sebagai moderator, instruksi
dan observer yaitu menulis perilaku subjek selama pengetesan. 1
asisten sebagai pengawas yang berjenis kelamin laki-laki. Jarak
subjek dengan subjek ±1 meter, Jarak praktikan dengan subjek ± 1
meter dan jarak praktikan dengan praktikan ± 1 meter.Ruangan
konduktif karena tidak ada suara yang mengganggu selama
pengetesan.Interaksi yang dilakukan timbal balik karena subjek
aktif bertanya.
Subjek laki-laki rata-rata berusia ±20 tahun dengan berat
badan rata-rata ±65 Kg denan tinggi rata-rata ±160 -170 cm. Subjek
perembuan rata-rata berusia rata-rata ±50 Kg - ±70 Kg dengan
tinggi rata-rata ±155 cm – ±175cm. Subjek laki-laki rata-rata
memakai kaos berkerah dan memakai celan jeans, Subjek
perempuan rata-rata memakai gamis panjang sampai lenagan tangan
dan sampai mata kaki dan rata-rata memakai jilbab berwarna gelap.
Subjek rata-rata tidak memakai aksesoris dan subjek rata-rata
memakai sepatu.

c. Hasil Interview
Pada hasil interview di kelompok kontrol soal pertama,Subyek FR
mengganggap kegiatan ini membosankan dikarenakan subyek merasa diminta
menunggu lama sehingga subyek DEM pun merasa menjadi sabar setelah
menunggu lama, sedangkan subyek AM merasa bingung karena merasa
seperti ditinggalkan dan subyek KEW merasa bingung dengan pernyataannya
karena sebagian sesuai dengan subyek dan sebagian tidak sesuai. Namun,
subyek inisial ZNH merasa asik setelah mengikuti kegiatan ini karena menjadi
tahu mengenai diri kita. subjek JK, ADW,LN, ARM, ER, NAR, AJA Dan
DAM menjawab senang mengikuti kegiatan, karena dapat teman baru ,
pengalaman yang baru dan dapat lebih mengenal diri sendiri. Kemudian
subjek MH dan PAN menjawab biasa saja mengikuti kegiatan tersebut karena
karena pernah mengikuti kegiatan tersebut. Dan subjek MHH menjawab
suntuk karena capek kuliah. Subjek WP mengatakan biasa saja dan subjek AJ
mengatakan lega karena dapat mengungkapkan perasaan. Pada saat soal
kedua,subjek WP, ARM, ADW, JK, LN, ER, NAR, MHH, AJA, DAM, MH,
DAM, ZNH, DEM, dan KEW merasa stress karena tugas yang banyak.
Subjek JK,ZNH, KEW, AM, MHH merasa stess karena masalah internal
keluarga. Subjek LN dan MHH merasa stress karena ada masalah dengan
teman. Subjek AJ merasa jarang stress karena dia orangnya santai saja tidak
terlalu membebani pikiran. Tetapi subyek FR, merasa jika perkuliahan malah
tidak membuat stres, hanya saja organisasi di kampus yang membuat stres.
Pada saat soal ketiga, subjek ARM, ADW,AJ, JK setelah merasa stress akibat
yang sering ditimbulkan yaitu pusing, sakit kepala, susah tidur dan
memikirkan masalahnya terus. Subjek WP, JK merasa ketika stess jarang
makan sehingga berat badannya turun. subjek MH dan MHH menjawab suka
menyendiri dikamar jauh dari kebisingan saat merasa stress. Kemudian subjek
ER dan DAM menjawab males buat ngapa-ngapaian sehingga tugas
menumpuk. Lalu subjek AJA dan PAN menjawab stress menganggu aktivitas
sheari-hari. Dan subjek NAR menjawab pusing dan menjadi ingin makan
yang banyak. Pada saat soal keempat, subyek FR, AM, DEM, dan ZNH
merasa biasa saja dengan sistem perkuliahan yang ada karena merasa
perkuliahan yang mereka jalani tidak berat. Tetapi subyek KEW merasa
sistem perkuliahan yang ada membuat KEW merasa stres cukup berat
dikarenakan praktikum. subjek PAN, ER, DAM, MH, NAR menjawab
sedang, Subjek MHH menjawab biasa aja dan subjek AJA menjawab 60 %,
stress terkadang menekan atau menganggu aktivitas sehari-hari, karena
menjadi maes-malesan , kepala pusing dan jadi sulit berkonsentrasi. Pada saat
soal kelima, subjek JK, WP, AJ ARM, ADW, FR, KEW, AM, DEM, dan
ZNH ketika sedang mengalami stress mereka sering melakukan kegiatan
yang disenangi. Subjek ARM, ADW memilih curhat dengan orang yang
mereka percayai. Subjek LN saat merasa stress biasanya memilih menyendiri
saat seperti itu. Subyek FR memilih untuk main game untuk melarikan
pikiran, subyek KEW, memilih untuk makan es krim, coklat dsb. Subyek AM,
lebih memilih untuk mengobrol dengan teman. Subyek DEM memilih untuk
pulang kerumah dan pergi bersama teman untuk mencari udara segar. Dan
subyek ZNH memilih untuk piknik. subjek NAR, PAN dan AJA memilih
jalan-jalan sama temen atau orang tua.subjek DAM menjawab nangis , nelfon
orang tua dan curhat orang tua. Lalu subjek MHH menjawab mengumpulkan
teman-teman untuk melakukan suatu kegiatan, contoh seperti main game dan
holiday. Dan subjek ER dan MH menjawab menyendiri dikamar. Pada saat
soal keenam, subjek LN, ADW, JK, MHH, ER, MH, AJA, PAN, NAR, DAM,
DEM dan KEW menjawab senang mengikuti kegiatan ini. subyek ZNH,
merasa asik, subyek AM merasa enakan dan subyek FR merasa bahwa
kegiatan ini lumayan bagus walaupun subyek bingung dengan tujuan kegiatan
ini. Subjek ARM mengatakan cukup lelah setelah mengikuti kegiatan ini.
Subjek WP, AJ merasa lumayan bisa berbicara dengan orang dan lebih lega.

15. Analisis Data


a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah Menulis Pengalaman
Emosional Berpengaruh terhadap Stres Akdemik Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Pada penelitian ini digunakan uji statistik
Kolmogrov-Smirnov atau Shapiro-Wilk untuk menguji normalitas data.
Hasil Uji Normalitas dapat di lihat pada tabel berikut :

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk


Statisti Statisti
c df Sig. c df Sig.
Stres Kelompok
Akade Eksperime ,182 20 ,083 ,930 20 ,155
mik n
Kelompok
,322 21 ,000 ,781 21 ,000
Kontrol
a Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen


dilihat pada kolom Kolmogrov-Smirnov di peroleh hasil signifikan (Sig.)
sebesar 0.083 (p>0,05) sehingga normalitas pada kelompok eksperimen
adalah normal. Kemudian pada Kelompok Kontrol diperoleh hasil
signifikan (Sig.) sebesar 0.000 (p<0.05) sehingga normalitas pada
kelompok kontrol tidak normal.

b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas sebaran data penelitian
menggunakan hasil Homogenity of Variance. Hail Uji homogenitas dapat
dilihat pada tabel berikut :

Test of Homogeneity of Variance

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Stres Based on Mean
3,970 1 39 ,053
Akademik
Based on Median 4,568 1 39 ,039
Based on Median and 4,568 1 36,337 ,039
with adjusted df

Based on trimmed
4,444 1 39 ,042
mean

Berdasarkan Uji Homogenitas pada kelompom eksperimen dan


kelompok kontrol dapat diketahui bahwa uji homogenitas yaitu signifikan
atau homogen. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Based on Mean sebesar
0,053 (p>0.05) yang bearti bahwa kelompok tersebut memiliki keadaan
awal dan karakteristik yang sama.

c. Uji Non-Parametrik Two Independent Sample


Uji non-parametrik digunakan karena hasil uji normalitas adalah tidak
normal yaitu sebesar 0.083 (p>0,05) pada kelompok eksperimen adalah
normal, sedangkan sebesar 0.000 (p<0.05) pada kelompok kontrol tidak
normal, serta hasil uji homogenitas adalah homogen yaitu sebesar 0,053
(p>0,05). Maka dari itu dilakukan test statistic non-parametric. Hasil
penggunaan uji Non-Parametrik Two Independent Sampel dapat dilihat
pada tabel berikut :

Ranks

Kelompok
Ekperimen Mean Sum of
Kelompok Kontrol N Rank Ranks
Stres Kelompok
20 23,15 463,00
Akademik Eksperimen
Kelompok Kontrol 21 18,95 398,00
Total 41
Test Statistics(a)

Stres
Akademi
k
Mann-Whitney U 167,000
Wilcoxon W 398,000
Z -1,146
Asymp. Sig. (2-
,252
tailed)
a Grouping Variable: Kelompok Ekperimen Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil data di atas, dapat dilihat pada tabel Test


Statisticd bagian Asymp.Sig.(2-tailed) yang menunjukan hasil signifikansi
sebesar 0,252 (p>0/05) yang artinya tidak ada pengaruh menulis
pengalaman emosial terhadap stres akademik mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Dengan demikian Hipotesis ditolak.
16. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan Uji statistik menggunakan SPSS ver.16
didapatkan hasil Asymp.Sig. (2 tailed) sebesar 0,252 (p>0/05) yang artinya
tidak ada pengaruh menulis pengalaman emosial terhadap stres akademik
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal ini disebabkan tidak
sesuai dengan penelitian Menurut Rahmawati (2014) terdahulu dikarenakan
perlakuan dilakukan tidak hanya satu kali saja. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi validitas ancaman yaitu validitastesting
(subjek kemungkinan mengingat kembali jawaban yang salah pada saat pre-
test dan memperbaikinya ketika post-test dan instrumentation (subjek
kemungkinan ingat jawaban yang diberikan pada saat pre-test). Juga
validitas maturation (proses perubahan yang terjadi pada diri subjek dalam
masa tunggu dari suatu penelitian, perubahan tersebut misalnya lapar, bosan
dan lelah) dan juga hasil dari observasi bahwa saat perlakuan subjek tidak
menulis, tidur dan mengbrol dengan rekan yang lain serta berdaarkan hasil
interview beberapa subjek merasa bahwa subjek tidak pandai
mengungkapkan melalui tulisan karena lebih suka mencurahkan perasaan
secara langsung kepada orang (teman, keluarga, saudara) dari pada melalui
tulisan.

17. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Hasil Skor signifikan 0,252 (p>0/05) yang artinya tidak ada pengaruh
menulis pengalaman emosial terhadap stres akademik mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta.Dengan demikian Ha ditolak dan
Ho diterima.
b. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan pada saat penelitian ini yaitu seluruh praktikan
datang tepat waktu + 15:00 WIB dan peralatan untuk penelitian lengkap
sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan.Subjek datang tepat waktu
dan tidak ada yang membatalkan.Kesenjangan waktu antara pelaksanaan
praktikum dengan rundown tidak berjarak lama, sehingga tidak
mengambil hak subjek.
Kekurangan pada saat penelitian yaitu pada saat sesi
wawancara terdapat 4 subjek dari kelompok Kontrol yang memasuki
ruangan Kelompok Eksperimen dikarenakan Praktikan kurang teliti
dalam mengawasi subjek.Pada kelompok Kontrol terdapat 3 subjek
meninggalkan praktikum sebelum sesi wawancara, dikarenakan praktikan
kurang teliti dalam mengawasi subjek.
c. Saran
Saran bagi penelitian selanjutnya adalah :
1. Seluruh praktikan memiliki tanggung jawab penuh dan
mengkoordinasikan subjek agar tertib dan berjalan sesuai dengan
rencana.
2. Peneliti agar melaukan perlakukan tidak hanya satu kali saja.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N. (2018). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA


INDONESIA ASPEK MENULIS DENGAN PENGGUNAAN
MODELKOOPERATIF LEARNING TIPE STAD. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 220-228.
Anoraga, P. (2009). Psikologi Kerja (Lima ed.). Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Y. W., & Mustandi, A. (2014). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM
ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN
NARASI SISWA KELAS V SD. Jurnal Prima Edukasia .
Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal
Konseling dan Pendidikan, 143-148.
Fitri. (2013). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BANK (Studi pada
Karyawan Bank BMT). JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, II.
Gamayanti, W., Mahardianisa, & Syafel, I. (2018). Self Disclosure dan Tingkat Stres
pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi. PSYMPATHIC : Jurnal
Ilmiah Psikologi, 115-130.
Ibrahim, F. M. (2017, Mei 03). Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres. Detik News.
Ismiati. (2015). Problematika dan Coping Stress Mahasiswa dalam Menyusun
Skripsi. Al-Bayan, 1-27.
Marie, S. (2016, Oktober 7). Survey Buktikan Mahasiswa Zaman Sekarang Mudah
Depresi. Ini Penyebabnya! Idn Times.
Nurmaliyah, F. (2014). Menurunkan Stres Akademik Siswa dengan Menggunakan
Teknik Self-Instruction. Jurnal Pendidikan Humaniora, 237-282.
Purnama , R. R., & Virdhani, M. H. (2016, Mei 31). Nilai Anjlok, Diduga Jadi
Penyebab Mahasiswa UI Gantung Diri. Sindonews.
Rahmawati, W. K. (2017). Efektifitas Teknik Restrukturisasi Kognitif untuk
Menangani Stres Akademik Siswa. Jurnal Konseling Indonesia, 2.
Rakhmawati, I., Farida, P., & Nurhalimah. (2014). SUMBER STRESS AKADEMIK
DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT STRESS MAHASISWA
KEPERAAWATAN DKI JAKARTA. JKep, 72-84.
Rohmadani, Z. V. (2017). RELAKSASI DAN TERAPI MENULIS EKSPRESIF
SEBAGAI PENANGANAN KECEMASAN PADA DIFABEL DAKSA.
Journal of Health Studies, 18-27.
Rohmadani, Z. V. (2017). RELAKSASI DAN TERAPI MENULIS EKSPRESIF
SEBAGAI PENANGANAN KECEMASAN PADA DIFABEL DAKSA.
Journal of Health Studies, 18-27.
Susanti, R., & Supriyantini, S. (2013). Pengaruh Ekspressive Writing Therapy
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara di Muka Umum Pada
Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 120-129.
Syarif, E., Zulkarnaini, & Sumarmo. (2009). Pembelajaran Menulis. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Triatna, C. (2015). PERILAKU ORGANISASI (First Edition ed.). (N. N. Muliawati,
Penyunt.) Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yulianti, T. S., & Kurniawati, R. (2017). PENGARUH TERAPI MENULIS
PENGALAMAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI
LANSIA DI PANTI WREDA DARMA BAKTI KASIH SURAKARTA. JIK,
91-98.
Zulela, M. (2014). PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Upi Edu, 83-91.

Anda mungkin juga menyukai