Anda di halaman 1dari 13

STRESS AKADEMIK PADA MAHASISWA FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

Krisna Setiawan Ramadhan


Jurusan Psikologi Fakultas, Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo
Email : krisnasetiawanrama@gmail.com

ABSTRAK

Stress adalah suatu respon individu,baik berupa respon fisik, maupun psikis terhadap
tuntutan atau ancaman yang berdampak negative bagi tubuh. Stress dapat terjadi pada
mahasiswa dikarenakan masalah internal atau eksternal. Dalam Konteks mahasiswa, terdapat
sumber stress pada mahasiswa yaitu interpersonal, intrapersonal, akademik dan lingkungan,
Stres akademik merupakan suatu kondisi individu yang timbul karena banyaknya tekanan atau tuntutan
akademik yang melebihi kapasitas kemampuannya sehingga individu merasa terbebani. Subjek pada
penelitian ini merupakan seorang mahasiswa perempuan semester menengah di jurusan farmasi
Universitas Halu Oleo yang sedang mengalami stress akademik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran umum kondisi mahasiswa yang mengalami stres akademik. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara bebas terpimpin yang dimana jenis wawancara ini dalam pelaksanaanya pewawancara
sudah membawa pedoman tentang apa saja yang akan ditanyakan secara garis besar. Hasil penelitian
menjukkan karena stress akademik motivasi subjek untuk belajar menjadi menurun dan membuat
subjek menjadi malas untuk melakukan kegiatan lain. Pada saat sebelum melakukan wawancara subjek
juga sudah memberi izin untuk melakukan perekaman suara dan ketika untuk dokumentasi subjek
meminta wajahnya untuk di blur.

Kata Kunci: Akademik, Mahasiswa, Stress, Stress Akademik

ABSTRACT

Stress is an individual response, whether in the form of a physical or psychological response to demands
or threats that have a negative impact on the body. Stress can occur in students due to internal or
external problems. In the student context, there are sources of stress for students, namely interpersonal,
intrapersonal, academic and environmental. Academic stress is an individual condition that arises
because of the amount of pressure or academic demands that exceed their capacity so that the
individual feels burdened. The subject of this research was a middle semester female student in the
pharmacy department at Halu Oleo University who was experiencing academic stress. This research aims
to find out a general picture of the condition of students who experience academic stress. This research
uses a qualitative research approach. The data collection method used is free guided interviews, where in
the implementation of this type of interview the interviewer has brought guidelines regarding what will
be asked in outline. The research results showed that due to academic stress, the subject's motivation to
study decreased and made the subject lazy to carry out other activities. Before conducting the interview,
the subject also gave permission for voice recording and during documentation the subject asked for his
face to be blurred.

Keywords : Academics, Students, Stress, Academic Stress

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah individu yang sangat rentan mengalami stres. Stres merupakan respons
individu terhadap stressor, yaitu situasi dan peristiwa yang dirasa dapat mengancam dan menghambat
kemampuan seseorang dalam beradaptasi (King, 2017). Stres yang dialami mahasiswa disebut dengan
stres akademik (Oktavia, Urbayatun, Mujidin, 2019; Kaur, 2020). Stres akademik merupakan suatu
keadaan individu dimana terdapat terlalu banyak tekanan dan tuntutan, khawatir dengan ujian dan
tugas kuliah sehingga tidak dapat mengelola tugas akademik dengan baik disebabkan jadwal yang terlalu
sibuk (Munir, 2015; Dixit, 2020). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Ibrahim, Kelly, Adams, dan
Glazebrook (2013) yang menjelaskan bahwa mahasiswa sering mengalami pengalaman depresif yang
disebabkan oleh tuntutan dan stres akademik.

Stres akademik menurut Sarafino & Smith adalah suatu kondisi tekanan yang dialami
masiswa akibat adanya ketidaksesuaian antara tuntutan akademik dengan kemampuan. Jiandong
Sun menyatakan stres akademik terjadi karena jumlah kapasitas yang dimiliki masiswa tidak
sebanding dengan tuntutan akademik yang diberikan. Deswita menambahkan bahwa stres
akademik merupakan respon mahasiswa terhadap tuntutan sekolah yang menimbulkan perasaan
tidak nyaman, ketegangan otot, dan perubahan tingkah laku.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa stres akademik merupakan respon
mahasiswa terhadap tuntutan akademik. adapun tuntutan akademik yang dimaksud yaitu tuntutan
diluar kapasitas kemampuan mahasiswa seperti banyaknya mata pelajaran maupun beban tugas
siswa. Sehingga dapat memicu munculnya perasaan tidak nyaman dalam diri siswa, dan adanya
perubahan tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa.

Aspek stres akademik menurut Sarafino & Smith (2017) diantaranya :

a. Aspek Biologis (Reaksi Fisik)


Aspek biologis stres akademik berupa reaksi fisik yang ditunjukkan oleh siswa. Gejala fisik dari
stres akademik yang dialami siswa diantaranya sakit kepala, mengalami gangguan makan,
gangguan tidur, dan produksi keringat yang berlebihan. Selain itu, adanya otot-otot yang tegang,
detak jantung dan pernafasan yang tidak teratur, gugup, cemas, dan lain sebagainya.

b. Aspek Psikologis
Aspek psikologis stres akademik yaitu aspek psikis yang dialami oleh siswa. Gejala dari aspek
psikologis diantaranya :

1) Gejala emosi
mahasiswa yang mengalami stres akademik cenderung akan menunjukkan gejala mudah marah,
kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu, merasa sedih, dan mudah depresi. Hal tersebut
karena kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi yang dimiliki mahasiswa.

2) Gejala kognisi / fikiran


mahasiswa yang mengalami stres akademik cenderung memiliki gangguan daya ingat, perhatian,
dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki harga diri yang rendah,
takut akan kegagalan, cemas akan masa depan, dan mudah bertindak memalukan. Hal tersebut
karena kondisi stres dapat mengganggu proses pikir individu terhadap suatu hal.

3) Gejala tingkah laku / perilaku sosial


Gejala tingkah laku stres akademik yang ditunjukkan oleh mahasiswa diantaranya sulit bekerja
sama, kehilangan minat belajar, tidak mampu rileks dan sering melanggar peraturan sekolah.
Selain itu, gejala tingkah laku ini cenderung mengarah kepada hal-hal negatif dan cenderung
mengalami peningkatan. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan masalah salam hubungan
interpersonal mahasiswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik menurut Santrock (2003) diantaranya :

a. Faktor Lingkungan
1) Beban yang terlalu berat, konflik, perasaan frustrasi, burnout, perasaan tidak berdaya, dan
tidak memiliki harapan yang disebabkan oleh stres akibat banyaknya tugas atau mata
pelajaran yang harus diselesaikan. Hal tersebut tetunya dapat membuat siswa mengalami
kelelahan baik secara fisik maupun emosional.
2) Kejadian besar dalam hidup dan gangguan sehari-hari yang dialami siswa. para psikolog
menekankan bahwa kehidupan sehari-hari dapat menjadi penyebab stres salah satunya
kejadian besar yang dialami. Ketika mahasiswa mengalami ketegangan dalam proses belajar
dan dianggap sebagai kejadian besar yang dialami. Hal tersebut dapat mengakibatkan siswa
mengalami gangguan psikologis karena banyaknya gangguan sehari-hari yang menumpuk.

b. Faktor Kepribadian
mahasiswa dengan pola tingkah laku A cenderung memiliki karakteristik rasa kompetitif
yang berlebihan dan kemauan yang keras. Selain itu, mereka juga mudah marah, tidak sabar
dan menujukkan sikap bermusuhan terhadap hal yang mempengaruhi dengan detak jantung.
mahasiswa yang memiliki reaksi fisiologis yang kuat terhadap stres cenderung mengalami
detak jantung yang meningkat, pernafasan yang semakin cepat, dan otot-otot menegang.

c. Faktor Kognitif
Faktor kognitif merupakan istilah untuk menggambarkan interpretasi individu terhadap
kejadian dalam hidup mereka. Kejadian tersebut diantaranya kejadian yang dapat memicu
munculnya perasaan tertekan dalam diri mahasiswa. Selain itu, kejadian itu dianggap
sebagai sesuatu yang berbahaya, mengamcam, dan menantang keyakinan mereka apakah
memiliki kemampuan untuk mengatasinya.

d. Faktor Sosial Budaya


1) Stres akulturatif, mengacu pada perubahan kebudayaan akibat kontak langsung dengan
kelompok budaya yang berbeda secara terus menerus.
2) Status sosial-ekonomi, siswa yang tinggal di pemukiman yang kurang memadai, lingkungan
yang berbahaya, dan memiliki tanggung jawab yang besar sering menjadi pemicu munculnya
stres yang kuat dalam kehidupan ekonomi yang tidak pasti.

METODE PENELITIAN

` Fokus penelitian ini adalah penyebab stress akademik pada mahasiswa yang sedang mengalami
stress karena tidak mampu mengikuti beban pelajaran yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memahami hal apa saja yang membuat seseorang mengalami stress akademik selain karena tidak
mampu mengikuti beban pembelajaran. Penelitian ini menggunakan satu sumber yang merupakan
mahasiswa semester menengah di farmasi universitas Halu Oleo. Teknik pengumpulan data yang di
gunakan yaitu, wawancara bebas terpimpin yang dimana jenis wawancara ini dalam pelaksanaanya
pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa saja yang akan ditanyakan secara garis besar.

Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian kualitatif menurut Hendryadi, et. al, (2019:218) merupakan proses penyelidikan naturalistik
yang mencari pemahaman mendalam tentang fenomena sosial secara alami. Penelitian kualitatif
menekankan pada kualitas bukan kuantitas dan data-data yang dikumpulkan bukan berasal dari
kuisioner melainkan berasal dari wawancara, observasi langsung dan dokumen resmi yang terkait
lainnya. Penelitian kualitatif juga lebih mementingkan segi proses daripada hasil yang didapat. Hal
tersebut disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas jika diamati
dalam proses.
Menurut Arikunto (2016:199) Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara
yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan wawancara. Tujuan dari
wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan menggunakan teknik wawancara pada


subjek yang bernama Fitria dapat di temukan bahwa subjek sering mengalami kelelahan secara
fisik maupun mental karena beban akademik, gejala yang ia sering alami yaitu sering sakit
kepala atau susah tidur, ketika mengalami stress akademik terkadang subjek melakukan healing
atau jalan-jalan bersama temannya, subjek juga mengatakan karena stress dia sangat sulit
untuk berkonsentrasi dan fokus dalam belajar subjek mengatakan sangat sulit bagi dia untuk
memahami materi-materi yang ingin dia pelajari kembali. Subjek juga mengatakan karena
mengalami stress dia tidak memiliki motivasi untuk belajar, merasa tidak semangat. Tidak
hanya dalam pelajaran bahkan sampai memengaruhi pada kegiatannya. Pada kasus lain ia juga
mengatakan pola tidurnya terganggu karena selalu memikirkan masalah akademiknya terus
subjek mengatakan setelah pola tidurnya yang terganggu pola makan dan kegiatan-kegiatannya
apalagi yang mendadak membuatnya semakin stress. Untuk masalah sosial subjek mengatakan
ketika sedang mengalami stress karena akadmik dan di haruskan interaksi dengan
lingkungannya biasa akan langsung marah pada orang sekitarnya, terkadang ia juga di kritik
oleh teman sebayanya tetapi subjek hanya tersenyum kecil atau tertawa kecil untuk
menghindari menjawab kritikan tersebut.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa stress akademik sangat mempengaruhi motivasi
dan semangat mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran. Stress akademik juga menimbulkan
masalah-masalah lain seperti susah tidur dan pola makan juga terganggu. Stress akademik
dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti beban tugas kuliah yang tinggi, persaingan
antarmahasiswa, harapan keluarga, serta tekanan untuk mencapai prestasi akademik.
Dampaknya dapat mengurangi kinerja akademik, meningkatkan risiko kesehatan mental, dan
mempengaruhi kualitas hidup. Solusi yang efektif melibatkan dukungan dari universitas,
konseling psikologis, serta program pembinaan keterampilan manajemen stress.
DAFTAR PUSTAKA

Sagita, D. D., Daharnis, D., & Syahniar, S. (2017). Hubungan Self Efficacy, Motivasi Berprestasi,
Prokrastinasi Akademik Dan Stres Akademik Mahasiswa. Jurnal Bikotetik (Bimbingan Dan
Konseling: Teori Dan Praktik), 1(2), 43-52.

Siregar, I. K., & Putri, S. R. (2020). Hubungan self-efficacy dan stres akademik
mahasiswa. Consilium: Berkala Kajian Konseling dan Ilmu Keagamaan, 6(2), 91-95.

Ramadhan, H. (2022). GAMBARAN TINGKAT STRESS AKADEMIK PADA MAHASISWA AKHIR YANG
SEDANG MENYUSUN SKRIPSI. Journal Education of Batanghari, 4(10), 01-08.

Fitriani, W., Asmita, W., Hardi, E., Silvianetri, S., & David, D. (2022). Kuliah Daring: Tingkat Stres
Akademik pada Mahasiswa dan Faktor yang Mempengaruhinya. Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 11(01), 147-176.

Alawiyah, D., & Alwi, C. A. (2022). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesejahteraan Psikologis
Pada Mahasiswa Semester Akhir. Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan
Rohani, 8(2), 30-44.

Oktavia, W. K., Fitroh, R., Wulandari, H., & Feliana, F. (2019, November). Faktor-faktor yang
mempengaruhi stres akademik. In Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan (pp. 142-149).

Sarafino, Health psychology. (US:John Wiley &Sons INC, 2017), 58-61 Sun, Jiandong.
Educational Stres Scale for Adolescents. Shandong : Quesland University. Journal of
Psychoeducational Assessment Vol 29 No 6., 2011, 534-546 Merry. “Stres Akademik Mahasiwa
Aktif, Jurnal Konseling Indonesia Vol 6 No 1., 2020, 6-13 Sarafino, Health psychology. (US:John
Wiley &Sons INC, 2017), 61-65
LAMPIRAN
 REKAMAN WAWANCARA
https://drive.google.com/drive/folders/1vHk-xjlH7ZfUDRDMmOyW3meAe_4LMtKc

 VERBATIM
Nama Subjek : Fitria
Hari\Tanggal : Minggu, 7 Januari
Pukul : 17.30-17-50 WITA
Kode : P : Pewawancara
S : Subjek

SUBJEK URAIAN UCAP LAKU

P Adakah gejala fisik khusus yang Anda lalui saat menghadapi tekanan akademik
yang tinggi?

S Sebenarnya sudah pasti ada, karena kalau misalnya banyak tugas, terus kayak sudah
stres, jadi pasti adalah gejala gejala fisik yang timbul untuk kita sendiri. Pasti bukan
saya saja, pasti ada orang lain juga. Orang lain juga pasti merasakan itu. Nah,
misalnya itu kayak gejala fisiknya, kayak dia suka sakit kepala atau tidur, biasanya
kalau saya, kalau misalnya sudah lambat makan pasti kayak kambuh mag, seperti
perut.

P Bagaimana Anda mencoba untuk mengendalikan atau meredakan reaksi fisik yang
timbul akibat stres akademik?

S Caranya biasa kalau lagi stres akademik itu, biasanya itu healing. Healing, misalnya
kalau pulang dari kampus, atau pulang dari kelas istilahnya, itu pasti pergi ke mana,
biasanya kalau saya itu jalan-jalan seperti sembarang, pokoknya biasanya saya pergi
sama teman saya.

P Bagaimana reaksi fisik Anda terhadap stres akademik mempengeruhi, konsentrasi,


dan fokus Anda dalam belajar?

S Untuk reaksi fisiknya itu, yang mempengaruhi itu, yang mempengaruhi konsentrasi
dan fokus dalam belajar, itu biasanya memang kalau lagi stres, pasti susah untuk
pahami itu materi, materi-materi yang kita ingin pelajari, apalagi kalau misalnya
dalam membuat tugas, kesulitan sih

P apakah ada perubahan mood atau suasana hati yang Anda alami ketika sedang
menghadapi tekanan akademik?

S Perubahan mood? sudah pasti ada sih kayak pasti kalau masalah mood biasa
berubah-beubah kalau mengalami stress

P Bagaimana stres akademik mempengaruhi, motivasi, semangat, dan minat Anda


dalam belajar?

S Kalau misalnya lagi stres akademik, kalau sedar ini kalau dalam kegiatan mau
belajar, atau belajar, cekat dulu, belum, kan?

P Bagaimana stres akademik mempengaruhi, motivasi, simbangat, dan minat Anda


dalam belajar?

S Kalau misalnya lagi stres, kalau mau belajar, sudah pasti kayak malas, selain tidak
ada motivasi, tidak ada semangat, karena kalau stres itu pasti banyak pengaruhnya.
Tidak hanya mau belajar, kalau ada kegiatan kita mau lakukan selain belajar, malas
juga kalau saya pribadi, kalau lagi stres.

P Apakah Anda merasa adanya gengguan pada pola tidur, kebiasaan makan, atau
kegiatan sehari-hari lainnya saat sedang mengalami stres akademik?

S Kalau lagi mengalami stres, pertama tadi ada genggun pada pola tidur. Biasa
memang kalau lagi stres, pola tidur terganggu. Ya ini kan mengenai stres di
akademik, ya biasa sih, kalau lagi stres di bagian akademik ini, tidur pasti
terganggu. Terus kebiasaan makan, makan juga pasti terganggu. Kemudian kegiatan
sehari-hari, apalagi kalau misal tiba-tiba ada kegiatan mendadak, baru lagi stres-
stresnya. Sangat mengganggu.

P Baik. Bagaimana Anda merasa terhadap interaksi sosial Anda dengan teman sebaya
atau keluarga saat Anda sedang mengalami stres akademik?

S Kalau ditanya, bagaimana kalau misalnya harus interaksi baru lagi mengalami stres
akademik itu, biasa kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus sih, biasa tiba-tiba
langsung marah-marah, padahal bukan hal yang perlu dimarahkan. Itu seperti kalau
untuk reaksi apa ya, reaksi apa yang lain? tidak bisa mnegontrol emosi lah

P Bagaimana Anda merespon perasaan isolasi atau perasaan terasing dari lingkungan
sosial Anda akibat tekanan akademik?

S Untuk bagaimana merespon perasaan isolasi itu biasa diberi biasanya kalau saya
ajak teman ke mana, jalan-jalan, healinglah begitu

P Baik, pertanyaan terakhir. Bagaimana Anda merespon feedback atau kritik dari
teman sebaya atau dosen saat sedang dalam kondisi stres akademik?

S Merespon... Jadi untuk bagaimana merespon feedback atau kritik dari teman itu
biasa hanya ya paling tersenyum tersenyum atau tidak, ya tertawa kecil lah. Terus
kayak, saya bilang, lagi banyak, oh, lebih banyak dari laporan praktikum. Itu saja.

P Baik, terima kasih.


 DOKUMENTASI KEGIATAN
 GUIDE WAWANCARA
ASPEK BIOLOGIS
1. Adakah gejala fisik khusus yang Anda alami saat menghadapi tekanan akademik yang tinggi?
2. Bagaimana Anda mencoba untuk mengendalikan atau meredakan reaksi fisik yang timbul akibat
stress akademik?
3. Bagaimana reaksi fisik Anda terhadap stress akademik mempengaruhi konsentrasi dan fokus
Anda dalam belajar?

ASPEK PSIKOLOGIS
1. Apakah ada perubahan mood atau suasana hati yang Anda alami ketika sedang menghadapi
tekanan akademik?
2. bagaimana stress akademik mempengaruhi motivasi, semangat, dan minat Anda dalam belajar?
3. Apakah Anda merasa adanya gangguan pada pola tidur, kebiasaan makan, atau kegiatan sehari-
hari lainnya saat sedang mengalami stress akademik?

ASPEK SOSIAL
1. Bagaimana Anda merasa terhadap interaksi sosial Anda dengan teman sebaya atau keluarga
saat Anda sedang mengalami stress akademik?
2. Bagaimana Anda merespon perasaan isolasi atau perasaan terasing dari lingkungan sosial Anda
akibat tekanan akademik?
3. Bagaimana Anda merespon feedback atau kritik dari teman sebaya atau dosen saat sedang
dalam kondisi stres akademik?
 INFORMED CONSENT

Anda mungkin juga menyukai