Anda di halaman 1dari 9

Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

STRES DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MULAWARMAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRISPI
Amalia Erit Rina Fadillah1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This study aimed to determine psychological distress condition and also motivation among
college students in working thesis at Mulawarman University. This research is qualitative research. Subjects
in this study were six psychology college students. The results of this study described high stress on students
because students found obstacles in doing thesis. Such as the difficulty of getting reference books, meeting time
between lecturers and students, that raised the stress on students while student learning motivation in this study
is quite good because the encouragement and motivation in family and environmental conditions support.

Keywords: stress, learning motivation

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tekanan psikologis dan juga motivasi di
kalangan mahasiswa dalam mengerjakan tesis di Universitas Mulawarman. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah enam mahasiswa psikologi. Hasil penelitian ini menggambarkan
stres yang tinggi pada siswa karena siswa menemukan hambatan dalam melakukan tesis. Seperti kesulitan
mendapatkan buku referensi, waktu pertemuan antara dosen dan mahasiswa, yang menimbulkan tekanan pada
siswa sedangkan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini cukup baik karena dorongan dan motivasi dalam
keluarga dan dukungan kondisi lingkungan.

Kata kunci: stres, motivasi belajar

PENDAHULUAN (2008) skripsi merupakan proses pembelajaran bagi


Universitas Mulawarman adalah sebuah lembaga mahasiswa untuk mengasah kemampuan analisisnya
pendidikan tingkat perguruan tinggi yang juga ikut dalam mengkaji, menganalisis, memecahkan, dan
ambil bagian untuk dapat berperan serta dalam menyimpulkan masalah yang ditelitinya.
memperlancar tujuan pemerintah tersebut, yaitu Bagi mahasiswa, skripsi merupakan tugas akhir
dengan mempersiapkan generasi yang siap untuk yang sangat membutuhkan motivasi belajar untuk
terjun dalam mengelola sumber daya alam yang menyelesaikannya.
tersedia di negara ini. Di setiap perguruan tinggi telah Penyusunan skripsi yang diaplikasikan dalam
menetapkan aturanya masing-masing jangka waktu karya ilmiah merupakan salah satu kendala yang
kuliah yang diperlukan untuk dapat lulus sebagai menyebabkan mahasiswa merasa terbebani dalam
sarjana S1 selama delapan semester atau empat tahun menyelesaikan pendidikan akademis. Hal ini terlihat
dan diberi kebijaksanaan sampai empat belas pada tingkat kelulusan mahasiswa Psikologi
semester atau tujuh tahun (Universitas Mulawarman, Universitas Mulawarman yang sangat rendah yang
2008). Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas pada tahun 2012 hanya terdapat tujuh mahasiswa
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Psikologi yang mengikuti wisuda dalam lima tahun
Mulawarman. terakhir (Universitas Mulawarman, 2012).
Saat mahasiswa telah menempuh semester akhir Berdasarkan observasi yang dilakukan pada
dan telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya, teman-teman yang menyusun skripsi di Fisipol
mahasiswa dituntut atau diwajibkan untuk membuat khususnya prodi psikologi di Universitas
suatu karya ilmiah yaitu skripsi. Menurut Hidayat Mulawarman terlihat bahwa sebagian besar

1
Email: ayukhrnss@gmail.com
148
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mahasiswa yang sedang menyusun skripsi cenderung mengalami perasaan tekanan baik secara fisik
mengalami kendala-kendala yang ada di kampus maupun psikis.
seperti sulitnya membagi waktu antara skripsi dan Mahasiswa mengalami stres karena merasa
pekerjaan, sulitnya menemui dosen pembimbing, terbebani terus oleh skripsi. Semua kendala-kendala
sulitnya memperoleh referensi dan kurangnya sarana yang diakui atau tidak dapat menimbulkan stres yang
prasarana sehingga hambatan-hambatan tersebut akan bertambah jika ada teman-teman satu angkatan
dapat menimbulkan stres pada diri mahasiswa, atau bahkan angkatan di bawahnya sudah mampu
sehingga apabila stres itu dirasakan terlalu berat maka menyelesaikan lebih dahulu penyusunan skripsinya,
dapat berdampak terhadap motivasi belajar yang ada ataupun mahasiswa dituntut untuk segera
pada diri mahasiswa. menyelesaikan skripsi tersebut dalam jangka waktu
Motivasi sebagai motor penggerak di dalam diri yang telah ditentukan.
seseorang atau kondisi psikologis seseorang untuk Maharsari (2004) menyatakan bahwa stres
melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. merupakan pengalaman universal. Stres tidak
Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan memandang usia, dan disetiap rentang perkembangan
daya penggerak didalam diri seseorang sehingga baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia
menimbulkan suatu kesemangatan atau kegairahan pernah mengalami yang namanya stres. Bahkan stres
belajar. Sesorang yang tidak memiliki motivasi dapat juga dialami oleh orang-orang dari berbagai
belajar tidak akan mungkin melakukan kegiatan bidang pekerjaan, baik pekerja kantoran, tukang pos,
belajar, dan perbuatan belajar akan terwujud apabila pelajar, mahasiswa, bahkan mungkin saja seorang
ada motivasi belajar dari dalam diri seseorang. pelawak dapat juga mengalami stres. Pelajar dan
Menurut Uno (2011) motivasi belajar adalah mahasiswa sebagian masih dapat digolongkan
dorongan internal dan eksternal pada diri seseorang sebagai remaja, dimana masa remaja merupakan
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan periode yang dipenuhi tekanan dalam hidup dan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa dipenuhi oleh situasi stres yang berasal dari
indikatior atau unsur yang mendukung. Hal itu perpanjangan stres dimasa kanak-kanak dan
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan antisipasi dari stres yang akan dihadapi di masa yang
seseorang dalam belajar. Motivasi belajar tidak hanya akan datang.
timbul dari internal diri seseorang tetapi juga harus Menurut Sari dan Rachmahana (2007) ada
dari eksternalnya sehingga dapat membangkitkan beberapa masalah yang muncul dan menghambat
motivasi internal dari dalam diri seseorang. penyelesaian skripsi atau bahkan sampai
Kendala-kendala tersebut akhirnya membuat menghentikan proses penyelesaian skripsi tersebut.
mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya Beberapa gambaran menunjukkan indikasi stres
dalam jangka waktu yang tepat, skripsi terbengkalai bahkan stres dialami oleh mahasiswa yang
dan tidak terselesaikan sehingga membuat mahasiswa mengerjakan skripsi. Jatuhnya mental dan turunnya
menjadi stres. Berdasarkan hasil observasi yang optimisme ditengah pengerjaan skripsi yang
dilakukan peneliti banyak mahasiswa yang sedang disebabkan hambatan yang ditemui dan tidak adanya
menyelesaikan skripsi mendiagnosa dirinya sendiri keinginan untuk berusaha. Oleh karenanya penulisan
sebagai seseorang yang sedang mengalami stres. Dan skripsi dipandang secara negatif sebagai tugas yang
diperkuat dengan hasil wawancara peneliti terhadap berat bagi mahasiswa. Hambatan dan permasalahan
salah satu subjek pada tanggal 20 April 2013 bahwa diatas dapat dikatakan sebagai hambatan yang
subjek mengatakan saya sering tidak tenang, bahkan bersifat psikologis yang biasanya menjadi penyebab
sampai bingung dengan apa yang akan saya lakukan. yang paling berpengaruh dalam timbulnya stres.
Stres merupakan kondisi ketika individu berada Menurut Azhari (2004) dalam penelitiannya,
dalam situasi yang penuh tekanan atau ketika individu bahwa rata-rata orang yang mengalami gejala stres
merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yang yang bersifat mental (seperti: konsentrasi tidak stabil
dihadapinya (Marks, Murray & Evans, 2002). dan ganguan ingatan jangka pendek) lebih sedikit
Menurut Atkinson (2000), reaksi stres dapat muncul daripada gejala stres yang bersifat fisik (seperti:
dalam bentuk perubahan psikologis dan fisik. Selama telapak tangan sering berkeringat, mudah mengalami
ini, reaksi stres yang sangat mencolok dari seorang kelelahan dan jantung sering berdenyut kencang).
mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi
adalah hilangnya motivasi dan konsentrasi yang
berdampak pada penundaan penyelesaiaan skripsi.
Kondisi demikian akan membuat para mahasiswa

149
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

TINJAUAN PUSTAKA tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak


Motivasi Belajar menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang (Handoyo, 2001).
saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan Stres menurut Sarafino (1994) merupakan
tingkah laku secara relatif permanen dan secara kondisi yang disebabkan ketika perbedaan seseorang
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau atau lingkungan yang berhubungan dengan individu,
penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan yaitu antara situasi yang diinginkan dengan keadaan
untuk mencapai tujuan tertentu. biologis, psikologis atau sistem sosial individu
Menurut Uno (2011) motivasi belajar adalah tersebut.
dorangan internal dan eksternal pada diri seseorang Menurut Lazarus (1984) stres adalah keadaan
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan atau melebihi kemampuan individu untuk
seseorang dalam belajar. mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor tertekan, baik secara fisik maupun psikologis
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan (Chaplin, 2006). Stres juga diterangkan sebagai suatu
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya alam untuk mengidentifikasi situasi atau kondisi fisik,
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan biologis, organisme yang memberi tekanan kepada
kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas
kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan kekuatan.
tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk Lazarus (1984) membagi penyebab stres menjadi
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan dua yaitu dailiy hassles dan personal stressor.
semangat. Menurut Sarafino (1994) membagi tiga penyebab
Adapun menurut Hanafiah (2010) stres yaitu: aspek fisiologis, fase perlawanan dan fase
mendefinisikan motivasi belajar merupakan kekuatan keletihan.
(power motivation), daya pendorong (driving force),
atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang Mahasiswa
kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara Mahasiswa adalah orang yang belajar di
aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan perguruan tinggi, baik di Universitas maupun insistut
dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek atau akademi, mereka yang terdaftar sebagai murid di
kognitif, afektif, maupun psikomotor. perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa
Menurut Uno (2011) indikator motivasi belajar (Takwin, 2008). Sedangkan menurut Winkel (1997)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut adanya hasrat masa mahasiswa meliputi rentang umur dari 18
dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan sampai dengan 19 tahun sampai 24 sampai dengan 25
kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita- tahun. Rentang umur ini masih dapat dibagi-bagi atas
cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, periode 18 sampai dengan 19 tahun sampai 20 sampai
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya dengan 21 tahun yaitu mahasiswa dari semester I
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga sampai dengan semester IV dan periode umur 21
memungkinkan seseorang untuk belajar dengan baik. sampai dengan 22 tahun sampai 24 sampai dengan 25
Menurut Djamarah (2008) menyebutkan ada tahun yaitu dari mahasiswa semester V sampai
beberapa prinsip motivasi belajar, antara lain sebagai dengan semester VIII. Pada belum berhasil
berikut motivasi sebagai dasar penggerak yang memecahkan berbagai persoalan mendesak secara
mendorong aktivitas belajar, motivasi instrinsik, memuaskan.
motivasi berupa pujian, motivasi berhubungan, Winkel (1997) mengatakan tugas perkembangan
motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, yang dihadapi mahasiswa adalah pada dasarnya
motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. mahasiswa semester awal harus menyesuaikan diri
dengan pola kehidupan dikampus dan diluar kampus,
Stres baik yang menyangkut hal-hal akademis maupun non
Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang akademis mahasiswa di semester tinggi harus
mengenai seseorang, misalnya objek-objek dalam menentapkan diri dalam mengajar cita-cita di bidang
lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif studi akademik di pekerjaan dan di bidang kehidupan.
adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai Beraneka kesulitan yang timbul dapat di bagi atas dua
150
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

kelompok kesulitan ini berpengaruh terhadap yang dibuktikan dengan gejala-gejala yang tampak seperti
lain kesulitan di bidang akademis misalnya: kurang rasa percaya diri yang rendah, konsentrasi yang
menguasai cara belajar mandiri, kurang mampu menurun, merasakan kejenuhan, kurangnya rasa
mengatur waktu yang baik, salah pilih program studi, bersemangat dan emosi yang tidak terkendali.
hubungan dengan dosen renggang atau jenuh. Pernyataan diatas dapat dibuktikan dari
Sedangkan dibidang non akademis misalnya: pernyataan keenam subjek. Dari aspek kognisi yang
kesulitan menanggung biaya pendidikan. Kurang di alami oleh subjek SD subjek merasa banyak beban
dalam fasilitas belajar asupan makan yang kurang fikiran, mudah lupa, konsentrasi terganggu dan
bergizi ketegangan dalam bergaul dengan teman atau perasaan tertekan. Subjek DR mengaku mengalami
rasa bosan. penurunan pada aktifitas kognisi subjek merasakan
konsentrasinya menurun serta adanya perasaan jenuh
METODE PENELITIAN dan mudah lupa. Subjek MN mengaku merasakan
Metode penelitian yang digunakan dalam kondisi fikiran dan perasaan yang tidak tenang
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jumlah sehingga subjek merasakan jenuh pada dirinya serta
keseluruhan subjek berjumlah enam orang dengan merasa tidak bersemangat dalam proses penyusunan
menggunakan menggunakan prinsip snowball yaitu skripsi. Subjek SR merasakan kondisi fikiran dan
prosedur pengambilan sampel berdasarkan perasaan stres pada dirinya diakibatkan subjek ingin
pengambilan sampel bola salju (snowball sampling) sekali mengejar wisuda pada bulan Juni ini, dimana
pengambilan sample dilakukan secara berantai subjek merasakan adanya beban dalam dirinya
dengan meminta informasi pada orang yang telah di sehingga menimbulkan tekanan pada diri subjek.
wawancarai sebelumnya (Poerwandari, 2007). Subjek SN mengaku merasakan kondisi fikiran dan
Metode penelitian ini menggunakan Skala DASS, perasaan emosi yang tidak terkendali dan kurang
observasi, wawancara. Sedangkan untuk trknik stabil dalam fikiranya sehingga menghasilkan rasa
analisa data menggunakan reduksi data, dan tertekan dalam diri subjek, subjek juga merasakan
penyajian data. jenuh pada dirinya diakibatkan terlalu lama
menyusun skripsinya dan melihat teman-teman
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN seangkatan dengan subjek sudah banyak yang lulus.
Menurut Sarafino (1994) reaksi terhadap stres Sedangkan subjek AU juga mengaku merasakan
terdiri dari beberapa aspek psikologis, yaitu kognisi, kondisi fikiran dan perasaan emosi yang tidak stabil
emosi dan perilaku sosial. Berdasarkan hasil sehingga mudah cepat marah meskipun itu dalam hal
wawancara yang dilakukan maka dapat terlihat kecil pun dan dalam daya ingat subjek sering
gambaran stres pada keseluruhan subjek penelitian. mangalami mudah lupa.
Adapun gambaran stres pada mahasiswa yang sedang Berdasarkan aspek emosi yang dialami oleh
menyusun skripsi berdasarkan dimensi psikologisnya subjek SD mengungkapkan bahwa subjek cenderung
tampak pada aspek kognisi yaitu berupa melemahnya mengalami perasaan bosan, bingung, sehingga
ingatan atau perhatian dalam aktifitas kognitif. menimbulkan adanya perasaan jengkel serta subjek
Berdasarkan aspek emosi dapat tampak seperti rasa SD memiliki rasa percaya diri yang rendah, karena
takut, phobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih dan merasa tidak mampu dalam proses penyusunan
marah sedangkan dari aspek perilaku sosial tidak skripsi. Subjek DR mengalami perasaan bosan,
terlalu menandakan adanya dampak yang buruk, jengkel dan tidak sabar diakibatkan karena proses
seperti hubungan antara mahasiswa teman mahasiswa penyusunan skripsi yang belum terselesaikan, subjek
lainnya dan dosen terjalin cukup baik, dan juga tidak MN cenderung mengalami perasaan dan rasa
menampakkan perilaku agresif. Secara garis besar semangat yang tdak terlalu tinggi sehingga
keseluruhan subjek melakukan bentuk-bentuk menimbulkan rasa tekanan pada diri subjek yang
perilaku seperti sering lupa dan susah berkonsentrasi diakibatkan karena proses penyusunan skripsi yang
dalam mengerjakan skripsi, adanya perasaan malu belum terselesaikan. Subjek SR cenderung
bertemu dengan mahasiswa satu angkatan yang sudah mengalami perasaan emosi yang cukup baik
lulus terlebih dahulu, kurang dapat mengatur waktu meskipun terbayang-bayang akan skripsinya yang
dalam mengerjakan skripsi, merasakan tertekan belum terselesaikan pada diri subjek SR. Subjek SN
dengan kendala-kendala yang dialami dan mudah dari segi emosi subjek cenderung mengalami
tersinggung. perasaan jengkel dan rasa jengkel yang timbul pada
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada diri subjek diakibatkan karena skripsi yang belum
seluruh subjek penelitian, memang membuktikan terselesaikan sehingga subjek terkadang merasa
bahwa keseluruhan subjek mengalami stres. Hal ini jengkel serta tidak nyaman. Subjek AU merasakan
151
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

stres sehingga menimbulkan beban fikiran dalam diri yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang
subjek dikarenakan adanya kendala-kendala yang untuk belajar dengan baik.
membuat subjek cukup merasakan stres pada dirinya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
Sedangkan pada aspek perilaku sosial, subjek SD maka dapat terlihat gambaran motivasi belajar pada
memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan keseluruhan subjek rata-rata cukup baik dalam
sosialnya seperti dosen pembimbing dan teman- menghadapi kondisi stres nya dalam menyusun
teman sesama mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Hal tersebut menandakan bahwa secara garis
skripsi. Subjek DR pun cukup memiliki hubungan besar keseluruhan subjek memiliki hasrat dan
yang baik dengan lingkungan sosialnya karena subjek keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam
mendapatkan dukungan dari teman-teman sesama belajar, harapan dan cita-cita masa depan,
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Subjek penghargaan dalam belajar, dan juga kegiatan yang
MN memiliki hubungan yang cukup baik dengan menarik dalam belajar.
teman-temannya, sedangkan hubungan subjek Pernyataan diatas dapat dibuktikan dari
dengan dosen pembimbing juga cukup baik hanya pernyataan seluruh subjek berdasarkan indikator
saja subjek mengatakan bahwa secara profesional adanya hasrat dan keinginan berhasil, subjek SD
dosen pembimbing subjek cenderung mengulur mengungkapkan bahwa subjek cukup baik
waktu untuk melakukan bimbingan sehingga memotivasi dirinya sendiri dan mengatur waktunya
semangat subjek menurun. Subjek SR memiliki antara pekerjaan dan skripsinya yang sedang
hubungan sangat baik dengan teman-teman nya, dijalanin. Subjek DR mengaku memotivasi dirinya
subjek juga memiliki hubungan yang baik dengan dengan cara mengingat orang tuanya, terkadang
lingkungan sosialnya hal ini terlihat berdasarkan hasil merasakan titik jenuh dalam proses skripsi ini
wawancara subjek mendapatkan dukungan dari berangsung tetapi subjek menyadari bagaimana pun
teman-temannya, sedangkan hubungan subjek skripsi yang dia kerjakan harus terselesaikan
dengan dosen pembimbing subjek merasakan adanya meskipun itu menjadikan fikiran dalam diri subjek.
perbedaan antara subjek dengan teman-teman lainya. Pada subjek MN subjek dilihat cukup baik dalam
Subjek SN dari segi perilaku sosial subjek memiliki memotivasi belajarnya, dan subjek sangat
hubungan cukup baik dengan teman-temannya, menyimpan besar harapanya ingin segera lulus kuliah
subjek juga memiliki hubungan yang baik dengan dimna subjek merasa sudah cukup lama dalam
lingkungan sosialnya, sedangkan hubungan subjek menyusun skripsi dan hal itu pun terkadang membuat
dengan dosen pembimbing pertama cukup baik subjek cukup lelah dan merasakan adanya beban
sedangkan dengan dosen pembimbing kedua subjek fikiran dalam diri subjek. Subjek SR terlihat cukup
cukup kesulitan untuk bertemu. Subjek AU cukup baik, dilhat dari motvasi subjek dengan cara
baik, subjek memiliki hubungan yang baik dengan memotivasi dirinya sendiri dan subjek sudah
lingkungan sosialnya hal ini terlihat berdasarkan hasil berkeluarga ditambah dengan ambisi subjek yang
wawancara subjek mendapatkan dukungan dari ingin wisuda pada bulan Juni dan semangat subjek
teman-temannya. yang sangat tinggi. Subjek SN dalam hasrat dan
Menurut Uno (2011) berpendapat bahwa keinginanya untuk berhasil yaitu dimana subjek
motivasi belajar adalah dorangan internal dan cukup baik memotivasi dirinya sendiri dimana subjek
eksternal pada diri seseorang yang sedang belajar mengingat perjuangan keluarganya. Sedangkan pada
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada subjek AU cukup baik dalam memotivasi belajarnya,
umumnya dengan beberapa indikatior atau unsur dan subjek sangat menyimpan besar harapanya ingin
yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar segera lulus kuliah dimna subjek merasa sudah cukup
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. lama dalam menyusun skripsi dan subjek terkadang
Motivasi belajar pada mahasiswa yang sedang merasakan lelah dalam dirinya.
menyusun skripsi sangat berpengaruh terhadap hasil Kemudian berdasarkan indikator adanya
penyusunan skripsi itu sendiri. Adapun motivasi dorongan dan kebutuhan dalam belajar subjek SD
belajar pada keseluruhan subjek dapat diungkapkan memiliki adanya dorongan dari keluarga yang cukup
melalui indikator motivasi belajar, indikator tersebut besar dan kebutuhan dalam belajar yang cukup baik
ialah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya hanya saja subjek memiliki kendala dalam
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya penyusunan skripsi dimana lingkungan tempat
harapan dan cita-cita masa depan, adanya tinggal subjek yang cukup bising sehingga
penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang konsentrasi subjek kadang terganggu. Subjek SD
menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar menyatakan fasilitas pendukung dalam mengerjakan
skripsi tidak ada kekurangan, dan terlihat dari
152
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

lingkungan disekitar rumah subjek tidak adanya yang di dapat nanti dimana gelar yang di dapat nanti
masalah. Subjek MN dirasakan subjek cukup itu salah satu hal yang berharga dalam diri subjek
berpengaruh dimana lingkungan tempat tinggal dimana subjek merasakan dan subjek akan
subjek sangat berpengaruh dikarenakan kondisi menerapkan kepada keluarga dan ilmunya nanti
tempat subjek yang kurang mendukung seperti dalam terutama contoh bagi adik-adik subjek, dan itu suatu
kebersihan tempat tinggal subjek sehingga subjek kebanggan baik dalam keluarga subjek itu sendiri
tidak merasa nyaman dalam mengerjakan skripsi. maupun dalam lingkungan sekitar. Subjek MN
Tetapi dengan adanya dorongan yang dilakukan oleh menyatakan subjek merasa merasa senang karena
keluarga cukup memotivasi saya dalam mengerjakan subjek menganggap itu adalah awal kehidupan yang
skripsi bagaimana pun subjek merasa skripsi ini sangat baik untuk masa depanya. Dan gelar yang di
adalah tanggung jawab subjek. dapat nanti itu suatu kebanggaan baik dalam diri
Subjek SR mendapatkan dukungan yang besar sendiri maupun keluarganya dan dalam lingkungan
dari keluarganya dan subjek merasakan selain dari tempat tinggal subjek. Subjek SR merasa senang dan
keluarganya subjek mendapatkan dukungan dari bangga sekali dengan gelar yang didapat nanti dimana
teman-temanya. Sedangkan pada subjek SN subjek selama menyusun skripsi merasakan adanya
menyatakan bahwa dalam dorongan dalam belajar kendala-kendala selama mengerjakanya dan pastinya
yang dirasakan cukup mengalami kesulitan dimana hal itu terbayarkan semua dengan subjek sudah
antara dosen dan subjek sulit untuk bertemu dan jika mendapatkan gelar sarjana nanti dan ilmu yang di
pada lingkungan tempat tinggal subjek tidak sama dapat akan subjek terpkan dalam keluarga dan
sekali merasakan kesulitan. Subjek AU menyatakan lingkungan tempat tinggal. Subjek SN merasa bangga
pula tidak ada masalah dalam lingkungan tempat sekali dengan gelar yang di dapat nanti dimana subjek
tinggal subjek dan subjek mendapatkan dukungan selama menyusun skripsi merasakan adanya kendala-
yang besar dari keluarganya dan dalam hal fasilitas kendala selama mengerjakanya dan pastinya hal itu
pun subjek tidak ada merasakan kesulitan. terbayarkan semua dengan subjek sudah
Berdasarkan indikator adanya harapan cita-cita mendapatkan gelar sarjana nanti dan ilmu yang
masa depan dimana subjek SD menyatakan bahwa didapat akan subjek terapkan dalam perusahaan
subjek ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan subjek sekarang bekerja. Subjek AU merasa bangga
menjadi kebanggan dalam keluarganya dan sekali dengan gelar yang di dapat nanti dimana subjek
mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari selama menyusun skripsi merasakan adanya kendala-
kehidupanya yang sekarang. Subjek DR menyatakan kendala selama mengerjakanya dan pastinya hal itu
bahwa subjek ingin mendapatkan pekerjaan yang terbayarkan semua dengan subjek sudah
baik dan menjadikan kebanggan orang tua subjek mendapatkan gelar sarjana nantinya.
setelah skripsi ini terselesaikan. Subjek MN subjek Berdasarkan indikator adanya kegiatan yang
ingin seperti itulah mendapatkan pekerjaan yang menarik dalam belajar subjek SD merasakan cukup
lebih baik lagi sesuai dengan gelar yang dia dapat dan menikmati proses penyusunan skripsi yang dijalani
subjek ingin menjadi sukses setelah skripsi ini dan subjek juga merasa memilki pengetahuan yang
terselesaikan. Subjek SR menyatakan juga bahwa bertambah selama penyusunan skripsi dimana subjek
subjek menginginkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih bisa mengontrol diri dalam kesabaran dan lebih
lebih baik dari sekarang dan memberikan kebanggan bisa bertanggung jawab. Subjek DR pun merasa
pada orang tuanya dan sekitar tepat tinggal subjek. cukup menikmati selama proses skripsi ini
Subjek SN harapan yang besar untuk menyelesaikan berlangsung dan subjek merasakan adanya
skripsinya dan subjek ingin mendapatkan pekerjaan pengalaman-pengalaman selama skripsi yang
yang lebih baik dan jabatan di tempat perusahaan dijalankanya sedangkan pada subjek MN dirinya
subjek sekarang tempati. Subjek AU ingin tidak terlalu menikmati karena prosesnya ini
membahagiakan kedua orang tuanya dan menjadi membuat subjek cukup merasa tertekan karena proses
kebanggan dalam keluarganya dan mendapatkan penyusunanya. Tetapi semua itu subjek merasa
kehidupan yang lebih baik dari kehidupanya yang pengetahuan yang dia dapatkan selama proses
sekarang. penyusunan skrupsi ini bertambah. Subjek SR cukup
Berdasarkan adanya penghargaan dalam belajar menikmati proses penyusunan skripsi yang dijalani
subjek SD menyatakan bahwa subjek merasa bangga dan subjek juga merasa memilki pengetahuan yang
dalam dirinya apabila skripsi yang dijalani telah bertambah selama penyusunan skripsi dimana subjek
selesai sehingga subjek akan mendapatkan gelar dan lebih bisa mengontrol diri dalam kesabaran dan lebih
itu suatu kebanggan dalam keluarganya. Subjek DR bisa bertanggung jawab. Subjek SN dirinya tidak
subjek merasa senang dan bangga sekali dengan gelar terlalu menikmati selama penyusunan tetapi subjek
153
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

sadar bagaimana pun harus diselesaikan karena itu Stres pada subjek lebih disebabkan oleh berbagai
sudah menjadi tangung jawab tetapi dengan hambatan seperti sulitnya bertemu dosen
berjalannya waktu subjek merasakan pula adanya pembimbing, sulitnya mencari literatur referensi
pengetahuan yang bertambah selama subjek buku, lingkungan yang kurang kondusif dan adanya
mengerjakan skripsi. Subjek AU merasa puas karena rasa lelah saat menyusun skripsi dikarenakan terlalu
telah melakukan seminar sehingga beban yang lama menyusun skripsi. Kejadian-kejadian ini
dihadapi sedikit berkurang dan subjek juga merasa merupakan alasan yang bersifat pribadi. Menurut
memilki pengetahuan yang bertambah. Lazarus dan Folkman (1984) tipe kejadian yang
Kemudian pada indikator adanya belajar yang menyebabkan stres yaitu personal stressor. Personal
kondusif subjek SD menyatakan dari segi lingkungan stressor adalah ancaman atau gangguan yang lebih
di kampus subjek merasa cukup sangat membantu kuat atau kehilangan besar terhadap sesuatu yang
dalam melakukan penyusunan skripsi, sedangkan dari terjadi pada level individu seperti kehilangan
lingkungan tempat tinggal subjek masih kurang seseorang yang dicintainya, kehilangan pekerjaan,
membantu karena kondisi lingkungan yang bising, masalah keuangan dan masalah pribadi lainya.
sehingga mengakibatkan subjek merasa sulit untuk Sedangkan motivasi belajar yang tinggi
bisa berkonsentrasi. Subjek DR menyatakan bahwa menandakan bahwa terdapat faktor lain yang lebih
subjek merasa tidak nyaman ketika melakukan mempengaruhi motivasi belajar selain stres belajar.
konsultasi dengan dosen pembimbing merasakan Menurut Uno (2011) indikator motivasi belajar dapat
tidak ada masalah baik dalam lingkungan kampusnya diklasifikasikan antara lain adanya hasrat dan
baik. Subjek MN yang berpengaruh sangat besar keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam kelangsungan proses penyusunan skripsi ini dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa
dimana setiap subjek berada di kampus dia selalu depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya
merasa tertekan bahkan rasa malu jika bertemu kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
dengan teman-temannya yang sudah lulus terlebih lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
dahulu dan subjek merasakan kurang nyamannya memungkinkan seseorang untuk belajar dengan baik.
dalam lingkungan akademik dikarenakan yang Pendapat tersebut sesuai dengan hasil dalam
kondisi ruangan yang tidak teratur sehingga penelitian ini yang mengungkapkan bahwa secara
menjadikan subjek saat konsul tidak nyaman. Subjek keseluruhan subjek memiliki hasrat dan keinginan
SR dari segi lingkungan dikampus subjek merasa berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
cukup sangat membantu dalam melakukan harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam
penyusunan skripsi, sedangkan dari lingkungan belajar, lingkungan belajar yang kondusif.
tempat tinggal subjek masih kurang membantu Selain itu tingkat stres yang tidak berpengaruh
karena kondisi lingkungan yang bising, sehingga terhadap motivasi belajar pada subjek dapat pula
mengakibatkan subjek merasa sulit untuk bisa disebabkan oleh pengelolaan stres yang baik.
berkonsentrasi. Subjek SN menyatakan lingkungan Menurut Rickard (2000) sebenarnya stres dapat
kampus tidak ada masalah melainkan lebih ke mental merupakan motivasi yang dibutuhkan oleh individu
subjek untuk bertemu dengan sesama mahasiswa untuk bergerak dan merupakan suatu energi yang
yang sudah lulus terlebih dahulu subjek merasakan dapat digunakan secara efektif. Hal itu sejalan dengan
malu dikarenakan teman satu angkatan dengan subjek pendapat Prawitasari (1988) bahwa stres dapat
sudah banyak yang lulus pada tahun sebelumnya merupakan tantangan dan motivasi seseorang untuk
sedangkan pada lingkungan akademik subjek bergerak ke arah yang lebih baik, tetapi stres yang
merasakan ketidak nyaman dalam diri subjek. Subjek terlalu berat akan menjadi sesuatu yang mengganggu
AU dalam lingkungan kampus menyatakan subjek kestabilan diri seseorang dan akan membawa
tidak merasakan adanya masalah melainkan subjek penderitaan bagi yang mengalaminya. Sarafino
merasakan adanya perasaan tertekan jika subjek (1994) menyebutkan satu jenis stres yang sangat
bertemu dengan mahasiswa yang sesama angkatan berbahaya dan merugikan, disebut dengan distress.
lulus terlebih pada tahun sebelumnya. Satu jenis stres lainnya justru bermanfaat atau
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan konstruksif disebut eustress. Stres jangka pendek
bahwa pada seluruh subjek penelitian memiliki mungkin mempunyai akibat yang bermanfaat, tetapi
tingkat stres yang tinggi namun memiliki motivasi jika stres berlangsung terus menerus akibat yang
belajar yang baik. Hal tersebut menandakan bahwa terjadi menjadi negatif, karena akan mengganggu
ketegangan-ketegangan yang diakibatkan oleh stres kesehatan dan kehidupan pada umumnya.
tidak mempengaruhi turunnya motivasi belajar pada Ada individu yang tampaknya berisiko terhadap
subjek untuk menyelesaikan skripsi. stres tetapi ada juga yang tidak, salah satunya
154
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

tergantung dari faktor psikologis. Salah satu faktor baik membuat ketegangan-ketegangan menjadi
psikologis yang digunakan untuk meningkatkan daya motivasi untuk bergerak ke arah yang lebih baik.
tahan stres adalah melalui efikasi diri (Prokop,
Saran
Bradley, Burish, Anderson & Fox, 1991). Efikasi diri Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang
adalah kepercayaan individu tentang kemampuan
telah dikemukakan di atas maka dapat diajukan
yang dimiliki untuk menunjukkan suatu perilaku beberapa saran sebagai berikut:
Bandura (1997). Efikasi diri mempengaruhi
1. Kepada mahasiswa yang sedang skripsi, selama
hubungan antara stresor dengan ketegangan Jex, skripsi mahasiswa hendaknya mengikuti
Bliese, Buzzell dan Primeau (2001). Sumber stres
kegiatan-kegiatan yang dapat menambah
akan lebih menjadi ancaman bagi mereka yang
wawasan tentang skripsi, misalnya ke
merasa dirinya tidak mampu melakukan tugas.
perpustakaan, diskusi dengan dosen atau teman
Diharapkan dengan semakin tinggi kesadaran
dan mempunyai kelompok belajar sesama
seseorang akan kemampuannya, semakin mudah
skripsi. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
mereka mengatasi persoalan yang dihadapi dengan
mampu memotivasi diri dan tetap fokus dan
cara konstruktif.
komitmen untuk menyelesaikan skripsi.
Efikasi diri merupakan perkiraan seseorang
2. Kepada dosen pembimbing skripsi, perhatian dan
mengenai kemampuannya untuk mengatur dan
dukungan dosen pembimbing sangat membantu
melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan
untuk kelancaran skripsi baik secara langsung
untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu Bandura maupun tidak langsung. Mahasiswa merasa
(1997). Efikasi diri merupakan kemampuan yang
diperhatikan dan termotivasi untuk mengerjakan
dirasa seseorang untuk berperilaku tertentu atau skripsinya.
mengadakan perubahan-perubahan terhadap efek
Kepada peneliti selanjutnya, peneliti yang
stres (Bandura dalam Nevid, Rathus & Greene,
tertarik melakukan penelitian tentang stres dan
1991). Menurut Linnenbrink dan Pintrich (2003)
motivasi belajar pada mahasiswa yang sedang
efikasi diri merupakan salah satu kunci untuk
menyusun skripsi, hendaknya melakukan penelitian
meningkatkan kinerja belajar mahasiswa. Efikasi diri
yang lebih mendalam lagi tentang dampak stres
dapat memfasilitasi perilaku, kognisi dan terhadap motivasi belajar seperti melakukan
peningkatan motivasi dalam situasi belajar. penelitian terhadap mahasiswa yang memiliki tingkat
stres yang rendah. Selain itu perlu pula untuk
Kesimpulan dan Saran
melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi
Kesimpulan terhadap penyebab-penyebab stres yang dialami pada
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, maka mahasiswa yang sedang menyusun skripsi agar dapat
dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: lebih bisa untuk mencari solusi yang tepat dalam
1. Stres pada mahasiswa psikologi yang sedang penanganannya.
menyusun skripsi termasuk pada kategori stres
tingkat tinggi. Hal ini disebabkan berbagai DAFTAR PUSTAKA
hambatan seperti sulitnya bertemu dosen
pembimbing, sulitnya mencari literatur referensi Atkinson, R. L. (2000). Hilgards Introduction to
buku, lingkungan yang kurang kondusif dan Psychology (13 thred). Editor: Smith, Carolyn
adanya rasa lelah saat menyusun skripsi D. Harcourt College Publishers.
dikarenakan terlalu lama menyusun skripsi. Azhari, A. (2004). Psikologi Umum dan
2. Motivasi belajar pada mahasiswa psikologi yang Perkembangan. Jakarta: Teraju.
mengalami stres tersebut tergolong motivasi Bandura, A. (1997). 199 Self-efficacy: The exercise
belajar yang baik. Motivasi belajar pada of control. New York: W.H Freeman Company.
mahasiswa Psikologi ini ditandai dengan hasrat Buku Kelulusan Alumni, 2012. Universitas
dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan Mulawarman.
dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, Chaplin, J. P. (2006). Kamus lengkap psikologi
penghargaan dalam belajar dan lingkungan (terjemahan Kartini Kartono). Jakarta: PT Raja
belajar yang kondusif. Grafindo Persada.
Motivasi belajar yang tetap baik oleh mahasiswa Djamarah, S. B. (1994). Prestasi belajar dan
psikologi yang mengalami stres ini menandakan kompetensi guru. Surabaya: Usaha Nasional
bahwa adanya pengelolaan stres yang baik oleh Djamarah, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta:
mahasiswa psikologi tersebut. Pengelolaan stres yang Rajawali Pers.

155
Psikoborneo, Vol 1, No 3, 2013: 148-156 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Handoyo, S. (2001). Stres pada masyarakat Surabaya. Prawitasari, J. E. (1988). Pengaruh Relaksasi
Jurnal Insan Media Psikologi, 3 (12), 61-74. terhadap Keluhan Fisik-Suatu Studi
Hanifah, N., & Suhana, C. (2010). Konsep Strategi Eksperimental. Universitas Gadjah Mada,
Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Yogyakarta.
Hidayat. (2008). Menyusun skripsi dan tesis Cetakan Prokop, C. K., Bradley, L. A., Burish, T. G.,
1. Bandung: Informatika. Anderson, K. O., & Fox, J. E. (1991). Health
Jex, S. M., Bliese, P. D., Buzzell, S., & Primeau, J. psychology: Clinical methods and research.
(2001). The impact of self-efficacy on stressor New York: Macmillan Publishing Publika
strain relations: Coping style as an explanatory Rickard, J. (2000). Relaksasi untuk Anak-anak.
mechanism. Journal of applied psychology, 86 Jakarta: PT. Grasindo
(3), 401. Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (1994). Stress,
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, biopsychosocial factors, and illness. Health
appraisal, and coping. New York: Springer Psychology: Biopsychosocial Interactions.
Publishing Company. USA: John Wiley & Sons, Inc
Linnenbrink, E. A., & Pintrich, P. R. (2003). The role Sari, V. Y., & Rachmahana, R. S. (2007). Hubungan
of self-efficacy beliefs instudent engagement antara Optimisme dengan Problem Focused
and learning intheclassroom. Reading and Coping pada Mahasiswa Pengambil Skripsi.
Writing Quarterly, 19 (2), 119-137. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Maharsari, J. N. (2004). Hubungan Antara Dukungan Takwin, B. (2008). Menjadi Mahasiswa. Artikel
Keluarga dengan Kendali Emosi pada Remaja. Diakses 18 Oktober 2010, dari
(Skripsi tidak diterbitkan) Universitas Gajah http://bagustakwin.multiply.com/journal/item/
Mada, Yogyakarta. 18.
Marks, D. F., Murray, M., Evans, B., Willig, C., Universitas Mulawarman. 2008. Buku Akademik
Sykes, C. M., & Woodall, C. (2005). Health Pendidikan. Samarinda: Sarycards.
psychology: Theory, research and practice. Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya:
London: Sage Publication. Kajian & Analisis Di Bidang Pendidikan.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Jakarta: Bumi Aksara.
Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga, Winkel, W. S. (1997). Psikologi Pendidikan dan
Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan kualitatif Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
untuk penelitian perilaku manusia. LPSP3
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

156

Anda mungkin juga menyukai