Anda di halaman 1dari 7

BURNOUT AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI SEMESTER AKHIR

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI


Afrian Riziq
41183507210084

I. PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Penugasan tugas akhir (skripsi) merupakan penugasan akademik yang harus
dihadapi oleh setiap mahasiswa S1. Skripsi merupakan suatu karya yang dikerjakan
oleh mahasiswa S1 yang melibatkan suatu kemampuan, baik kemampuan intelijen
maupun kemampuan emosional (Wakhyudin & Putri, 2020)
(Wakhyudin & Putri, 2020) berpendapat bahwa bimbingan, ujian proposal, dan
ujian hasil membuat beberapa mahasiswa merasa terbebani dan stress hingga
merasakan burnout akademik. Sebagian mahasiswa menganggap bahwa skripsi
merupakan sesuatu yang menakutkan bahkan dirasa berat jika mengerjakan skripsi
atau tugas akhir. Hal ini jika ditambah dengan berbagai kondisi lainnya seperti
mengulang mata kuliah yang sebelumnya tidak lulus dan bekerja diluar jamkuliah
dapat memicu permasalahan akademik. Oleh karena itu mengerjakan skripsi atau
tugas akhir dapat menjadi permasalahan akademik untuk mahasiswa. Permasalahan
akademik yang tidak terselesaikan tentunya dapat membuat burnout akademik pada
mahasiswa.
Leiter & Maslach (2000(dalam Arlinkasari & Akmal, 2017) mengemukakan
bahwa terdapat setidaknya enam faktor yang dapat mempengaruhi munculnya
burnout, yaitu: reward, community, workload, control, value, dan fairness. Reward
adalah pemberian apresiasi terhadap mahasiswa untuk menciptakan rasa semangat
kepada mahasiswa. Community seperti mahsiswa yang tidak memiliki relasi yang
baik antar teman maupun kepada dosen sehingga menjadikan ketidaknyamanan dalam
mengerjakan tugas akhir. Workload adalah beban tugas yang diberikan kepada
mahasiswa. Beban yang diberikan mahasiswa relatif sama, namun cara untuk
menangani beban tersebutlah yang berbeda. Control seperti mahasiswa yang kesulitan
dalam mengambil keputusan dikarenakan adanya peran dominan dari dosen ataupun
dari sesama rekan mahasiswa. Value merupakan nilai yang didapatkan oleh
mahasiswa yang didasari pada hasil dari tugas yang diberikan. Fairness merupakan
rasa ketidakadilan yang dirasakan mahasiswa seperti tugas yang dipersulit dan
semacamnya.
Faktor-faktor di atas kemudian yang dapat menyebabkan potensi munculnya
burnout pada mahasiswa yang kemudian dapat menjadi hambatan bagi mahasiswa
dalam mengerjakan skripsi dan pada akhirnya dapat menghambat lulus tepat waktu.
(Orpina & Prahara, 2019) menjelaskan burnout akademik biasanya akan mengacu
pada stress, beban, ataupun suatu faktor psikologis mahasiswa dikarenakan proses
yang diikuti mahasiswa kemudian menunjukkan keadaan yang lelah secara emosional,
kecenderungan untuk menjadi depresi, dan perasaan atas pencapaian diri yang rendah.
Burnout akademik adalah kondisi seseorang yang merasakan kelelahan secara
fisik, mental, maupun emosional yang diikuti oleh perasaan untuk menghindari diri
dari lingkungan, serta merasakan penilaian diri yang rendah sehingga menyebabkan
kejenuhan dalam belajar, ketidakpedulian terhadap tugas akademik, kurangnya
motivasi, timbul rasa malas, dan mengakibatkan turunnya prestasi dalam
pembelajaran (Muflihah & Savira, 2020)
Sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa burnout akademik dapat
menyebabkan permsalahan psikologis bagi mahasiswa. Bahkan beberapa kasus
burnout akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir dan
melakukan percobaan bunuh diri kerap kali terjadi. Radarsemarang (2023) mencatat
dua kasus bunuh diri pada mahasiswa semester akhir dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satu kasus terbaru dilansir dari Radarsemarang (2023) seorang mahasiswi
melakukan aksi bunuh diri lantaran depresi terhadap skripsi/tugas akhirnya.
Tugas akhir pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam 45 Bekasi berbentuk
penelitian yang diringkas melalui artikel ilmiah. Namun, hampir seluruh universitas
menerapkan penugasan skripsi seiringan dengan perkuliahan yang masih berlangsung
begitu pula universitas islam 45 bekasi. Sehingga tidak sedikit mahasiswa yang
mengeluh dan merasa kesulitan untuk menyeimbangkan waktu dan mengerjakan
tugas akhir. Selain itu, masalah keluarga, ekonomi dan lain lain juga menyebabkan
mahasiswa menjadi lelah dalam mengerjakan tugas akhir.
B. Fokus Kajian Penelitian

Berdasarkan wawancara yang dilakukan (Hasbillah & Rahmasari, 2022) kepada 4


mahasiswa semester akhir, menunjukkan bahwa masing-masing partisipan memiliki
permasalahan masing-masing yang menyebabkan para partisipan merasakan
kejenuhan dalam mengerjakan tugas akhir. Kejenuhan yang mereka rasakan dapat
berdampak pda kesehatan mental maupun keseharian dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Dalam mengatasi kejenuhan, tentunya partisipan memiliki cara tersendiri
dalam mengatasi kejenuhan yang mereka alami, melalui bantuan dari dalam diri
sendiri (internal) maupun bantuan dari orang lain (eksternal).
Melihat fenomena tersebut diatas, menjadi salah satu dasar tema burnout
akademik menarik untuk dikaji sebagai fokus dalam penelitian ini. Penulis membuat
suatu fokus penelitian yaitu untuk mengetahui penyebab burnout akademik pada
mahasiswa Psikologi Universitas Islam 45 Bekasi yang sedang menempuh studi tugas
akhir artikel ilmiah.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab burnout akademik
pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam 45 Bekasi yang menyelesaikan tugas
akhir artikel ilmiah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan pada penelitian ini yang dibagi menjadi dua.
manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah
menjadi data pelengkap pada penelitian selanjutnya agar mengetahui bahwa penyebab
burnout akademik dapat terjadi pada aspek lainnya. Manfaat praktis dari penelitian ini
adalah memberikan dukungan dan membantu informan atau mahasiswa yang
mengalami burnout akademik agar bisa mengatasinya.

II. PERSPEKTIF TEORITIK

A. Perspektif Teoritik
Menurut Maslach & Laiter (Antika et al., 2020) burnout adalah lelah secara
emosional, fisik, dan mental yang penyebabnya karena suasana tempat kerja yang
kaku (terlalu ketat), keras, dan sangat menuntut secara ekonomi maupun psikologis.
Academic burnout terkait dengan stres, beban atau faktor psikologis lainnya akibat
proses belajar mahasiswa sehingga menyebabkan keadaan lelah secara emosional,
kecenderungan untuk depersonalisasi, dan merasa prestasi diri rendah (Marchella et
al., 2023) Hal ini sejalan dengan Rad, Shomoossi, Rakhshani, & Sabzevari (2017)
yang berpendapat bahwa academic burnout sebagai rendahnya minat mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas, kurangnya motivasi, serta rasa lelah karena persyaratan
pendidikan, yang menyebabkan munculnya perasaan yang tidak diinginkan.
Menurut Maslach (dalam Muflihah & Savira, 2020) burnout akademik atau
kejenuhan belajar terdapat tiga dimensi, yaitu:
a. Kelelahan Emosional yang ditandai dengan perasaan frustrasi, putus asa, sedih,
tidak berdaya, tertekan, dan merasa terjebak, mudah tersinggung, dan mudah
marah tanpa alasan yang jelas.
b. Depersonalisasi, yang ditandai dengan menjauhnya seseorang dari lingkungan
sosial, apatis, tidak peduli pada lingkungan ataupun orang-orang disekitarnya;
c. Rendahnya penghargaan terhadap dirinya sendiri, yaitu seseorang tidak pernah
merasa puas dengan hasil karyanya sendiri, merasa tidak pernah melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Penelitian ini berlokasi di Universitas Islam 45 Bekasi, hal ini didasari oleh
kegelisahan peneliti melihat adanya indikasi burnout akademik pada mahasiswa
semester akhir di Universitas Islam 45 Bekasi. Menurut kamus KBBI, Mahasiswa
adalah Pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa
menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang lain. Subjek penelitian
adalah mahasiswa semester akhir di Universitas Islam 45 Bekasi. Dikarenakan subjek
mahasiswa yang sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal. tugas
perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga,
mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab
sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan
melakukan suatu pekerjaan.
B. Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat penyebab burnout akademik pada mahasiswa Psikologi Semester
Akhir di Universitas Islam 45 Bekasi?

III. METODE PENELITIAN


A. Metode Pendekatan Masalah
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2013) menyatakan bahwa metodologi
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa
kata-kata lisan maupun tertulis dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Tujuan utama
penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial yang
menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada
diperinci menjadi variabel-variabel yang saling terkait.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif
dari metode kualitatif, dimana metode ini menekankan pada proses pendeskripsian
pengalaman subjektif individu, yang dalam penelitian ini adalah burnout akademik,
sampai pada esensi dari pengalaman tersebut (Kahija, 2017).

B. Unit Analisis

1. Subjek Penelitian
Pemilihan subjek/partisipan menggunakan purposive sampling. Partisipan utama
yang dipilih sesuai dengan kriteria penelitian yaitu seseorang yang sedang menempuh
tugas akhir pada perkuliahan.
2. Informan Penelitian
Informasi tentang partisipan juga diperoleh dari orang yang mengenal baik
partisipan utama.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Universitas Islam 45 Bekasi. Dikarenakan peneliti ingin
mengetahui penyebab dan dampak burnout akademik pada mahasiswa Psikologi
Universitas Islam 45 Bekasi yang menyelesaikan tugas akhir artikel ilmiah.

C. Peran Peneliti
Peneliti memiliki peran sangat penting dalam penelitian ini karena dalam
penelitian kualitatif seorang peneliti selain berperan sebagai instrument utama peneliti
juga memiliki perarn lain yaitu sebagai perencana, pengumpul data, analis, penafsir
data dan sebagai penyimpul data. Oleh karena itu kehadiran peneliti dilapangan
mutlak diperlukan. sebagai partisipan dan pengamat partisipan.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
dengan teknik wawancara, dan observasi.
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2018) observasi merupakan teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain.
Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Teknik observasi ini digunakan untuk melakukan pengamatan langsung
terhadap seseorang dengan usia sekitar 21 tahun yang sedang berkuliah sambil
bekerja. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, dan
membantu mengerti perilaku.

2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Metode wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-struktur dimana
peneliti memberikan pertanyaan yang sifatnya terbuka namun ada batasan
tema dan alur pembicaraan .

3. Dokumen

N Tanggal Teknik Waktu Lokasi Jumlah Ket


O Pengumpula
n data
1 4/12/2023 Wawancara 12:00 Gedung B.
Pre- Universitas
Eleminary) Islam 45
Bekasi
2 5/12/2023 Rapport
3 10/12/2023 Observasi 12:00 Gedung B.
Universitas
Islam 45
Bekasi
4 15/12/2023 Wawancara 12:00 Gedung B.
(Field Study) Universitas
Islam 45
Bekasi

E. Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis tematik (AT).
Thematic analysis atau biasa juga disebut dengan istilah analisis tematik interpretatif
diartikan sebagai suatu metode dengan mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan tema-
tema atau pola-pola yang terdapat dalam data. Menurut Liamputtong (2009), terdapat dua
langkah utama yang harus dilakukan dalam thematic analysis. Pertama, peneliti membaca
secara keseluruhan isi atau transkrip wawancara dan mencoba memberikan makna dari data
transkrip tersebut. Dalam proses ini, peneliti memerhatikan secara seksama isi transkrip
tersebut dan memberikan makna dari apa yang disampaikan oleh informan dalam konteks
kolektifitas sebagai kelompok masyarakat. Dalam memahami isi transkrip tersebut, peneliti
perlu memerhatikan pola-pola atau ide-ide yang berulang kali disampaikan oleh subjek.

F. Keterpercayaan
1. Validitas (credibility)
“Validitas” atau „andal‟ menjawab pertanyaan “apakah kita telah benarbenar
mengukur sesuatu (kriteria) yang kita maksud?” Pada penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, istilah validitas itu disebut sebagai
“kredibilitas”. Kredibilitas data dapat diupayakan dengan cara triangulasi (sumber
data, peneliti, metode dan teori), melakukan cek re-cek data dengan informan
(mengembalikan data kepada informan untuk memperoleh validasinya), serta
memperlama kontak dengan informan.

2. Reliabilitas (dependability)
Reliabilitas juga dikenal dengan istilah keajegan, yaitu apabila penelitian diulang
maka hasilnya konsisten. Dalam pendekatan kualitatif, kriteria „ajeg‟ atau reliabel
ini dikenal sebagai dependability atau auditability. Dependability dapat dicapai
dengan cara pelacakan audit (audit trial). Namun dengan prinsip dependability,
seorang peneliti kualitatif juga harus menyadari bahwa hasil penelitian tidak akan
lepas dari perubahan dan instabilitas.

3. Kemampuan aplikasi (applicability)


Kemampuan aplikasi merupakan validitas eksternal dari penelitian, yaitu ketika
hasil penelitian dapat ditarik generalisasinya ke dalam populasi. Pada pendekatan
kualitatif, generalisasi dikenal sebagai transferability, yaitu memungkinkannya
hasil penelitian ditransfer kepada populasi di luar informan (yang sejenis dengan
informan). Transferability terkadang juga merujuk pada kemampuan hasil
penelitian ditransfer ke pihak lain, terutama pada peneliti lain serta informan
penelitian.

4. Objektivitas
Selain neutrality, objektivitas sering juga disebut dengan confirmability. Meskipun
penelitian kualitatif tidak dapat lepas dari subyektivitas peneliti, bukan berarti
peneliti bebas untuk memasukkan bias pribadinya dalam merumuskan kesimpulan
penelitian. Oleh karena itu, objektivitas merujuk pada sejauh mana peneliti
mampu menjaga dirinya dari bias-bias personal sehingga hasil penelitian dapat
dikonfirmasi (di-cross-check) dengan sumber lain atau oleh pihak lain. Prosedur
yang dapat digunakan untuk menjaga objektivitas penelitian kualitatif, antara lain
dengan cara peneliti secara jujur memaparkan siapa dirinya, apa posisinya, yang
sekiranya dapat mempengaruhi kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu,
objektivitas dapat diperoleh dengan melibatkan orang lain dalam melakukan
analisis.

G. Etika Penelitian

1. Partisipasi penelitian

Partisipan pada penelitian bersifat sukarela dan tidak ada pemaksaan dalam
keikutsertaan penelitian. Terlampir dalam Inform Consent / Pernyataan kesediaan
menjadi partisipan

2. Keamanan dan kerahasiaan data


Data yang diperoleh penelitian ini bersifat anonym, terjamin kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk tujuan penelitian.

3. Manfaat penelitian bagi subjek

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan dukungan dan membantu
informan atau mahasiswa yang mengalami burnout akademik agar bisa
mengatasinya. Subjek terjamin kesejahteraannya selama proses wawancara

DAFTAR PUSTAKA

Antika, E. R., Mulawarman, M., & Mawadah, Z. (2020). Applying Mind-Skills Training to
Improve Academic Hardiness on Guidance and Counseling Students with Academic
Burnout. 462(Isgc 2019), 89–92. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200814.020
Arlinkasari, F., & Akmal, S. Z. (2017). Hubungan antara School Engagement, Academic Self-
Efficacy dan Academic Burnout pada Mahasiswa. Humanitas (Jurnal Psikologi), 1(2),
81. https://doi.org/10.28932/humanitas.v1i2.418
Hasbillah, M. S. R., & Rahmasari, D. (2022). Burnout Akademik Pada Mahasiswa Yang
Sedang Menempuh Tugas Akhir. Jurnal Penelitian Psikologi, 9(6), 122–132.
Marchella, F., Matulessy, A., Pratitis, N., & Psikologi, F. (2023). Academic burnout pada
mahasiswa tingkat akhir: Bagaimana peranan prokrastinasi akademik dan academic
burnout? INNER: Journal of Psychological Research, 3(1), 28–37.
Muflihah, L., & Savira, S. I. (2020). PENGARUH PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP BURNOUT AKADEMIK SELAMA PANDEMI.
Orpina, S., & Prahara, S. A. (2019). Self-Efficacy dan Burnout Akademik pada Mahasiswa
yang Bekerja. Indonesian Journal of Educational Counseling, 3(2), 119–130.
https://doi.org/10.30653/001.201932.93
Wakhyudin, H., & Putri, A. D. S. (2020). Analisis Kecemasan Mahasiswa Dalam
Menyelesaikan Skripsi. WASIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 14–18.
https://doi.org/10.24176/wasis.v1i1.4707

Anda mungkin juga menyukai