Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT STRESS TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA

MENGERJAKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI DI STIKES WIRA MEDIKA

BALI

Oleh :

NI KETUT YULIANA

NIM : 17.321.2686

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang mahasiswa merupakan orang yang sedang menempuh suatu pendidikan di suatu

Perguruan Tinggi Swasta ataupun Negeri. Dan biasanya seorang mahasiswa mempunyai peranan

yang sangat penting agar dapat mengembangkan potensi dirinya pada bidang akademik yang

sedang di tekuninya serta harus mampu memegang tanggung jawab dalam intelektual (Aiman,

2016). Seorang mahasiswa pada tingkat akhir biasanya sering kali dituntut agar dapat

menyelesaikan masa belajarnya. Umumnya, pada seorang mahasiswa kerap diberikan tugas akhir

yang kerap disebut dengan skripsi. Skripsi sering juga disebut dengan karya ilmiah serta wajib

ditulis oleh mahasiswa perindividu tingkat akhir agar dapat menyelesaikan belajarnya.

Kemampuan seorang mahasiswa pada akademiknya selama masa perkuliahannya ini dapat di

buktikan dengan skripsi ini serta skripsi ini merupakan peryaratan akhir agar seorang mahasiswa

mendapatkan gelar sarjana. Dalam proses menyusn skripsi ini dilakukan secara individu pada

setiap mahasiswanya. Dalam menyusum sebuah skripsi akan membutuhkan sumber-sumber yang

banyak serta harus diimbangi dengan banyak-banyak membaca yang akan dapat mengetahui

pengetahuan tentang apa yang selanjunya mahasiswa akan kerjakan. Selain itu, semangat serta

motivasi merupakan peranan yang amat sangat penting yang harus ada dalam diri mahasiswa

tersebut. (Rahmi & Marnola, 2020).

Pada penyusunan sebuah skripsi, akan menemukan banyak sekali kendala yang dihadapi

mahasiswa, contohnya : teori yang akan di buat suli didapatkan, bimbingan yang kerap

membutuhkan waktu yang lama serta jarak tembuh untuk bertemu pembimbing dari luar kampus

dan terkadang sulit untuk di temui (Aiman, 2016). Banyak kendala yang akan ditemui saat proses
penyelesaian skripsi. Kendala dalam penyelesaian skripsi ini kerap membuat mahasiswa akan

merasa tertekan, yang kemudian muncul kecemasan pada akhirnya akan menyebabkan stress.

Dalam situasi seperti ini mahasiswa akan merasa tidak akan yakin jika bisa menyelesaikan

skripsi serta menumbulkan perasaan tertekan, merasa tidak nyaman serta khawatir dan takut akan

kegagalan dalam proses penyelesaian skripsi tepat waktu (Poerwanto dan Khosinah, 2017).

Seluruh mahasiwa yang menempuh studi pasti menantikan saat-saat yang bahagia ini, yaitu

adanya keinginan agar cepat lulus tepat pada waktunya serta semua orang tua dari mahasiswa

juga menginginkan hal yang sama, yaitu agar anak-anaknya cepat lulus serta dapat mewujudkan

cita-citanya selepas kuliah nanti. Orang tua tentunya telah bekerja keras dalam membiayai anak-

anaknya dan juga harapan yang besar agar anaknya dapat lulus tepat waktu. Tetapi, banyak juga

mahasiswa yang memerlukan waktu lebih lama dalam menyelesaikan tugas skripsinya (Broto,

2016).

Terdapat juga masalah lain yang sering terlihat dilapangan, yaitu mahasiswa yang sering

mengeluh, mengatakan stress serta malas dan mengerjakan tugas skripsi hingga larut malam.

Mahasiswa juga berpendapat jika pada saat mengerjakan proposal penelitian saja sudah susah

apalagi saat akan melakukan proses penelitian selanjutnya yang akan membuat stress, takut serta

dalam mengerjakan tugasnya hingga larut malam yang akan mengganggu pola tidurnya. Pada

saat proses bimbingan, mahasiswa juga mengaku mengalami kesulitan dalam menentukan judul

serta dalam mengembangkan kerangka konsepnya. Dalam batas waktu yang kerap sudah

ditentuka mahasiswa harus sudah menyelesaikan tugas akhir skripsinya yang menyebabkan

mahasiswa sering tidur hingga larut malam agar skripsinya dapat terselesaikan tepat waktu

(Hasibuan dalam Putra, 2015).


Seorang peneliti memperoleh hasil bahsa kendala-kendala mahasiswa yang kerap dialaminya

dalam menulis tugas akhir skripsi biasanya, meliputi : mengalami kesulitan dalam

mengembangkan teori (3,3%), kurangnya pengetahuan dalam metodologi (10%), mengalami

kesulitan dalam menyusun suatu pembahasan (10%), kesulitan menguraikan penelitian (13,3%),

kesulitan dalam menentukan suatu judul (13,3%). Yang merupakan kendala lainnya, meliputi :

rasa takut akan bertemu pembimbing (6,7%), malas (40%), rendah motivasi (26,6), pembimbing

yang sering sibuk (13,3%), pembimbing yang sulit untuk di temui (36,7), waktu yang terbatas

dalam bimbingan (23,3%), kurangnya koordinasi dan kesamaan persepsi anatara pembimbing

pertama dengan pembimbing kedua (23,3%), kurangnya buku-buku untuk referensi yang

berfokus pada permasalahan penelitian (53,3%), referensi yang ada merupakan buku-buku yang

telah lama dan tidak dapat digunakan karena batas usia literature (6,7%) yang merupakan

kendala-kendala dalam menyelesaikan skripsi Mujiyah (dalam Ushfuriyah, 2015).

Mahasiswa mengatakan tugas akhir skripsi ini adalah hal yang baru serta pertama kali

mereka buat. Sebelum pada tahap penelitian, diharapkan mahasiswa membuat proposal

penelitian, setelah itu mereka dilanjutkan pada tahap penelitian, dan kemudian tahap sidang

untuk memaparkan hasil yang merupakan bagian akhir dari skripsi. Pada proses ini sering kali

mahasiswa mendapatkan kendala serta tekanan, dimulai dari proses awal, mengembangkan

materi hingga pada masalah-masalah lainnya (Jani dalam Putra, 2015).

Menurut Normal College Health Assesment hasil dari penelitiannya, mengatakan dari 2790

mahasiswa, dari pertengahan tahun 80-an mahasiswa yang mengalami depresi dan kekhawatiran

berkisar antara 10%-15%. Pada tahun 2010 naik menjadi 33%-40%, dengan gejala : mengalami

gangguan pola makan, mengalami gangguan pola tidur, sering menyakiti dirinya hingga

memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri. Tahun 2014 sebanyak 33% mahasiswa depresi
selama mengerjakan tugas skripsi. Ini mengakibatkan mahasiswa kesulitan untuk fokus

mengerjakan tugas skripsi. Tahun 2015, sebanyak 20% mahasiswa yang kerap berkunsultasi jiwa

terkait dengan keadaan dan tekanan yang mereka alami pada bidang akademiknya. Sebanyak 9%

mereka mengatakan sempat memiliki keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri

dikarenakan tidak kuat menjalani proses ini (Gupita, 2017).

Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana “Hubungan Tingkat Stress

dengan Motivasi Mahasiswa Mengerjakan Tugas Akhir Skripsi di STIKes Wira Medika Bali".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Adakah Hubungan Tingkat Stress terhadap Motivasi Mahasiswa Mengerjakan Tugas Akhir

Skripsi di STIKes Wira Medika Bali?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat Stress

terhadap Motivasi Mahasiswa Mengerjakan Tugas Akhir Skripsi di STIKes Wira

Medika Bali.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi Hubungan Tingkat Stress terhadap Motivasi Mahasiswa

Mengerjakan Tugas Akhir Skripsi di STIKes Wira Medika Bali.

1.3.2.2 Mengidentifikasi tingkat stress mahasiswa semester akhir dalam menjalankan

tugas skripsi di STIKes Wira Medika Bali.

1.3.2.3 Menganalisis Hubungan Tingkat Stress terhadap Motivasi Mahasiswa

Mengerjakan Tugas Akhir Skripsi di STIKes Wira Medika Bali.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Manfaat Bagi STIKes Wira Medika Bali

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh kampus STIKes Wira

Medika Bali sebagai masukan bagi mahasiswa yang menjalankan tugas akhir

skripsi.

1.4.1.2 Bagi Peneliti lain

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian pengembangan ilmu

pengetahuan untuk menambah informasi seputar Tingkat Stress terhadap Motivasi

Mahasiswa Mengerjakan Tugas Akhir Skripsi di STIKes Wira Medika Bali

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan informasi tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan tingkat stress terhadap motivasi mahasiswa

mengerjakan tugas akhir skripsi di STIKes Wira Medika Bali.

1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi dan informasi dalam

tingkat stress terhadap motivasi mahasiswa mengerjakan tugas akhir skripsi di

STIKes Wira Medika Bali dan dalam manjalankan tugas skripsi serta dapat

dijadikan tambahan perpustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengetahuan peneliti ada penelitian sejenis yang pernah dilakukan dan

sejenis dengan penelitian ini adalah :


1.5.1 Gupita (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Tingkat Stress dengan

Pola Tidur Mahasiswa Intra Penyusunan Skripsi di STIKes Muhammaddiyah

Gombong”. Metode yang digunakan kuantitatif. Populasi mahasiswa tingkat akhir

sejumlah 113 orang. Sampel menggunakan tekhnik random sampling sejumpal 53

orang. Hasil penelitian terdapat 58,5% responden mengalami stress sedang dan 41,5%

responden dengan stress ringan. Responden dengan pola tidur baik. Berdasarkan Uji

SpearmanRank diperoleh nilai r = 0.24 dan nilai signifikansi p value = 0.865 (p>0.05)

yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Kesimpulan tidak ada hubungan tingkat

stress dengan pola tidur mahasiswa intra penyusunan skripsi di STIKes

Muhammadiyah Gombong.

1.5.2 Yafi Sabila Rosyad (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Tingkat Stress Mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta dalam Menyusun Skripsi Tahun Akademik

2018/2019”. Metode yang digunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif karena

hanya melihat gambaran tingkat stres yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan

skripsi.Pengambilan sampel dengan cara sampling jenuh, dengan jumlah responden

penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 27 mahasiswa di tahun

akademik 2018/2019. Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan sebesar 62,97% dan sisanya berjenis kelamin laki-laki.

Hampir seluruh responden atau 96,30% berada pada masa remaja dan sisanya pada

masa dewasa awal. Tingkat stress responden berada pada kategori normal sebanyak

59,3%, kategori stres ringan sebesar 18,8%, kategori sedang 11,1%, kategori berat

7,4%, dan sisanya dalam kategori sangat berat.

1.5.3 Putra (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengalaman Mahasiswa yang

Mengalami Gangguan Tidur Selama Mengerjakan Skripsi pada Jurusan Keperawatan


di STIKes Wira Medika Bali”. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif

dengan fenomologi deskriptif. Data digunakan dengan wawancara mendalam 10

partisipan terdiri dari 3 orang laki-laki dan 7 orang perempuan yang merupakan

mahasiswa S1 Keperawatan regular. Hasil penelitian didapatkan 7 tema yaitu

hambatan, pola tidur, gejala gangguan pola tidur, akibat gangguan pola tidur, cara

mengatasi masalah tidur, tujuan mahasiswa begadang selama mengerjakan skripsi.

1.5.4 Afdila (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Religiusitas dengan

Tingkat Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir Ilmu Keperawatan Menghadapi

Skripsi di STIKes ‘AisyiyahYogyakarta”. Metode penelitian menggunakan

kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner dengan tekhnik uji

Kendall’s tau. Jumlah sampel sebanyak 58 responden yang kemudian dibagi menjadi

2 dengan cara undian, 29 nama responden yang keluar pertama di kelas A dan 29

nama responden yang keluar di kelas B. hasil penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan signifikan antara religiusitas dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat

akhir ilmu keperawatan menghadapi skripsi di STIKes Aisyiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai