Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 12 tahun 2012 yang
meyatakan bahwa, pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana,
program magister, program doktor dan program profesi, serta program spesialis,
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia(UU RI, 2012).
Pada masa awal menempuh pendidikan di perguruan tinggi mahasiswa
dihadapkan pada berbagai macam tantangan dan perubahan didalam hidupnya
disebabkan adanya perbedaan sifat pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan Perguruan Tinggi seperti pada perbedaan kurikulum, sistem pembelajaran,
disiplin, serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen (Zubir, 2012). Santrock
(dalam Nur, 2016) menjelaskan bahwa masa transisi dari sekolah menuju ke
perguruan tinggi melibatkan suatu perpindahan menuju struktur sekolah yang
lebih besar dan lebih impersonal, meliputi interaksi dengan teman sebaya yang
berasal dari latar belakang geografis dan etnis yang beragam, ditambah dengan
tekanan untuk mencapai prestasi akademik seperti memperoleh nilai yang baik.
Salah satu perguruan tinggi swasta tertua di Medan adalah Universitas
Islam Sumatera Utara (UISU). UISU telah ada sejak 7 januari 1952 dan
merupakan perguruan tinggi pertama yang berdiri diluar pulau Jawa. UISU terdiri
atas 9 Fakultas, salah satunya Fakultas Kedokteran. Kurikulum yang digunakan
oleh Fakultas Kedokteran UISU (FK UISU) adalah Kurikulum Berbasis
Kompetensi(KBK). Adapun bentuk pendidikan KBK yang ditempuh oleh
mahasiswa-mahasiswi FK UISU meliputismall group discussion(SGD), kuliah
pakar, praktikum, lab skills, panel experts, dan muatan lokal/non modul. Sistem
pembelajaran ini merupakan sistem berdasarkan masalah(problem basedlearning)
yang menuntut mahasiswa agar menjadi lebih aktif (Lubis, dkk, 2014).
2

Menurut Gail, Evans, dan Bellerose (dalam Zubir, 2012) pada masa
transisi ini, individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dari berbagai aspek
kehidupan secara bersamaan. Selanjutnya Chinckering dan Schlosberg (dalam
Zubir, 2012) mengatakan bahwa mahasiswa yang baru menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah dan kemudian memasuki kehidupan perguruan tinggi lebih
banyak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri.
Berdasarkan hasil penelitian hasil penelitian Voitkane tahun 2001
terhadap 607 orang mahasiswa tahun pertama Universitas Latvia, didapatkan
bahwa 52,6 persen mahasiswa mengalami kesulitan dalam menghadapi hubungan
baru (Sari, 2016). Selanjutnya hasil penelitian Nur tahun 2015 di Universitas
Padjajaran (UNPAD) didapat bahwa sekitar 60 persen mahasiswa merasa belum
dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik dengan baik hal ini
dikarenakan mahasiswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas akademik,
kesulitan menjalani hubungan dengan teman baru, belum terbiasa dengan sistem
perkuliahan dan masih sangat bergantung dengan orang tua. Hal yang sama juga
diperoleh dari penelitian yang dilakukanShafira (2015), bahwa sekitar 56,6
persen mahasiswa baru merasa sedih, kesepian dan ketakutan ketika pertama kali
tinggal jauh dari orang tua. Pada tahun pertama, mahasiswa tinggal jauh dari
orang tua dan dituntut untuk mulai mampu mengatur hidupnya sendiri,
menyesuaikan diri dengan teman dan kegiatan-kegiatan baru, dan menghadapi
perubahan budaya asal dengan budaya tempat tinggal baru, keadaan tersebut
membuat seseorang mengalami perubahan dan penyesuaian terhadap lingkungan
baru, hal tersebut akan menimbulkan berbagai permasalahan yang akhirnya akan
membuat seseorang tersebut menjadi stres (Handono dan Bashori, 2013; Sari,
2016).
Berdasarkan hasil penelitian Stephani tahun 2006 (dalam Suganda, 2014),
menunjukan bahwa sebesar 51 persen mahasiswa FK mengalami stres di
Universitas California Amerika. Hasil yang sama juga didapat oleh Abdulghani
(2008), yang melakukan penelitian pada mahasiswa FK tahun pertama di Arab
Saudi. Diperoleh hasil bahwa sebesar 74,2 persen mahasiswa FK tahun pertama
mengalami stres tinggi, dan pada tahun berikutnya prevalensinya menurun
3

menjadi 69,8persen dan 48,6persen (Oktovia, dkk, 2012). Penelitian yang


dilakukan di ZianudinMedical University terhadap 252 mahasiswa, diperoleh
kesimpulan bahwa terjadi penurunan tingkat stres mahasiswa FK pada
tahunpertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut yang berturut-turut
sebesar 73persen, 66 persen, 49 persen, dan47 persen. Penelitian yang dilaukan
oleh saqib dan iman (dalam Suganda, 2014), di Indonesia prevalensi stres
didapatkan sebesar 45,8 sampai 71,6 persen. Tingkat stres mahasiswa FK
tahunpertama lebih tinggi jika dibandingkan dengan mahasiswa FK tahun kedua,
ketiga, dan keempat (Saqib dan Inam, dalam Suganda, 2014). Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa FK yang mengalami stres akan menurun
seiring dengan kenaikan tingkat kuliah. Jika individu tersebut dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan maka artinya individu itu dapat menyelaraskan
kebutuhannya sehingga tidak merasa stres dalam dirinya (Kusuma &Gusniarti,
dalam Christyanti, Mustami’ah dan Sulistiani, 2010).
Hasilsurvey awal yang dilakukan peneliti pada beberapa orang mahasiswa
di FK UISU, terpapar pada uraian dibawah ini:
“...merasa sulit bertahan, disertai rasa asing karna tidak memiliki
teman, ditambah dengan jadwal kuliah yang padat dan berubah-
ubah, dan juga hidup mandiri jauh dari orangtua menambah beban
tersendiri dipikiran. Sampai sekitar satu tahun barulah mulai
terbiasa dengan keadaan tersebut...” (Komunikasi Personal, 31 Mei
2016).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan tingkat penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik
dengan tingkat stress pada mahasiswa baru fakultas kedokteran universitas islam
sumatera utara t.a 2016-2017.
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “bagaimana hubungan tingkat penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik
dengan tingkat stres pada mahasiswa baru FK UISU T.A 2016-2017? Selain itu
peneliti juga ingin mengetahui kekuatan hubungan antar kedua variabel”.

1.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesa pada penelitian ini adalah ada hubungan tingkat penyesuaian diri
terhadap tuntutan akademik dengan tingkat stres pada mahasiswa baru FK UISU
T.A 2016-2017.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat
penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan tingkat stres pada
mahasiswa baru FK UISU T.A 2016-2017.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi mahasiswa baru FK
UISU T.A 2016-2017.
2. Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru FK
UISU T.A 2016-2017.
3. Untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa baru FK UISU T.A
2016-2017.
4. Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri ditinjau dari jenis
kelamin.
5. Untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri ditinjau dari dari status
tinggal (kos atau tinggal dengan orang tua).
6. Untuk mengetahui tingkat stres ditinjau dari jenis kelamin.
7. Untuk mengetahui tingkat stres ditinjau dari status tinggal (kos
atau tinggal dengan orang tua).
5

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang hubungan antara
tingkat penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan tingkat stres
pada mahasiswa baru serta dapat mengembangkan kemampuan dalam
menyusun suatu laporan penelitian.
2. Bagi FK UISU
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan kepustakaan
ataupun referensi mengenai hubungan penyesuaian diri terhadap tuntutan
akademik dengan tingkat stres pada mahasiswa baru sehingga kedepannya
pihak kampus dapat melaksanakan program konseling dalam mengarahkan
mahasiswa baru agar lebih mampu menyesuaikan diri sehingga terhindar
dari dampak-dampak stres.
3. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan
pengetahuan bagi mahasiswa tentang hubungan antara tingkat penyesuaian
diri terhadap tuntutan akademik dengan tingkat stres sehingga mahasiswa
baru dapat menyesuaikan diri dengan keadaan baru sehingga terhindar dari
stres dan mampu menunjukkan perfomansi optimal (prestasi akademik).

Anda mungkin juga menyukai