Anda di halaman 1dari 21

USULAN PENELITIAAN

MOTIVASI MAHASISWA YANG SUDAH MENIKAH

DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

OLEH

JUWITA D.R NOMENI

1807020071

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “
Post Traumatic Stress Disorder(Tinjauan Psikologi Korban Banjir Bandang Di Desa
Inere.Kecamatan Inere.Kabupaten Nggad.Nusa Tenggara Timur”.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya usulan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Indra Yohanes Kiling., M.A., PhD selaku
dosen pengempu mata kuliah yang telah dengan ikhlas meluangkan waktu, memberikan
bimbingan, petunjuk, arahan dan saran sehingga penulisan usulan penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang.
2. Bapak M.K.P Abdi Keraf, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program
Studi Psikologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang.
3. Keluarga tercinta, khususnya Bapak Markus Nomleni, Mama Maria M. Tanesib, dan
kaka Vera Nomleni, Asti Nomleni adik Sinta Nomleni dan Debora Nomleni ,beserta
seluruh keluarga yang telah mendoakan dan memberi dukungan,arahan dan motivasi
selama ini.
4. Teman psikologi angkatan 2018 untuk kebersamaan dan bantuan dengan cara masing-
masing dalam penyusunan usulan penelitian.
5. Teman Aplonia Tuke yang selalu memberikan saya masukan dan membantu
menjelaskan kepada saya tentang hal-hal yang kurang saya pahami dan mengkritik hal
yang salah dalam penyusunan usulan penelitia ini.
6. Sahabat saya yaitu Destika Nggebu,Vanny Silla,Chyntia Haning dan Matelda Ndun
yang selalu memberikan saya semangat,bantuan ,saran dalam penyusunan usulan
penelitian.
7. Semua pihak yang telah memberi bantuan,dukungan,motivasi,memberi kelancara
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan selanjutnya demi mendapatkan kesempurnaan dalam skripsi.

Kupang, Desember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi, baik di universitas,
institut, maupun akademi. Menurut kamus bahasa indonesia, definisi mahasiswa adalah
orang yang belajar diperguruan tinggi. Setelah menyelesaikan belajar dibangku sekolah,
sebagian siswa ada yang menganggur, mencari pekerjaan, atau melanjutkan ke tingkat
perguruan tinggi. Peluang pendidikan menuju perguruan tinggi di Indonesia semakin
besar. Jumlah penduduk dan tingkat perekonomian yang semakin meningkat,
menyebabkan penduduk berbondong-bondong untuk memperoleh pekerjaan yang layak
sehingga dapat menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Seiring dengan perkembangan
zaman, masyarakat mendukung remaja untuk melanjutkan pendidikan hingga ke
perguruan tinggi dikarenakan masyarakat semakin sadar akan pentingnya nilai
pendidikan. Tuntutan pekerjaan merupakan salah satu yang mendorong remaja untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi minimal diploma atau sarjana.
Selain itu, terdapat kewajiban yang dipikul oleh setiap remaja yang melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi yaitu menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya karena hal
tersebut merupakan amanah dari orangtua yang nantinya akan dipertanggungjawabkan.
Mahasiswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi memiliki cita cita dan
harapan yang ingin diraih di masa depan, seperti mendapatkan pekerjaan sesuai dengan
ilmu yang didapatkan sehingga mampu membiayai kehidupan mereka setidaknya
sebelum menikah. Semakin tinggi semester yang ditempuh, harapan dan cita-cita yang
dibawa pada awal masuk kuliah menjadi lebih nyata dari sebelumnya dan tuntutan
pemenuhan tugas pada perkembangan mereka pun juga meningkat.
Menurut Hurlock (2011) remaja yang menikah di usia muda dengan rentang
usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan cenderung lebih sulit dalam
menyesuaikan diri. Oleh karena itu kesiapan mental pada awal pernikahan sangat
dibutuhkan, agar mampu mengatasi ketegangan emosional yang muncul. Penyesuaian
diri bagi seorang mahasiswi yang sudah menikah diantaranya yaitu hubungan
interpersonal dengan teman sebaya kurang intensif, menjaga tanggung jawab
perkuliahan seperti kegiatan organisasi, kerja kelompok, dan lain-lain. Bentuk lain dari
penyesuaian diri dari mahasiswi yang sudah menikah yaitu menjadi ibu. Tanggung
jawab mahasiswi tersebut akan semakin bertambah karena harus mengasuh anak.
Mahasiswi yang sudah memiliki anak, dituntut untuk lebih mampu dalam menjalankan
perannya sebagai istri, ibu dan mahasiswi.
Usia saat melakukan pernikahan sangat berpengaruh pada bagaimana individu
nanti dapat membina rumah tangganya. Papalia dan Olds (Adhim 2003) menjelaskan
bahwa usia terbaik bagi seorang perempuan untuk menikah yaitu antara 19-25 tahun,
sedangkan laki-laki usia 20-25 tahun. Rentang usia tersebut merupakan usia dimana
individu memasuki atau sedang berada pada tingkat Diploma dan Strata 1 (S1). Selain
itu, kondisi pikiran, emosi dan perasaan individu pada rentang usia tersebut masih
terbilang labil, sehingga belum dapat menyikapi permasalahan yang muncul dalam
kehidupan pernikahan dengan bijak.
Keputusan menikah oleh mahasiswa tersebut memiliki alasan tersendiri, seperti
ingin menikah muda, menghindari zina, kebutuhan akan rasa cinta dan rasa aman dari
seorang pasangan. Selain itu, keputusan menikah juga dapat didorong oleh faktor lain
seperti hamil di luar nikah atau Married by Accident (MBA) dan perjodohan oleh
orangtua. Kasus MBA sudah tidak jarang lagi terjadi di lingkungan masyarakat, hal
tersebut membuat miris setiap orang yang mendengar. Hamil di luar nikah disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu pergaulan yang salah dan kurangnya iman
seseorang untuk menjaga dirinya
Hal terpenting bagi seseorang yang sudah menikah dan masih aktif dalam
perkuliahan adalah bagaimana cara mengatur waktu untuk keluarga dan kuliah.
Pengaturan waktu (time management) yang terlihat sepele, dapat mengundang konflik
dalam suatu keluarga. Apabila seseorang tidak pandai membagi waktu, bisa
mengakibatkan salah satu kewajiban terganggu. Adanya pengaturan waktu menuntut
seseorang untuk berfikir lebih ekstra karena mempunyai beban tanggung jawab.
Pernikahan yang dipilih seseorang pada masa perkuliahan adalah pilihan.
Namun, kebanyakan masyarakat memandang aneh mahasiswa yang memutuskan untuk
menikah pada masa studi. Dalam masyarakat, menikah saat masih kuliah dianggap
keputusan yang tidak berdasar.Begitu banyak permasalahan yang bisa terjadi dalam
sebuah pernikahan apalagi pelaku pernikahan ini adalah seorang mahasiswa belum
menyelesaikan kuliahnya. Tanggung jawab ganda yang diemban oleh salah satu atau
kedua pasangan suami istri apabila menjalani masa studi, mereka harus membagi waktu
antara keluarga dan kuliah, yaitu menjalankan kewajibannya sebagai istri sekaligus
menjadi mahasiswa. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apa motivasi mahasiswa
dalam menyelesaikan studi, motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang,
untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai sebuah tujuan. Dorongan bisa
bersumber dari mana saja, bisa dari diri kita sendiri (intrinsik) atau dari lingkungan luar
diri kita (ekstrinsik). Dalam hal ini tindakan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif
atau positif meski pun awalnya motivasi kita baik.
Maka dari itu peneliti mengangkat judul dalam penelitiannya yakni:
“Motivasi Mahasiswa Yang Sudah Menikah Dalam Menyelesaikan Studi Di Universitas Nusa
Cendana”

1.2 Keaslian
Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu
yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun
berbeda dalam hal kriteria subjek, lokasi penelitian jumlah dan posisi variabel
penelitian atau metode analisis yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan
mengenai motivasi mahasiswa yang sudah menikah dalam menyelesaikan skripsi di
Univeraitas Nusa Cendana. Penelitian terkait dan hampir sama dengan Strategi
mahasiswa yang sudah menikah dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi(Stusi
Kasus di IAIN Ponorogo).Yang di teliti oleh Siti Nur Qomariah.2018. Penelitian ini
meyimpulkan Strategi mahasiswa yang sudah menikah dalam menjaga motivasi dan
minat menyelesaikan studi di perguruan tinggi IAIN Ponorogo berupa membuat jadwal
kegiatan yang tepat, membedakan antara kegiatan bersama keluarga dan kegiatan di
perkuliahan, memanfaatkan waktu sebaik- baiknya. Strategi yang telah dibuat oleh
mahasiswa yang sudah menikah tersebut ditumbuhkan dari individu mahasiswa itu
sendiri dan juga dari pasangan dengan membantu meringankan kesulitan yang
dirasakan mahasiswa yang sudah menikah tersebut. Penghambat dalam penyelesaian
studi di perguruan tinggi mahasiswa yang sudah menikah ini dilihat dari kurang
konsistennya mahasiswa yang sudah menikah dalam membuat jadwal kegiatan, kurang
memanfaatkan waktu, dan tugas yang bukan hanya di lingkup perkuliahan namun
walaupun terdapat penghambat, mahasiswa yang sudah menikah juga memiliki solusi.
Yang solusi ini berupa menumbuhkan rasa optimisme dalam diri mahasiswa dalam
mengatur waktu serta membagi tugas dengan pasangan atau dengan keluarga yang lain
untuk menjaga atau mengurus anak.
Kesamaan penelitian yang dilakukan Siti Nur Qomariah.dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama menjelaskan tentag
motivasi yang digunakan oleh mahasiswa yang sudah menikah dalam menyelesaikan
studinya sedangkan perbedaannya penelitian yang di tulis oleh Siti Nur Qomariah
berlokasi di IAIN Ponorogo dan mengambil obyek penelitian berupa Mahasiswa di
IAIN Ponorogo sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulisi berlokasi di
Universitas Nusa Cendana Kupang dengan objek penelitian mahasiswa Undana
Penelitian lain yaitu Skripsi yang ditulis oleh Brustam Daeng dengan judul
“Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja karyawan PT. Telaga Ende”.
Menyimpulkan Kesuksesan perusahaan tak hanya tergantung dari pimpinan saja,
melainkan yang lebih penting dari itu adalah motifasi perusahaan terhadap prestasi
kerja karyawan. Dalam membangun kerja tim yang solid pertama-tama dimulai dari
individunya. Temukan kebutuhan setiap anggota untuk dipenuhi agar semua individu
termotivasi.
Persamaan dari penelitian yang ditulis oleh Brustam Daeng denga penelitian
yang ditulis peneliti adalah sama-sama membahas motivasi dan juga menggunakan
metode penelitian kulitatif. Perbedaan penelitian yang ditulis oleh Brustam Daeng
dengan penelitian yang ditulis peneliti lokasi penelitian yang ditulis oleh Brustam
Daeng berlokasi di PT. Telaga Ende, Kupang dengan obyek penelitian pada
karyawan PT. Telaga Ende. Sedangkan penelitin yang ditulis peneliti mengambil
lokasi di Universitas Nusa Cendana Kupang . Objek penelitian berupa mahasiswa
Undana
Skripsi yang ditulis Ibriati Kartika Alimuddin dengan judul “Pengaruh
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Telkom Indonesia, Tbk
Cabang Makassar”. Menyimpulkan, motivasi eksternal dan internal berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan uji koefisien
determinasi, yakni sebesar 47% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variasi kedua
variabel yang digunakan dalam penelitian, sisanya 53% dipengaruhi oleh faktor lain.
Persamaan penelitian yang ditulis Ibriati Kartika Alimuddin dengan
penelitian yang ditulis oleh peneliti dalah adanya kesamaan membahas matovasi.
Perbadaan yang ditulis Ibriati Kartika Alimuddin dengan penelitian yang ditulis oleh
peneliti dalah adanya perbadaan penggunaan metode penelitian yang ditulis Ibriati
Kartika Alimuddin menggunakan metode penelitian kuantitaif dengan mengambil
lokasi penelitian di Pt. Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makassar, dan menggunakan
obyek karyawan Pt. Telkom Indonesia, Tbk Cabang Makassar. sedangkan penelitian
yang teliti oleh peneliti menggunakan metode penelitian kuaititif dan penelitin yang
ditulis peneliti mengambil lokasi di Universitas Nusa Cendana Kupang dan
mengambil obyek penelitian berupa Mahasiswa Undana
Berdasarkan uraian di atas, maka walau telah ada penelitian
sebelumnya tentang motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan studi ataupun
motivasi dalam melakukan suatu pekerjaan namun tetap berbeda dengan penelitian
yang penulis lakukan. Dengan demikian, maka topik penelitian yang penulis
lakukan ini benar-benar asli.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah
sebagai beriku:

1. Bagaimana motivasi seorang mahasiswa yang sudah menikah dalam menyelesaikan


studi di Universitas Nusa Cendana Kupang?
2. Apa faktor penghambat dan solusi penyelesaian studi mahasiswa yang sudah menikah
dalam penyelesaian studi di Universitas Nusa Cendana Kupang?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan bagaimana motivasi seorang mahasiswa yang sudah menikah dalam
menyelesaikan studi di Universitas Nusa Cendana
2. Menjelaskan faktor penghambat dan solusi penyelesaian studi mahasiswa yang sudah
menikah dalam penyelesaian studi di Universitas Nusa Cendana

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,


sekurang-kurangnya berguna sebagai sumbangan informasi bagi kajian ilmu
psikologi

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
khususnya yang sudah menikah di Universitas Nusa Cendana Kupang tentang
bagaimana mereka memotivasi diri atau strategi yang harus digunakan mereka
untuk tetap menyelesaikan studi
b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana
Penelitisn ini diharapkan dapat memeberikan informasi mengenai
motivasi mahasiswa yang sudah menikah dalam menyelesaikan studi dan dapat
digunakan nantinya sebagai bahan pertimbangan fakultas untuk menyusun
program terkait peningkatan motivasi bagi mahasiswa yang sudah menikah
untuk menyelesaikan studi sehinggadapat mengurangi rasa tidak percaya diri
yang dialami oleh mahasiswa.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan untuk
penelitian selanjutnya
BAB II

TINJAUAN TEOR

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Menurut Makmun Khairin ( 2013:130 ) motivasi adalah energi aktif
yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang
nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong
individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
Djamarah (2002:34) motivasi sebagai perubahan energi dari dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feling dan didahului engan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang
berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Sebab seseorang
mempunyai tujuan tertentu maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat
untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapainya
Menurut Parsons, motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga yang
menggerakkan individu untuk melakukan suatu tindakan. Keinginan, kebutuhan
dan tujuan tidak dapat terlepas dari motivasi dalam diri seseorang itulah yang
dinamakan motivasi. Dan dalam hal ini Parsons menjelaskan bahwa seseorang
melakukan suatu tindakan berdasar atas orientasi motivasional dan orientasi
nilai (Parsons dalam Johnson, 1996 : 114).
Motivasi sebagai proses psikologis timbul karena adanya faktor dalam
diri seseorang dan faktor dari luar. Faktor dari dalam diri seseorang berupa
kepribadian yang menyangkut masa depan, sedangkan faktor dari luar dapat
ditimbulkan dari berbagai sumber, bisa karena pengaruh atau faktor-faktor lain
yang sangat kompleks. Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang
memunculkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Dengan kata lain
menurut Kartini Kartono adalah dorongan terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) disini dimaksudkan
desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan
merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
Di samping istilah motif, dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi.
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum. yang menunjuk kepada seluruh
proses gerakan. termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam
diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau
akhir dari gerakan atau perbuatan.Ada beberapa pendapat mengenai motif. Salah
satu pendapat mengatakan bahwa motif merupakan energi dasar yang terdapat
dalam diri seseorang.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
adalah keadaan psikologis dan fisioligis yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya melakukan suatu gerakan atau perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan (kebutuhan) tertentu.
B. Ciri-ciri Motivasi
Motif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Motif itu majemuk yaitu adanya tujuan yang berlangsung bersamasama.
2. Motif dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya
karena itu motif bersifat dinamis.
3. Motif pada setiap individu berbeda-beda. Dalam kerja sama misalnya
masing-masing individu mempunyai motif yang berbeda.
4. Ada beberapa motif yang tidak disadari oleh individu. Pada situasi yang
kurang menguntungkan misalnya: dorongan yang muncul akan ditekan
dibawah sadar.
C. Macam-macam Motivasi
Menurut Abdul Rahman, menggolongkan motivasi menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri
tanpa dirangsang dari luar. Sebagai contoh: orang yang gemar membaca, ia
akan mencari sendiri buku-buku yang dibacanya tanpa ada orang yang
mendorong.
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang karena adanya perangsang
dari luar, sebagai contoh: seorang mahasiswa rajin belajar karena ada ujian.
Menurut Malayu Hasibuan (2013: 150) adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Positif Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja
bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang
baik-baik saja.
2. Motivasi Negatif Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan
dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif
ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat
karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat
berakibat kurang baik.
D. Aspek-Aspek Motivasi
Menurut Menurut Makmun Khairin ( 2013:130) terdapat dua aspek yang
mempengaruhi motivasi individu, yaitu:
1. Aspek Internal; berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
a. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk bertindak.
b. Harga diri dan prestasi mengenai diri sendiri; faktor ini mendorong atau
mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam
lingkungan masyarakat serta mendorong individu untuk berprestasi.
c. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif
seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri
yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total.
Kabutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri
individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

2.Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:

a. Dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan
ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang
dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud.
b. Atau organisasi Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis
Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat
dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu
dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu. Peranan kelompok ini dapat
membantu individu mendapatkan kebutuhan akan niloai-nilai kebenaran, kejujuran,
kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya
dalam kehidupan sosial.
c. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan
dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan
lingkungannya.
d. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari
objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi
atau dapatmengubah arah tingkah laku dan satu objek ke objek yang lain yang
mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan.

E.Teori Motivasi

a. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow


Kebutuhan dapat didefisinikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan
yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila
pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan
perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi agar pegawai tersebut
akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai bentuk dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak
mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Menurut Maslow dalam Wukir (2013: 120) Hierarki kebutuhan manusia
adalah:
1. Kebutuhan Fisiologis Merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan manusia
untuk bertahan hidup. Kebutuhan ini harus terpenuhi dahulu sebelum seseorang
ingin memenuhi kebutuhan diatasnya. Contoh kebutuhan ini adalah makanan,
minuman, tempat tinggal dan udara.
2. Kebutuhan Rasa Aman Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi maka kebutuhan
untuk melindungi diri sendiri menjadi motivasi dari perilaku berikutnya.
Kebutuhan ini termasuk stabilitas, kebebasan dari rasa khawatir dan keamanan
pekerjaan. Asuransi hidup dan kesehatan merupakan contoh kebutuhan yang
masuk ke dalam kategori ini.
3. Kebutuhan Sosial Setelah kebutuhan tubuh dan keamanan terpenuhi maka
muncul kebutuhan baru yaitu rasa memiliki dan dimiliki serta kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk
berhubungan dan berinteraksi. Di tempat kerja kebutuhan ini dapat terpenuhi
dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan rekan kerja atau
bekerja sama dalam tim.
4. Kebutuhan akan Penghargaan Setelah ketiga kebutuhan sebelumnya terpenuhi
maka muncul kebutuhan akan penghargaan atau keinginan untuk berprestasi.
Kebutuhan ini juga termasuk keinginan untuk mendapatkan repuatasi, wibawa,
status, ketenaran, kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, kepentingan dan
penghargaan.
5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri Kebutuhan paling akhir yang terletak
pada hierarki paling atas muncul setelah semua kebutuhan terpenuhi.
Merupakan kebutuhan untuk terus berkembang dan merealisasikan kapasitas
dan potensi diri sepenuhnya.

2.1.2Menikah

A. Pengertian Menikah
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah- tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Munandar (dalam Iqbal, 2018) mendefinisikan pernikahan sebagai suatu
ikatan antara pria dan wanita yang permanen, ditentukan oleh kebudayaan
dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan. Menurut Kertamuda (2009)
pernikahan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang di
dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 menjelaskan bahwa pernikahan
adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada pasal 2 berbunyi bahwa
pernikahan dinyatakan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agama dan kepercayaan, serta tiap-tiap pernikahan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pernikahan yang terjadi pada kalangan mahasiswa merupakan babak
baru untuk mengarungi kehidupan yang baru pula. Ibarat membangun
sebuah bangunan, diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
Segalanya harus benar-benar diperhatikan, jika tidak maka bangunan yang
indah dan mewah akan memberikan sejuta kekecewaan. Faktor kesiapan
mental merupakan bagian dari unsur psikologis yang menjadi syarat penting
dalam pernikahan. Pasangan suami istri pasti mengalami permasalahan yang
sangat kompleks dikarenakan adanya perbedaan dalam berbagai hal seperti
karakter, sifat, temperamen, orientasi pernikahan, dan perbedaan pola asuh
yang dimiliki keduanya.
Menurut Diane E. Papalia dan Sally Wendkos dalam bukunya Human
Development (1995), mengemukakan bahwa usia terbaik untuk melakukan
pernikahan bagi perempuan adalah 19 sampai dengan 25 tahun, sedangkan
untuk laki-laki usia 20 sampai 25 tahun diharapkan sudah menikah. Karena
ini adalah usia terbaik untuk menikah baik untuk memulai kehidupan rumah
tangga maupun untuk mengasuh anak pertama.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan
Menurut para ahli bahwa faktor yang mendorong seseorang untuk
melangsungkan pernikahan dini diantaranya :
1. Faktor Ekonomi Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga
yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya
maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu.
2. Faktor Pendidikan Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan
orang tua, anak dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan
mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur.
3. Faktor orang tua Orang tua khawatir terkena aib karena anak
perempuannya yang hamil di luar nikah
4. Faktor Media Massa Gencarnya ekspose seks di media massa
menyebabkan remaja moderen kian permisif terhadap seks.
5. Faktor Adat. Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takut
anaknya dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan
C. Tujuan Pernikahan

Seperti yang sudah tercantum dalam UU No.1 th 1974 dijelaskan


bahwa tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selain itu Masdar Helmy (dalam Bachtiar, 2004) mengemukakan bahwa
tujuan perkawinan selain memenuhi kebutuhan hidup jasmani dan rohani
manusia, juga membentuk keluarga dan memelihara serta meneruskan
keturunan di dunia, mencegah perzinahan, agar tercipta ketenangan dan
ketentraman jiwa bagi yang bersangkutan, ketentraman keluarga dan
masyarakat. Dengan demikian tujuan pernikahan tidak hanya sebatas
untuk memenuhi salah satu kebutuhan fisiologis atau psikologis individu
saja tetapi juga harus ada kesamaan tujuan dalam membina keluarga.
Terkadang tujuan yang tidak sama antara suami-isteri dapat menjadi
sumber permasalahan dalam dalam keluarga itu.
2.1.3 Mahasiswa
A. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada
salah satu bentuk perguruan tinggi, yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2010).
Secara umum, di Indonesia, mahasiswa rata-rata berada di rentang
usia 18-24 tahun. Menurut tahapan perkembangan, mahasiswa
berada pada tahapan perkembangan dewasa muda (santrock,
2008). Pada tahapan perkembangan ini, mahasiswa berusaha
mengeksplorasi diri untuk menemukan identitas diri yang sesungguhnya,
berusaha untuk bergaul, membina hubungan dan mengemban tanggung
jawab sosial (Hurlock, 1980).
Berdasarkan uraian di atas, mahasiswa dapat didefinisikan sebagai
orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas,institut atau
akademi dan berusia 18-24 tahun.

B.Karakteristik Mahasiswa

Damanhuri (2010) mengatakan bahwa mahasiswa mempunyai


karakter sebagai berikut:

1. Kelompok orang muda, oleh karena itu berkarakteristik selalu puas terhadap
lingkungan. Menginginkan berbagai perubahan dengan mendasar dan cepat.
2. Menjalani sistem pendidikan tinggi, oleh karenanya sifat akademik dan napas
akan memberi ciri khas yang kuat dengan gerak langkahnya, yakni sikap kritis,
rasional, objektif, dan skeptif.
3. Kelompok yang relatif independen karena belum memiliki keterkaitan finansial,
birokratis, terhadap pihak manapun, karenanya ciri spontanitas dan lugas
dalam bersikap serta memberi pandangan sangat kuat.
4. Sebagai subsistem dalam masyarakat secara penuh, sehingga dapat berkembang
dengan latar belakang kemudahan, keindependensian dan keilmuan.
2.2 Temuan Yang Relevan
Beberapa penelitian yang terkait dengan motivasi dan pernikaha yang menjadi referensi
dalam penelitian ini :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Yogo Tri Rahayu Ningrum(2018) dengan judul motivasi
menikah dini oleh wanita muda (Studi Fenomenologi Pada Wanita Muda di Desa
Karanganyar),dengan peserta 3 wanita muda yang sudah melakukan pernikahan dini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi remaja menikah karena
keinginannya sendiri dan sudah merasa mantap dengan pasangannya. Faktor kesiapan
organ reproduksi dan usia yang sudah memenuhi kriteria untuk menikah sah secara
hukum menjadi alasan wanita muda melakukan pernikahan dini. Dua dari tiga wanita
muda yang melakukan pernikahan dini belum memikirkan matang-matang resiko dari
keputusan yang diambil.
b. Penelitian yag dilakukan oleh Yeni wahyuni,Rosmawati dan Tri umari(2018) dengan
judul motivation of wendding in students FIKP University of Riua. Dengan Subjek
penelitian adalah mahasiswa perempuan yang telah menikah pada masa studi di
Universitas Riau sebanyak 8 orang dengan kriteria umur ≤ 22 tahun. Hasil penelitian
menunjukna bahwa motivasi mahasiswa menikah pada masa studi mayoritas karena agar
terhindar dari zina, merasa cocok dan membutuhkan pasangan, mendapatkan keturunan,
serta mendapat dukungan dari keluarga. Manfaat menikah pada masa studi yaitu lebih
termotivasi untuk menyelesaikan kuliah, hidup menjadi lebih tentram dan tenang. Dalam
penelitian ini mayoritas mahasiswa menyatakan tidak ada hambatan dalam studinya,
menikah bukanlah penghambat dalam menyelesaikan kuliah bahkan mereka termotivasi
untuk segera menyelesaikan kuliah.

2.3Landasan Teoritik

Dasar pemikiran variabel yang diteliti

Teori motivasi membeahas tentang dorongan untuk mencapai tujuan. Mahasiswa yang gagal
untuk mencapai studi saat menikah dikarenakan kurangnya dukungan dari dalam dirnya sendri ,
dukungan dari keluarga dan lingkungannya, sehingga tidak fokus melakukan aktivitas serta
perhatiannya terbagi dan sebaliknya mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya
walaupu sudah menikah biasanya mendapatkan dukungan dari dalam dirinya sendiri, keluarga
dan lingkuan tempat mahasiswa menempuh pendidikan,fokus dan perhatian dalam mencapai
tujuan . Hal ini berkaitan dengan motivasi

Karangka Antara Hubungan Yang Akan Diteiti

Pada penelitian ini penulis menggunakan motivasi sebagai variabel indepanden dan
pernikahan sebagai variabel dependen. Penulis ingin melihat bagaimana motivasi seorang
mahasiswa yang sudah menikah dalam menyelesaikan studinya.penulis mengidentifikasi bahwa
mahasiswa yang sudah menikah mempunyai tanggung jawab yang besar baik itu untuk keluarga
dan untuk perkuliahannya di tambah lagi ketika berada dilingkungan yang tidak dapat menerima
keadaan kita pastinya adanya rasa tertekan , malu dan kura percaya diri , sehingga motivasi dari
diri kita sendiri sangat di perlukan untuk mendorong agar kita dapat menyelesaikan studi.oleh
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti motivasi apa yang digunakan oleh mahasiswa yang
sudah menikah dalam memyelesaikan studi.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel
3.1.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah:

Variabel independen(bebas) : Motivasi

Variabel dependen (terkait) : pernikahan

3.1.2 Defenisi Oprasiaonal

Motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feling dan didahului engan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi
dalam diri seseorang berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Sebab seseorang
mempunyai tujuan tertentu maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.

Menikah adalah komitmen emosional dan hukum dari dua orang untuk membagi
kedekatan emosional dan fisik, berbagi bermacam tugas dan sumber-sumber ekonomi.

3.2 Partisipan

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yaitu mahasiswa S1 Universitas Nusa


Cendana yang telah menikah. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dalam
penelitian ini mengambil 5 subjek merupakan mahasiswa strata-1 yang menikah saat masa studi.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu
pengambilan sampel berdasarkan tujuan. Pada cara ini siapa yang akan diambil sebagai anggota
sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas pertimbanganya
sesuai denga maksud dan tujuan penelitian. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar
merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi
Peneliti mengambil sampel mahasiswa yang mewakili dari populasi penelitian sejumlah 5
subyek, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1). berusia 18-24 tahun.

2). Masih aktif sebagai mahasiswa Universitas Nusa Cendana diberbagai Jurusan atau Fakultas.

3). Sudah menikah saat masa studi strata-1.

3.3 Desain

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan dengan menggunakan desain


fenomenologi. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik penelitian ini dengan menggunakan
diskriptif dalam bentuk kata-kata dan kalimat.

Peneliti menerapkan pendekatan kualitatif ini berdasarkan beberapa pertimbangan;


Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
atau fenomena yang ada. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Dengan demikian, peneliti dapat memilah-milah sesuai fokus penelitian yang telah disusun,
peneliti juga dapat mengenal lebih dekat dan menjalin hubungan dengan baik pada subjek serta
peneliti berusaha memahami keadaan subjek dan senantiasa berhati-hati dalam penggalian
informasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab


permasalahan yang sedang diteliti, maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah:

1. Metode Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek
sasaran. Metode observasi ini penulis gunakan dengan mengunjungi langsung. Lokasi
penelitian, yaitu kampus Universitas Nusa Cendana dan tempat tinggal subyek. Adapun
instrumen penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah pedoman observasi
sebagai dasar dalam melakukan observasi di lokasi penelitian.
2. Metode Wawancara
Disamping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data,
dengan metode interview peneliti harus memikirkan tentang pelaksanannya. Pedoman
wawancara yang digunakan adalah bentuk semi struktur. Dalam hal ini mula-mula
interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu
persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban
yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam. Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-
hadapan secara fisik (Kartono, 1980: 171).
Disini peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mengarahkan pada fokus
penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari data Motivasi Menikah saat Masa Studi
pada Mahasiswa starata-1 Universitas Nusa Cendana.
3. Metode Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk foto dan
recording. Meliputi, foto dalam proses penelitian, serta recording hasil wawancara
dengan subyek. Dokumentasi ini dijadikan sebagai bukti bahwa telah diadakan suatu
penelitian yang sifatnya alamiah. Peneliti melakukan pengamatan dilapangan, serta
memberikan pertanyaan dalam proses wawancara kepada subyek secara wawancara semi
terstruktur, maksudnya sudah direncanakan dan disusun sebelumnya untuk diberikan
kepada subyek. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi
benda mati. Hasil wawancara dengan merekam apa saja yang di katakan oleh subyek.
Perekaman untuk mempersingkat dan memberikan kenyamanan bagi subyek yang diteliti.
Jadi tidak harus mencatat semua yang dikatakan karena akan tersitanya keefisian waktu.
Pengambilan foto sebagai alat bukti dan juga menggambarkan bagaimana gesture tubuh
pada subyek saat proses wawancara sehubungan dengan Motivasi mahasiswa yang sudah
menikah dalam menyelesaikan studi.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data interaktif (interactive
model). Menurut Miles & Huberman dalam H. B. Sutopo10, ada tiga komponen dalam
proses analisis data yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu:
(1) reduksi data (data reduction),
(2) penyajian data (data display)
(3) penarikan kesimpulan/verivikasi (conclution drawing/verification).
Adapun ketiga komponen tersebut adalah:
1. Reduksi Data Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses
seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini
berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.
2. Penyajian Data Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk
narasi yang memungkinkan kesimpulan dilakukan. Sajian data ini merupakan rakitan
kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa mudah
dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada
waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan ini selanjutnya akan ditarik setelah
tidak ditemukan lagi informasi mengenai fokus penelitian yang telah diteliti. Selanjutnya,
kesimpulan ini perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk
tujuan pemantapan, penulusuran data kembali dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai